Dalil Larangan Puasa di Hari Tasyrik
Dalam bulan Dzulhijjah, terdapat tiga hari istimewa, yaitu tanggal 11,12, dan 13, yang disebut hari tasyrik.
Banyak keutamaan yang dimiliki hari tasyrik, yaitu merupakan waktu istimewa untuk berzikir, berdoa meminta kebaikan dunia dan akhirat, dan saat dikabulkannya doa.
Pada hari tasyrik, kaum muslimin dilarang berpuasa, termasuk puasa sunah seperti Senin-Kamis dan puasa ayyamul bidh yang bisa diganti di tanggal lain.
Meskipun demikian, para muslim dianjurkan melakukan amalan-amalan penting di hari tasyrik, yaitu memperbanyak zikir dan doa.
Keutamaan Hari Tasyrik
Secara bahasa, ada dua pendapat ulama tentang asal mula istilah hari tasyrik.
Pendapat pertama merujuk pada istilah dalam bahasa Arab yang artinya “menjemur sesuatu” karena pada hari-hari tersebut kaum muslimin di Arab memiliki kebiasaan menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng.
Pendapat kedua menyatakan bahwa kata tasyrik diambil dari istilah yang artinya “matahari terbit”.
Alasan yang dikemukakan para ulama yang meyakini pendapat ini adalah karena kegiatan berkurban tidak dilakukan kecuali setelah matahari terbit.
Meskipun terdapat larangan berpuasa di hari ini, hari tasyrik memiliki banyak keutamaan yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat, yaitu sebagai berikut.
1. Hari yang Paling Agung di Sisi Allah
Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Qurth r.a., Rasulullah saw. bersabda:
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban (Iduladha), kemudian hari al-qarr.”
(HR Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan disahihkan Al-Albani. Al-A’dzami mengatakan di dalam Ta’liq Shahih Ibn Khuzaimah bahwa sanadnya sahih)
Adapun yang dimaksud dengan hari al-qarr adalah tanggal 11 Dzulhijah berdasarkan keterangan Ibnu Khuzaimah bahwa Abu Bakar mengatakan:
“Hari al-qarr adalah hari kedua setelah hari kurban.”
2. Hari yang Sangat Utama untuk Berzikir
Salah satu amalan yang rutin dilakukan para sahabat Rasulullah saw. saat mendapati hari-hari yang terbilang, termasuk hari tasyrik, adalah memperbanyak zikir.
Oleh karena itu, umat muslimin juga sangat dianjurkan melafalkan zikir, baik takbir, tahmid, maupun lainnya terutama setelah salat wajib.
3. Waktu yang Tepat untuk Meminta Kebaikan Dunia dan Akhirat
Setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa memohon kebaikan di dunia dan akhirat kepada Allah Swt.
Doa ini pula yang dibaca Rasulullah saw., ketika datang hari tasyrik. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Annas bin Malik r.a., Rasulullah saw. bersabda:
“Bahwasanya doa yang paling banyak dibaca Nabi sallallahu alaihi wasallam adalah rabbana aatinaa fi dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaabannaar.”
(HR Bukhari dan Muslim)
4. Hari Dikabulkannya Doa-Doa
Terkabulkannya doa merupakan hak Allah Swt. sepenuhnya, tetapi manusia wajib mengusahakan semaksimal mungkin.
Salah satu caranya adalah dengan berdoa di waktu-waktu yang diutamakan, seperti di hari tasyrik agar doa mudah dikabulkan.
Dalam Lathoif Al-Ma’artif dijelaskan mengenai sebuah riwayat dari Kinanah Al Quraisy, bahwa ia mendengar Abu Musa Al As’ari r.a. berkhutbah di hari an-nahr (Iduladha) dan berkata:
“Pada tiga hari setelah an-nahr itulah yang disebut Allah Swt. sebagai ayyamul ma’dudat. Doa yang dipanjatkan di hari-hari tersebut tidak akan tertolak, maka berdoalah kamu semua dengan berharap kepada-Nya.”
Dalil Larangan Berpuasa di Hari Tasyrik dalam Al-Qur’an
Ada beberapa penjelasan mengenai dilarangnya umat Islam berpuasa pada hari tasyrik, yaitu sebagai berikut.
Dari Nubaisyah al-Hudzali r.a., Nabi Muhammad saw. bersabda, “Hari tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i)
Ibnu Rajab mengatakan:
“Kita dilarang berpuasa pada hari tasyrik karena hari tasyrik adalah hari raya kaum muslimin di samping hari raya kurban. Karena itu, tidak boleh berpuasa di Mina maupun di daerah lainnya, menurut mayoritas ulama. Tidak sebagaimana pendapat Atha yang mengatakan bahwa sesungguhnya puasa di hari tasyrik khusus bagi orang yang tinggal di Mina.”
(Lathaiful Ma’arif, halaman 509)
Orang-orang yang bertamu ke Baitullah sudah tentu merasa kelelahan akibat perjalanan berat dan aktivitas ibadah.
Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beristirahat dengan tinggal di Mina pada hari kurban dan tiga hari sesudahnya dan Allah memerintahkan mereka makan daging sembelihan.
Hal tersebut melambangkan jamuan dari Allah karena kasih sayang yang begitu besar kepada hamba- Nya.
Para muslim di tempat lain juga turut menyemarakkan musim haji dengan memperbanyak amal ibadah padah 10 pertama Zulhijah, berzikir, khusyuk beribadah, memohon ampunan, dan berkurban.
Setelah itu, seluruh umat Islam di dunia secara bersama-sama merayakan Iduladha dan hari tasyrik.
Hari tasyrik disyariatkan Allah swt. sebagai hari makan dan minum agar para muslim makin giat berzikir dan menjalankan ketaatan kepada-Nya. Inilah bentuk syukur nikmat yang paling sempurna.
Amalan-Amalan di Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah salah satu kesempatan emas bagi umat Islam untuk meraih limpahan berkah dan pahala dari Allah Swt., sehingga sayang sekali jika hari-hari baik ini berlalu begitu saja.
Sebagai orang beriman, hendaklah umat Islam memanfaatkannya sebaik mungkin untuk memperbanyak amal salih.
Ada beberapa amalan utama yang disyariatkan untuk dilakukan pada hari tasyrik, yaitu sesperti berikut ini.
1. Memperbanyak Zikir
Di dalam Al-Qur’an Surah Albaqarah ayat 203, Allah berfirman:
“Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.”
Surah Albaqarah Ayat 203
Menurut pendapat Ibnu Umar, yang dimaksud dengan “hari-hari yang terbilang” adalah tiga hari setelah Idul Adha, yaitu hari tasyrik.
Pengertian inilah yang disepakati oleh mayoritas ulama. Namun, Ibnu Abbas dan Atha berpendapat bahwa jumlah “hari-hari yang terbilang” adalah empat, termasuk Iduladha.
Berdasarkan ayat tersebut, sangat jelas bahwa Allah Swt. memerintahkan hamba-hambanya untuk berzikir atau mengingat-Nya di hari-hari yang dimaksud.
Perintah ini dikuatkan pula dengan hadis Nabi yang menjelaskan bahwa hari tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan banyak mengingat Allah.
Ada banyak bentuk aktivitas memperbanyak zikir, di antaranya sebagai berikut.
Melakukan Takbiran Setiap Selesai Salat Wajib
Umar bin Khattab r.a. dan Ali bin Abu Thalib bertakbir pada tanggal 9 Zulhijah (setelah subuh) hingga tanggal 13 Zulhijah (Umar sampai setelah zuhur dan Ali sampai setelah asar).
Hal ini diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi, sanadnya disahihkan al-Albani).
Berzikir ketika Menyembelih Hewan Kurban
Penyembelihan hewan kurban boleh dilakukan sampai hari tasyrik berakhir, sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Di setiap hari tasyrik, boleh menyembelih.” .
(HR Ahmad ibn Hibban, Ad-Daruquthni, dan lainnya)
Umat Islam dianjurkan berzikir ketika menyembelihhewan qurban tersebut.
Memperbanyak Takbiran Mutlak
Takbiran mutlak adalah takbiran yang dilakukan di mana dan kapan saja, seperti dicontohkan Umar r.a.
“Saat beliau melakukan takbiran di dalam kemahnya di Mina, banyak orang mengikutinya hingga gema takbir pun menggetarkan Mina.”
(HR. Bukhari sebelum hadis nomor 970)
2. Memperbanyak Doa
Dalam Lathoiful Ma’arif halamann 505, Ikrimah (murid Ibn Abbas) mengatakan,
“Doa yang dianjurkan dibaca pada hari tasyrik adalah rabbana aatinaa fi dunya hasanah wa qina ‘azaabanaar.”
Umat Islam Indonesia sering menyebut doa ini sebagai doa sapu jagad.
Doa tersebut diyakini sebagai doa yang isinya mengumpulkan seluruh kebaikan dan menolak semua keburukan.
Oleh karena itu, sangat wajar jika doa ini dipilih sebagai doa yang paling banyak dilantunkan Rasulullah saw.
Selain berisi permohonan/permintaan, doa merupakan cara mengingat Allah yang sangat mulia karena berisi pujian sekaligus harapan dari seorang manusia yang lemah kepada tuhannya yang Mahakuasa.
Di dalam Lathaiful Maarif halaman 506, Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan:
Dari Abu Kinanah al-Quraisyi bahwa beliau mendengar khutbah Iduladha dari Abu Musa al-Asy’ari yang berisi:“Saat hari raya kurban ada tiga hari, di mana Allah menyebutnya sebagai al-ayyam al-ma’dudat. Doa pada hari-hari ini tidak akan ditolak. Oleh karena itu, perbesarlah harapan kalian.”