Ayat
Terjemahan Per Kata
أَلۡهَىٰكُمُ
telah melalaikan kamu
ٱلتَّكَاثُرُ
berbanyak-banyak/bermegah-megah
أَلۡهَىٰكُمُ
telah melalaikan kamu
ٱلتَّكَاثُرُ
berbanyak-banyak/bermegah-megah
Terjemahan
Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu
Tafsir
At-Takaatsur (Bermegah-megahan)
(Telah membuat kalian lalai) atau telah melalaikan kalian dari taat kepada Allah (bermegah-megahan) yaitu saling bangga-membanggakan harta, anak-anak dan pembantu-pembantu.
Tafsir Surat At-Takatsur: 1-8
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu); dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin, kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, bahwasanya kalian disibukkan oleh kecintaan kalian kepada duniawi dan kesenangannya serta perhiasannya, sehingga kalian melupakan upaya kalian untuk mencari pahala akhirat dan memburunya. Dan kalian terus-menerus sibuk dengan urusan duniawi kalian hingga maut datang menjemput kalian dan kalian dimasukkan ke dalam kubur hingga menjadi penghuninya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya Al-Waqqad Al-Masri, telah menceritakan kepadaku Khalid ibnu Abdud Da-im, dari Ibnu Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian dari ketaatan, sampai kalian masuk ke dalam liang kubur (sampai maut datang menjemput kalian).
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Yakni dengan harta dan anak-anak. Di dalam kitab Sahih Bukhari dalam Bab "Raqa'iq' telah disebutkan hal yang sama dari Al-Hasan Al-Basri. Dan disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit, dari Anas ibnu Malik, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa kami menganggap hal berikut termasuk dari Al-Qur'an sebelum diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Yang dimaksud adalah sabda Nabi ﷺ yang menyebutkan: Seandainya Anak Adam (manusia) mempunyai lembah emas.
dan seterusnya hingga akhir hadits. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, bahwa ia pernah mendengar Qatadah menceritakan dari Mutarrif ibnu Abdullah ibnusy Syikhkhir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia sampai kepada Rasulullah ﷺ yang saat itu beliau ﷺ sedang membaca firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. (At-Takatsur: 1) Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: Ibnu Adam mengatakan, "Hartaku, hartaku. Tiadalah bagimu dari hartamu selain dari apa yang engkau makan, lain engkau lenyapkan; atau yang engkau pakai, lalu engkau lapukkan; atau engkau sedekahkan, lalu engkau lanjutkan. Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi, dan Imam An-Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur Syu'bah dengan sanad yang sama.
Imam Muslim mengatakan di dalam kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Maisarah dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Seorang hamba mengatakan, "Hartaku, hartaku!" Padahal sesungguhnya tiada dari hartanya selain tiga hal, yaitu apa yang telah dimakannya, lalu ia lenyapkan; atau yang ia pakai, lain ia lapukkan, atau yang ia sedekahkan, lalu ia lanjutkan. Sedangkan yang selain dari itu akan pergi dan akan ia tinggalkan untuk orang lain.
Imam Muslim meriwayatkannya secara munfarid melalui jalur ini. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Bakar ibnu Muhammad ibnu Amr ibnu Hazm yang telah mendengar dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Ada tiga perkara yang mengiringi keberangkatan mayat; maka yang dua perkara kembali, sedangkan yang satunya menemaninya. Keluarganya, harta bendanya, dan amal perbuatannya mengiringinya; maka kembalilah keluarga dan harta bendanya, dan yang tertinggal (bersamanya) adalah amal perbuatannya.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi, dan Imam An-Nasai melalui hadits Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Syu'bah, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Anas, bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: Ibnu Adam akan menua, dan akan tetap menemaninya dua perkara, yaitu keinginan dan cita-cita. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkannya di dalam kitab shahih masing-masing.
Al-Hafidzh ibnu Asakir di dalam biografi Al-Ahnaf ibnu Qais yang dijuluki Adh-Dhahhak menyebutkan bahwa ia meliliat seorang lelaki yang di tangannya memegang mata uang dirham, lalu ia bertanya "Kepunyaan siapakah uang dirham ini?" Lelaki itu menjawab, "Milikku." Maka Adh-Dhahhak mengatakan, "Sesungguhnya uang dirham itu adalah milikmu bilamana kamu belanjakan untuk hal yang mengandung pahala, atau sebagai rasa ungkapan syukurmu." Kemudian Adh-Dhahhak alias Al-Ahnaf mengucapkan perkataan seorang penyair: ...
Engkau ditunggangi oleh harta jika engkau pegang dia, maka jika engkau belanjakan dia, berarti harta itu adalah milikmu (bermanfaat bagimu). Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Said Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah yang telah mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Saleh ibnu Hibban, dari Ibnu Buraidah sehubungan dengan makna firman-Nya: bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Bahwa surat ini diturunkan berkenaan dengan dua kabilah Ansar, yaitu Bani Harisah dan Banil Haris, mereka saling membanggakan diri dengan kepemilikan mereka yang banyak.
Salah satu pihak mengatakan bahwa apakah di kalangan kalian terdapat orang yang semisal dengan si Fulan bin Fulan dan si Fulan. Sedangkan pihak lain mengatakan hal yang sama pula kepada lawannya. Mereka saling berbangga diri dengan orang-orang yang masih hidup, kemudian mereka mengatakan, "Marilah kita berangkat menuju kuburan." Lalu salah satu pihak mengatakan, "Apakah di kalangan kalian terdapat orang yang seperti si Fulan," seraya mengisyaratkan kepada kuburan seseorang.
Dan pihak lainnya mengatakan hal yang sama seraya mengisyaratkan ke kuburan lainnya. Maka turunlah firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 1-2) Sesungguhnya telah ada bagi kalian suatu pelajaran dari apa yang kalian lihat dan juga kesibukan. Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 1-2) Dahulu mereka mengatakan, "Kami lebih banyak daripada Bani Fulan, dan kami lebih kuat daripada Bani Fulan," setiap hari mereka saling menjatuhkan yang lainnya tanpa henti-hentinya.
Demi Allah, mereka akan terus-menerus demikian sehingga mereka semuanya masuk ke dalam kubur dan menjadi penghuninya. Pendapat yang shahih menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 2) Yakni hingga kalian dikubur dan menjadi penghuninya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits shahih: ". bahwa Rasulullah ﷺ mendatangi seorang lelaki Badui dalam rangka menjenguknya, lalu bersabda: "Tidak mengapa, insya Allah disucikan. Lelaki itu menjawab, "Engkau katakan disucikan, tidak sebenarnya yang kurasakan adalah demam yang mengguncangkan seorang syekh (berusia lanjut) lagi sudah tua dan sudah dekat ke Liang kuburnya.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Kalau begitu, itu yang terbaik. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Dzar'ah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sa'id Al-Asbahani, telah menceritakan kepada kami Hakkam ibnu Salim Ar-Razi, dari Amr ibnu Abu Qais, dari Al-Hajjaj, dari Al-Minhal, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Ali yang mengatakan bahwa kami masih tetap meragukan tentang adanya siksa kubur sebelum diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: -2) Imam At-Tirmidzi telah meriwayatkan hadits ini dari Abu Kurajb, dari Hakkam ibnu Salim dengan sanad yang sama, lalu Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini gharib.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Daud Al-Irdi, telah menceritakan kepada kami Abul Malih Ar-Ruqiy, dari Maimun ibnu Mahran yang mengatakan bahwa ketika aku sedang duduk di hadapan Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz, maka ia membaca firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 1-2) Maka dia diam sebentar, lalu berkata, "Wahai Maimun, tiadalah kulihat kuburan itu melainkan dalam ziarahku, dan sudah merupakan keharusan bagi orang yang berziarah kembali ke tempat tinggalnya." Abu Muhammad menjelaskan bahwa makna yang dimaksud dengan kembali ke tempat tinggalnya ialah ke surga atau ke neraka.
Hal yang sama telah disebutkan, bahwa pernah ada seorang lelaki Badui mendengar seorang lelaki membaca firman-Nya: sampai kalian masuk ke dalam kubur. (At-Takatsur: 2) Lalu ia berkata, "Demi Tuhan yang menguasai Ka'bah, ini artinya hari berbangkit." Yakni sesungguhnya bagi orang yang menziarahi kubur pasti akan pergi dari kubur itu menuju ke tempat yang lain. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu); dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. (At-Takatsur.
3-4) Al-Hasan mengatakan bahwa dalam ayat ini terkandung pengertian ancaman sesudah ancaman lainnya. Adh-Dhahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. (At-Takatsur: 4) Yakni wahai orang-orang kafir. janganlah begitu, jika kalian mengetahui. (At-Takatsur: 5) Yaitu wahai orang-orang mukmin. Dan mengenai firman selanjutnya, yaitu: Janganlah begitu, jika kalian mengetahui dengan pengetahuan 'ainul yaqin. (At-Takatsur: 5) Yakni seandainya kalian mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya, niscaya kalian tidak akan terlena dengan memperbanyak harta hingga lupa dari mencari pahala akhirat, sampai kalian masuk ke dalam kubur.
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya: niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. (At-Takatsur: 6-7) Ini merupakan penjelasan dari ancaman yang telah disebutkan di atas, yaitu pada firman-Nya: Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu); dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. (At-Takatsur: 3-4) Allah mengancam mereka dengan keadaan tersebut, yaitu saat ahli neraka melihat neraka manakala neraka bergolak dengan sekali golak.
Maka menyungkurlah semua malaikat terdekat dan nabi yang diutus dengan bersideku di atas kedua lututnya masing-masing karena takut menyaksikan peristiwa-peristiwa yang sangat mengerikan itu, sebagaimana yang akan disebutkan dalam atsar yang menceritakan keadaan tersebut. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (At-Takatsur: 8) Yakni kemudian kalian benar-benar akan dimintai pertanggungjawaban di hari itu tentang mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian, seperti kesehatan, keamanan, rezeki, dan lain sebagainya, apakah kalian bersyukur dan beribadah kepada-Nya? Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Dzar'ah, telah menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya Al-Jazzar Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Isa alias Abu Khalid Al-Jazzar, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Ubaid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas; ia pernah mendengar Umar ibnul Khattab mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ keluar di waktu tengah hari, dan beliau menjumpai Abu Bakar berada di dalam masjid.
Maka Rasulullah ﷺ bertanya, "Apakah yang mendorongmu keluar di saat seperti ini?" Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, telah mengeluarkan aku Tuhan yang telah mengeluarkanmu." Lalu datanglah pula Umar ibnul Khattab, makaNabi ﷺ bertanya, "Apakah yang menyebabkan kamu keluar, wahai Ibnul Khattab?" Umar menjawab, "Tuhan yang telah menyebabkan kamu berdua keluar." Lalu Umar duduk, dan Rasulullah ﷺ berbicara kepada keduanya, "Maukah kamu berdua aku ajak menuju ke kebun kurma itu, maka kamu akan mendapat makanan, minuman, dan naungan?" Keduanya menjawab, "Kami mau." Rasulullah ﷺ bersabda, "Marilah kita singgah di rumah Ibnut Taihan alias Abul Haisam Al-Ansari." Maka Rasulullah ﷺ berada di depan kami dan mengucapkan salam serta meminta izin sebanyak tiga kali, sedangkan Ummul Haisam berada di balik pintu rumahnya mendengarkan ucapan Rasulullah ﷺ dengan maksud ia mendapat tambahan dari salam Rasulullah ﷺ Ketika Rasulullah ﷺ hendak pergi, Ummul Haisam keluar dan mengerjarnya dari belakang, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya aku mendengar suara salammu, tetapi aku bermaksud ingin mendapat tambahan dari salammu." Rasulullah ﷺ menjawab, "Itu baik." Rasulullah ﷺ bertanya, "Mana Abul Haisam, aku tidak melihatnya?" Ummul Haisam menjawab, "Wahai Rasulullah, dia pergi sebentar untuk menyejukkan air minum, sebentar lagi insya Allah dia akan datang, masuklah." Lalu Ummul Haisam menggelarkan permadani di bawah pohon kurma.
Tidak lama kemudian datanglah Abul Haisam, dan ia merasa senang dengan kedatangan mereka, lalu ia segera menaiki pohon kurma dan memetik beberapa tangkai buah kurma. Maka Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya, "Itu sudah cukup, wahai Abul Haisam." Abul Haisam berkata, "Wahai Rasulullah, engkau makan buahnya yang masih gemading dan yang telah masak," lalu Abul Haisam menyuguhkan air minum buat mereka dan mereka pun minum dari air yang disuguhkannya. Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda: Ini termasuk nikmat yang kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban mengenainya Hadits berpredikat gharib bila ditinjau dari segi jalurnya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Husain ibnu Ali As-Sada'i, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnul Qasim, dari Yazid ibnu Kaisan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa ketika Abu Bakar dan Umar sedang duduk,' maka datanglah Nabi ﷺ kepada keduanya, lalu beliau ﷺ bertanya, "Apakah yang membuat kamu berdua duduk di sini?" keduanya menjawab, "Demi Tuhan Yang telah mengutus engkau dengan hak, tiada yang menyebabkan kami keluar melainkan rasa lapar." Nabi ﷺ bersabda; "Demi Allah yang telah mengutusku dengan hak, tidak ada yang mendorongku keluar selain dari alasan yang sama." Lalu mereka pergi hingga sampai di rumah seorang lelaki dari kalangan Ansar, maka mereka disambut oleh seorang wanita, dan Nabi ﷺ bertanya kepada wanita itu, "Kemanakah si Fulan (suaminya)?" Wanita itu menjawab bahwa suaminya sedang pergi untuk menyejukkan air minum buat dia dan keluarganya.
Tidak lama kemudian datanglah orang yang dicari mereka dengan membawa qirbah wadah airnya, dan ia langsung berkata menyambut mereka, "Marhaban (selamat datang), tiada seorang tamu pun berkunjung kepada seseorang lebih afdal daripada Nabi yang hari ini datang berkunjung kepadaku." Lalu ia menggantungkan qirbah wadah airnya ke pohon kurma dan ia pergi, kemudian datang lagi dengan membawa setandan buah kurma. MakaNabi ﷺ bersabda kepadanya, "Bukankah engkau telah memetik buah kurmamu?" Lelaki itu menjawab "Aku ingin menghormati kalian dengan rnenyajikan makanan yang masih segar menurut kesukaan kalian." Kemudian ia mengambil pisau besar (untuk menyembelih kambing), maka Nabi ﷺ bersabda, "Janganlah kamu sembelih kambing yang sedang menyusui." Ia menyembelih kambing buat mereka di hari itu dan mereka makan makanan yang telah disajikan, lalu Nabi ﷺ bersabda: .
Sungguh kamu akan ditanyai mengenai hal ini kelak di hari kiamat. Kamu keluar karena terdorong oleh rasa lapar, dan sebelum pulang kamu telah mendapatkan semua ini, dan ini termasuk dari nikmat. Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadits Yazid ibnu Kaisan dengan sanad yang sama. Abu Yala dan Ibnu Majah telah meriwayatkan melalui hadits Al-Mukari, dari Yahya ibnu Ubaidillah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Abu Bakar dengan lafal yang sama.
Arba'ah telah meriwayatkan hadits ini melalui Abdul Malik ibnu Umair, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah dengan teks yang semisal dan juga kisahnya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih, telah menceritakan'kepada kami Hasyraj, dari Abu Nadrah, dari Abu Asib maula Rasulullah ﷺ yang telah menceritakan bahwa di suatu malam Rasulullah ﷺ keluar. lalu lewat di dekat rumahku, maka beliau memanggilku dan aku pun keluar menemaninya. Lalu Nabi ﷺ melewati rumah Abu Bakar dan memanggilnya, maka Abu Bakar keluar dan bergabung bersamanya. Nabi ﷺ berangkat meneruskan perjalannya hingga sampailah di sebuah kebun kurma milik seorang Ansar dan beliau memasukinya, lalu berkata kepada pemilik kebun itu, "Berilah kami makan." Lalu pemilik kebun itu datang dengan membawa setandan buah kurma, dan Rasulullah ﷺ makan bersama sahabat-sahabatnya, kemudian meminta air sejuk dan minum, lalu bersabda: Sesungguhnya kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat.
Maka Umar mengambil ketandan buah kurma itu dan memukulkannya ke tanah hingga buahnya yang gemading berceceran di hadapan Rasulullah ﷺ, kemudian Umar bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita sungguh akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat?" Maka Rasulullah ﷺ menjawab: Ya, kecuali tiga hal, yaitu kain yang digunakan oleh seseorang untuk menutupi aurat tubuhnya, atau sepotong roti yang dimakan untuk menutup rasa laparnya, atau rumah tempat bernaungnya dari kepanasan dan kedinginan.
Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ammar; ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ, Abu Bakar, dan Umar memakan buah kurma dan minum air, setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda: Ini termasuk nikmat yang kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya. Imam An-Nasai meriwayatkannya melalui hadits Hammad ibnu Salamah, dari Ammar ibnu Abu Ammar, dari Jabir dengan lafal yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Safwan ibnu Sulaim, dari Mahmud ibnur Rabi' yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Ia meneruskan bacaannya sampai pada firman-Nya: kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia ini). (At-Takatsur: 8) Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tentang nikmat apakah yang kami akan ditanyai mengenainya? Padahal sesungguhnya hanya kurma dan air, dan pedang kami yang selalu tersandang, sedangkan musuh menghadang di hadapan.
Lalu nikmat apakah yang akan dipertanyakan kepada kami?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Ingatlah, sesungguhnya pertanyaan tentang hal itu pasti akan terjadi." Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir alias Abdul Malik ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya, dari pamannya yang mengatakan bahwa kami berada di suatu majelis, lalu muncullah Nabi ﷺ, sedangkan di kepala beliau terdapat bekas air.
Maka kami berkata, "Wahai Rasulullah, kami melihat engkau dalam keadaan senang." Rasulullah ﷺ menjawab, "Ya." Kemudian orang-orang berbincang-bincang tentang kekayaan. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang yang bertakwa kepada Allah, dan sehat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa kepada Allah daripada kekayaan, dan senang hati lebih baik daripada kesenangan. Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Khalid ibnu Makhlad, dari Abdullah ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama. Imam At-Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdu ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Syababah, dari Abdullah ibnul Ala, dari Adh-Dhahhak ibnu Abdur Rahman ibnu Arzab Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya yang mula-mula dipertanyakan kepada seorang hamba yakni di hari kiamat nanti mengenai kesenangan ialah dikatakan kepadanya.
Bukankah Kami telah menyehatkan tubuhmu dan memberimu minum dengan air yang sejuk? Imam At-Tirmidzi meriwayatkannya secara munfarid. Dan Ibnu Hibban meriwayatkannya di dalam kitab sahihnya melalui jalur Al-Walid ibnu Muslim, dari Abdullah ibnul Ala ibnu Zubair dengan sanad yang sama. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Dzar'ah, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Muhammad ibnu Amr, dari Yahya ibnu Hatib, dari Abdullah ibnuz Zubair yang mengatakan bahwa Az-Zubair pernah mengatakan bahwa ketika turun firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyaipada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu . (At-Takatsur: 8) Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang dipertanyakan kepada kami, padahal sesungguhnya makanan kami hanyalah kurma dan air saja?" Rasulullah ﷺ menjawab: Sesungguhnya pertanyaan itu akan ada.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah melalui hadits Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama. Imam Ahmad telah meriwayatkannya dari jalur yang sama, dan Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Umar Al-Adni, dari Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (At-Takatsur: 8) Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang kami dapatkan, sesungguhnya kami hanya makan roti gandum untuk mengganjal perut kami?" Maka Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya: Katakanlah kepada mereka, "Bukankah kamu mengenakan terompah dan minum air yang sejuk? Itu adalah termasuk nikmat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Dzar'ah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sulaiman ibnul Asbahani, dari Ibnu Abu Laila, yang menurut perawi diyakini ia menerimanya dari Amir, dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi ﷺ sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (At-Takatsir: 8) Kemudian beliau ﷺ bersabda: (yaitu) Keamanan dan kesehatan. Zaid ibnu Aslam telah mengatakan dari Rasulullah ﷺ sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. (At-Takatsur: 8) Yakni perut kenyang, minuman yang sejuk, naungan rumah. penciptaan bentuk yang tegak (sempurna). dan nikmatnya tidur. Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya dengan sanad seperti di atas, dari Zaid ibnuy Aslam dalam permulaan surat ini.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa akan dipertanyakan juga sampai madu yang diminum. Mujahid mengatakan akan dipertanyakan pula semua kesenangan dunia. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa termasuk nikmat yang akan dipertanyakan ialah makan siang dan makan malam. Abu Qilabah mengatakan bahwa termasuk nikmat ialah makan samin dan madu dengan roti. Dan pendapat yang paling mencakup adalah yang dikemukakan oleh Mujahid.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. (At-Takatsur: 8) Bahwa nikmat itu adalah kesehatan tubuh, pendengaran, dan penglihatan. Allah akan mempertanyakan hamba-hamba-Nya untuk apakah semuanya itu digunakan, sedangkan Dia Maha Mengetahui hal tersebut dari mereka. Hal ini disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Al-Isra: 36) Di dalam kitab Sahih Bukhari dan Sunan Turumuzi serta Sunan An-Nasai dan Sunan Ibnu Majah telah disebutkan melalui hadits Abdullah ibnu Sa'id ibnu Abu Hindun, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Ada dua macam nikmat yang banyak memperdaya kebanyakan manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang.
Makna yang dimaksud dari hadits ini ialah bahwa mereka melalaikan mensyukuri kedua nikmat tersebut dan tidak mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan terhadap keduanya. Dan barang siapa yang tidak menunaikan suatu hak yang diwajibkan atas dirinya, maka dia adalah orang yang terperdaya. Al-Hafidzh Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim ibnu Muhammad ibnu Yahya Al-Marwazi, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnu Syaqiq, telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah, dari Lais, dari Abu Fazzarah, dari Yazid ibnu Asam, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Pakaian di atas kain, naungan tembok (rumah), dan air minum, kelak seorang hamba akan dihisab mengenainya atau diminta pertanggungjawabannya.
Kemudian Imam Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenai hadits ini kecuaii hanya melalui sanad ini. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz dan Affan, keduannya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hammad, bahwa Affan telah mengatakan dalam hadisnya bahwa Ishaq ibnu Abdullah telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah , dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman Affan mengatakan pada hari kiamat nanti "Wahai anak Adam, Aku telah membawamu di atas kuda dan unta, dan Aku kawinkan kamu dengan wanita, dan Aku jadikan kamu dapat memimpin dan berkuasa, maka manakah ungkapan rasa syukurmu atas semuanya itu? Imam Ahmad meriwayatkan hadits ini secara munfarid melalui jalur ini."
Wahai manusia, bermegah-megahan dalam hal harta, keturunan, dan pengikut telah melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir. 2. Kamu tidak akan berhenti bermegah-megahan seperti itu sampai kamu mati dan masuk ke dalam kubur.
Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan harta, teman, dan pengikut yang banyak, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, teperdaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk diri dan keluarga mereka.
Diriwayatkan dari Mutharrif dari ayahnya, ia berkata:
Saya menemui Nabi ﷺ ketika beliau sedang membaca al-hakumut-takatsur, beliau bersabda, "Anak Adam berkata, 'Inilah harta saya, inilah harta saya. Nabi bersabda, "Wahai anak Adam! Engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang engkau makan dan telah engkau habiskan, atau pakaian yang engkau pakai hingga lapuk, atau yang telah kamu sedekahkan sampai habis." (Riwayat Muslim)
Diriwayatkan pula bahwa Nabi ﷺ bersabda:
Seandainya anak Adam memiliki satu lembah harta, sungguh ia ingin memiliki dua lembah harta, dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, sungguh ia ingin memiliki tiga lembah harta dan tidak memenuhi perut manusia (tidak merasa puas) kecuali perutnya diisi dengan tanah dan Allah akan menerima tobat (memberi ampunan) kepada orang yang bertobat. (Riwayat Ahmad, al-Bukhari, Muslim, dan at-Tirmidhi dari Anas)
Ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak dari yang lain baik harta ataupun kedudukan dengan tujuan semata-mata untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan, bukan untuk digunakan pada jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan dan maksud baik lainnya.
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. (al-hadid/57: 20)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AT-TAKAATSUR
(BERMEGAH-MEGAHAN)
SURAH KE-102, 8 AYAT, DITURUNKAN DI MEKAH
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Pengasih.
Ayat 1
“Kamu telah diperlalaikan oleh bermegah-megahan." (ayat 1)
Kamu telah terlalai, terlengah dan kamu telah terpaling dari tujuan hidup yang sejati. Kamu tidak perhatikan lagi kesucian jiwa, kecerdasan akal memikirkan hari depan.
Ayat 2
“Sehingga kamu melawat ke kubur-kubur." (ayat 2)
Melawat ke kubur di sini artinya ialah mati. Sebagian ahli bahasa menyebut alam kubur dengan ungkapan Serambi Akhirat. Dan kamu tidak insaf bahwa apabila kamu masuk ke dalam kubur, kamu tidak akan balik lagi ke dunia ini. Maka terbuang percuma umurmu yang telah habis mengumpul harta, mencari pangkat, pengaruh, dan kedudukan.
Ayat 3
“Kallaa! Sekali-kali tidak!"
Artinya bahwa hidupmu yang telah terlalai karena mengumpulkan harta, kekayaan, kemegahan itu “sekali-kali tidaklah" jadi perbuatan yang terpuji. Sekali-kali tidaklah itu perbuatan yang benar, yang akan membawa selamat.
“Bahkan, akan kamu ketahui kelak." (ujung ayat 3)
Akan kamu ketahui sendiri kelak bahwa perbuatanmu yang seperti itu tidak ada faedahnya sama sekali. Banyak hartamu tidaklah akan menolong. Banyak anak dan cucu tidaklah akan membela.
Ayat 4
“Kemudian itu;" kamu perhatikan sekali lagi. “Sekali-kali tidaklah benar sikapmu itu, bahkan akan kamu ketahui kelak." (ayat 4)
Bahwa segala perbuatanmu mengumpul dan bermegah-megah dengan harta dunia fana itu percuma belaka. Di akhirat semuanya itu tidaklah akan menolong.
Ayat 5
“Sekali-kali tidak!"
Diulangkan lagi, percumalah usahamu memegahkan harta benda yang tidak berarti itu;
“Kalau kinanya kamu ketahuilah dengan pengetahuan yang yakin." (ujung ayat 5)
Artinya, kalau kamu pelajarilah rahasia hidup ini dengan saksama, sampai menjadi ilmu yang yakin, kamu dengar petunjuk yang dibawakan oleh Rasul ﷺ,
Ayat 6
“Sesungguhnya akan kamu lihatlah neraka itu." (ayat 6).
Tatkala hidup ini kamu pelajari ajaran Muhammad dengan saksama, dengan iman dan percaya, niscaya akan kamu lihat neraka itu sebagai ganjaran bagi orang yang ingkar. Meskipun belum engkau lihat dengan mata kepalamu, pasti dapatlah dilihat dan diyakini oleh pikiranmu yang sehat dan jernih.
Ayat 7
“Kemudian itu." Sesudah kamu yakini dari pengetahuan, dari ilmu yang kamu terima dari Rasul yang mustahil berbohong.
“Sesungguhnya akan kamu lihatlah dianya dengan penglihatan yang yakin." (ujung ayat 7)
Sesudah diyakini berkat ilmu yang ada, berkat hudan (petunjuk) dan taufiq dari Allah, kelak pasti datang masanya keyakinan itu akan naik lagi kepada tingkat yang lebih tinggi. Yaitu keyakinan karena mu'ayanah, keyakinan karena dapat dilihat mata, dapat dialami sendiri dalam kehidupan yang kekal, dalam kehidupan yang khulud. Itulah Hari Akhirat.
Ayat 8
“Kemudian itu."
Setelah selesai kamu pahamkan itu semuaanya, maka ketahuilah bahwa “Sesungguhnya kamu akan ditanyai di hari itu kelak dari hal nikmat." (ujung ayat 8)
Ayat ini adalah penutup, tetapi sebagai kunci bagi peringatan pada pembukaan ayat. Qadatah mengatakan, “Allah akan menanyakan kepada hamba-Nya bagaimana dia memakai nikmat-Nya itu dan bagaimana dia membayarkan haknya." Sebab itu hati-hatilah, hendaklah kita mensyukuri segala nikmat Allah, janganlah melupakan kepada yang menganugerahkan nikmat, karena terpesona oleh nikmat itu sendiri.