Ayat
Terjemahan Per Kata
وَيُعَلِّمُهُ
dan Dia mengajarkan kepadamu
ٱلۡكِتَٰبَ
Al Kitab
وَٱلۡحِكۡمَةَ
dan Hikmah
وَٱلتَّوۡرَىٰةَ
dan Taurat
وَٱلۡإِنجِيلَ
dan Injil
وَيُعَلِّمُهُ
dan Dia mengajarkan kepadamu
ٱلۡكِتَٰبَ
Al Kitab
وَٱلۡحِكۡمَةَ
dan Hikmah
وَٱلتَّوۡرَىٰةَ
dan Taurat
وَٱلۡإِنجِيلَ
dan Injil
Terjemahan
Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) kitab, hikmah, Taurat, dan Injil.
Tafsir
(Dia akan mengajarkan kepadanya) ada yang membaca dengan nun dan ada pula dengan ya (Alkitab) menulis (hikmah, Taurat dan Injil).
Tafsir Surat Ali-'Imran: 48-51
Dan Allah mengajarkan kepadanya Al-Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil.
Dan sebagai rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka), "Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhan kalian, yaitu aku membuat untuk kalian sesuatu dari tanah berbentuk seperti seekor burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung benaran dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit kusta; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku bisa memberitahu kalian tentang apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian. Sesungguhnya itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagi kalian, jika kalian sungguh-sungguh beriman.
Dan (aku datang kepada kalian) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang telah diharamkan untuk kalian, dan aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhan kalian. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian. Karena itu, sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."
Ayat 48
Allah ﷻ berfirman menceritakan berita gembira yang disampaikan oleh para malaikat kepada Maryam mengenai putranya, yaitu Isa a.s. Bahwa sesungguhnya Allah mengajarkan Al-Kitab dan hikmah kepada Isa. Menurut makna lahiriah yang dimaksud dengan Al-Kitab adalah tulis-menulis sedangkan mengenai hikmah tafsirnya telah diterangkan di dalam surat Al-Baqarah.
“Dan Taurat serta Injil.” (Ali Imran: 48)
Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada Musa ibnu Imran, sedangkan kitab Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Isa ibnu Maryam a.s. Dikatakan bahwa Nabi Isa a.s. hafal kitab Taurat dan kitab Injil yang diturunkan kepadanya.
Ayat 49
Firman Allah ﷻ: “Dan sebagai seorang rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): ‘Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhan kalian, yaitu aku membuat untuk kalian sesuatu dari tanah seperti bentuk seekor burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung sungguhan dengan seizin Allah’." (Ali Imran: 49)
Memang demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. Ia membuat sebuah patung berupa seekor burung, kemudian ia meniup patung burung itu, maka dengan serta-merta patung itu menjadi burung sungguhan dan dapat terbang dengan seizin Allah ﷻ. Hal ini dijadikan untuknya sebagai mukjizat yang menunjukkan bahwa dia benar-benar diutus oleh Allah ﷻ kepada mereka.
“Dan aku menyembuhkan orang yang buta.” (Ali Imran: 49)
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan al-akmah ialah orang yang dapat melihat di siang hari, tetapi di malam hari ia tidak dapat melihat. Menurut pendapat lain adalah sebaliknya. Menurut pendapat yang lain, orang yang buta di kala malam hari. Sedangkan menurut pendapat yang lain lagi yaitu orang yang rabun. Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan al-akmah ialah orang yang buta sejak lahirnya. Pendapat ini lebih dekat kepada kebenaran, mengingat hal ini lebih jelas menunjukkan kemukjizatannya dan lebih kuat tantangannya.
“Dan orang yang berpenyakit kusta.” (Ali Imran: 49)
Yang dimaksud dengan al-abras ialah penyakit kusta, yaitu penyakit yang sudah dikenal.
“Dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah.” (Ali Imran: 49)
Mayoritas ulama mengatakan bahwa Allah mengutus setiap nabi dengan membekalinya dengan mukjizat yang sesuai dengan keahlian di zamannya. Di zaman Nabi Musa a.s., hal yang paling terkenal di kalangan umatnya ialah permainan sihir dan mengagungkan orang-orang yang pandai sihir. Maka Allah mengutus Nabi Musa a.s. dengan membawa mukjizat yang menyilaukan mata dan membingungkan para ahli sihir. Ketika para ahli sihir merasa yakin bahwa hal yang dipamerkan oleh Musa a.s. adalah berasal dari sisi Tuhan Yang Mahabesar lagi Maha Perkasa, maka barulah mereka taat memeluk agama Nabi Musa a.s. dan jadilah mereka hamba-hamba Allah yang bertakwa.
Adapun Nabi Isa a.s., di masanya terkenal ilmu ketabiban dan ilmu biologi. Maka Nabi Isa a.s. datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat yang tidak ada jalan bagi seorang manusia pun untuk dapat menirunya, kecuali jika diizinkan oleh Tuhan yang membuat syariat. Karena bagaimana mungkin seorang tabib dapat mampu menghidupkan orang yang telah mati, atau menyembuhkan orang yang buta dan yang berpenyakit kusta, serta membangkitkan orang yang telah dikubur, yang seharusnya baru dapat bangkit dari kuburnya di hari kiamat nanti, yaitu hari pembalasan.
Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ. Beliau diutus di zaman orang-orang yang ahli dalam hal kefasihan berbahasa, ahli dalam hal berparamasastra, dan ahli dalam bersyair secara alami. Maka beliau ﷺ datang kepada mereka dengan membawa Al-Qur'an dari sisi Allah ﷻ; yang seandainya berkumpul manusia dan jin untuk mendatangkan hal yang serupa atau sepuluh surat yang serupa atau sebuah surat yang serupa dengannya, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya untuk selama-lamanya, sekalipun sebagian dari mereka membantu sebagian yang lainnya. Hal tersebut tiada lain karena Kalam Tuhan tidaklah sama dengan perkataan makhluk-Nya sama sekali.
Firman Allah ﷻ: “Dan aku bisa memberitahu kalian tentang apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian.” (Ali Imran: 49)
Artinya, aku bisa menceritakan kepada kalian semua yang dimakan oleh seseorang di antara kalian sekarang dan apa yang disimpannya di dalam rumahnya untuk keesokan harinya.
“Sesungguhnya itu.” (Ali Imran: 49)
Yakni dalam kesemuanya itu, dari awal sampai akhir.
“Adalah suatu tanda bagi kalian.” (Ali Imran: 49) yang menunjukkan kebenaran dari apa yang aku datangkan kepada kalian.
“Jika kalian sungguh-sungguh beriman, dan (aku datang kepada kalian) membenarkan Taurat yang datang sebelumku.” (Ali Imran: 49-50)
Yaitu mengakui dan mengukuhkannya.
Ayat 50
“Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang telah diharamkan untuk kalian.” (Ali Imran: 50)
Di dalam ayat ini terkandung pengertian yang menunjukkan bahwa Nabi Isa a.s. me-nasakh (merevisi) sebagian dari syariat Taurat. Hal ini merupakan pendapat yang shahih (benar) di antara kedua pendapat tentang dia. Di antara ulama ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa a.s. sama sekali tidak me-nasakh sesuatu hukum pun yang ada di dalam kitab Taurat, melainkan hanya menghalalkan bagi mereka sebagian hal yang diperselisihkan di antara mereka karena kesalahpahaman mereka, lalu Isa a.s. datang menjelaskan duduk masalah yang sebenarnya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain, yaitu: “Dan untuk menjelaskan kepada kalian sebagian dari apa yang kalian berselisih tentangnya.” (Az-Zukhruf: 63)
Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Dan aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhan kalian.” (Ali Imran: 50)
Yakni berupa hujah (argumen) dan dalil yang membuktikan kebenaran dari apa yang aku katakan kepada kalian.
Ayat 51
“Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian. Karena itu, sembahlah Dia.” (Ali Imran: 50-51)
Maksudnya, aku dan kalian sama saja, diharuskan menyembah Allah, tunduk dan patuh kepada-Nya. “Inilah jalan yang lurus.” (Ali Imran: 51)
Untuk menguatkan posisi Isa sebagai rasul, Dia senantiasa mengajarkan kepadanya, Isa, al-Kitab, yaitu berupa pelajaran baca-tulis atau kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya, selain Taurat dan Injil, juga hikmah, yaitu kemampuan untuk memperoleh ilmu-ilmu yang bermanfaat dan melaksanakan ilmunya secara benar, Taurat, kitab Nabi Musa, dan kitab Injil yang diwahyukan secara lang-sung kepada Isa.
Ayat berikut ini menjelaskan posisi Nabi Isa sebagai rasul Allah, sekaligus menampik adanya dugaan bahwa Isa adalah anak Tuhan bahkan Tuhan itu sendiri. Dan keberadaan Isa hanyalah sebagai Rasul Allah yang secara khusus diutus kepada Bani Israil. Kemudian terjadilah dialog antara Nabi Isa dan Bani Israil, ia berkata, Aku telah datang kepada kalian sebagai rasul Allah dengan membawa sebuah tanda, mukjizat atau bukti kerasulanku, dari Tuhan kalian, yang juga Tuhanku, yaitu aku akan membuatkan bagi kalian sesuatu dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia yang berbentuk seperti burung itu, benar-benar menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku juga mampu menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta, semacam bercak-bercak putih di kulit. Dan bahkan aku bisa menghidupkan orang mati, yang semuanya itu bisa terjadi dengan izin Allah. Begitu juga, aku bisa memberitahukan kepada kalian apa yang kalian makan, dan bahkan aku bisa menceritakan kepada kalian apa yang kalian simpan di rumah kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda kebenaran kerasulanku bagi kalian, jika kalian orang beriman dengan sebenar iman dan tidak ragu sedikit pun.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah yang mengajar Isa pengetahuan menulis dan ilmu yang benar menggerakkan kemauan seseorang untuk mengerjakan amal-amal yang bermanfaat, serta Allah memberi kepadanya kemampuan untuk memahami Taurat dan segala rahasia hukum-hukumnya. Almasih mengetahui segala rahasia hukum, kemudian menjelaskan kepada kaumnya. Juga Allah mengajarkan kepada Isa a.s., Injil yang Dia wahyukan kepadanya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MARYAM MELAHIRKAN AL-MASIH
Ayat 45
“(Ingatlah) tatkala berkata Malaikat, Wahai, Maryam! Sesungguhnya, Allah memberitakan kepada engkau bahwa engkau akan dapat satu kalimah dari-Nya, namanya al-Masih Isa anak Maryam.'“
Di sini terdapat satu kata, yaitu kalimah. Arti kalimah ialah ‘kata', ujungnya memakai ta-marbuthah, yaitu kalau dibaca terus dengan rangkaian kata lain menjadi hidup seumpama kalimatut-tauhid. Dan, kalau berhenti di ujung kata menjadi kalimah. Sebagaimana ummat yang boleh dibaca ummah, berkat yang boleh dibaca berkah, hikmat dibaca juga hikmah. Dalam hukum ilmu nahwu Arab, kata-kata itu semuanya menjadi mu-annats, diperempuankan (vrouwelijk). Maka, kalimat Allah artinya ialah perkataan Allah. Banyaklah terdapat perkataan kalimah atau kalimat itu di dalam Al-Qur'an yang simpulan artinya selain dari ‘perkataan Allah', juga berarti ‘kehendak Allah' Tentang pokok kepercayaan yang baik kepada Tuhan disebut kalimatin thayyibatin (surah Ibraahiim ayat 34) dan kepercayaan yang buruk disebut kalimatin khabitsatin (surah Ibraahiim ayat 26), dan takwa berbakti kepada Allah disebut kalimatut-taqwa. Apabila Ahlu) Kitab diajak oleh orang Islam kembali kepada pokok kepercayaan yang sama kepada Tuhan, disebut kalimatin sawa-in bainana (surah Aali ‘Imraan ayat 64). Kalau Allah memutuskan adzab atas orang yang berdosa disebut kalimatul-'adzab. Kehendak Yang Mahatinggi dari Allah disebut kalimatul-'ulyaa (surah at-Taubah ayat 41), dan banyak lagi yang lain. Akan tetapi, yang paling terkemuka di dalam pemakaian kalimat atau kalimah itu ialah kalimat-takwin, yaitu kata Allah dalam menjadikan alam, yang tersimpul dalam kun artinya ‘jadilah' fa yakun ‘maka dia pun terjadi'!
Seluruh alam ini diciptakan oleh Allah, baik langit maupun bumi, atau apa saja pun dengan kalimat kun itulah. Diperintahnya jadi, dia pun terjadi.
Maka, Malaikat Jibril pun datanglah kepada Maryam menyampaikan bahwa kalimat Allah itu pun akan berlaku atas diri Maryam. Allah akan mengatakan “kun" pula sehingga akan mengandunglah dia seorang anak, tidak dengan perantaraan disetubuhi laki-laki."Namanya al-Masih Isa anak Maryam!' Di sini, Malaikat menyampaikan siapa nama anak yang akan dikandung itu. Di dalam asli bunyi ayat disebut ismuhu ‘namanya' Wuyangberarti"nya" itu adalah buat laki-laki, bukan ha yang berarti buat perempuan, sedangkan kata kalimat tadi diperempuankan menurut hukum bahasanya. Maka, tegaslah arti kata ayat ini, wahyu yang disampaikan Malaikat kepada Maryam, bahwa kalimat Allah akan berlaku atas dirinya yaitu kehendak dan ketentuan-Nya, menjadikan sesuatu menurut qudrat iradat-Nya, dia akan mengandung seorang anak laki-laki bernama al-Masih Isa anak Maryam.
“Yang termukia di dunia dan di akhirat, dan seorang dari meneka yang dihampirkan."
yaitu akan sama kedudukan beliau dengan nabi-nabi dan rasul yang lain, sama-sama mulia kedudukannya di sisi Allah, baik di dunia maupun di akhirat, dan termasuk orang-orang muqarrabin, yaitu mereka-mereka yang dianggap dekat kepada Tuhan.
Kita jelaskan terlebih dahulu doa yang dimaksud dengan kata kalimat tadi terhadap diri Isa al-Masih oleh Al-Qur'an karena setengah penyebar Kristen di dalam menawarkan kepercayaan mereka kepada orang Islam yang tidak mengetahui agamanya sendiri dengan dalam, dengan mudah telah mengatakan bahwa Al-Qur'an sendiri telah mengaku bahwa Isa al-Masih itu adalah kalam, dan kalam itu adalah Allah, dan kalam itu telah ada bersama Allah ini terjadi dan kalam itu ialah Isa al-Masih. Demikianlah kepercayaan Kristen yang dibentuk oleh Yahya atau Yohannes yang mengarang kitab Injil Yohannes, yaitu keempat dari kitab-kitab Injil yang mereka percayai itu.
Maka, dengan keterangan apa maksud kalimat yang dituju oleh Al-Qur'an dan bagaimana jauh bedanya dengan Kristen ajaran Yahya atau Yohannes itu, tampaklah bahwa membawa-bawa ayat Al-Qur'an yang dalam seluruh kisah mengenai Nabi Isa selalu membantah kepercayaan Kristen yang mengatakan Isa itu anak Allah atau ia sendiri Allah, adalah satu hal yang mempersulit diri mereka yang mempropagandakan itu sendiri. Dia hanya laku kepada orang yang memakai nama Islam, tetapi tidak mengerti ajaran agamanya.
Dengan mengetahui arti kalimat tersebut tadi, yaitu bahwa maksudnya ialah kalimat-takwin, yaitu kehendak Allah bila menjadikan sesuatu dengan kalimat “kun", sama sajalah kejadian Isa al-Masih dengan makhluk yang lain, sama-sama terjadi karena kehendak kalimat Allah “jadilah!" Kata Allah, dia pun jadi. Cuma diistimewakan menyebutkannya karena dia akan terjadi dengan tidak perantaraan bapak. Bagi Allah, hal itu mudah saja. Cuma bagi manusia, yang tidak seluruhnya mengetahui rahasia Allah, hal itu menjadi keheranan. Sama saja ganjilnya dengan seorang tua usia 90 tahun atau 120 tahun, dengan istri mandul usia lebih 80 tahun, Zakaria dengan istrinya, beroleh seorang putra bernama Yahya. Menurut kebiasaan, tidaklah bisa terjadi hal itu, tetapi Allah bisa berbuat sekehendak-Nya.
Adapun kata-kata al-Masih, sebagai gelar dari Isa anak Maryam itu, adalah kalimat Ibrani yang diarahkan pula. Asal katanya ialah Masyikha, yang asal artinya ialah yang diurapi dengan minyak, tetapi kemudian diberikan menjadi gelar kemuliaan bagi raja yang sudah dinobatkan. Sebab, tiap-tiap raja dinobatkan, terlebih dahulu diurapi (dipercik) badannya dengan minyak suci oleh kahin (pendeta).
Menurut kepercayaan Bani Israil, setelah raja-raja mereka yang besar-besar, sebagaimana Dawud dan Sulaiman, mangkat, satu kali akan datang lagi al-Masih Raja Besar mereka, yang akan mendirikan Kerajaan Israel kembali. Setelah beberapa lama kemudian, diutus Tuhanlah Nabi Isa anak Maryam ‘alaihis salam, beliau memakai gelar al-Masih, yang berarti raja itu. Maksudnya ialah raja untuk memperbaiki jiwa yang telah rusak. Sedikit golongan percayatah akan seruannya. Akan tetapi, imam-imam Yahudi sendiri tidak mau percaya sebab mengganggu kedudukan mereka yang telah kukuh dalam masyarakat. Sampai Nabi Isa mereka fitnahkan kepada penguasa Kerajaan Romawi yang menguasai Jerusalem waktu itu, supaya Nabi Isa dibunuh saja. Oleh sebab itu, sampai saat ini pun orang Yahudi masih menunggu kedatangan Masyikha lain, sebab menurut mereka, dia belum juga datang. Sedang menurut Nasrani, Isa itulah dia raja itu, putra Dawud yang menjanjikan Kerajaan Allah yang di surga.
Nama beliau Isa pun bahasa Ibrani yang diarahkan. Asal Ibraninya ialah Yasyu' Bahasa Ibrani dan Arab adalah serumpun dari bahasa Semit. Dalam bahasa Yunani disebut Yezuz.
Kemudian Malaikat meneruskan lagi wahyu kepada Maryam tentang anak yang akan dilahirkannya itu,
Ayat 46
“Dan akan bercakap dengan manusia di dalam buaian"
Kelak di dalam surah Maryam akan bertemulah penjelasan lagi tentang Nabi Isa yang bercakap membela kesucian ibunya ketika dia masih dalam buaian atau ayunan. Satu keterangan yang hanya ada dalam Al-Qur'an, tidak ada di dalam semua kitab yang dipercayai oleh orang Kristen. Prof. Phillips Hitti, sarjana warga negara Amerika, keturunan Arab Kristen dari Lebanon, mengatakan dalam bukunya Sejarah Arab bahwa di dalam kitab Injil yang lain dari yang empat itu memang ada tersebut demikian. Akan tetapi, apa daya? Sedang Injil yang lain itu tidak diakui oleh orang Kristen sendiri."Dan di masa tua!'-nya pun beliau akan bercakap lagi menyampaikan wahyu-wahyu Ilahi kepada manusia,
“dan dari orang-orang yang saleh."
Kesalehan Nabi Isa, tawadhu'-nya dan tunduknya kepada Allah, adalah terkenal dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul. Sehingga, ahli-ahli tasawuf Islam, terutama Imam Ghazali di dalam kitab Ihya' Ulumiddin pun banyak mengambil perumpamaan tentang zuhud kepada diri Nabi Isa al-Masih.
Ayat 47
“Dia berkata (yaitu Maryam menjawab perkataan Malaikat itu), ‘Ya, Tuhanku! Bagaimana jalannya aku akan beranak, padahal aku belum pernah disentuh manusia?'"
Artinya, bagai mana aku akan bisa beranak, padahal aku belum pernah kawin? Atau belum pernah berhubungan dengan seorang laki-laki jua pun? Mungkin juga mengandung arti, apakah aku akan dikawinkan? Dan bisa jadi juga berarti ketakjuban Maryam atas kekuasaan Allah sebagaimana takjubnya Zakaria ketika diberi tahu bahwa dia akan diberi putra."Dia (malaikat) berkata, ‘Demikianlah Allah menjadikan apa yang Dia kehendaki.'" Sedangkan langit yang tinggi, lautan yang dalam, bumi yang terbentang, bintang di langit, yang berjuta kali lebih sukar, lagi mudah oleh Allah menjadikan, kononlah hanya soal menciptakan seorang manusia.
“Apabila Dia telah menentukan sesuatu. Dia berkata kepadanya, ‘Jadilah!' maka dia pun jadi."
Tentu saja berita mengandungnya Maryam yang suci itu dan lahirnya Isa al-Masih dengan keajaiban yang demikian hanya dapat ditolak oleh orang yang caranya berpikir tidak beres. Yang menyerupakan saja di antara yang jarang kejadian dengan yang tidak masuk akal akan kejadian. Misalnya kalau ada berita bahwa seekor lembu telah masuk ke lubang jarum, sedangkan lubang jarum sekecil itu juga dan lembu sebesar itu juga, itulah yang tidak masuk di akal. Akan tetapi, perempuan mengandung tidak karena persetubuhan, bukanlah perkara yang tidak masuk akal meskipun diakui bahwa itu adalah hal yang jarang sekali kejadian. Oleh sebab itu, orang yang beragama, baik Islam maupun dia Nasrani, kalau dia percaya akan kejadian itu, bukan sajalah karena kitab suci telah mengatakan demikian lalu diterima sebagai dogma, melainkan karena memang hal yang demikian itu masuk akal. Terutama Al-Qur'an, terlebih dahulu memberi pengantar kata bahwa Maryam itu adalah gadis suci; kita pun percaya. Sedangkan berita anak usia tiga bulan mengandung yang disiarkan surat-surat kabar, kita percaya, apalah lagi kalau Al-Qur'an yang mengatakan.
Lebih-lebih di zaman kita sekarang ini, di waktu ilmu pengetahuan alam dan ilmu kimia sudah sangat maju, sehingga hal-hal yang dahulu kala dipandang amat mustahil, di zaman sekarang sudah menjadi hal yang biasa.
Ada perkara yang kita belum tahu, janganlah lekas kita mengatakan mustahil karena belum kita ketahui. Menurut pengetahuan kita, bibit asal kejadian manusia ialah dari protoplasma yang terkumpul karena pertemuan mani laki laki dengan mani perempuan. Akan tetapi, jangan kita lupa bahwa yang membuat bibit-bibit itu ialah Yang Mahakuasa atas alam. Masuk dalam akal orang yang berpikir teratur bahwasanya ada lagi cara lain yang diketahui Yang Mahakuasa itu tentang penciptaan manusia, yang kita belum tahu ataupun tidak akan tahu selamanya.
Yang kedua: Siti Maryam ditemui oleh Malaikat dan diterangkan kepadanya bahwa dia akan beranak. Karena, dia seorang anak perempuan yang saleh, dia sangat percaya bahwa itu akan kejadian pada dirinya, kalau Allah menghendaki. Kalau dia bertanya, itu bukanlah karena dia tidak percaya, melainkan hanyalah untuk meyakinkan saja, sebagaimana pertanyaan Zakaria tua yang istrinya mandul dijanjikan akan diberi anak dahulu dari Maryam.
Kemudian dilanjutkan perkataan Malaikat itu kepada Maryam tentang keadaan isa yang akan lahir itu,
Ayat 48
“Dan Dia akan mengajaknya kitab dan hikmah dan Taurat dan Injil."
Di ayat ini dijelaskanlah empat keutamaan anugerah Allah kepada beliau. Pertama dia akan diajari kitab, yaitu akan diberi pengetahuan menulis dan membaca. Firman Allah yang begini menambah kepercayaan umat Muhamamd ﷺ bahwasanya niscaya Nabi Isa itu ada mencatatkan Injil, sebagai wahyu yang diterimanya dari Allah. Dan, diajarkan pula kepada beliau hikmah, yaitu kebijaksanaan dan akal budi yang luas dan jauh pandangan. Diajar Allah pula kepada beliau kitab Taurat dan diberi pula dia wahyu sendiri, yaitu Injil. Injil itulah syari'at yang khas bagi beliau.
Kemudian Malaikat itu meneruskan katanya pula,
Ayat 49
“Dan rasul kepada Bani Israil."
Kepada Bani Israillah tujuan beliau yang pertama dan utama sekali, sebagaimana pernah beliau sebutkan bahwa beliau datang adalah hendak mengumpulkan domba-domba Israel yang hilang. Kemudian itu, di dalam ayat itu juga, diterangkan apa seruan Nabi Isa al-Masih kepada Bani Israil itu. Di antara kata beliau, “Sesungguhnya, aku telah datang kepada kamu dengan ayat dari Tuhan kamu." Arti ayat di sini ialah mukjizat, yaitu tanda-tanda yang ganjil, jarang terjadi, sebagaimana tanda dari kekuasaan ayat Allah. Maka, diuraikan pulalah oleh Nabi Isa di antara ayat itu,"Sesungguhnya, aku dapat membuat untuk kamu dari tanah seperti bentuk burung, lalu aku embuskan padanya maka jadilah dia burung dengan izin Allah." Beliau katakan bahwa beliau sanggup menggamak-gamak tanah, membuat tanah itu berbentuk sebagaimana burung maka setelah diembusnya tanah itu dengan izin Allah, jadilah dia burung benar-benar. Kemudian beliau sebut pula mukjizat yang lain, yang dia sanggup mengerjakan, “Dan aku dapat menyembuhkan orang buta dan orang disupak (balak) dan menghidupkan orang yang telah mati dengan izin Allah." Dan ketiganya itu telah pernah beliau lakukan maka orang buta, orang disupak itu pun sembuhlah kembali, yang buta menjadi nyalang matanya dan yang dapat penyakit supak licin baik kembali mulutnya dan orang yang baru meninggal pun hidup kembali; semuanya itu dengan izin Allah."Dan aku dapat menceritakan kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dalam rumah-rumah kamu." Serupa ini pulalah mukjizat yang pernah diberikan kepada Nabi Yusuf, yang dapat menerka makanan apa yang akan diberikan penjaga penjara kepada teman-temannya di dalam penjara sebelum makanan sampai, sebagaimana tersebut di dalam surah Yusuf, Sama sekali itu, dialas kata oleh al-Masih, adalah dengan izin Allah, sebagaimana sekali rasul pun mengeluarkan berbagai mukjizat; Musa dengan tongkatnya, Shalih dengan untanya, Ibrahim tidak terbakar dalam nyala api, semuanya itu berlaku dengan izin Allah. Lalu berkatalah Isa selanjutnya,
“Sesungguhnya, pada yang demikian itu adalah satu tanda bagimu, jika memang kamu beriman."
Yaitu satu tanda yang tidak akan dapat kamu mungkiri lagi bahwa aku ini memang utusan dari Allah untuk kamu. Karena, semua yang terjadi pada mukjizat itu hanya semata-mata keizinan dari Allah, bukan daya upayaku sendiri. Sebab itu, berimanlah kamu dan percayatah kamu kepada Allah.
Nabi Isa kemudian berkata lagi tentang tugasnya,
Ayat 50
“Dan membenamkan apa yang di hadapanku dari Taurat."
Artinya, beliau datang bukanlah akan mengubah-ubah hukum Taurat, bahwa satu noktah pun tidak ada yang akan diubah, “Dan untuk menghalalkan bagi kamu apa yang pernah diharamkan atas kamu." Karena banyak perkara, terutama makanan yang diharamkan kepada Bani Israil karena dan kesalahan mereka sendiri, karena banyak pertanyaan mereka; maka kedatangan Isa adalah mencabut kembali beberapa larangan itu sehingga tidak menyempit. Sebab itu, pokok-pokok hukum Taurat sekali-kali tidak berubah. Yang berubah ialah beberapa syari'at menurut zamannya."Dan akan datang kepada kamu dengan ayat dari Tuhan kamu!' Beliau ulangkan sekali lagi menyebutkan ayat atau mukjizat untuk pemisahkan mukjizat yang terlebih dahulu dengan yang akan datang kemudian, yang semuanya bukan tanda bahwa Isa Tuhan, melainkan sebagai tanda bahwa dia adalah utusan Allah, “Maka takwalah kepada Allah," ikutlah perintah-Nya dan hentikanlah larangan-Nya serta sembahlah Dia,
“Dan taatilah aku."
Sebab, yang tahu bagaimana mendekati Allah dan menghambakan diri kepada-Nya ialah aku sebab aku adalah utusan-Nya. Untuk keselamatanmu semuanya, taatilah aku dan turutilah jalan yang aku tempuh.
Ayat 51
“Sesungguhnya, Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kamu, sebab itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."
Di hadapan Allah itu, samalah di antara aku dan kamu, sama-sama hamba-Nya. Sebab itu, kepada-Nya sajalah hendaknya kamu menyembah. Inilah jalan yang lurus, jalan yang lain tidak ada. Tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Demikianlah diceritakan tentang Maryam mengandung dan Isa al-Masih lahir, yang kemudian diangkat Allah menjadi utusan-Nya. Tidak ada Isa al-Masih menyeru manusia untuk menempuh jalan lain ataupun untuk menuhankan dirinya sendiri.