Ayat
Terjemahan Per Kata
وَحَنَانٗا
dan rasa belas kasihan
مِّن
dari
لَّدُنَّا
sisi Kami
وَزَكَوٰةٗۖ
dan kesucian
وَكَانَ
dan adalah dia
تَقِيّٗا
orang yang bertakwa
وَحَنَانٗا
dan rasa belas kasihan
مِّن
dari
لَّدُنَّا
sisi Kami
وَزَكَوٰةٗۖ
dan kesucian
وَكَانَ
dan adalah dia
تَقِيّٗا
orang yang bertakwa
Terjemahan
(Kami anugerahkan juga kepadanya) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dia pun adalah seorang yang bertakwa.
Tafsir
(Dan rasa belas kasihan yang mendalam) terhadap manusia (dari sisi Kami) dari haribaan Kami (dan zakat) yakni senang bersedekah kepada mereka (Dan ia adalah seorang yang bertakwa) menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa Nabi Yahya tidak pernah melakukan suatu dosa pun, dan hatinya tidak pernah mempunyai keinginan untuk melakukannya.
Tafsir Surat Maryam: 12-15
Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang-tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Setelah putra yang diberitakan dalam kabar gembira itu lahir (yaitu Yahya a.s.), maka Allah ﷻ mengajarinya Al-Kitab, yaitu kitab Taurat, yang biasa mereka baca di antara sesama mereka, dan menjadi pegangan para nabi dalam memutuskan hukum terhadap orang-orang yang beragama Yahudi, para rabbani, dan para ahbar (pendeta). Saat itu Yahya masih kanak-kanak, karena itulah disebutkan secara menonjol dalam ayat ini, sebagai karunia Allah buatnya, juga buat kedua orang tuanya. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. (Maryam: 12) Yakni pelajarilah kitab Taurat itu dengan segenap kemampuanmu dan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak. (Maryam: 12) Yang dimaksud dengan 'hikmah'' ialah pemahaman, ilmu, kesungguhan, tekad, dan suka kepada kebaikan serta menekuninya dengan segala kemampuannya, sedangkan saat itu ia masih kanak-kanak.
Abdullah ibnul Mubarak mengatakan bahwa Ma'mar telah mengatakan bahwa anak-anak berkata kepada Yahya ibnu Zakaria," Marilah kita main-main, hai Yahya!" Yahya menjawab, "Kita diciptakan bukan untuk main-main." Ma'mar mengatakan bahwa karena itulah Allah ﷻ menyebutkan dalam firman-Nya: Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak. (Maryam: 12). Adapun firman Allah ﷻ: dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami. (Maryam: 13) Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami. (Maryam: 13) Yaitu rahmat dari sisi Kami.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Qatadah, dan Ad-Dahhak, hanya ditambahkan bahwa tiada seorang pun yang dapat menilainya selain Kami, menurut Ad-Dahhak. Qatadah menambahkan bahwa semoga Allah merahmati Zakaria karena rasa belas kasihan-Nya itu Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami. (Maryam: 13) Yakni belas kasihan dari Tuhannya kepadanya. Ikrimah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami. (Maryam: 13) Artinya, kecintaan Tuhan kepadanya.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa hannan artinya kecintaan. Ata ibnu Abu Rabah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami. (Maryam: 13) Yaitu penghormatan dari sisi Kami. Ibnu Juraij mengatakan, telah menceritakan kepada Amr ibnu Dinar, bahwa ia pernah mendengar Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Tidak, demi Allah, saya tidak mengetahui apakah yang dimaksud dengan hannan." Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Jarir, dan Mansur, bahwa ia pernah bertanya kepada Said ibnu Jubair tentang makna firman-Nya: dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi kami. (Maryam: 13) Maka ia mengatakan bahwa ternyata ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan darinya.
Makna lahiriah konteks ayat menunjukkan bahwa firman-Nya, "Hanan" di- 'ataf-kan kepada firman-Nya: Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. (Maryam: 12) Yakni Kami berikan kepadanya hikmah dan belas kasihan dan kesucian. Dengan kata lain, Kami jadikan Yahya yang mempunyai rasa belas kasihan yang mendalam-dan kesucian. Yang dimaksud dengan hannan. ialah kecintaan yang dibarengi dengan rasa belas kasihan dan rasa rindu.
Orang-orang Arab mengatakan, "Hannatin naqatu 'ala waladiha" artinya: Unta betina itu menyayangi anaknya. Dikatakan pula, "Hannatil mar-atu 'ala zaujiha," artinya Wanita itu merindukan suaminya. Termasuk ke dalam pengertian ini seorang istri dinamakan hannah berasal dari kata haniyyah. Dikatakan pula, "Hannar rajulu ila watanihi," artinya: Lelaki itu merindukan tanah airnya. Termasuk ke dalam arti hannah ialah belas kasihan dan kasih sayang, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair: ...
... Belas kasihanilah aku, semoga Tuhan memberimu petunjuk, karena sesungguhnya pada setiap kedudukan itu ada cara (tradisinya) tersendiri. Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan melalui Anas r.a. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Seorang lelaki terus menerus berseru mengucapkan, "Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, wahai Tuhan Yang Maha Pemberi, "di dalam neraka selama seribu tahun. Ternyata disebutkan dalam hadis ini bahwa makna hananan. lain dengan mannan.. Diantara ulama ada yang mengartikan lafaz hannan. menurut makna lugawinya, yaitu seperti pengertian yang terdapat di dalam perkataanTarfah (seorang penyair dahulu): ... Hai Abu Munzir, apakah engkau membinasakan semuanya, biarkanlah hidup sebagian dari kami dengan belas kasihanmu, karena sesungguhnya sebagian kejahatan itu lebih ringan daripada sebagian lainnya.
Firman Allah ﷻ: dan kesucian (dari dosa). (Maryam: 13) Lafaz ayat ini di- ataf-kan kepada lafaz hananan. Az-zakah artinya bersih dari najis, dosa dan kotoran. Qatadah mengatakan bahwa az-zakah artinya amal saleh. Ad-Dahhak dan Ibnu Juraij mengatakan, az-zakah artinya amal saleh yang bersih. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna az-zakah, bahwa yang dimaksud ialah berkah. dan ia adalah seorang yang bertakwa. (Maryam: 13)Yaitu suci dari dosa, tidak pernah melakukan suatu dosa pun.
Firman Allah ﷻ: dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (Maryam: 14) Allah ﷻ menyebutkan tentang ketaatan Yahya kepada Tuhannya, dan bahkan Allah menciptakannya dengan menganugerahinya rasa kasih sayang, kesucian dari dosa dan bertakwa. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan bahwa selain itu Yahya adalah seorang yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya serta menjauhi hal-hal yang menyakitkan kedua orang tuanya, baik secara ucapan maupun perbuatan; perintah dan larangan kedua orang tuanya selalu ditaati.
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (Maryam: 14) Setelah menyebutkan semua sifatnya yang terpuji, maka Allah membalasnya dengan balasan yang disebutkan oleh firman berikutnya: Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 15) Yakni dia dalam keadaan aman pada tiga keadaan tersebut. Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan bahwa hal yang paling mengerikan bagi seseorang ialah di tiga keadaan, yaitu: saat dia dilahirkan, karena dia melihat dirinya keluar dari tempat pertamanya.
Saat dia mati, maka ia melihat kaum yang belum pernah disaksikannya. Dan saat dia di bangkitkan hidup kembali, maka ia melihat dirinya berada di padang mahsyar yang luas. Allah memuliakan Yahya ibnu Zakaria a.s. dengan memberinya kesejahteraan dalam tiga hal itu, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 15); Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir, dari Ahmad ibnu Mansur Al-Mawarzi, dari Sadaqah ibnul Fadl, dari Sufyan ibnu Uyaynah.
". Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (Maryam: 14) Ibnul Musayyab pernah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Tiada seorang pun yang menjumpai Allah kelak di hari kiamat melainkan membawa dosa, kecuali Yahya ibnu Zakaria. Qatadah mengatakan bahwa zakaria belum pernah berbuat dosa dan tidak pernah mempunyai berahi terhadap wanita. Hadis ini berpredikat mursal. Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Yahya ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnul Musayyab, bahwa telah menceritakan kepadanya Ibnul As, yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi ﷺ bersabda: Setiap anak Adam datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan mempunyai dosa selain Yahya ibnu Zakaria.
Ibnu Ishaq berpredikat mudallis, hadis ini telah diriwayatkannya secara mu'an'an olehnya; hanya Allah yang mengetahui kebenarannya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tidak ada seorang pun dari anak Adam melainkan pernah berbuat dosa atau berniat melakukan suatu dosa, selain Yahya ibnu Zakaria. Dan tidaklah layak bagi seseorang mengatakan bahwa diriku lebih baik daripada Yunus ibnu Mata.
Hadis ini pun daif pula karena Ali ibnu Zaid ibnu Jad'an terkenal mempunyai banyak hadis mungkar, hanya Allah yang mengetahui kebenarannya. Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa Al-Hasan pernah mengatakan, "Sesungguhnya Yahya dan Isa bersua, lalu Isa berkata kepadanya, 'Mohonkanlah ampunan bagiku, karena engkau lebih baik daripada aku.' Yahya berkata kepada Isa,' Engkaulah yang lebih baik daripada aku.' Isa berkata kepadanya, 'Engkaulah yang lebih baik daripada aku, karena aku mengucapkan selamat kepada diriku sendiri, sedangkan kamu yang mengucapkan kepadamu adalah Allah'." Maka dikatakanlah bahwa Allah memuliakan keduanya."
Selain pemahaman tentang kandungan Taurat, Kami jadikan pula dia pemuda yang santun dan memiliki rasa kasih sayang kepada sesama. Inilah anugerah dari Kami dan Kami jadikan dia orang yang bersih dari dosa. Dan dia pun seorang yang bertakwa dan taat pada aturan-aturan Allah. 14. Dan dia juga sangat berbakti kepada kedua orang tuanya sehingga mereka sangat menyayanginya, dan dia juga bukan orang yang sombong dan membanggakan nasabnya, dan bukan pula orang yang durhaka.
Allah menjadikan Nabi Yahya itu seorang yang memiliki rasa belas kasihan kepada sesama manusia terutama fakir miskin sebagaimana Allah menjadikan Nabi Muhammad ﷺ memiliki perasaan yang sama, seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. (Ali 'Imran/3: 159)
Dan firman Allah:
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (at-Taubah/9: 128)
Sifat Nabi Yahya juga bersih dari syirik dan selalu menjauhkan diri dari setiap perbuatan yang menyebabkan kemurkaan Allah. Beliau selalu bertakwa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
NABI YAHYA A.S.
Pemimpin atau penggarti dan anak yang amat dirindukan oleh Nabi Zakariya telah tua itu pun lahirlah.
Ayat 12
“Wahai Yahya! Peganglah kitab ini dengan teguh"
Peganglah kitab itu, yaitu kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa dan nabi-nabi Bani lsrail yang sesudah Musa diwajibkan meneruskan dan memegang teguh isi kitab itu, tidak akan mengubahnya melainkan meneruskannya. Isa al-Masih sendiri pun pernah menyatakan bahwa satu titik pun dari hukum Taurat itu tidaklah akan di ubahnya. Pegang teguh artinya pegang dengan sesungguhnya. Kata Zaid bin Aslam; pegang teguh arti pelajari baik-baik ialu amalkan dan kerjakan, ikuti dengan setia apa yang diperintahkannya, jauhi dengan patuh apa yang dilarangnya.
“Dan Kami betikan kepadanya hukum sedang dia lagi kanak-kanak."
Artinya, masih kanak-kanak lagi, nainun pikirannya sudah mulai matang. Sehingga suatu riwayat yang disampaikan oleh Ma'mar suatu hari sesamanya kanak-kanak mengajaknya bermain-main, dia telah menolak dengan katanya, “Bukan untuk bermain-main saya dijadikan Tuhan."
Ayat 13
“Dan rahmat yang langsung dari Kami."
Artinya bahwa ditumbuhkanlah pribadi budak kecil itu dengan rahmat belas kasihan dan cinta berlimpah-limpah dari Allah. Az-Zamakhsyari mengartikan bahwa rasa cinta kasih yang meliputi Nabi Zakariya dan istrinya dan putranya, Yahya, itu menyebabkan hidup mereka dalam rumah tangga penuh dengan nikmat ruhari."Dan kesucian" dari dosa. Bertumbuh pribadi Yahya itu dalam kesuburan, berbuat perbuatan yang baik dan terpuji dan memberi berkat kepada manusia sekelilingnya. Tidak mendapat celaan dari sesama manusia karena tidak ada perangainya yang menimbulkan benci orang.
“Dan adalah dia seorang yang bertakwa."
Karena sifat ketakwaannya itu tidaklah dia pernah berbuat perbuatan yang diberici oleh Allah, melainkan tekunlah dia beribadah kepada Allah, walaupun usianya masih muda, menurut ajaran kitab Taurat yang dipegangnya teguh.
Ayat 14
“Dan khidmat kepada kedua ibu-bapaknya."
Ini pun sifat baik yang utama pada diri Nabi Yahya itu. Di samping jiwanya yang suci bersih dan takwa kepada Allah, diisinya pula syarat hidup yang penting, yaitu hormat dan bakti kepada kedua orang tua. Sehingga terobatlah hati kedua orang tua itu di zaman tuanya, mendapat putra yang amat diharapkan. Baktinya kepada kedua orang tuanya itu diperingatkan oleh Allah, karena banyak terdapat anak yang sangat diharapkan, apatah lagi anak tunggal satu-satunya, oleh karena sangat dimanjakan orang tuanya dia pun menjadi mangkak, sombong dan menyakiti hati orang tua. Ini dibayangkan Allah dalam kisah Nabi Khidhir membawa Nabi Musa mengembara, lalu bertemu dengan seorang anak kecil. Lalu anak itu dibunuh oleh Nabi Khidhir, sehingga Musa tercengang dan bertanya, mengapa Khidhir berbuat begitu. Kemudian diterangkan oleh Khidhir, “Adapun anak kecil itu, kedua ibu-bapaknya adalah orang yang beriman. Tetapi kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua ibu-bapaknya itu kepada kesesatan dan kekafiran “
Maka khidmat kepada orang tua ini pun adalah sebagian dari hidup Nabi Yahya. Di-tambah lagi dengan keterangan Allah.
“Dan tidaklah dia itu sombong dan tidak durhaka."
Bukan dia sombong mengangkat diri. Sebab dia diutus Allah untuk memimpin manusia. Pemimpin sejati, terutama pemimpin dengan tuntunan nubuwwah tidaklah sombong, melainkan rendah hati; lemah lembut sikapnya, memerhatikan kesusahan orang dan menunjukkan jalan yang benar. Dan bukan pula dia perbuat maksiat mendurhakai Allah.
Kemudian datanglah pujian amat tinggi dan Allah untuknya.
Ayat 15
“Dan selamat sejahteralah atasnya di hari dia dilahirkan."
Telah kita ketahui bagaimanalah suasana ibunya yang telah tua itu ketika mengandungnya dan ketika melahirkannya. Kadang-kadang ditimpa susahlah perempuan melahirkan anak. Ada-ada saja hambatannya. Apatah lagi orang tua seperti ini. Namun kelahiran itu selamat."Dan di hari dia meninggal" Tersebutlah di dalam riwayat dan kisah nabi-nabi, dan tersebut juga dalam catatan kitab Perjanjian Lama, kitab-kitab Injil Matius dan Lukas dan Markus, bahwa kematian Yahya anak Zakariya itu adalah karena kezaliman Saja Herodus,yang jatuh cinta kepada anak tirinya,yangdidapatinya ketika saja itu mengawini ibunya. Setelah anak itu bertambah besar dan bertambah cartik saja itu jatuh hati kepadanya dan anak itu pun mau saja jadi istri dari bapak tirinya. Tetapi Yahya yang memegang teguh hukum Taurat tetap menganggap perbuatan itu haram. Meskipun dia telah dimasukkan ke dalam penjara, lalu dikirim utusan saja menemuinya untuk meminta perubahan fatwanya, namun dia tidak mau mengubah hukum dan keyakinan. Mendengar kekerasan hatinya itu, perempuan muda yang bercintaan dengan ayah tirinya itu meminta supaya kepala Yahya dihidangkan di atas talam emas di hadapannya, tanda saja memang mencintainya. Maka Nabi Yahya pun dipotonglah lehernya dalam tahanan. Ayat ini mengatakan bahwa selamat di hari matinya. Artinya kematian beliau adalah kematian yang mulia, kematian seorang syahid dan dia tidak ragu-ragu menempuh kematian itu. Dia tidak bimbang. Sebab itu maka matinya selamat.
“Dan di hari dia akan dibangkitkan hidup kembali."
Inilah pedoman dan pokok kepercayaan yang kedua bagi orang yang beragama. Yaitu sesudah yang pertama mempercayai adanya Allah, yang kedua ialah percaya bahwa sesudah mati kelak, akan datang masanya kita dihidupkan Allah kembali. Itulah Yaumul-Qiyamah (Hari Kiamat).
Maka Yahya akan bangkit kelak dari kehidupan alam kubur ke dalam alam akhirat dengan selamat sejahtera, karena hidupnya yang mulia, suci bersih takwa hormat kepada kedua ibu-bapak dan mati dalam keadaan syahid karena berpegang teguh kepada ajaran Allah.