Muhammad: 18

Ayat

Terjemahan Per Kata
فَهَلۡ
maka tidaklah
يَنظُرُونَ
mereka menunggu-nunggu
إِلَّا
kecuali
ٱلسَّاعَةَ
hari kiamat
أَن
bahwa
تَأۡتِيَهُم
ia datang kepada mereka
بَغۡتَةٗۖ
tiba-tiba
فَقَدۡ
maka sesungguhnya
جَآءَ
telah datang
أَشۡرَاطُهَاۚ
syarat-syarat
فَأَنَّىٰ
maka bagaimana
لَهُمۡ
bagi mereka
إِذَا
apabila
جَآءَتۡهُمۡ
ia datang kepada mereka
ذِكۡرَىٰهُمۡ
peringatan mereka

Terjemahan

Apa lagi yang mereka (orang kafir) tunggu-tunggu selain hari Kiamat yang akan datang kepada mereka secara tiba-tiba karena tanda-tandanya sungguh telah datang? Maka, apa gunanya (kesadaran) mereka apabila (hari Kiamat) itu sudah datang?

Tafsir

Tafsir Surat Muhammad: 16-19 Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu, mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat nabi), "Apakah yang dikatakannya tadi? Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya. Maka tidaklah yang mereka tunggu tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. Allah ﷻ berfirman, menceritakan perihal orang-orang munafik dalam kebodohan dan keminiman pemahaman mereka, mengingat mereka sering duduk bersama Rasulullah ﷺ dan mendengarkan ucapannya, tetapi mereka tidak dapat menangkap sesuatu pun darinya. Dan apabila mereka keluar dari sisinya. mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat nabi). (Muhammad: 16) Makna yang dimaksud dengan orang-orang yang telah diberi ilmu pengetahuan ialah para sahabat. 'Apakah yang dikatakannya tadi?" (Muhammad: 16) Anifan artinya barusan. Mereka tidak dapat memahami apa yang dikatakan oleh Nabi ﷺ karena mereka tidak memperhatikannya. Maka disebutkan dalam firman selanjutnya: Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. (Muhammad: 16) Yakni mereka tidak mempunyai pemahaman yang benar dan tidak pula tujuan yang benar. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka. (Muhammad: 17) Yaitu orang-orang yang mencari hidayah. Allah memberi taufik kepada mereka dan memberinya petunjuk kepadanya, serta meneguhkan pendirian mereka pada jalan hidayah itu dan menambah kepada mereka hidayah. dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya. (Muhammad: 17) Maksudnya, memberikan kepada mereka ilham yang membimbing mereka kepada ketakwaan. Firman Allah ﷻ: Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. (Muhammad: 18) Yakni sedangkan mereka dalam keadaan lalai darinya. karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. (Muhammad: 18) Yaitu tanda-tanda yang menunjukkan dekatnya saat kiamat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain: Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu. Telah dekat terjadinya hari kiamat. (An-Najm: 56-57) Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. (Al-Qamar: 1) Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya (An-Nahl: 1) Dan firman Allah ﷻ: Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). (Al-Anbiya: 1) Dengan diutusnya Rasulullah ﷺ merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, karena beliau adalah penutup para rasul yang melaluinya Allah ﷻ menyempurnakan agama dan menegakkan hujah-Nya kepada semua umat manusia. Dan sesungguhnya Rasulullah ﷺ sendiri telah memberitakan tentang tanda-tanda dan syarat-syarat dekatnya hari kiamat, bahkan beliau menjelaskannya dengan keterangan yang belum pernah disampaikan oleh seorang nabi pun sebelumnya, seperti yang telah diterangkan di dalam babnya. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, dan kenyataannya memang seperti yang dikemukakannya. Karena itulah disebutkan bahwa di antara nama Nabi Muhammad ﷺ (yakni julukannya) ialah bahwa beliau adalah nabi taubat, nabi malhamah(heroik) lagi penghimpun, yang semua umat manusia dihimpunkan di bawah kedua telapak kakinya; dan nabi yang terakhir, yakni tiada nabi lagi sesudahnya. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Miqdam, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abu Raja, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Sa'd r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rasulullah ﷺ berisyarat dengan kedua jarinya, yaitu jari tengah dan jari yang mengiringinya seraya bersabda: Aku diutus sedang (jarak antara) aku dan hari kiamat sama seperti kedua jari ini. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (Muhammad: 18) Yakni bagaimanakah dengan kesadaran orang-orang kafir itu apabila hari kiamat telah terjadi, di saat tiada gunanya lagi bagi mereka hal tersebut. Semakna dengan firman-Nya: dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. (Al-Fajr: 23) Dan firman Allah ﷻ: dan (di waktu itu) mereka berkata, "Kami beriman kepada Allah, bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu? (Saba: 52) Adapun firman Allah ﷻ: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. (Muhammad: 19) Ini merupakan berita dari Allah ﷻ bahwa Dia tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, dan bukan sebagai pemberitaan mengenai hal tersebut agar diketahui. Karena itulah di-'ataf-kan kepadanya firman berikutnya: dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19) Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ mengucapkan dalam doanya: Ya Allah, ampunilah bagiku semua kesalahanku, ketidaktahuanku, dan sikap berlebihan dalam urusanku, serta semua yang Engkau lebih mengetahui dariku. Ya Allah, ampunilah bagiku selorohku dan kesungguhanku, dan (juga) kekeliruanku serta kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku. Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Rasulullah ﷺ acapkali sesudah salatnya mengucapkan doa berikut: Ya Allah, ampunilah bagiku semua dosa yang telah kulakukan dan semua dosa yang kusembunyikan, dan semua dosa yang aku lahirkan, dan semua keberlebih-lebihanku serta semua perbuatan yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Engkau. Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya aku pun memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Asim Al-Ahwal yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Sarkhis menceritakan hadis berikut, bahwa aku datang kepada Rasulullah ﷺ, lalu makan bersamanya dari makanannya, dan aku berkata, "Semoga Allah memberikan ampunan kepada Engkau, ya Rasulullah." Beliau ﷺ menjawab, "Juga bagimu." Maka aku berkata, "Aku memohon ampun buat engkau." Beliau ﷺ menjawab, "Ya, juga (aku pun memohon ampun) bagimu." Lalu Rasulullah ﷺ membaca firman-Nya: dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19) Kemudian aku memandang ke arah belikatnya yang sebelah kanan -atau belikatnya yang sebelah kiri, Syu'bah (perawi) ragu- tiba-tiba padanya terdapat sesuatu yang berupa seperti tahi lalat (cap kenabian). Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Asim Al-Ahwal dengan sanad yang sama. Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la disebutkan: : (11) telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Matar, telah menceritakan kepada kami Abdul Gafur, dari AbuNasr, dari Abu Raja, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: bacalah oleh kalian kalimah 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang wajib disembah) selain Allah, dan istigfar, perbanyaklah kalian membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis telah mengatakan, "Sesungguhnya aku telah binasakan umat manusia dengan dosa-dosa, dan mereka membinasakanku dengan kalimah 'la ilaha illallah' dan istigfar. Setelah kulihat demikian, maka kubinasakan mereka dengan hawa nafsu, maka mereka mengira bahwa dirinya mendapat petunjuk. Di dalam atsar yang telah diriwayatkan disebutkan bahwa iblis berkata, "Demi keagungan dan kebesaran-Mu, Aku tetap akan menyesatkan mereka selama nyawa mereka masih ada di tubuh mereka." Maka Allah ﷻ berfirman, "Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku terus menerus memberikan ampunan bagi mereka selama mereka memohon ampunan kepada-Ku." Hadis-hadis yang menceritakan keutamaan istigfar cukup banyak. Firman Allah ﷻ: Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (Muhammad: 19) Yakni mengetahui semua tindak tanduk kalian di siang hari dan di saat kalian berada di dalam tempat tinggal kalian di malam hari. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. (Al-An'am: 60) Dan firman Allah ﷻ: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Hud: 6) Pendapat inilah yang dikatakan oleh Ibnu Juraij dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas r.a. bahwa makna yang dimaksud ialah Allah mengetahui tempat kamu berusaha di dunia dan tempat tinggal kalian kelak di akhirat. As-Saddi mengatakan, bahwa Dia mengetahui tempat usaha kalian di dunia dan mengetahui tempat kalian di dalam kubur kalian. Akan tetapi, pendapat yang pertamalah yang lebih utama dan lebih kuat. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."

Muhammad: 18

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat