Ash-Shura: 8

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَلَوۡ
dan jika
شَآءَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
لَجَعَلَهُمۡ
tentu Dia menjadikan mereka
أُمَّةٗ
ummat
وَٰحِدَةٗ
satu
وَلَٰكِن
akan tetapi
يُدۡخِلُ
Dia memasukkan
مَن
orang yang
يَشَآءُ
Dia kehendaki
فِي
ke dalam
رَحۡمَتِهِۦۚ
rahmat-Nya
وَٱلظَّـٰلِمُونَ
dan orang-orang yang zalim
مَا
tidaklah
لَهُم
bagi mereka
مِّن
dari
وَلِيّٖ
seorang pelindung
وَلَا
dan tidak
نَصِيرٍ
seorang penolong

Terjemahan

Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan mereka umat yang satu. Akan tetapi, Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Adapun orang-orang zalim, mereka sama sekali tidak memiliki pelindung dan penolong.

Tafsir

Tafsir Surat Asy-Syura: 7-8 [[Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekitarnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.]] (Asy-Syura: 7-8) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, bahwa sebagaimana telah Kami wahyukan kepada nabi-nabi sebelummu [[Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu ini dalam bahasa Arab.]] (Asy-Syura: 7) Yakni yang jelas, terang, dan gamblang. [[… supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekitarnya.]] (Asy-Syura: 7) Maksudnya, negeri-negeri lainnya yang terletak di belahan timur dan barat, kota Mekah dinamakan Ummul Qura karena ia merupakan kota yang paling mulia, berdasarkan dalil-dalil yang akan disebutkan nanti pada tempatnya. Dan yang paling ringkas serta paling menunjukkan ke arah itu adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhri, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah bin Abdur Rahman yang mengatakan bahwa sesungguhnya Abdullah bin Abdi ibnul Hamra pernah menceritakan kepadanya hadis berikut, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda saat beliau ﷺ sedang berdiri di Al-Hazwarah, di pasar kota Mekah: “Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah benar-benar tanah Allah yang paling baik dan tanah yang paling disukai oleh Allah. Seandainya (penduduknya) tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan keluar (darimu).” Hal yang sama telah disebutkan di dalam riwayat Imam At-Tirmidzi, Imam An-Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan shahih. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[… serta memberi peringatan (pula) tentang hari berhimpun.]] (Asy-Syura: 7) Yakni hari kiamat, karena di hari itu Allah menghimpun semua makhluk dari yang pertama sampai yang terakhir di suatu lapangan yang sangat luas. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[… yang tidak ada keraguan padanya.]] (Asy-Syura: 7) Tidak ada keraguan pada kejadiannya, dan bahwa hari kiamat itu pasti akan terjadi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.]] (Asy-Syura: 7) Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah subhanahu wa ta’ala: (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. (At-Taghabun: 9) Yakni ahli surga menyalahkan ahli neraka. Sama pula dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud: 103-105) Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kami Laits, telah menceritakan kepadaku Abu Qabil Al-Ma'afiri, dari Syufayy Al-Ashbahi, dari Abdulah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah ﷺ keluar menemui kami, sedangkan di tangan beliau terdapat dua buah kitab, lalu beliau bertanya, "Tahukah kalian, apakah kedua kitab ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu, terkecuali jika engkau menceritakannya kepada kami, wahai Rasulullah." Maka Rasulullah ﷺ bersabda seraya berisyarat kepada kitab yang ada di tangan kanannya: “Ini adalah kitab dari Tuhan semesta alam yang mencatat nama-nama ahli surga lengkap dengan nama ayah dan kabilah mereka kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari mereka tiada tambahan lagi pada mereka dan tiada pula pengurangan dari jumlah mereka selamanya.” Kemudian beliau ﷺ bersabda seraya berisyarat ke arah kitab yang ada di tangan kirinya: “Dan ini adalah kitab catatan ahli neraka, nama-nama mereka lengkap dengan nama orang tua dan kabilah mereka, kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari mereka, tanpa ada penambahan pada jumlah mereka dan tanpa ada pengurangan dari jumlah mereka selamanya.” Maka para sahabat bertanya, "Kalau begitu, buat apakah kita beramal bila segala urusannya telah dirampungkan?" Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Luruskanlah dirimu dan dekatkanlah dirimu (kepada Allah), karena sesungguhnya ahli surga itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan ahli surga, betapapun amal perbuatan yang dilakukannya sebelum itu. Dan sesungguhnya ahli neraka itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan ahli neraka, betapapun amal perbuatan yang telah dilakukannya sebelum itu.” Kemudian Rasulullah ﷺ berisyarat dengan telapak tangannya, lalu menggenggamkannya dan bersabda, "Selesailah sudah urusan Tuhanmu dari hamba-hamba-Nya." Kemudian berisyarat dengan tangan kanannya dan membentangkannya seraya bersabda, "Segolongan dimasukkan ke dalam surga," lalu berisyarat dengan tangan kirinya dan bersabda, "Dan segolongan yang lainnya dimasukkan ke dalam neraka." Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasa’i, keduanya dari Qutaibah, dari Al-Laits bin Sa'd dan Bakr bin Mudar yang keduanya dari Abu Qabil, dari Syufayy bin Mani' Al-Ashbahi, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad yang sama. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan shahih gharib. Al-Baghawi mengetengahkannya di dalam kitab tafsirnya melalui jalur Bisyr bin Bakr, dari Sa'id bin Usman, dari Abuz Zahiriyah, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ﷺ, lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi dalam riwayat ini terdapat tambahan yang antara lain disebutkan, "Kemudian segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka sebagai keputusan yang adil dari Allah subhanahu wa ta’ala" Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abdullah bin Saleh (juru tulis Al-Laits), dari Al-Laits dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Abu Qabil, dari Syufayy, dari seorang lelaki sahabat Rasulullah, lalu disebutkan hal yang sama. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris dan Haiwah bin Syuraih, dari Yahya bin Abu Usaid, bahwa Abu Firas pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, "Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala setelah menciptakan Adam, maka Dia mengibaskannya sebagaimana seseorang mengibaskan kain selimut dan dikeluarkan dari Adam semua anak cucu (keturunan) nya. Maka keluarlah darinya keturunannya seperti semut-semut kecil. Lalu Allah menggenggam mereka dua kali genggaman, dan berfirman, 'Ini celaka dan ini bahagia,' lalu melepaskan keduanya. Kemudian menggenggam keduanya dan berfirman, 'Segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka'." Riwayat yang mauquf ini lebih mendekati kebenaran; hanya Allah subhanahu wa ta’ala sajalah Yang Maha Mengetahui. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad (yakni Ibnu Salamah), telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Abu Nadhrah yang menceritakan bahwa seorang sahabat Nabi ﷺ yang dikenal dengan nama julukan Abu Abdillah kedatangan murid-muridnya yang mengunjunginya, mereka menemuinya dalam keadaan menangis. Maka mereka bertanya, "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Bukankah Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepadamu, 'Cukurlah sebagian dari kumismu, kemudian biarkanlah tumbuh jenggotmu, hingga engkau bersua denganku'?" Abu Abdullah menjawab, "Memang benar, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menggenggam dengan tangan kanan-Nya sekali dan dengan tangan lainnya sekali, lalu berfirman, 'Ini untuk ini (surga) dan ini untuk ini (neraka), dan Aku tidak peduli.' Maka aku tidak tahu, termasuk genggaman yang manakah diriku ini." Hadis-hadis mengenai takdir banyak sekali didapat di dalam kitab-kitab shahih dan kitab-kitab musnad, antara lain ialah hadis Ali, Ibnu Mas'ud, Aisyah, dan sejumlah sahabat lainnya yang banyak. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Dan kalau Allah, menghendaki, niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja).]] (Asy-Syura: 8) Yakni adakalanya dalam hidayah atau dalam kesesatan, tetapi Dia memisahkan di antara mereka, maka Dia memberi petunjuk kepada jalan yang benar siapa yang dikehendaki-Nya, dan menyesatkan dari jalan yang benar siapa yang dikehendaki-Nya. Dia dalam tindakan-Nya mengandung hikmah dan alasan yang sangat tepat, karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: [[… tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.]] (Asy-Syura: 8) Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, telah menceritakan kepadaku Al-Haris, dari Amr bin Abu Suwaid, ia pernah menceritakan kepadanya dari Ibnu Hujairah, telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Musa a.s. pernah mengatakan, "Ya Tuhanku, makhluk yang telah Engkau ciptakan, Engkau jadikan sebagian dari mereka masuk surga dan sebagian yang lainnya masuk neraka, mengapa tidak Engkau masukkan saja ke surga semuanya?" Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Hai Musa, angkatlah baju gamismu!" Maka Musa a.s. mengangkatnya, dan berkata, "Aku telah mengangkatnya." Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Angkatlah lagi." Musa mengangkatnya lagi hingga tiada yang tersisa, lalu berkata, "Ya Tuhanku, aku telah mengangkatnya." Allah berfirman, "Angkatlah lagi." Musa a.s. menjawab, "Aku telah mengangkatnya kecuali bagian yang tidak ada kebaikan padanya." Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Demikian pula perihal-Ku, Aku masukkan semua makhluk-Ku ke dalam surga kecuali yang tidak ada kebaikan padanya.""

Ash-Shura: 8

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat