Ash-Shura: 21

Ayat

Terjemahan Per Kata
أَمۡ
atau
لَهُمۡ
mereka mempunyai
شُرَكَٰٓؤُاْ
sekutu-sekutu
شَرَعُواْ
mereka mensyari'atkan
لَهُم
bagi mereka
مِّنَ
daripada
ٱلدِّينِ
agama
مَا
apa-apa
لَمۡ
tidak
يَأۡذَنۢ
mengizinkan
بِهِ
dengannya
ٱللَّهُۚ
Allah
وَلَوۡلَا
dan jika tidak
كَلِمَةُ
kalimat/ketetapan
ٱلۡفَصۡلِ
putusan
لَقُضِيَ
niscaya diputuskan
بَيۡنَهُمۡۗ
diantara mereka
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
ٱلظَّـٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim
لَهُمۡ
bagi mereka
عَذَابٌ
azab
أَلِيمٞ
pedih

Terjemahan

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menetapkan bagi mereka aturan agama yang tidak diizinkan (diridai) oleh Allah? Seandainya tidak ada ketetapan yang pasti (tentang penundaan hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih.

Tafsir

Tafsir Surat Asy-Syura: 19-22 [[Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa. Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya; dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat. Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedangkan siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.]] (Asy-Syura: 19-22) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan tentang kelembutan-Nya terhadap makhluk-Nya; Dia memberi rezeki mereka semuanya tanpa ada seorang pun yang terlupakan, dan sama saja diberi rezeki-Nya apakah dia orang yang bertakwa ataukah dia orang yang durhaka. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Hud: 6) dan ayat-ayat yang semisal masih banyak. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya.]] (Asy-Syura: 19) Yakni Dia meluaskan rezeki siapa yang dikehendaki-Nya. [[… dan Dialah yang Mahakuat lagi Mahaperkasa.]] (Asy-Syura: 19) Tiada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya. Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan: [[Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya.]] (Asy-Syura: 20) Yakni barang siapa yang beramal untuk akhirat, Kami akan menguatkannya dan menolongnya untuk melakukan apa yang menjadi tujuan niatnya, maka Kami akan mengembangkan keuntungannya dan membalasnya dengan pahala satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, hingga kelipatan yang dikehendaki oleh Allah. [[… dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tak ada baginya suatu bagian pun di akhirat.]] (Asy-Syura: 20) Artinya, barang siapa yang tujuan usahanya hanya semata-mata mencari sesuatu keuntungan duniawi, sedangkan untuk kepentingan akhiratnya tidak terlintas sedikit pun dalam hatinya, maka Allah mengharamkan baginya keuntungan di negeri akhirat. Sedangkan keuntungan dunia, jika Allah menghendakinya, maka Dia memberinya; dan jika tidak menghendakinya, maka Dia tidak memberikan kepadanya, baik keuntungan di dunia maupun keuntungan di akhirat. Dan orang yang berusaha dengan niat ini memperoleh kerugian di dunia dan di akhirat. Dalil yang menunjukkan bahwa ayat ini terikat dengan ayat yang ada di dalam surat Al-Isra ialah firman Allah subhanahu wa ta’ala: Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibatasi dengan baik. Kepada masing masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya. (Al-Isra: 18-21) Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Abul Aliyah, dari Ubay bin Ka'b radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Umat ini mendapat berita gembira dengan beroleh keluhuran, ketinggian, pertolongan, dan kedudukan yang teguh di muka bumi. Maka barang siapa di antara mereka yang mengerjakan amal akhirat untuk kepentingan dunianya, maka tidak ada bagian baginya kelak di negeri akhirat. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?]] (Asy-Syura: 21) Yakni mereka tidak mau mengikuti apa yang telah disyariatkan oleh Allah kepadamu berupa agama yang lurus, bahkan mereka mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh setan-setan mereka dari kalangan jin dan manusia, seperti mengharamkan apa yang dihalalkan bagi mereka, misalnya hewan bahirah, saibah, wasilah, dan ham. Dan mereka menghalalkan memakan bangkai, darah, berjudi, dan kesesatan-kesesatan lainnya. Itulah kejahilan yang batil yang telah mereka ada-adakan di masa Jahiliahnya, seperti menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dan melakukan penyembahan-penyembahan yang batil yang mengusahakan harta yang haram. Di dalam kitab shahih disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Aku melihat Amr bin Luhay bin Qam'ah menyeret ususnya di dalam neraka. Dikatakan demikian karena dia adalah orang yang pertama mengadakan peraturan hewan saibah. Dia adalah salah seorang raja di kalangan Bani Khuza'ah, dialah orang yang mula-mula menetapkan hal-hal tersebut. Dia pulalah yang mendorong orang-orang Quraisy menyembah berhala. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: [[Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan.]] (Asy-Syura: 21) Yaitu niscaya hukuman di segerakan kepada mereka sekiranya tidak ada ketetapan yang terdahulu yang memberikan masa tangguh bagi mereka sampai hari kiamat. [[Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.]] (Asy-Syura: 21) Yakni siksaan yang sangat menyakitkan di dalam neraka Jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali adalah neraka Jahanam. Dalam firman berikutnya disebutkan: [[Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan.]] (Asy-Syura: 22) Yakni saat mereka berada di Padang Mahsyar hari kiamat. [[… sedangkan siksaan menimpa mereka.]] (Asy-Syura: 22) Yaitu yang mereka takutkan terjadi pada diri mereka sebagai suatu kepastian. Demikianlah keadaan mereka kelak di hari kiamat; mereka dicekam oleh rasa takut dan malu yang teramat sangat. [[Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka.]] (Asy-Syura: 22) Maka alangkah jauh bedanya antara golongan ini dan golongan yang sebelumnya. Yakni betapa jauhnya perbedaan antara orang-orang yang berada di Padang Mahsyar dengan diliputi oleh kehinaan, kerendahan, dan dicekam oleh ketakutan yang pasti karena perbuatan aniayanya; dan keadaan orang-orang yang berada di taman-taman surga yang mendapatkan segala sesuatu yang dikehendakinya berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pemandangan, istri-istri, dan kenikmatan lainnya yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati seorang manusia pun. Al-Hasan bin Arafah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr bin Abdur Rahman Al-Abar, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa'd Al-Anshari, dari Abu Thaybah yang mengatakan bahwa sesungguhnya serombongan ahli surga benar-benar dinaungi oleh awan, lalu awan itu berkata, "Apakah yang harus kuturunkan kepadamu?" Maka tidak sekali-kali seseorang dari mereka meminta sesuatu kecuali awan itu menurunkannya kepada mereka. Sehingga ada seseorang dari mereka yang benar-benar mengatakan, "Hujanilah kami dengan perawan-perawan yang berparas indah lagi berusia sebaya." Hal yang serupa telah pula diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Hasan bin Arafah. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya: [[Yang demikian itu adalah karunia yang besar.]] (Asy-Syura: 22) Yakni keberuntungan yang besar dan nikmat yang lengkap, sempurna, lagi menyeluruh."

Ash-Shura: 21

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat