Az-Zumar: 4

Ayat

Terjemahan Per Kata
لَّوۡ
jika
أَرَادَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
أَن
bahwa
يَتَّخِذَ
Dia mengambil
وَلَدٗا
seorang anak
لَّٱصۡطَفَىٰ
tentu Dia memilih
مِمَّا
dari apa
يَخۡلُقُ
Dia ciptakan/ciptaan-Nya
مَا
apa
يَشَآءُۚ
Dia kehendaki
سُبۡحَٰنَهُۥۖ
Maha Suci Dia
هُوَ
Dia
ٱللَّهُ
Allah
ٱلۡوَٰحِدُ
Maha Esa
ٱلۡقَهَّارُ
Maha Perkasa/Mengalahkan

Terjemahan

Seandainya Allah hendak mengambil (makhluk-Nya sebagai) anak, pasti akan memilih yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.

Tafsir

Tafsir Surat Az-Zumar: 1-4 Kitab (Al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), "Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesunggguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaannya yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Allah ﷻ memberitahukan bahwa penurunan Kitab ini (yakni Al-Qur'an) adalah dari sisi-Nya. Al-Qur'an adalah Kitab yang benar yang tiada kebimbangan dan keraguan padanya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dan dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195) Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana Lagi Maha Terpuji. (Fussilat: 41-42) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Kitab (Al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa. (Az-Zumar: 1) Yakni Zat Yang Mahakokoh lagi Mahaperkasa. lagi Mahabijaksana. (Az-Zumar: 1) dalam semua ucapan, syariat, dan takdir-Nya. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (Az-Zumar: 2) Yaitu sembahlah Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan serulah makhluk untuk menyembah-Nya, dan beri tahukanlah kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain hanya Dia semata. Dan bahwa tiada sekutu bagi-Nya, tiada saingan, serta tiada tandingan bagi-Nya. Karenanya dalam firman berikutnya disebutkan: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3) Maksudnya, tiada suatu amal pun yang diterima kecuali yang dikerjakan oleh pelakunya dengan niat ikhlas hanya karena Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3) Bahwa yang dimaksud ialah persaksian yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan hanya Allah. Kemudian Allah memberitahukan tentang alasan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala, bahwa mereka mengatakan: Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar: 3) Yakni sesungguhnya hal yang mendorong mereka menyembah berhala-berhala itu hanyalah karena berhala-berhala tersebut mereka pahat dengan rupa malaikat-malaikat yang terdekat (dengan Allah) menurut dugaan mereka. Lalu mereka sembah patung-patung itu yang mereka anggap sebagai malaikat-malaikat.yang terdekat, agar malaikat-malaikat tersebut mau meminta pertolongan bagi mereka di sisi Allah ﷻ untuk menolong mereka, memberi mereka rezeki, dan melepaskan dari mereka perkara duniawi yang menimpa diri mereka. Adapun terhadap hari kemudian, maka mereka mengingkari dan kafir terhadapnya. Qatadah, As-Saddi, dan Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam dan Ibnu Zaid sehubungan dengan makna firman-Nya: melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar: 3) Yaitu agar sembahan-sembahan itu dapat menolong kami dan mendekatkan kami kepada Allah ﷻ Karena itulah mereka mengatakan dalam talbiyahnya bila melakukan ibadah haji di masa Jahiliah, "labbaika la syarikalaka illa syar'ikan huwa laka tamlikuhu wama malak. (Kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang kepunyaan-Mu, Engkau memilikinya, sedangkan sekutu-sekutu itu tidak memiliki). Kekeliruan semacam inilah yang sengaja dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa silam dan masa sekarang. Lalu datanglah kepada mereka para rasul yang menolak keyakinan seperti ini, melarangnya, serta menyeru mereka untuk memurnikan penyebaran hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang dibuat-buat oleh orang-orang musyrik dari diri mereka sendiri. Allah tidak mengizinkan hal itu, tidak merestuinya, bahkan murka terhadapnya dan melarangnya. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah tagut itu.(An-Nahl:36) Dan firman Allah ﷻ: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Al-Anbiya: 25) Allah ﷻ memberitahukan bahwa para malaikat yang ada di langit, yaitu para malaikat yang terdekat dan juga malaikat lainnya, semuanya ialah hamba-hamba Allah yang tunduk patuh kepada-Nya; mereka tidak mau meminta syafaat di sisi-Nya kecuali dengan seizin-Nya terhadap orang yang direstui-Nya. Para malaikat di sisi-Nya tidaklah seperti keadaan para amir di hadapan raja-raja mereka yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) di sisi raja-raja mereka tanpa restu dari raja-raja mereka; raja mereka setuju ataukah tidak, syafaat tetap dilakukan. Maka janganlah kamu membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah. (An-Nahl: 74) Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dari hal tersebut dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka (kelak di hari kiamat) tentang apa yang mereka berselisih padanya. (Az-Zumar: 3) Yakni kelak Allah akan memutuskan perkara di antara semua makhlukNya pada hari mereka dikembalikan, dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Allah berfirman kepada malaikat, "Apakah mereka ini dahulu menyembahmu?" Malaikat-malaikat itu menjawab, "Mahasuci Engkau. Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (Saba: 40-41) Adapun firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (Az-Zumar: 3) Maksudnya, Allah tidak menunjuki mereka ke jalan hidayah, yaitu orang-orang yang tujuannya dusta dan mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ﷻ serta hatinya kafir kepada ayat-ayat-Nya, juga ingkar kepada hujah-hujah dan bukti-bukti yang jelas dari-Nya. Kemudian Allah ﷻ menjelaskan bahwa Dia tidak beranak, tidak seperti apa yang dikira oleh orang-orang yang bodoh dari kalangan kaum musyrik yang mengira bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, juga tidak seperti yang diduga oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani terhadap Uzair dan Isa. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. (Az-Zumar: 4) Yakni tentulah kejadiannya berbeda dengan apa yang diduga oleh mereka. Hal ini semata-mata syarat yang tidak mengharuskan kejadiannya dan tidak pula membolehkannya, bahkan merupakan suatu hal yang mustahil. Dan sesungguhnya tujuan utama dari ungkapan ini hanyalah semata-mata menggambarkan tentang kebodohan mereka dalam dakwaan dan perkiraannya, seperti yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah kami telah melakukannya). (Al-Anbiya: 17) Dan firman Allah ﷻ: Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). (Az-Zukhruf: 81) Semua ini termasuk ke dalam ungkapan syarat, dan diperbolehkan menggantungkan syarat dengan hal yang mustahil karena tujuan tertentu dari si pembicara. Firman Allah ﷻ: Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az-Zumar: 4) Yakni Mahatinggi lagi Mahasuci bila dikatakan Allah mempunyai anak, karena sesungguhnya Dia Maha Esa, Tuhan Yang Satu lagi Tunggal, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, segala sesuatu merupakan hambaNya dan berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya dari yang lainNya. Segala sesuatu kalah, tunduk, dan hina di hadapan-Nya serta patuh kepada-Nya. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim lagi ingkar dengan ketinggian yang setinggi-tingginya."

Az-Zumar: 4

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat