Ayat

Terjemahan Per Kata
خَلَقَ
Dia menciptakan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضَ
dan bumi
بِٱلۡحَقِّۖ
dengan benar
يُكَوِّرُ
Dia menutupkan
ٱلَّيۡلَ
malam
عَلَى
atas
ٱلنَّهَارِ
siang
وَيُكَوِّرُ
dan Dia menutupkan
ٱلنَّهَارَ
siang
عَلَى
atas
ٱلَّيۡلِۖ
malam
وَسَخَّرَ
dan Dia menundukkan
ٱلشَّمۡسَ
matahari
وَٱلۡقَمَرَۖ
dan bulan
كُلّٞ
masing-masing
يَجۡرِي
berjalan
لِأَجَلٖ
menurut waktu
مُّسَمًّىۗ
tertentu
أَلَا
ingatlah
هُوَ
Dia
ٱلۡعَزِيزُ
Maha Perkasa
ٱلۡغَفَّـٰرُ
Maha Pengampun
خَلَقَ
Dia menciptakan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضَ
dan bumi
بِٱلۡحَقِّۖ
dengan benar
يُكَوِّرُ
Dia menutupkan
ٱلَّيۡلَ
malam
عَلَى
atas
ٱلنَّهَارِ
siang
وَيُكَوِّرُ
dan Dia menutupkan
ٱلنَّهَارَ
siang
عَلَى
atas
ٱلَّيۡلِۖ
malam
وَسَخَّرَ
dan Dia menundukkan
ٱلشَّمۡسَ
matahari
وَٱلۡقَمَرَۖ
dan bulan
كُلّٞ
masing-masing
يَجۡرِي
berjalan
لِأَجَلٖ
menurut waktu
مُّسَمًّىۗ
tertentu
أَلَا
ingatlah
هُوَ
Dia
ٱلۡعَزِيزُ
Maha Perkasa
ٱلۡغَفَّـٰرُ
Maha Pengampun
Terjemahan

Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan hak (yang benar). Dia menutupkan malam atas siang, menutupkan siang atas malam, serta menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Ketahuilah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Tafsir

(Dia menciptakan langit dan bumi dengan -tujuan- yang benar) lafal Bilhaqqi berta'alluq kepada lafal Khalaqa (Dia menutupkan) yakni memasukkan (malam atas siang) sehingga waktu malam bertambah. (dan menutupkan siang) memasukkannya (atas malam) sehingga waktu siang bertambah (dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan) pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yakni hari kiamat. (Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya dan Yang Maha Membalas terhadap musuh-musuh-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada kekasih-kekasih-Nya.
Tafsir Surat Az-Zumar: 5-6
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktuyang ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Dia menciptakan kamu dari seorang diri, kemudian Dia jadikan darinya istrinya, dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia jadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.
Yang berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan. Allah ﷻ memberitahukan bahwa Dialah Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Dan bahwa Dia adalah Raja Yang mengaturnya, Dia jadikan malam dan siang hari silih berganti. Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam. (Az-Zumar: 5) Yakni Allah-lah Yang menundukkan malam dan siang hari hingga keduanya berputar silih berganti tiada henti-hentinya, masing-masing dari keduanya mengejar yang lain dengan cepat.
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al-A'raf: 54) Demikianlah menurut pengertian yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya. Firman Allah ﷻ: dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. (Az-Zumar: 5) Yakni masa yang telah diketahui di sisi Allah Swt, kemudian masa itu habis pada hari kiamat nanti. Ingatlah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (Az-Zumar: 5) Artinya, walaupun Allah Mahaperkasa, Mahabesar, dan Mahaagung. tetapi Dia Maha Pengampun terhadap orang yang durhaka kepada-Nya, lalu bertobat dan taat kepada-Nya.
Firman Allah ﷻ: Dia menciptakan kalian dari seorang diri. (Az-Zumar: 6) Yaitu menciptakan kalian dengan berbagai macam jenis, bahasa, warna kulit kalian dari seorang diri, yaitu Adam a.s. kemudian Dia jadikan darinya istrinya. (Az-Zumar: 6) Yakni Siti Hawa a.s. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. (An-Nisa: 1) Adapun firman Allah ﷻ: dan Dia menurunkan untuk kalian delapan ekor yang berpasang-pasangan dari binatang ternak. (Az-Zumar: 6) Maksudnya, Dia telah menciptakan bagi kalian dari binatang ternak delapan ekor yang berpasang-pasangan, seperti yang disebutkan di dalam surat Al-An'am dengan istilah samaniyata azwaj, yaitu sepasang dari domba, sepasang dari kambing, sepasang dari unta, dan sepasang lagi dari sapi.
Firman Allah ﷻ: Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu. (Az-Zumar: 6) Yakni menetapkan kejadianmu dalam perut ibumu. kejadian demi kejadian. (Az-Zumar: 6) Kejadian seseorang dari kalian pada mulanya berbentuk nutfah, kemudian beralih bentuk menjadi 'alaqah, lalu menjadi segumpal daging, kemudian memberi bentuk dalam rupa daging, tulang, dan otot-otot serta urat-urat, lalu ditiupkan roh ke dalam tubuhnya sehingga jadilah ia makhluk yang berbentuk lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik, (Al-Mu-minun: 14) Firman Allah ﷻ: dalam tiga kegelapan. (Az-Zumar: 6) Yaitu kegelapan rahim, kegelapan pelapis ari-ari yang menjaga bayi, dan kegelapan perut ibu.
Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Ikrimah, Abu Malik, Ad-Dahhak, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid. Firman Allah ﷻ: Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah Tuhan kamu. (Az-Zumar: 6) Yakni Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, dan yang menciptakan kalian dan bapak moyang kalian adalah Allah, Tuhan Yang memiliki dan Yang mengatur kesemuanya itu. Tidak ada Tuhan (yang wajib disembah) selain Dia. (Az-Zumar: 6) Artinya, ibadah itu hanyalah ditujukan kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan (Az-Zumar: 6) Yakni mengapa kalian menyembah selain-Nya di samping menyembah Dia? Lalu kalian ke manakan akal sehat kalian?.
Di antara bukti kuasa Allah menciptakan, mengurus, dan mengatur alam semesta adalah bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia senantiasa memasukkan malam atas siang sehingga gelap berganti terang, dan senantiasa memasukkan siang atas malam sehingga terang berganti gelap, dan menundukkan matahari dan bulan; masing-masing patuh pada hukum Allah, beredar pada porosnya, dan berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Allah menyempurnakan dan membaguskan ciptaan-Nya. Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. 6. Wahai manusia, Dia menciptakan kamu dari diri yang satu, yaitu Nabi Adam, kemudian darinya Dia jadikan Hawa sebagai pasangannya sehingga dari keduanya lahirlah beberapa keturunan laki-laki maupun perempuan. (Lihat pula: Surah an-Nis'/4: 1). Dan Dia menurunkan pula delapan pasang hewan ternak untukmu, yakni sepasang unta, sapi, domba, dan kambing (Lihat pula: Surah al-An''m/6: 143'144). Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian secara bertahap dari setetes mani menjadi segumpal darah, segumpal daging, kemudian tumbuh menjadi janin. Janin itu berada dalam tiga kegelapan, yaitu kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput penutup janin dalam rahim. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Pencipta manusia dan alam semesta. Dialah Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan dan menguasai langit dan bumi. Tidak ada tuhan yang pantas disembah selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan oleh setan untuk menyembah selain Dia yang telah menciptakanmu'.
Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dihiasi-Nya langit dengan matahari dan bulan. Masing-masing mempunyai lintasan-lintasan menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Karena perputaran bumi pada porosnya, seolah-olah matahari terlihat beredar di langit dari arah Timur ke Barat, sehingga terjadilah pergantian siang dan malam. Apabila matahari muncul di kaki langit bagian Timur datanglah siang dan bila matahari tenggelam di kaki langit bagian Barat datanglah malam. Demikianlah yang terjadi setiap hari. Peristiwa yang terjadi itu semata-mata karena kehendak Allah, yang telah ditetapkan-Nya pada saat menciptakan alam semesta.
Allah menutupkan malam atas siang adalah ungkapan dari perumpamaan dimana siang yang ditandai oleh terangnya sinar matahari diumpamakan tempat yang terbuka, sedang malam yang ditandai oleh tertutupnya sinar matahari diumpamakan sebagai tirai yang menutupi tempat yang terbuka. Jadi apabila dikatakan malam menutupi siang, pengertiannya ialah terangnya sinar matahari tertutup oleh tirai gelapnya malam. Allah menutupkan siang atas malam adalah lawan perumpamaan yang disebutkan sebaliknya. Siang diumpamakan cahaya yang terang-benderang sedang malam diumpamakan tempat-tempat yang gelap gulita. Di waktu hari mulai siang cahaya matahari yang terang benderang menutupi kegelapan malam, hingga pekatnya malam berganti dengan terang-benderang. Pandangan serupa ini adalah pandangan sehari-hari menurut pengamatan orang awam.
Akan tetapi apabila orang mau berpikir lebih teliti, ia akan dapat memahami bahwa panjang siang dan malam tidaklah sama. Untuk tempat-tempat yang berada di sekitar khatulistiwa panjang dan pendeknya siang dan malam selalu berkisar sama, sekitar 12 jam. Akan tetapi, bagi tempat-tempat yang berada di sebelah utara khatulistiwa, pada saat matahari beredar di sebelah utara, waktu siang untuk daerah-daerah itu bertambah panjang. Bertambahnya waktu siang berbanding lurus dengan kedudukan tempat di bumi dan kedudukan matahari. Hingga di beberapa tempat di daerah kutub utara apabila matahari berada di belahan langit yang paling utara, daerah-daerah tersebut akan mengalami siang terus-menerus.
Dapat dikatakan, makin jauh satu tempat dari khatulistiwa dan makin jauh kedudukan matahari dari khatulistiwa langit, makin panjanglah waktu siang hingga pada daerah-daerah tertentu berlangsung siang terus-menerus. Maka dari tempat yang terdekat hingga yang terjauh dari khatulistiwa ada bagian malam yang ditutupi siang yang waktunya makin panjang. Hingga pada suatu tempat siang sama sekali menutupi malam. Berarti siang menghabiskan seluruh lingkaran peredaran matahari. Dengan kata lain siang menutupi malam sama sekali.
Sesudah itu, Allah menjelaskan bahwa dia menundukkan matahari dan bulan. Berarti bahwa peredaran matahari dan bulan itu sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh Allah pada saat diciptakan. Apabila yang dimaksud peredaran harian matahari semu, maka saat matahari berkulminasi ke saat berkulminasi berikutnya diperlukan waktu selama kira-kira 24 jam. Tetapi apabila yang dimaksud peredaran tahunan, yaitu peredaran semu matahari di antara bintang-bintang diperlukan waktu satu tahun. Sedang untuk peredaran bulan dari ijtima' hingga ijtima berikutnya diperlukan waktu sebanyak satu bulan. Ketentuan-ketentuan waktu sebanyak satu bulan menurut perhitungan kalender yang berdasarkan pada peredaran bulan.
Ketentuan-ketentuan waktu peredaran tersebut adalah ketentuan secara garis besarnya saja. Untuk mendapatkan angka-angka yang lebih teliti, memerlukan pembahasan yang lebih teliti dan mendalam. Tetapi yang dapat dipahami bahwa matahari dan bulan itu beredar menurut waktu peredaran yang tertentu; bahkan boleh dikatakan beredar menurut ketentuan yang hampir pasti. Itulah sebabnya maka Allah menandaskan bahwa masing-masing benda langit itu beredar menurut waktu yang ditentukan menurut peredarannya masing-masing. Oleh karena itu, apabila tiba saatnya matahari dan bulan itu akan kehilangan keseimbangannya, makin lama makin menyimpang dari ketentuan peredarannya. Hal yang serupa itu akan terjadi pada hari Kiamat, yaitu hari ketika langit dan bumi serta isinya hancur berantakan.
Allah berfirman:
(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. (al-Anbiya'/21: 104)
Di akhir ayat, Allah menyuruh hamba-Nya agar memohon ampun kepada-Nya dengan cara bergegas untuk beribadah dan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Allah juga mengingatkan mereka bahwa Ia Mahaperkasa dan ketentuan-ketentuannya tidak dapat dibantah. Allah Maha Pengampun bagi para hamba-Nya yang sadar dan suka dibimbing ke jalan yang benar.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AZ-ZUMAR
(ROMBONGAN-ROMBONGAN)
SURAH KE-39, 75 AYAT, DITURUNKAN DI MEKAH
(AYAT 1 -75)
Ayat 1
“Turun Al-Kitab dari Allah."
Kalau dari Allah datangnya, siapa yang akan saat menyanggah dan membantah lagi akan betapa besar pengaruhnya?
“Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."
Mahaperkasa, sehingga tidak ada satu kekuatan pun yang akan saat menyeleweng atau menggeserkan kehendak Ilahi dari tujuannya. Dan Mahabijaksana sehingga yang memaksa orang tunduk dan menerima ialah karena sesuai dengan akal budinya jua.
Ayat 2
“Sesungguhnya Kami telah mengirimkan kepada engkau sebuah al-kitab dengan kebenaran"
Allah membersihkan Muhammad saw, dari tuduhan yang dituduhkan oleh orang yang menolak kepercayaan kepada Islam, yang sampai zaman kita masih ada. Dia bukan karangan Muhammad. Dia adalah wahyu yang diturunkan dengan benar. Muhammad sendiri secara pribadi tidak sanggup menyusun kata sedemikian indah dari kehendaknya sendiri.."Maka sembahlah olehmu akan Allah!" Karena sudah saat engkau rasakan sendiri bahwa Al-Kitab ini tidak datang dari sumber lain, melainkan langsung diterima dari Allah.
“Dalam keadaan murni untuk-Nya seluruh agama."
Ayat 3
“Ketahuilah! Hanya untuk Allah agama yang murni."
Itulah yang dirumuskan dengan kalimat Laa Ilaha Illallah."Dan orang-orang yang mengambil selain Dia akan jadi pelindung." Mereka berkata untuk membela perbuatannya yang salah itu, “Tidaklah kami menyembah kepada mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya." Di dalam pembelaan diri itu mereka mengakui memang Allah itu Esa adanya. Tiada Dia bersekutu dengan yang lain. Tetapi kata mereka karena Allah itu sangat tinggi tidaklah akan sampai orang semacam kita yang hina dina ini akan saat mencapai Dia, kalau tidak ada orang perantaraan atau orang pengantar.
Bahkan ada di antara orang musyrikin itu yang mengumpamakan Allah dengan Raja Besar. Kata mereka, tidaklah saat kita langsung saja bertemu dengan sang Raja kalau tidak terlebih dahulu mengadakan orang perantaraan, atau orang pengantar yang dekat hubungannya dengan Raja itu. Mereka telah berpikir dengan sangat salah. Mereka telah mengumpamakan Allah dengan makhluk-Nya sendiri, yaitu raja. Sedang raja-raja itu adalah manusia yang lemah, tidak berbeda dengan manusia yang lain. Karena takut dia akan diintai oleh musuh-musuhnya, atau orang yang ingin merebut kekuasaan dari tangannya, diadakan pengawalan yang ketat. Raja itu tidak pula berani keluar sendiri dari istana kalau tidak dengan pengawalan yang rapi. Raja-raja itu tidak saat berbuat apa-apa kalau tidak ada wazir-wazir yang membantunya. Kalau tidak ada tentara yang menjaga negerinya. Dan raja itu belum raja, sebelum diangkat dan tidal raja lagi kalau telah dimakzulkan dan habislah kekuasaannya setelah dia mati. Manusia semacam itu yang mereka angkat martabatnya menyerupai Allah, atau martabat Allah Yang Mahakuasa mereka turunkan agar disamakan dengan martabat raja-raja.
Sesudah itu selanjutnya Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka pada barang yang mereka perselisihkan padanya itu." Artinya bahwa keputusan Allah akan datang penolak peribadahan semacam itu.
“Sesungguhnya Allah tidaklah akan membelikan petunjuk kepada orang yang pembohong lagi sangat kafir."
Orang yang pembohong seperti itu sukarlah akan saat dimasuki oleh petunjuk Allah. Demikian juga orang yang kaffaar, sangat kafir. Yaitu yang mencari segala usaha untuk menolak kepercayaan akan adanya Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak, sebagaimana dilakukan oleh kaum komunis di zaman kini.
Ayat 4
“Kalau kiranya Allah hendak mengambil anak, niscaya Dia telah memilih di antara apa yang Dia ciptakan mana yang Dia kehendaki
Kalau memang Allah itu mau beranak, tentu Dia yang menentukan dan memilih mana yang disukai di antara segala makhluk yang Dia ciptakan. Karena kehendak-Nya bebas leluasa, tidak ditentukan oleh orang lain, apalah lagi kalau orang lain itu hamba-hamba-Nya dan makhluk-Nya sendiri. Tetapi Dia, Tuhan seru sekalian Mahasuci dari keinginan memungut anak. "Amat Sucilah Dia!" Karena akan beranak adalah Dia mustahil. Memungut anak pun tidak karena semua adalah makhluk-Nya terjadi atas kehendak-Nya."Dia adalah Allah! Maha Esa Mahagagah."
Ayat 5
“Dia telah menciptakan semua langit dan bumi dengan kebenaran!"
Artinya semua berlaku menurut peraturan yang benar dan tepat. Tidak ada yang diciptakan dengan kacau balau. Sehingga lantaran benarnya menyebabkan semuanya menjadi ilmu yang seharusnya dipelajari."Dia menutupkan malam ke atas siang dan menutupkan siang ke atas malam." Sedang enak-enaknya hari siang, tiba-tiba matahari terbenam maka dengan sendirinya hari pun malam. Sedang kelam piciknya malam, tiba-tiba fajar menyingsing, dan berangsur hari pun siang. Dan setiap musim bertukar, bertukar pula pergeseran pergantian hari. Sehari semalam tetap dua puluh empat jam. Tetapi kadang-kadang lebih panjang malam, sampai empat belas jam dan siang tinggal hanya sepuluh jam. “Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan." Sehingga sudah jutaan tahun lamanya matahari dan bulan itu mengedar di ruang angkasa, belumlah pernah keduanya berjalan semaunya saja. Keduanya tunduk kepada ukuran dan jangka yang telah ditentukan Allah. "Masing-masing mengedar menuju waktu yang telah ditentukan." Demikian juga makhluk Allah yang lain adalah menuju suatu batas tertentu.
“Ketahuilah! Dia adalah Mahaperkasa, Maha Pengampun."
Dengan menunjukkan sifat Allah Maha-perkasa kita diinsafkan bahwa tidak ada suatu kekuatan pun di dalam alam ini yang saat menandingi wibawa dan disiplin peraturan Allah.
Ayat 6
“Dia telah menciptakan kamu diri dari yang satu."
Pada hakikatnya manusia dan perikemanusiaan itu adalah satu. “Kemudian Dia jadikan daripadanya akan istrinya." Yaitu bahwasanya yang dijadikan jadi istri dari manusia yang laki-laki adalah sesamanya manusia juga. Sebab itu maka pada hakikatnya mereka itu adalah satu. Barulah lebih sempurna kesatuannya bilamana mereka telah bersatu! “Dan Dia menurunkan untuk kamu delapan sepasang." Delapan sepasang artinya ialah empat pasang, yaitu unta seekor jantan seekor betina, sepasang. Sapi dan sejenisnya seekor jantan seekor betina, sepasang. Domba seekor jantan dan seekor betina, sepasang. Kambing seekor jantan dan seekor betina, sepasang pula, jadi delapan ekor menjadi empat pasang. “Dia mendptakan kamu di dalam perut ibu-ibu kamu dalam keadaan suatu dptaan sesudah sesuatu ciptaan." Ciptaan pertama bergabungnya mani dari dua pihak laki-laki dan perempuan lalu menjadi nuthfah. Kemudian itu berangsurnya mani yang telah menjadi nuthfah itu menjadi segumpal darah yang bernama ‘alaqah. Kemudian itu berangsurnya pula segumpal darah ‘alaqah itu menjadi daging segumpal yang bernama mudhghah, “Dalam kegelapan yang tiga." Selama dalam tiga masa itu, nuthfah, ‘alaqah dan mudhghah, manusia yang dalam kandungan masih dalam tiga suasana gelap; gelap dalam rahim, gelap dalam keluntun yang dikelilingi air (katuban) dan gelap dalam perut ibu itu sendiri. Meskipun keadaan telah berubah tiga kali, namun gelap masih tetap tiga lapis selama belum lahir.
“Itulah Allah, Tuhan kamu! Yang bagi-Nyalah segala kekuasaan."
Tidaklah ada kekuasaan lain yang sanggup berbuat demikian. "Tidak ada Tuhan melainkan Dia." Tidak ada yang lain yang berkuasa; hanya Dialah yang Mahakuasa sendiri-Nya. Tidak ada yang lain yang patut disembah dan dipuja. Hanya Dia sajalah yang berhak buat disembah dan dipuja.
“Maka ke mana lagi kamu akan dipalingkan?"
Yaitu dari jalan ash-Shirathal Mustaqim atau Sabilillah.