Taha: 128

Ayat

Terjemahan Per Kata
أَفَلَمۡ
apakah maka tidak
يَهۡدِ
menjadi petunjuk
لَهُمۡ
bagi mereka
كَمۡ
berapa banyak
أَهۡلَكۡنَا
Kami telah membinasakan
قَبۡلَهُم
sebelum mereka
مِّنَ
dari
ٱلۡقُرُونِ
kurun/ummat-ummat
يَمۡشُونَ
mereka berjalan
فِي
di
مَسَٰكِنِهِمۡۚ
tempat tinggal mereka/ummat-ummat
إِنَّ
sesungguhnya
فِي
pada
ذَٰلِكَ
yang demikian
لَأٓيَٰتٖ
sungguh tanda-tanda
لِّأُوْلِي
bagi orang yang mempunyai
ٱلنُّهَىٰ
pengertian/fikiran

Terjemahan

Tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (orang-orang musyrik) tentang berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, (padahal) mereka melewati (bekas-bekas) tempat tinggal mereka (generasi itu)? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.

Tafsir

Tafsir Surat Taha: 128-130 Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrik) betapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan di(bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab) itu menimpa mereka. Maka bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya; dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang. Ayat 128 Firman Allah ﷻ: “Maka tidakkah menjadi petunjuk” (Thaha: 128) bagi mereka yang mendustakan apa yang disampaikan olehmu, hai Muhammad, bahwa sudah berapa banyak Kami binasakan umat-umat yang mendustakan rasul-rasul sebelum mereka. Umat-umat terdahulu itu dibinasakan dan tidak ada lagi bekas-bekasnya, seperti yang kalian saksikan sendiri di tempat-tempat bekas mereka yang sekarang kalian lewati dalam keadaan kosong. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (Thaha: 128) Ulin nuha artinya orang yang berakal sehat dan berhati lurus, seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat yang lain melalui firman-Nya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta itu ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj: 46) Di dalam surat As-Sajdah disebutkan oleh firman-Nya: “Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat (bekas) kediaman mereka itu.” (As-Sajdah: 26), hingga akhir ayat. Ayat 129 Adapun firman Allah ﷻ: “Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan tentu pasti (azab) menimpa mereka.” (Thaha: 129) Yaitu seandainya tidak ada ketetapan Allah yang terdahulu, bahwa Dia tidak akan mengazab seseorang melainkan sesudah tegaknya hujah (argumen) Allah atas dirinya dan berdasarkan ketetapan masa yang telah ditentukan oleh Allah ﷻ terhadap orang-orang yang mendustakan-Nya itu, tentulah mereka akan ditimpa oleh azab Allah secara tiba-tiba. Karena itulah Allah ﷻ berfirman kepada Nabi-Nya seraya menghiburnya: Ayat 130 “Maka bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan.” (Thaha: 130) Yakni pendustaan mereka terhadap dirimu. “Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari.” (Thaha: 130) Maksudnya, salat fajar (salat subuh). “Dan sebelum terbenamnya.” (Thaha: 130) Yaitu salat Asar, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Jarir ibnu Abdullah Al-Bajali r.a. yang menceritakan, "Ketika kami (para sahabat) sedang duduk di depan Rasulullah ﷺ, maka beliau ﷺ memandang ke bulan yang sedang purnama, lalu bersabda: 'Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak berdesak-desakan dalam melihat-Nya. Maka untuk itu kalian kerjakanlah salat sebelum matahari terbit dan sebelum terbenamnya.' Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat ini." Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Imarah ibnu Ruaibah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan masuk neraka seseorang yang melakukan salat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya.” Imam Muslim meriwayatkan hadis ini melalui Abdul Malik ibnu Umair dengan sanad yang sama. Di dalam kitab musnad dan kitab sunan disebutkan melalui Ibnu Umar, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Sesungguhnya kedudukan ahli surga yang paling rendah ialah bagaikan seseorang yang melihat-lihat wilayah kerajaannya selama perjalanan dua ribu tahun, ia melihat-lihat batas yang paling jauhnya selama itu sebagaimana ia pun melihat-lihat batas yang paling dekatnya selama itu pula. Dan sesungguhnya kedudukan ahli surga yang paling tinggi ialah orang-orang yang dapat melihat Allah sebanyak dua kali dalam seharinya.” Firman Allah ﷻ: “Dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari.” (Thaha: 130) Artinya, kerjakanlah salat tahajud di waktu-waktu malam hari. Akan tetapi, sebagian ulama menakwilkannya sebagai salat Magrib dan salat Isya. “Dan pada waktu-waktu di siang hari.” (Thaha: 130) untuk mengimbangi waktu-waktu di malam hari tadi “supaya kamu merasa senang.” (Thaha: 130). Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (senang).” (Adh-Dhuha: 5) Di dalam hadis sahih disebutkan seperti berikut: Allah ﷻ berfirman, "Hai ahli surga!" Mereka menjawab, "Labbaik wasa'daik, wahai Tuhan kami.” Allah berfirman, "Apakah kalian telah puas?" Mereka menjawab, "Wahai Tuhan kami, bagaimana kami tidak puas, sedangkan Engkau telah memberikan kepada kami pemberian yang belum pernah Engkau berikan kepada seseorang pun di antara makhluk-Mu.” Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku sekarang akan memberi kalian yang lebih utama daripada semuanya itu.” Mereka bertanya, "Apakah ada sesuatu yang lebih utama daripada semuanya ini?” Allah ﷻ berfirman, "Aku halalkan rida-Ku bagi kalian, maka Aku tidak akan murka lagi kepada kalian untuk selama-lamanya.” Di dalam hadis yang lain disebutkan pula hal berikut: "Hai ahli surga, sesungguhnya bagi kalian di sisi Allah ada suatu janji yang ingin Dia tunaikan kepada kalian.” Mereka bertanya, "Pemberian apa lagi? Bukankah Allah telah membuat wajah kami putih, memberatkan timbangan amal (baik) kami, mengeluarkan kami dari neraka dan memasukkan kami ke dalam surga?” Maka dibukalah hijab Allah, lalu mereka dapat melihat-Nya. Demi Allah, Allah tidak memberikan kepada mereka sesuatu yang lebih baik daripada memandang kepada Zat-Nya, yaitu sebagai karunia tambahan (buat mereka).

Taha: 128

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat