Al-Kahfi: 36

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَمَآ
dan tidak
أَظُنُّ
aku mengira
ٱلسَّاعَةَ
hari kiamat
قَآئِمَةٗ
berdiri/akan datang
وَلَئِن
dan jika
رُّدِدتُّ
aku dikembalikan
إِلَىٰ
kepada
رَبِّي
Tuhanku
لَأَجِدَنَّ
pasti aku akan mendapat
خَيۡرٗا
lebih baik
مِّنۡهَا
darinya
مُنقَلَبٗا
tempat kembali

Terjemahan

aku kira hari Kiamat tidak akan datang dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada ini.”

Tafsir

Tafsir Surat Al-Kahfi: 32-36 Dan berilah mereka sebuah perumpamaan tentang dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengan dia, "Hartaku lebih banyak daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat." Dan dia memasuki kebunnya sedangkan dia zalim terhadap dirinya sendiri; dia berkata, "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang; dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun ini." Ayat 32 Sesudah menyebutkan tentang orang-orang musyrik yang sombong, tidak mau berkedudukan sama dengan orang-orang yang lemah lagi miskin dari kalangan kaum muslimin karena merasa besar dengan harta dan kedudukan yang dimilikinya, maka Allah menyebutkan satu perumpamaan yang menggambarkan kedua golongan tersebut dengan dua orang laki-laki. Salah seorang di antaranya diberi oleh Allah dua kebun anggur yang dikelilingi dengan pohon-pohon kurma sebagai pagarnya, dan di antara kedua kebun itu terdapat ladang. Pohon dan tanaman itu menghasilkan buah yang sangat baik, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya: Ayat 33 "Kedua kebun itu menghasilkan buahnya." (Al-Kahfi: 33) Artinya, masing-masing dari kedua kebun itu menghasilkan buahnya. "Dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikit pun." (Al-Kahfi: 33) Yakni hasilnya tiada berkurang sedikit pun. "Dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu." (Al-Kahfi: 33) Yakni sungai-sungai mengalir bercabang-cabang pada kedua kebun itu. Ayat 34 "Dan dia mempunyai kekayaan yang besar." (Al-Kahfi: 34) Menurut satu pendapat, yang dimaksud dengan tsamar (yang makna asalnya adalah buah-buahan) adalah harta benda. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah. Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud adalah buah-buahan. Makna inilah yang lebih sesuai dengan pengertian lahiriah lafaznya, dan diperkuat oleh qiraat lainnya yang membacanya tsumrun, bentuk jamaknya dari tsamratun, seperti halnya lafaz khasyabatun (kayu) yang bentuk jamaknya adalah khasybun. Qiraat lainnya membacanya tsamarun. "Dia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengannya." (Al-Kahfi: 34) Salah seorang dari pemilik kedua kebun itu berkata kepada temannya dengan nada sombong dan membanggakan dirinya. "Hartaku lebih banyak daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat." (Al-Kahfi: 34) Yakni pembantu, pelayan dan anakku lebih banyak daripadamu. Qatadah mengatakan, "Demi Allah, hal seperti itulah yang dicita-citakan oleh orang yang durhaka, yaitu memiliki harta yang banyak dan pengikut-pengikut yang kuat." Ayat 35 Firman Allah ﷻ: "Dan dia memasuki kebunnya, sedangkan dia zalim terhadap dirinya sendiri." (Al-Kahfi: 35) Yaitu dengan kekafiran, pembangkangan, kesombongan, keangkaramurkaan, dan keingkarannya terhadap hari kembali (hari kiamat). "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya." (Al-Kahfi: 35) Dia tertipu ketika melihat kesuburan tanam-tanamannya, buah-buahan, dan pepohonannya; serta sungai-sungai yang mengalir di dalam kebun-kebunnya itu, sehingga dia menduga bahwa kebun-kebunnya itu tidak akan lenyap, tidak akan habis, tidak akan rusak, dan tidak akan binasa. Itu karena kedangkalan akalnya, kelemahan keyakinannya kepada Allah ﷻ, kekagumannya pada kehidupan dunia dan perhiasannya, serta keingkarannya terhadap kehidupan akhirat. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya, menyitir perkataannya: Ayat 36 "Dan aku tidak percaya hari kiamat itu akan datang." (Al-Kahfi: 36) Maksudnya, hari kiamat itu tidak akan terjadi menurut keyakinannya. "Dan jika seandainya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun ini." (Al-Kahfi: 36) Yakni seandainya hari kembali itu ada dan semuanya dikembalikan kepada Allah, tentulah aku di sana mendapat bagian yang lebih baik daripada yang ada sekarang di sisi Tuhanku. Seandainya tidak ada kemuliaan bagiku di sisi-Nya, tentulah Dia tidak akan memberiku semuanya ini. Keadaannya itu sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain dalam firman-Nya: "Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya." (Fushshilat: 50). Dan firman Allah ﷻ yang menyatakan: "Maka apakah kamu perhatikan orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan mengatakan, ‘Pasti aku akan diberi harta dan anak’." (Maryam: 77) Yakni di akhirat ia berangan-angan mendapatkan hal itu dari Allah ﷻ. Penyebab turunnya ayat ini adalah berkenaan dengan Al-As bin Wa'il, seperti yang akan dijelaskan nanti di tempatnya, insya Allah.

Al-Kahfi: 36

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat