Al-Kahfi: 23

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَلَا
dan jangan
تَقُولَنَّ
kamu mengatakan
لِشَاْيۡءٍ
kepada sesuatu
إِنِّي
sesungguhnya aku
فَاعِلٞ
mengerjakan
ذَٰلِكَ
itu
غَدًا
besok

Terjemahan

Jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan hal itu besok,”

Tafsir

Tafsir Surat Al-Kahfi: 23-24 Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, "Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan mengucapkan) 'Insya Allah'." Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa, dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini." Ayat 23 Allah ﷻ memberi petunjuk kepada Rasul-Nya tentang etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, yaitu hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah ﷻ, Yang mengetahui hal yang gaib, Yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan Yang mengetahui apa yang tidak akan terjadi, dan seandainya terjadi apa akibatnya. Dalam kitab Shahihain telah disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dari Rasulullah ﷺ yang bersabda bahwa Sulaiman ibnu Daud a.s. pernah berkata, "Sungguh aku akan menggilir ketujuh puluh istriku malam ini." Menurut riwayat lain sembilan puluh istri, dan menurut riwayat lain lagi seratus istri. Dengan tujuan agar masing-masing istri akan melahirkan seorang anak lelaki yang kelak akan berperang di jalan Allah. Maka dikatakan kepada Sulaiman, menurut riwayat lain malaikat berkata kepadanya, "Katakanlah 'Insya Allah'," tetapi Sulaiman tidak menurutinya. Sulaiman lalu menggilir mereka dan ternyata tiada yang mengandung dari mereka kecuali hanya seorang istri yang melahirkan bayi berbentuk setengah manusia. Setelah menceritakan kisah itu Rasulullah ﷺ bersabda: "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, seandainya dia mengucapkan, ‘Insya Allah’ (jika Allah menghendaki), dia tidak akan melanggar sumpahnya dan akan mendapatkan apa yang diinginkannya." Dan dalam riwayat lain disebutkan: "Dan sungguh mereka (anak-anaknya) akan berperang di jalan Allah semuanya dengan mengendarai kuda." Dalam permulaan surat ini telah disebutkan latar belakang penyebab turunnya ayat ini, yaitu dalam pembahasan sabda Nabi ﷺ ketika ditanya mengenai kisah para pemuda penghuni gua, yaitu sabda Nabi ﷺ yang mengatakan: "Besok aku akan menjawab (pertanyaan) kalian". Kemudian wahyu datang terlambat sampai lima belas hari. Kami telah menyebutkan hadits tersebut secara rinci mencakup semua keterangannya, sehingga tidak perlu lagi diutarakan di sini. Ayat 24 Firman Allah ﷻ: "Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa". (Al-Kahfi: 24) Menurut satu pendapat, makna yang dimaksud adalah apabila kamu lupa mengucapkan pengecualian (Insya Allah), maka sebutkanlah pengecualian itu saat kamu ingat. Demikianlah menurut Abul Aliyah dan Al-Hasan Al-Basri. Hasyim telah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan seorang lelaki yang bersumpah bahwa dia boleh mengucapkan Insya Allah sekalipun dalam jarak satu tahun lamanya, dan dia mengutip firman-Nya: "Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa". (Al-Kahfi: 24) Maksudnya, mengucapkan kata Insya Allah itu. Ditanyakan kepada Al-A'masy, "Apakah engkau mendengarnya dari Mujahid?" Al-A'masy menjawab bahwa Lais ibnu Abu Sulaim mengatakan kepadanya bahwa Kisai mempunyai pendapat yang sama dengan ini. Imam Tabrani telah meriwayatkannya melalui hadits Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy dengan sanad yang sama. Pada garis besarnya pendapat Ibnu Abbas mengatakan bahwa seseorang masih boleh mengucapkan Insya Allah, sekalipun lamanya satu tahun dari sumpahnya itu. Dengan kata lain, apabila ia bersumpah, lalu berlalu satu tahun dan ia baru teringat bahwa ketika bersumpah ia belum menyebut kalimat Insya Allah, maka hendaklah ia menyebutkannya saat ingat. Menurut tuntunan sunnah, hendaknya orang yang bersangkutan mengucapkan Insya Allah agar ia beroleh pahala karena mengerjakan anjuran sunnah, sekalipun hal ini dilakukannya sesudah sumpahnya dilanggar. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Jarir rahimahullah. Dan dia memberikan penjelasan dalam nasnya bahwa kalimat Insya Allah itu bukan dimaksud untuk menghapus sanksi kafarat sumpah yang dilanggarnya. Apa yang dikatakan Ibnu Jarir ini merupakan takwil yang benar terhadap pendapat Ibnu Abbas. Ikrimah berkata sehubungan dengan makna firman-Nya: "Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa". (Al-Kahfi: 24) Bahwa makna yang dimaksud dengan idza nasita adalah bila kamu marah. Imam Tabrani berkata: Telah bercerita kepada kami Muhammad ibnul Haris Al-Jabali, telah bercerita kepada kami Safwan ibnu Saleh, telah bercerita kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Abdul Aziz ibnu Husain, dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang berkata sehubungan dengan makna firman-Nya: "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi,’ kecuali (dengan mengucapkan) 'Insya Allah'. Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa." (Al-Kahfi: 23-24) Yaitu dengan cara menyebut kalimat Insya Allah. Imam Tabrani telah meriwayatkan pula melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: "Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa". (Al-Kahfi: 24) Maksudnya, jika kamu lupa mengucapkan kalimat Insya Allah, maka sebutlah kalimat itu jika kamu ingat. Kemudian Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa hal ini hanya khusus bagi Rasulullah ﷺ, tidak diperbolehkan bagi seorang pun dari kita mengucapkan kalimat istisna (Insya Allah) ini kecuali bila diucapkan langsung bersama sumpahnya (yakni tidak ada jarak waktu pemisah). Imam Tabrani mengatakan bahwa hal ini diriwayatkan secara munfarid oleh Al-Walid dari Abdul Aziz ibnu Husain. Makna ayat ini juga mengandung takwil lain, yaitu bahwa melalui ayat ini Allah memberikan petunjuk kepada seseorang yang lupa akan sesuatu dalam pembicaraannya, agar ia mengingat Allah ﷻ karena sesungguhnya lupa itu bersumber dari setan. Seperti yang disebutkan oleh pemuda yang menemani Musa, yang perkataannya disitir oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: "Dan tiadalah yang membuatku lupa untuk menceritakannya kecuali setan." (Al-Kahfi: 63) Sedangkan mengingat Allah itu dapat mengusir setan. Apabila setan telah pergi, maka lenyaplah lupa itu. Zikrullah atau mengingat Allah adalah penyebab bagi sadarnya ingatan dari keterlupaannya. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya: "Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa." (Al-Kahfi: 24) Adapun firman Allah ﷻ : "Dan katakanlah, ‘Mudah-mudahan Tuhanku memberiku petunjuk ke yang lebih dekat kebenarannya daripada ini’." (Al-Kahfi: 24) Maksudnya, apabila kamu ditanya tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui, maka mintalah kepada Allah tentang jawabannya, dan mohonlah kepada-Nya dengan segenap jiwa ragamu agar Dia memberimu taufik ke jalan yang benar dan diberi petunjuk jawabannya. Pendapat lain menafsirkan ayat dengan tafsiran yang lain daripada ini.

Al-Kahfi: 23

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat