An-Nahl: 26

Ayat

Terjemahan Per Kata
قَدۡ
sesungguhnya
مَكَرَ
membuat tipu daya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡ
sebelum mereka
فَأَتَى
maka mendatangkan/menghancurkan
ٱللَّهُ
Allah
بُنۡيَٰنَهُم
bangunan-bangunan mereka
مِّنَ
dari
ٱلۡقَوَاعِدِ
dasar-dasar/pokok-pokok
فَخَرَّ
lalu tersungkur/jatuh ke bawah
عَلَيۡهِمُ
atas mereka
ٱلسَّقۡفُ
atap
مِن
dari
فَوۡقِهِمۡ
atas mereka
وَأَتَىٰهُمُ
dan datang kepada mereka
ٱلۡعَذَابُ
azab
مِنۡ
dari
حَيۡثُ
tempat/jurusan
لَا
tidak
يَشۡعُرُونَ
mereka menyadari

Terjemahan

Sungguh, orang-orang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya. Maka, Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari fondasinya, lalu atapnya jatuh menimpa mereka dari atas. Azab itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.

Tafsir

Tafsir Surat An-Nahl: 26-27 Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari. Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu yang (karena membelanya) kalian selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mukmin)? Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu, "Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.” Ayat 26 Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar.” (An-Nahl: 26) Orang yang dimaksud ialah Raja Namruz yang telah membangun pencakar langit (di masa dahulu). Ibnu Abu Hatim mengatakan, hal yang serupa telah diriwayatkan dari Mujahid. Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam, bahwa orang yang mula-mula berlaku sewenang-wenang di muka bumi ialah Raja Namruz. Kemudian Allah mengirimkan seekor nyamuk kepadanya, lalu nyamuk itu memasuki lubang hidungnya. Maka Namruz hidup selama empat ratus tahun yang setiap harinya ia memukuli kepalanya dengan palu (untuk meringankan rasa sakit kepalanya akibat nyamuk itu). Lama-kelamaan ada seseorang yang merasa kasihan kepada orang-orang yang ditugaskan untuk memukulinya setiap hari, lalu ia memukul kepala raja itu dengan keras hingga terbelah dan matilah raja itu. Dia hidup sewenang-wenang selama empat ratus tahun, maka Allah mengazabnya selama empat ratus tahun sama dengan masa pemerintahannya, lalu Allah mematikannya. Dialah yang membangun pencakar langit, yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya: “Maka Allah menghancurkan bangunan-bangunan mereka dari fondasinya.” (An-Nahl: 26) Ulama lainnya mengatakan bahwa dia bukanlah Namruz, melainkan Bukhtanasar. Lalu mereka menyebutkan salah satu dari makarnya yang dikisahkan oleh Allah ﷻ dalam ayat ini, sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam surat Ibrahim melalui firman-Nya: “Dan sesungguhnya makar mereka itu amat besar sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (Ibrahim: 46) Ulama lainnya lagi mengatakan, apa yang diungkapkan dalam ayat ini merupakan perumpamaan yang menggambarkan kebatilan dari apa yang telah diperbuat oleh orang-orang yang kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain dalam ibadahnya, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya yang menceritakan perkataan Nabi Nuh a.s.: “Dan melakukan tipu daya yang amat besar.” (Nuh: 22) Artinya, mereka telah melakukan tipu muslihat untuk menyesatkan manusia dengan segala daya upaya, dan dengan berbagai cara mereka memikat manusia untuk menyukai kemusyrikan mereka. Para pengikut mereka berkata kepada mereka pada hari kiamat: “(Tidak) sebenarnya tipu daya (kalian) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kalian menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” (Saba: 33), hingga akhir ayat. Firman Allah ﷻ: “Maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya.” (An-Nahl: 26) Yakni Allah mencabutnya dari dasarnya dan membatalkan amal perbuatan mereka. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: “Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya.” (Al-Maidah: 64). “Maka Allah mendatangkan kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menimpakan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumahnya dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (Al-Hasyr:2) Dan dalam ayat ini Allah ﷻ menyebutkan melalui firman-Nya: “Maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari. Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat.” (An-Nahl: 26-27) Maksudnya, Allah bakal menampakkan kemaluan mereka dan menampakkan segala sesuatu yang mereka sembunyikan dalam hatinya sehingga hal itu menjadi terang dan jelas. Sama dengan pengertian yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: “Pada hari ditampakkan segala rahasia.” (Ath-Thariq: 9) Yaitu ditampakkan dan diumumkan, seperti yang disebutkan di dalam kitab Shahihain melalui hadis Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Kelak di hari kiamat akan ditegakkan suatu panji bagi setiap orang yang berkhianat di pantatnya sesuai dengan perbuatan khianatnya, lalu dikatakan bahwa inilah pengkhianatan si Fulan bin Fulan.” Demikian pula halnya dengan mereka, pada hari kiamat nanti Allah menampakkan kepada semua orang tipu muslihat yang disembunyikan oleh mereka, lalu Allah menghinakan mereka di mata semua makhluk. Kemudian Tuhan berfirman kepada mereka dengan nada mencemoohkan dan mencela mereka: Ayat 27 “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu yang (karena menyembahnya) kalian selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mukmin)?” (An-Nahl: 27) Maksudnya, di manakah sembahan-sembahan yang karenanya kalian berperang dan memusuhi para nabi dan orang-orang yang beriman? Di manakah mereka? Apakah mereka dapat menolong kalian dan menyelamatkan kalian dari sini? “Dapatkah mereka menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri?” (Asy-Syu'ara: 93). “Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak (pula) seorang penolong.” (Ath-Thariq: 10). Dan manakala hujah telah mengarah kepada mereka, bukti telah ditegakkan terhadap mereka, serta kalimat azab telah pasti atas diri mereka, maka mereka diam tidak dapat beralasan lagi di saat tiada jalan lari bagi mereka. “Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu.” (An-Nahl: 27) Mereka adalah orang-orang yang terkemuka di dunia dan akhirat, dan mereka adalah orang-orang yang selalu memberitakan tentang kebenaran di dunia dan di akhirat. Pada saat itu mereka mengatakan: “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.” (An-Nahl: 27) Yakni orang-orang yang dipermalukan dan mendapat azab yang menyelimutinya pada hari itu adalah orang-orang yang ingkar kepada Allah dan memper-sekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak dapat membahayakannya, tidak pula dapat memberikan manfaat kepadanya.

An-Nahl: 26

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat