Yusuf: 7

Ayat

Terjemahan Per Kata
لَّقَدۡ
sesungguhnya
كَانَ
adalah
فِي
didalam/pada
يُوسُفَ
Yusuf
وَإِخۡوَتِهِۦٓ
dan saudara-saudaranya
ءَايَٰتٞ
ayat-ayat/tanda-tanda
لِّلسَّآئِلِينَ
bagi orang-orang yang bertanya

Terjemahan

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.

Tafsir

Tafsir Surat Yusuf: 7-10 Sesungguhnya pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika mereka berkata, "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita berada dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja dan sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik. Seorang di antara mereka berkata, "Janganlah kalian bunuh Yusuf, tetapi cukup masukkan saja ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kalian hendak bertindak." Ayat 7 Allah ﷻ menyebutkan bahwa di dalam kisah Yusuf dan peristiwanya bersama saudara-saudaranya terkandung pelajaran dan nasihat-nasihat (pesan-pesan kebaikan) bagi orang-orang yang menanyakan tentangnya. Sesungguhnya kisah tersebut merupakan cerita yang menakjubkan dan perlu untuk diceritakan. Ayat 8 “(Yaitu) ketika mereka berkata, ‘Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri’." (Yusuf: 8) Mereka bersumpah menurut dugaan mereka. "Demi Allah, sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (yakni Bunyamin saudara seibu dan sebapaknya) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah suatu golongan (yang kuat)." (Yusuf: 8) Yakni suatu golongan, maka mengapa ayah kita lebih menyukai keduanya daripada kita yang jumlahnya banyak? “Sesungguhnya ayah kita berada dalam kekeliruan yang nyata.” (Yusuf: 8) Maksud mereka ayah mereka keliru karena lebih memperhatikan keduanya daripada diri mereka, dan kecintaannya kepada keduanya jauh lebih besar daripada kepada mereka. Perlu diketahui bahwa tidak ada suatu dalil pun yang menunjukkan kenabian saudara-saudara Yusuf. Makna lahiriah konteks ayat ini menunjukkan tidak adanya kenabian pada mereka. Tetapi sebagian ulama menduga bahwa mereka diberi wahyu sesudah peristiwa tersebut. Namun pendapat ini masih perlu dipertanyakan kebenarannya, dan orang yang menduga seperti itu dituntut untuk mengemukakan dalil yang memperkuat pendapatnya. Ternyata mereka yang mengatakan demikian tidak menyebutkan suatu dalil pun kecuali hanya firman Allah ﷻ: “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak cucunya’." (Al-Baqarah: 136) Dalil ini memang mengandung pengertian ke sana, karena puak-puak Bani Israil dikenal dengan sebutan 'asbat', yang kalau menurut bangsa Arab disebut 'kabilah' dan menurut orang 'Ajam disebut 'bangsa'; disebutkan oleh Allah ﷻ bahwa Dia menurunkan wahyu kepada para nabi dari kalangan asbat Bani Israil. Dalam kaitan ini Allah ﷻ menyebutkan mereka secara global, karena jumlah mereka cukup banyak. Akan tetapi, masing-masing sibt (puak) itu adalah keturunan dari saudara-saudara Yusuf, hanya tidak ada suatu dalil pun yang menunjukkan bahwa telah diberikan wahyu kepada saudara-saudara Yusuf itu. Ayat 9 “Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja.” (Yusuf: 9) Mereka mengatakan bahwa orang yang menyaingi kalian dalam memperoleh cinta ayah kalian ini harus kalian pisahkan dari ayah kalian agar perhatian ayah kalian hanya tertuju kepada kalian saja. Caranya ialah dengan membunuhnya atau membuangnya ke suatu tempat yang jauh agar kalian terbebas darinya, dan kecintaan ayah kalian hanya tercurah kepada kalian. “Dan sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik.” (Yusuf: 9) Mereka berniat akan bertobat sebelum melakukan dosa. Ayat 10 “Seorang di antara mereka berkata.” (Yusuf: 10) Qatadah dan Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa saudara Yusuf yang tertua adalah Rubel, dialah yang mengatakan demikian. Menurut As-Saddi, orang yang mengusulkan demikian adalah Yahuza; sedangkan menurut Mujahid adalah Syam'un As-Safa. “Janganlah kalian bunuh Yusuf.” (Yusuf: 10) Maksudnya, permusuhan dan kebencian kalian terhadap Yusuf jangan sampai mendorong kalian untuk membunuhnya. Sedangkan mereka tidak mempunyai jalan untuk membunuhnya, karena Allah ﷻ telah menghendaki suatu urusan yang harus dilaksanakan dan disempurnakan untuknya, yaitu akan menjadikannya sebagai nabi, menurunkan wahyu kepadanya, serta menjadikannya berkedudukan kuat dan berkuasa di negeri Mesir. Maka Allah memalingkan mereka dari niatnya semula dan menjadikan mereka mengikuti apa yang dikatakan oleh Rubel. Rubel menyarankan, sebaiknya mereka melemparkan Yusuf ke dasar suatu sumur. Qatadah mengatakan bahwa sumur itu terdapat di kota Baitul Maqdis. “Supaya dia dipungut oleh sebagian musafir.” (Yusuf: 10) Yakni para musafir yang lewat, sehingga pada akhirnya mereka terbebas dari Yusuf dan tidak perlu membunuhnya. "Jika kalian hendak bertindak." (Yusuf: 10) Yaitu jika kalian bertekad akan melaksanakan apa yang kalian katakan. Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar mengatakan bahwa sesungguhnya mereka telah bersepakat untuk melakukan suatu dosa besar, yaitu memutuskan hubungan silaturahmi, menyakiti orang tua, dan tidak mengasihi anak kecil yang tidak berdosa; juga tidak kasihan kepada orang tuanya yang telah berusia lanjut yang seharusnya dilayani, dihormati, dan diutamakan oleh mereka. Perbuatan itu sangat besar dosanya di sisi Allah karena selain itu juga berarti memisahkan antara orang tua dan anaknya yang masih membutuhkan curahan kasih sayang orang tua; sehingga kewajiban orang tua mereka menjadi terhalang karena perbuatan mereka yang memisahkan antara orang tua dan anak yang dikasihinya yang masih lemah, karena usianya masih kecil dan masih membutuhkan curahan kasih sayang serta ketenangan dari orang tuanya. Semoga Allah mengampuni mereka, Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. Sesungguhnya mereka menanggung suatu penderitaan yang sangat besar. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim melalui jalur Salamah ibnul Fadl, dari Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar.

Yusuf: 7

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat