Kisah Mursi, Presiden Mesir yang Hafiz
Beberapa waktu lalu, dunia diramaikan dengan berita wafatnya Presiden Mesir, Muhammad Mursi, saat menjalani sidang di Pengadilan Kairo, Senin (17/6/2019).
Mursi merupakan pemimpin Mesir pertama yang dipilih secara demokratis melalui pemilu, tetapi kemudian digulingkan melalui kudeta militer.
Berita ini menjadi sorotan dunia di tengah berkuasanya rezim militer Mesir yang dipimpin Abdullah As-Sisi.
Berbagai kisah tentang tokoh yang oleh majalah Times pernah disebut sebagai “orang terpenting di Timur Tengah” ini pun kembali terkuak, tidak saja tentang perjalanan politiknya, tetapi juga pribadinya.
Menjadi Hafiz dan Mendidik Keluarganya untuk Hafal Alquran
Muhammad Mursi lahir di El Adwah, Provinsi Syarqiah, Mesir, pada tanggal 20 Agustus 1951. Ayahnya seorang petani dan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa.
Kehidupan keluarga Mursi sangat sederhana, tetapi justru kesederhanaan inilah yang membentuk pribadinya di kemudian hari.
Sejak kecil, Mursi sudah akrab dengan Al Quran dan bahkan sangat mencintainya. Di setiap waktu luang, ia selalu menyempatkan membaca Alquran.
Ia pun termotivasi menjadi seorang hafiz atau penghafal Alquran sehingga ayat-ayat Allah selalu ada dalam pikirannya dan menjadi penuntun perilakunya.
Mursi menyadari bahwa menjadi penghafal Alquran bukanlah hal mudah. Seseorang yang ingin menjadi hafiz harus memiliki niat yang sangat kuat untuk menguasai seluruh isinya.
Akan tetapi, jika ia sudah berhasil menghafalnya, ayat-ayat suci itu akan selalu tertanam dan melekat dalam kepribadiannya.
Hal tersebutlah yang kelak, setelah berumah tangga, membuat Mursi bertekad mendidik anak-anaknya menjadi hafiz.
Niat mulia ini pun bisa terwujud setelah iabertemu dengan istrinya, Naglaa Ali Mahmoud, yang juga merupakan hafizah atau wanita penghafal Alquran.
Mursi dan Naglaa adalah pasangan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam Alquran.
Pernikahan mereka dikaruniai lima orang putra dan kesemuanya dididik hingga menjadi penghafal Alquran.
Tak Hanya Hafal Al Quran, Mursi Juga Cinta terhadap Ilmu Pengetahuan
Kehidupan keluarganya yang sederhana tak membuat Mursi menjadi orang yang bersikap tak acuh pada pendidikan.
Sebaliknya, ia justru memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat dari jenjang pendidikan yang ditempuhnya.
Mursi tercatat sebagai lulusan Universitas Kairo. Di universitas ini, ia menempuh pendidikan jenjang S1 dan S2.
Gelar insinyur diraihnya pada tahun 1975 dan pada tahun 1978, ia berhak menyandang gelar master di bidang teknik metalurgi.
Tak puas, Mursi pun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan University of Southern California, USA, menjadi pilihannya.
Setelah gelar Ph.D berhasil diraih tahun 1982, ia menjadi asisten profesor di California State University dan bekerja di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA).
Kemudian, ia bergabung di unit pengembangan mesin untuk program pesawat ulang-alik.
Terjun ke Dunia Politik dan Menjadi Presiden Pertama yang Dipilih Secara Demokratis
Mengenyam pendidikan dan bekerja di negeri barat sama sekali tidak memengaruhi keteguhan Mursi terhadap ajaran Islam yang dianutnya.
Ia tetap menjalani kehidupannya sebagai muslim yang taat. Namun, tahun 1985, ia memilih pulang ke Mesir dan menjadi dosen di Universitas Zagazig.
Posisi sebagai profesor teknik di Universitas Zagazig dijalaninya hingga tahun 2010.
Dalam kurun waktu tersebut, Mursi juga mulai aktif terjun ke dunia politik. Keputusannya didasarkan atas kesadaran akan kondisi negaranya saat itu.
Berawal dari menjadi pengurus Partai Kebebasan dan Keadilan (Freedom and Justice Party/FJP) cabang Zagazig, dirinya lalu meraih posisi tertinggi sebagai pemimpin partai tersebut.
Partai yang dipimpinnya merupakan sebuah partai yang berafiliasi pada gerakan dakwah Ikhwanul Muslimin.
Sebagai politikus, Mursi dikenal sangat vokal dalam mengkritik sistem pemerintahan negaranya.
Menurut pandangannya, sistem demokrasi yang dianut Mesir adalah demokrasi semu belaka. Akibat kritik tajamnya ini, pemerintahan Presiden Anwar Sadat pernah menjebloskannya ke penjara.
Peristiwa penembakan Anwar Sadat membuat Mesir mengalami pergantian rezim. Hosni Mubarak yang sama-sama berasal dari kalangan militer memegang tampuk kepemimpinan.
Sayangnya, pergantian presiden tidak membuat wajah pemerintahan Mesir berubah. Kritik terhadap Mursi pun makin tajam.
Reformasi Politik dan Pemerintahan Mesir
Karier politiknya terus menanjak. Pada tahun 2000, Mursi terpilih menjadi anggota Majelis Rakyat melalui jalur independen karena Ikhwanul Muslimin secara resmi dilarang di Mesir.
Pada tahun 2025, ia kehilangan kursinya di majelis akibat penipuan pemilu yang dilakukan Presiden Hosni Mubarak.
Selama menjadi anggota majelis, Mursi mendesak pemerintah untuk memberlakukan reformasi politik dan mencabut langkah-langkah represif yang memberikan wewenang tak terbatas kepada polisi untuk melakukan penangkapan, serta undang-undang yang membatasi pembentukan parpol.
Ia kemudian diangkat ke Biro Bimbingan Ikhwanul Muslimin yang merupakan badan eksekutif tertinggi organisasi tersebut.
Pada tahun 2006, ia sempat dipenjara selama tujuh bulan karena berperan serta dalam protes untuk menyerukan pembentukan pengadilan independen.
Mursi juga sempat ditangkap dalam peristiwa demonstrasi tahun 2011. Saat itu, Mesir dilanda gelombang demonstrasi besar-besaran yang terus terjadi secara masif untuk menolak pemerintahan Hosni Mubarak.
Gerakan people power ini behasil menumbangkan rezim pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Bulan Februari 2011, Hosni Mubarak menyatakan mundur setelah berkuasa sejak 1981.
Peristiwa ini membuka jalan bagi Ikhwanul Muslimin untuk berpartisipasi dalam percaturan politik Mesir secara lebih terbuka.
Pada tahun 2012, Freedom and Justice Party, partai bentukan Ikhwanul Muslimin, memilih Mursi sebagai kandidat dalam pemilihan presiden setelah kandidat asli partai didiskualifikasi.
Pada putaran pertama yang dilaksanakan Mei 2012, Mursi berhasil meraih suara terbanyak.
Kesuksesan tersebut diulang kembali pada putaran kedua di bulan Juni 2012, saat ia akhirnya berhasil mengalahkan rivalnya, Ahmed Shafiq.
Setelah secara resmi dinyatakan memenangi pemilu dengan meraih 51,7% suara, Mursi dilantik menjadi Presiden Mesir pada tanggal 30 Juni 2012.
Terpilihnya Mursi menorehkan sejarah baru bagi Mesir. Sejak sistem monarki berakhir tahun 1952, Mesir selalu dipimpin oleh presiden dari kalangan militer.
Melalui mekanisme pemilu yang demokratis, Mursi akhirnya terpilih sebagai presiden pertama pilihan rakyat yang berasal dari kalangan sipil.
Akhir Perjuangan Mohammed Mursi
Dalam masa kepemimpinannya, Mohammed Mursi melakukan beberapa perubahan kebijakan penting.
Ia menghapus undang-undang yang memberikan kekuasaan begitu besar kepada militer serta mengambil alih kekuasaan legislatif dan seorang menunjuk wakil presiden, Mahmud Mekki.
Namun, masa pemerintahan presiden penghafal quran ini ternyata tak berumur panjang. Belum genap satu tahun memerintah, terjadi demo besar-besaran.
Pada bulan Januari 2013, terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi pada malam peringatan dua tahun revolusi penggulingan Hosni Mubarak.
Demonstrasi besar-besaran terjadi di Kairo dan kota lain pada peringatan pertama pelantikannya, akhir Juni 2013.
Kepala Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah As-Sisi, mengeluarkan ultimatum dan menyatakan kesiapan militer melakukan intervensi untuk mencegah kekacauan negara. Mursi menolak mundur dan menawarkan negosiasi dengan oposisi.
Pada bulan Juli 2013, melalui kudeta militer, Jenderal Abdel Fattah As-Sisi berhasil menggulingkan Mursi. Bersama beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mursi pun ditangkap dan ditahan.
Hal ini memicu terjadinya unjuk rasa dan bentrokan pada bulan Agustus 2013 yang menelan korban hingga 700 orang tewas.
Selama beberapa bulan berikutnya, tak kurang dari 1.400 pengunjuk rasa pro-Mursi tewas menjadi korban, belum termasuk ratusan orang lainnya yang dijatuhi hukuman mati.
Mursi diadili dan dijatuhi hukuman total 45 tahun penjara atas beberapa tuduhan kejahatan, seperti menghasut para demonstran pada akhir 2012 dan menjadi mata-mata Qatar.
Serangan jantung di ruang sidang menjadi penutup kisah perjalanan Mohammed Mursi, presiden hafiz yang mencintai Alquran.