Ayat
Terjemahan Per Kata
أَرَءَيۡتَ
apakah kamu lihat/pendapatmu
إِن
jika
كَذَّبَ
mendustakan
وَتَوَلَّىٰٓ
dan dia berpaling
أَرَءَيۡتَ
apakah kamu lihat/pendapatmu
إِن
jika
كَذَّبَ
mendustakan
وَتَوَلَّىٰٓ
dan dia berpaling
Terjemahan
Bagaimana pendapatmu kalau dia mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan)?
Tafsir
(Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni mendustakan Nabi ﷺ (dan berpaling) dari iman?.
Tafsir Surat Al-'Alaq: 6-19
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat. Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sesungguhnya jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnya: Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). (A1-'Alaq: 8) Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke manakah kamu belanjakan? Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail As-Sa'ig, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aim, telah menceritakan kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang, yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak sama.
Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya (sikap melampaui batasnya). Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya: Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-'Alaq: 6-7) Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. (Fathir: 28) Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu' sampai kepada Rasulullah ﷺ, yaitu: Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu duniawi.
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat. (Al-'Alaq: 9-10) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia mengancam Nabi ﷺ bila melakukan shalat di Baitullah. Maka Allah subhanahu wa ta’ala pada mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran. (Al-'Alaq: 11) Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam sepak terjangnya. Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Al-'Alaq: 12) melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (Al-'Alaq: 14) Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal.
Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang keras: Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. (Al-'Alaq: 15) Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan ingkar. niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Al-'Alaq: 15) Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (Al-'Alaq: 16) Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka dalam perbuatannya. Maka biarlah dia memanggil golongannya. (Al-'Alaq: 17) Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk menolongnya. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. (Al-'Alaq: 18) Mereka adalah malaikat juru siksa; sehingga dia mengetahui siapakah yang menang, apakah golongan Kami ataukah golongan dia? .
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang shalat di dekat Ka'bah, aku benar-benar akan menginjak lehernya." Maka ancaman itu sampai kepada Nabi ﷺ, lalu beliau ﷺ bersabda: Sesungguhnya jika dia melakukan niatnya, benar-benar malaikat akan mengambilnya (menghukumnya). Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa periwayatan hadits ini diikuti oleh Amr ibnu Khalid, dari Ubaidillah ibnu Arar, dari Abdul Karim.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasai di dalam kitab tafsir masing-masing melalui jalur Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Kuraib, dari Zakaria ibnu Addi, dari Ubaidillah ibnu Amr dengan sanad yang sama. Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi serta Imam An-Nasai dan Ibnu Jarir telah meriwayatkannya, yang hadits berikut berdasarkan lafal yang ada pada Ibnu Jarir, melalui jalur Daud ibnu Abu Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu Rasulullah ﷺ sering melakukan shalat di dekat maqam Ibrahim.
Maka lewatlah kepadanya Abu Jahal ibnu Hisyam, lalu berkata, "Wahai Muhammad, dengan apakah engkau mengancamku? Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah penduduk lembah ini yang paling banyak pendukungnya." Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya: Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. (Al-'Alaq: 17-18) Ibnu Abbas mengatakan bahwa seandainya Abu Jahal memanggil golongannya (para pendukungnya), niscaya saat itu juga malaikat azab akan mengambilnya. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini kalau tidak hasan, shahih. Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Yazid alias Abu Yazid, telah menceritakan kepada kami Furat, dari Abdul Karim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Rasulullah sedang mengerjakan shalat di dekat Ka'bah, benar-benar aku akan menginjak lehernya (saat ia sujud)." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi ﷺ bersabda: Seandainya dia melakukan niatnya itu, niscaya malaikat akan mengambilnya secara terang-terangan.
Dan seandainya orang-orang Yahudi mengharapkan mati, niscaya mereka benar-benar mati dan akan melihat tempat kedudukan mereka di dalam neraka. Dan seandainya orang-orang yang bermubahalah dengan Rasulullah ﷺ keluar (untuk melakukannya), niscaya saat mereka pulang ke rumahnya, mereka tidak akan menjumpai harta dan juga keluarga (mereka). Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Al-Walid ibnul Aizar, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah mengatakan bahwa sesungguhnya jika Muhammad kembali ke maqam Ibrahim untuk melakukan shalat, aku benar-benar akan membunuhnya.
Maka Allah menurunkan firman-Nya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. (Al-'Alaq: 1) Sampai dengan firman-Nya: niscaya Kami tarik ubun-nbunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil MalaikatZabaniyah. (Al-'Alaq: 15-18) Maka Nabi ﷺ Datang dan melakukan salatnya. Lalu dikatakan kepada Abu Jahal, "Mengapa engkau mengurungkan niatmu dan tidak melakukannya?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya ada bala tentara yang banyak sekali yang menghalang-halangi antara aku dengan dia." Ibnu Abbas mengatakan bahwa demi Allah, seandainya Abu Jahal bergerak, benar-benar malaikat akan mengambilnya dengan terang-terangan, sedangkan orang-orang menyaksikannya.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir, dari ayahnya, telah menceritakan kepada kami Na'im ibnu Abu Hindun, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Maukah kalian melihat wajah Muhammad ditaburi dengan debu di hadapan kalian?" Mereka menjawab, "Ya." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Abu Jahal mengatakan, "Demi Lata dan 'Uzza, sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang shalat seperti ini (sujud), aku benar-benar akan menginjak lehernya dan benar-benar akan menaburkan debu ke mukanya." Maka datanglah Abu Jahal kepada Rasulullah ﷺ yang sedang mengerjakan shalat dengan maksud akan menginjak lehernya.
Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa maka tiada yang mengejutkan mereka yang menyaksikan Abu Jahal melainkan karena mereka melihat Abu Jahal surut mundur ke belakang dan melindungi wajahnya dengan kedua tangannya. Ketika ditanyakan kepadanya, "Mengapa engkau?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya antara aku dan dia terdapat parit api dan pemandangan yang sangat menakutkan serta banyak sayap." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah ﷺ bersabda: Seandainya dia mendekat kepadaku, niscaya malaikat akan mencabik-cabik tubuhnya anggota demi anggota.
Perawi mengatakan bahwa lalu Allah menurunkan firman-Nyaapakah hal ini terdapat di dalam hadits Abu Hurairah ataukah tidak? saya tidak mengetahui, yaitu: Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. (Al-'Alaq: 6), hingga akhir surat. Imam Ahmad ibnu Hambal, Imam Muslim, Imam An-Nasai, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya melalui Mu'tamir ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya. (Al-'Alaq: 19) Yakni wahai Muhammad, janganlah kamu patuh kepada orang itu yang melarang kamu melakukan rutinitas ibadahmu, melainkan teruskanlah salatmu menurut yang kamu sukai.
Janganlah engkau pedulikan dia, karena sesungguhnya Allah-lah yang memeliharamu dan menolongmu, dan Dia akan memelihara kamu dari gangguan orang lain. dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (Al Alaq: 19) Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits shahih yang ada pada Imam Muslim melalui jalur Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Imarah ibnu Gazyah, dari Samiy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tukannya ialah saat ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa (padanya).
Dan dalam hadits terdahulu telah disebutkan pula bahwa Rasulullah ﷺ melakukan sujud tilawah pada surat Insyiqaq dan Al-'Alaq. Demikianlah akhir tafsir surat Al-'Alaq, segala puji bagi Allah atas karunia-Nya."
Bagaimana pendapatmu jika dia yang melarang itu mendustakan Nabi serta wahyu Allah dan berpaling dari keimanan dan berbuat kebajikan'14. Tidakkah dia yang berbuat demikian jahat itu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat dan akan membalas perbuatan jahatnya' Allah Maha Melihat dan pasti akan memberi balasan dengan seadil-adilnya.
Selanjutnya Allah meminta Nabi Muhammad memperhatikan orang yang melarang orang beribadah itu, yaitu Abu Jahal sebagai contoh, apakah jika ia memandang Allah dan ajaran-ajaran-Nya dusta, lalu berpaling, dan tidak mau menggubrisnya. Ia tidak tahu bahwa Allah melihat perbuatannya itu. Tidak demikian halnya, Allah mengetahui setiap perbuatan dosanya itu dan akan memberikan balasannya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Menurut sebuah hadits dari Ibnu Abbas yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim, setelah Abu Jahal mendengar dan kawan-kawannya bahwa Muhammad telah pernah shalat di Ka'bah, sangat murkanya, sampai dia berkata, “Kalau saya lihat Muhammad itu shalat di dekat Ka'bah, akan saya injak-injak kuduknya." Seketika ancaman Abu Jahal itu disampaikan orang kepada beliau ﷺ, beliau berkata, “Kalau dia berani, malaikatlah yang akan menariknya."
Ayat 9
“Adakah engkau perhatikan." Atau adakah teringat olehmu, ya Muhammad Rasul Allah. “Orang yang melarang?" (ayat 9)
Atau menghambat dan menghalang-halangi dan mengancam “Seorang hamba." Yaitu Muhammad ﷺ Dalam ayat ini dan terdapat juga dalam ayat-ayat yang lain, beliau disebutkan seorang hamba Allah sebagai kata penghormatan dan jaminan perlindungan yang diberikan kepadanya.
Ayat 10
“Apabila dia shalat." (ujung ayat 10)
Bagaimanalah pongah dan som-bongnya orang yang mencegahnya shalat itu? Sehingga mana benarkah kekuatan yang ada padanya, sehingga dia sampai hati berbuat demikian?
Ayat 11
“Adakah engkau perhatikan, jika dia ada atas petunjuk." (ayat 11)
Coba engkau perhatikan dan renungkan, siapakah yang akan menang di antara kedua orang itu? Orang yang menghalangi orang shalat, dengan orang yang memperhambakan dirinya kepada Allah itu?
Ayat 12
“Atau dia menyuruh kepada takwa?" (ayat 12)
Dapatkah orang yang sombong pongah, merasa diri cukup dan kaya itu, dapat mengalahkan hamba Allah yang shalat, bertindak menurut tuntunan Allah, menyeru dan me-nyuruh manusia supaya bertakwa kepada Allah?
Ayat 13
“Adakah engkau perhatikan jika dia mendustakan dan berpaling?" (ayat 13)
Abu Jahal juga! Dia dustakan segala seruan yang dibawa Nabi. Tak mau mendengar sama sekali.
Ayat 14
“Tidakkah dia tahu bahwa Allah melihat?" (ayat 14)
Dalam hati kecilnya tentu ada pengetahuan bahwa Allah melihat perbuatannya yang salah itu, menghalangi hamba Allah shalat, bahkan menghambat segala langkah Rasul membawa petunjuk dan seruan kebenaran. Tetapi hawa nafsu, kesombongan, dan sikap melampaui batas karena merasa diri sanggup, cukup dan kaya, menyebabkan kesadaran kekuasaan Allah itu jadi hilang atau terpendam.