Ayat
Terjemahan Per Kata
وَيَصۡلَىٰ
dan dia akan masuk
سَعِيرًا
api yang menyala-nyala
وَيَصۡلَىٰ
dan dia akan masuk
سَعِيرًا
api yang menyala-nyala
Terjemahan
Dia akan memasuki (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).
Tafsir
(Dan dia akan masuk ke dalam neraka Sa'iir) yakni neraka yang apinya sangat besar. Menurut suatu qiraat lafal Yashlaa dibaca Yushallaa.
Tafsir Surat Al-Insyiqaq: 1-15
Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya). Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak, "Celakalah aku. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. Firman Allah Swt: Apabila langit terbelah. (Al-Insyiqaq: 1) Yang demikian itu terjadi pada hari kiamat. dan patuh kepada Tuhannya. (Al-Insyiqaq: 2) Yakni tunduk dan patuh kepada perintah Tuhannya yang memerintahkan kepadanya untuk terbelah. Yang demikian itu terjadi pada hari kiamat.
dan sudah semestinya langit itu patuh. (Al-Insyiqaq: 2) Sudah seharusnya langit patuh kepada perintah-Nya, karena Dia Mahabesar, tidak dapat dicegah dan tidak dapat dihalangi apa yang dikehendaki-Nya, bahkan Dia mengalahkan segala sesuatu, dan segala sesuatu tunduk patuh kepada-Nya. Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan: dan apabila bumi diratakan. (Al-Insyiqaq: 3) Yakni digelarkan, dihamparkan, dan diluaskan. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Saur, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Ali ibnul Husain, bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: Apabila hari kiamat terjadi, Allah menghamparkan bumi menjadi rata seperti selembar kulit dihamparkan, sehingga tiada tempat lagi bagi seorang manusia kecuali hanya tempat bagi kedua telapakkakinya (karena semua makhluk pada hari itu telah dibangkitkan).
Maka aku adalah orang yang mula-mula dipanggil, sedangkan Jibril berada di sebelah kanan Tuhan Yang Maha Pemurah. Demi Allah, aku belum pernah melihat-Nya sebelum itu, dan aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya malaikat ini (Jibril) telah memberitakan kepadaku bahwa Engkau telah mengutusnya kepadaku. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Dia benar. Kemudian aku memohon syafaat dan aku katakan, "Ya Tuhanku, tolonglah hamba-hamba-Mu yang menyembah-Mu di berbagai penjuru bumi. Ali ibnul Husain menjelaskan, bahwa itulah yang dimaksud dengan Al-Maqamul Mahmud (kedudukan yang terpuji). Firman Allah subhanahu wa ta’ala dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. (Al-Insyiqaq: 4) Bumi mengeluarkan semua mayat yang ada di dalam perutnya sehingga bumi kosong dari mereka; menurut Mujahid, Sa'id, dan Qatadah.
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh. (Al-Insyiqaq: 5) Penjelasannya sama dengan ayat yang kedua di atas. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuinya. (Al-Insyiqaq: 6) Yaitu sesungguhnya kamu telah berupaya dan beramal untuk menuju Tuhanmu dengan sebenar-benarnya, kemudian sesungguhnya kamu bakal menjumpai balasannyaapakah baik atau buruk sesuai dengan amal perbuatanmu.
Pengertian ini diperkuat dengan adanya sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud At-Tayalisi, dari Al-Hasan ibnu Abu Ja'far, dari Abuz Zubair, dari Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Jibril berkata, "Wahai Muhammad, hiduplah kamu sesukamu, maka sesungguhnya kamu bakal mati. Dan sukailah apa yang engkau inginkan, maka sesungguhnya engkau akan meninggalkannya. Dan beramallah sesukamu, maka sesungguhnya kamu akan menjumpai (balasan)nya. Tetapi di antara ulama ada yang mengembalikan damir yang terdapat pada firman-Nya, "Famulaqiyah" kepada Rabbika, yang artinya: maka kamu akan menjumpai Tuhanmu, lalu Dia akan membalas semua amal perbuatanmu dan memberimu imbalan atas jerih payahmu.
Dengan demikian, berarti kedua pendapat saling berkaitan. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Wahai Manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu. (Al-Insyiqaq: 6) Yakni engkau pasti beramal dan akan menghadap kepada Allah dengan membawa amalmu yang baik atau yang buruk. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah subhanahu wa ta’ala: Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu (Al-Insyiqaq: 6) Sesungguhnya jerih payahmu, wahai anak Adam, benar-benar lemah.
Maka barang siapa yang menginginkan jerih payahnya dicurahkan untuk ketaatan kepada Allah, hendaklah ia melakukannya, dan tiada kekuatan baginya untuk mengerjakan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. (Al-Insyiqaq: 7-8) Yaitu perhitungan yang mudah, tiada kesulitan. Dengan kata lain, tidak dilakukan secara detail semua amal perbuatannya, karena sesungguhnya orang yang diperiksa dengan pemeriksaan yang teliti dan ketat pasti akan binasa.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abdullah ibnu Abu Mulaikah, dari Aisyah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang diperiksa dengan teliti dalam hisab, berarti ia disiksa. Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, "Bukankah Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman: 'maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah' (Al-Insyiqaq: 8)." Maka Rasulullah ﷺ menjawab: Hal itu bukanlah pemeriksaan, tetapi pemeriksaan yang sebenarnya ialah orang yang diteliti dalam pemeriksaannya di hari kiamat, maka ia pasti disiksa. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam An-Nasai, dan Ibnu Jarir melalui hadits Ayyub As-Sukhtiyani dengan sanad yang sama. ". Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Waki', telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu 'Ubadah, telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Khazzaz, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Aisyah yang berkata bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya tiada seorang pun yang dihisab pada hari kiamat melainkan disiksa.
Lalu aku (Aisyah) bertanya, "Bukankah Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman: 'maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah' (Al-Insyiqaq: 8)." Maka Rasulullah ﷺ menjawab: Hal itu hanyalah pemeriksaan biasa, sesungguhnya orang yang diteliti dalam pemeriksaannya, pasti ia disiksa. Lalu Nabi ﷺ mengisyaratkan dengan jari telunjuknya seakan-akan seperti sedang menotok. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula dari Amr ibnu Ali, dari Ibnu Abu Addi, dari Abu Yunus Al-Qusyairi, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Al-Qasim, dari Aisyah, lalu disebutkan hadits yang semisal. Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui jalur Abu Yunus Al-Qusyairi yang nama aslinya Hatim ibnu Abu Sagirah dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Nasr ibnu Ali Al-Jahdami, telah menceritakan kepada kami Muslim, dari Al-Harisy ibnul Khirrit saudara lelaki Az-Zubair, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Aisyah yang mengatakan bahwa barang siapa yang dihisab dengan teliti, berarti dia disiksa.
Ibnu Abu Mulaikah mengatakan bahwa kemudian Aisyah mengatakan bahwa sesungguhnya pemeriksaan yang ringan itu tiada lain hanyalah dihadapkan kepada Allah dan Allah berhadap-hadapan dengan mereka. ". ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq, telah menceritakan kepadaku Abdul Wahid ibnu Hamzah ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari Abbad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ dalam salah satu salatnya mengucapkan doa berikut: Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.
Setelah beliau selesai dari salatnya, aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan hisab yang mudah?" Rasulullah ﷺ menjawab: Ia melihat kepada kitab catatan amal perbuatannya, lalu Allah memaafkan kesalahan yang tercatat di dalamnya. Wahai Aisyah, sesungguhnya orang yang diteliti dalam hisabnya di hari itu pasti binasa. Hadits ini shahih, tetapi dengan syarat Muslim. Firman Allah Swt: dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (Al-Insyiqaq: 9) Yakni kemudian dia kembali kepada keluarganya di dalam surga. Demikianlah menurut Qatadah dan Adh-Dhahhak, bahwa masruran artinya gembira dan senang karena pahala yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala Imam Ath-Thabarani telah meriwayatkan dari Sauban maula Rasulullah ﷺ, bahwa beliau pernah bersabda, "Sesungguhnya kalian mengerjakan banyak amal perbuatan yang tidak kamu kenali, dan tidak berapa lama kemudian orang yang bersangkutan kembali kepada keluarganya, adakalanya dalam keadaan gembira atau dalam keadaan bermuram durja." Firman Allah subhanahu wa ta’ala Adapun orang yang diberikan kitabnya dari arah belakangnya. (Al-Insyiqaq: 10) Yaitu dengan tangan kirinya dari arah belakang, dengan menjulurkan tangan kirinya ke arah belakang, lalu menerima kitabnya.
maka dia akan berteriak, "Celakalah aku." (Al-Insyiqaq: 11) Artinya, merugi dan binasa. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguh dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (Al-Insyiqaq: 12-13) Yakni bergembira ria, tidak memikirkan akibat dari amal perbuatannya, dan tidak takut kepada hari kemudian. Maka Allah menghukum kegembiraan yang sebentar itu dengan kesedihan yang panjang. Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Al-Insyiqaq: 14) Maksudnya, dia meyakini bahwa tidak akan kembali kepada Allah dan Allah tidak akan menghidupkannya kembali sesudah matinya.
Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, Qatadah, dan selain keduanya. Al-hur artinya kembali. Maka Allah menyanggah keyakinan mereka itu melalui firman berikutnya: (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. (Al-Insyiqaq: 15) Yaitu tidak demikian, sebenarnya Allah akan mengembalikannya menjadi hidup seperti kejadian semula dan Allah akan membalas semua amal perbuatannya yang baik dan yang buruknya. Karena sesungguhnya Dia Maha Melihat dia, yakni Maha Mengetahui lagi Maha Mengenalnya."
10-12. Dan adapun orang yang catatan amal-nya diberikan dari sebelah belakang sebagai tanda ketidaksenangan kepada mereka, maka dia akan berteriak, 'Celakalah aku!' (Lihat: Surah al-H'qqah/69: 25'29). Dia merasa lebih baik mati daripada harus merasakan menghadapi azab yang akan menimpanya. Itulah balasan bagi mereka yang telah mendustakan rasul, mengingkari Allah, dan berbuat maksiat. Dan tidak hanya itu, dia juga akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala dan kadar panasnya jauh lebih tinggi daripada api dunia. 13. Sungguh, dia yang menerima catatan amalnya dari arah belakang dahulu di dunia bergembira di kalangan keluarganya yang kafir. Mereka melampiaskan hawa nafsu dengan kufur dan berbuat maksiat, seakan mereka akan hidup selamanya.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa golongan kedua adalah mereka yang banyak mengerjakan perbuatan maksiat, durhaka, dan tidak diridai Allah. Mereka akan menerima catatan perbuatan mereka dengan tangan kiri, dan dari belakang, kemudian mereka dimasukkan ke dalam neraka.
Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku. Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku." (al-haqqah/69: 25-29).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KAMU AKAN MENEMUI ALLAH
Ayat 6
“Wahai Insan!" Ingatlah kamu dan insafilah keadaanmu.
“Sesungguhnya engkau telah kerja keras akan menuju Tuhanmu, sekeras-keras kerja."
Artinya bahwa manusia ini hidup di atas dunia bekerja keras, membanting tulang, memeras tenaga siang dan malam; apa jua pun jenis yang dikerjakan, namun akhir perjalanan adalah menuju Allah juga. Tidak ada jalan lain. Kerja keras membanting tulang dalam hidup, tidak lain akhirnya nanti insan akan sampai ke pintu kubur.
“Maka akan bertemulah engkau dengan Dia." (ujung ayat 6)
Bertemu dengan Dia, artinya ialah mati! Oleh sebab itu janganlah sekali-kali melupakan, bahwa segala kerja keras menghabiskan tenaga dalam hidup itu, akhirnya akan diperhitungkan di hadapan Allah.
***
Ayat 7
“Adapun orang-orang yang dibelikan surahnya dari sebelah kanannya." (ayat 7)
Ayat 8
“Maka akan diperhitungkanlah dia dengan perhitungan yang mudah." (ayat 8)
Tersebut di dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh Imam Ahmad dari Aisyah, bahwa beliau pernah mendengar, Rasulullah ﷺ membaca pada shalatnya, “Ya Tuhanku, perhitungkaniah aku dengan perhitungan yang mudah." Maka bertanyalah Aisyah kepada beliau sehabis beliau shalat, “Apakah yang dimaksud dengan perhitungan yang mudah itu, ya Rasul Allah?" Beliau menjawab, “Akan ditengok pada surahnya itu sepintas lalu, lalu dihentikan. Karena sesungguhnya barangsiapa yang dilakukan perhitungan dengan teliti atas surahnya pada waktu itu ya Aisyah, celakalah dia!" (HR. Muslim).
Tampaklah pada hadits ini bahwasanya menerima surah panggilan dari sebelah kanan saja, sudah menjadi tanda bahwa pemeriksaan atas diri yang bersangkutan akan mudah saja; laksana pemeriksaan barang-barang kepunyaan orang yang dipandang istimewa dan mendapat hak luar biasa, atau kekebalan diplomatik; atau yang biasa juga disebut VIP (Very Important Person). Dibuka sepintas lalu, ditutup, lalu dibebaskan.
Ayat 9
“Dan dia akan kembali kepada keluarganya dengan suka cita." (ayat 9)
Keluarganya yang dimaksud di sini ialah sesamanya ahli surga. Sebab orang-orang yang sama-sama mendapat nasib baik, mendapat keridhaan Allah, lalu dimasukkan-Nya ke dalam surga, adalah laksana satu keluarga. Sama duduk bercengkerama menikmati anugerah dan karunia Ilahi di tempat yang mulia itu.
Ayat 10
“Dan adapun orang yang diberikan surahnya dari belakang punggungnya." (ayat 10)
Dan diartikan juga dari sebelah kirinya. Dalam ayat ini disebut dari belakangnya, atau dari belakang punggungnya, untuk menunjukkan bahwa pemberian itu dalam keadaan yang buruk.
Ayat 11
“Maka dia akan berteriak menyebut kecelakaan." (ayat 11)
Datangnya surah dari sebelah belakang itu saja sudah menjadi isyarat bahwa dia akan menghadapi perhitungan yang sangat teliti, karena banyak kesalahannya semasa di dunia fana ini. Dia akan berteriak keras menyesali diri.
Ayat 12
“Dan dia akan masuk ke dalam api yang bernyala-nyala." (ayat 12)
Ayat 13
“Karena sesungguhnya dia pernah bersuka ria pada ahlinya.` (ayat 13)
Yaitu semasa hidupnya di atas dunia tidaklah diingatnya akan Hari Akhirat, hari akan bertemu dengan Allah. Dia tidak bersiap untuk menghadapi maut. Sebab itu dia bersuka ria menghabiskan umur pada barang yang tidak berfaedah.
Ayat 14
“Sesungguhnya dia menyangka bahwa sekali-kali tidaklah dia akan kembali." (ayat 14)
Dia bawa lalu saja segala peringatan, dilengahkannya saja tuntunan yang diberikan oleh rasul-rasul Allah, bahkan dicemoohkannya segala nilai-nilai yang diberikan oleh agama.
Ayat 15
“Tidak begitu!"
Artinya, ingatlah olehmu wahai insan yang hidup sekarang di dunia ini, bahwa keadaan yang sebenarnya tidaklah begitu, tidak sebagaimana yang kamu sangkakan itu.
“Sesungguhnyalah Tuhannya selalu melihatnya." (ujung ayat 15)
Hilangkanlah persangkaan yang salah itu, yaitu bahwa hidup di dunia ini tidak berujung dengan akhirat, dan sementara di dalam dunia ini tidaklah kita lepas dari pengawasan Allah. Oleh sebab itu maka hati-hatilah melangkah dari sekarang, agar tenaga jangan habis percuma dan kelak kita bertemu dengan Allah dalam suasana yang menggembirakan hati.