Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمَآ
dan apakah
أَدۡرَىٰكَ
kamu melihat
مَا
apa
يَوۡمُ
hari
ٱلدِّينِ
pembalasan
وَمَآ
dan apakah
أَدۡرَىٰكَ
kamu melihat
مَا
apa
يَوۡمُ
hari
ٱلدِّينِ
pembalasan
Terjemahan
Tahukah engkau apakah hari Pembalasan itu?
Tafsir
(Tahukah kamu) lafal Adraaka maknanya sama dengan lafal A'lamaka, yakni tahukah kamu (apakah hari pembalasan itu?).
Tafsir Surat Al-Infitar: 13-19
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan apa yang dialami oleh orang-orang yang berbakti, yaitu mendapat kenikmatan yang berlimpah. Demikian itu karena mereka taat kepada Allah dan tidak berbuat kedurhakaan terhadap-Nya. Ibnu Asakir telah meriwayatkan di dalam biografi Musa ibnu Muhammad, dari Hisyam ibnu Ammar, dari Isa ibnu Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Ubaidillah ibnu Muharib, dari Ibnu Umar, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah menamai mereka dengan sebutan abrar, karena mereka berbuat baik kepada orang-orang tuanya dan juga kepada anak-anaknya. Kemudian Allah menyebutkan apa yang dialami oleh orang-orang yang durhaka, yaitu dimasukkan ke dalam neraka Jahim dan mendapat azab yang kekal.
Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. (Al-Infithar: 15) Yakni di hari perhitungan amal perbuatan dan pembalasan, yaitu pada hari kiamat. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. (Al-Infithar: 16) Artinya, mereka tidak pernah absen dari azabnya barang sesaat pun, dan tidak pernah pula diringankan azab itu dari mereka; permintaan mereka yang menginginkan kematian atau istirahat dari azab tidak diperkenankan, walaupun hanya barang sehari.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (Al-Infithar: 17) Ini menggambarkan tentang betapa hebatnya hari kiamat itu, kemudian dikuatkan lagi dengan firman berikutnya yang senada: Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (Al-Infithar: 18) Selanjutnya ditafsirkan atau di jelaskan oleh firman berikutnya: (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. (Al-Infithar: 19) Tiada seorang pun yang dapat memberikan pertolongan kepada orang lain dan tidak pula menyelamatkannya dari azab yang dialaminya terkecuali dengan seizin Allah dan bagi siapa yang dikehendaki dan diridai-Nya untuk mendapat pertolongan (syafaat).
Dalam tafsir ayat ini sebaiknya kami kemukakan sebuah hadits Nabi ﷺ yang menyebutkan: Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari api neraka, aku tidak memiliki kekuasaan dari Allah terhadap kalian barang sedikit pun. Hal ini telah disebutkan di dalam akhir tafsir surat Asy-Syu'ara. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (Al-Infithar: 19) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: (Lalu Allah berfirman), "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mumin: 16) Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. (Al-Furqan: 26) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Yang menguasai hari pembalasan. (Al-Fatihah: 4) Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain.
Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (Al-Infithar: 19) Demi Allah, segala urusan di hari sekarang pun berada di tangan kekuasaan Allah, tetapi di hari itu tiada seorang pun yang menyaingi-Nya. Demikianlah akhir tafsir surat Al-Infithar, hanya bagi Allah-lah segala puji dan dari-Nya pulalah karunia, dan hanya kepada-Nya kita memohon taufik dan pemeliharaan.."
Menegaskan ketegangan hari kebangkitan, Allah bertanya, 'Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu''18. Allah mengulangi sekali lagi pertanyaan-Nya guna memberi efek yang lebih menggetarkan jiwa, 'Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu''.
Dalam ayat 17 dan 18, Allah bertanya kepada Nabi dan kaumnya apakah mereka tahu apa hari pembalasan itu? Pertanyaan ini bukan meminta jawaban, tetapi celaan bagi orang-orang yang tidak mau percaya pada hari pembalasan ini. Apakah semua informasi dan tanda yang dipaparkan Al-Qur'an belum cukup untuk membuat mereka percaya?
Allah kemudian menjelaskan dalam ayat 19 bahwa di hari perhitungan tidak ada manusia yang bisa menolong orang lain. Orang tua tidak bisa menolong anaknya dan begitu juga sebaliknya. Suami tidak bisa menolong istrinya, dan teman atau sahabat tidak bisa menolong temannya. Semua sibuk dengan diri masing-masing. Segala urusan pada hari itu berada di tangan Allah. Yang bisa menolong manusia hanyalah amalnya. Firman Allah:
Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (an-Najm/53: 39-40)
Dan firman-Nya lagi:
Dan tidak ada (lagi) baginya segolongan pun yang dapat menolongnya selain Allah; dan dia pun tidak akan dapat membela dirinya. (al-Kahf/18: 43).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
YANG BERBAKTI DAN YANG DURHAKA
Ayat 13
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti."
Al-Abrar kita artikan orang-orang yang banyak berbakti, berbuat jasa, meninggalkan kenang-kenangan yang baik di dalam hidupnya, terutama kepada sesama hamba Allah.
“Benar-benarlah di dalam surga yang penuh nikmat." (ujung ayat 13)
Ayat 14
“Dan sesungguhnya orang-orang yang berbuat durhaka."
Yakni orang yang sengaja melanggar segala apa yang ditentukan oleh Allah, tidak peduli akan nilai-nilai kebenaran.
“Benar-benarlah dia dalam neraka Jahim." (ujung ayat 14)
Jahim adalah salah satu nama dari neraka, di samping Sa'ir, Jahannam, Saqar, Lazhaa, Huthamah.
Ayat 15
“Mereka akan bergelimang di dalamnya pada Hari Pembalasan itu." (ayat 15) yaitu Yaumud Din.
Ayat 16
“Dan tidaklah mereka akan terhindar jauh daripadanya." (ayat 16)
Artinya, apabila mereka telah dimasukkan ke dalamnya, tidaklah mereka kuasa atau sanggup keluar lagi, sehingga apabila dipanggil mereka dalam neraka itu, mereka akan senantiasa menjawab ada.
Ayat 17
“Dan tahukah engkau, apakah Hari Pembalasan itu?" (ayat 17)
Dan pertanyaan pertama ini diikuti lagi oleh pertanyaan kedua.
Ayat 18
“Kemudian itu, tahukah engkau, apakah Hari Pembalasan itu?" (ayat 18)
Diulang-ulangkan pertanyaan yang serupa sampai dua kali, untuk menarik perhatian betapa hebatnya hari itu.
Ayat 19
“Pada hari yang tidaklah berkuasa satu diri terhadap diri yang lain sedikit pun."
Masing-masing orang sibuk membela dirinya sendiri. Maka salahlah persangkaan orang yang merasa bahwa seorang guru thariqat, atau guru suluk misalnya, dapat menolong muridnya pada hari itu, atau seorang kyai dalam menolong santrinya.
“Dan segala urusan, pada hari itu adalah dalam kekuasaan Allah semata-mata."(ujung ayat 19)