Ayat
Terjemahan Per Kata
جَزَآءٗ
balasan
مِّن
dari
رَّبِّكَ
Tuhanmu
عَطَآءً
pemberian
حِسَابٗا
perhitungan/cukup
جَزَآءٗ
balasan
مِّن
dari
رَّبِّكَ
Tuhanmu
عَطَآءً
pemberian
حِسَابٗا
perhitungan/cukup
Terjemahan
(Hal itu) sebagai balasan (dan) pemberian yang banyak dari Tuhanmu,
Tafsir
(Sebagai balasan dari Rabbmu) dari Allah ﷻ memberikan hal tersebut kepada penghuni-penghuni surga sebagai pembalasan dari-Nya (dan pemberian) menjadi Badal daripada lafal Jazaa-an (yang cukup banyak) sebagai pembalasan yang banyak; pengertian ini diambil dari perkataan orang-orang Arab: A'thaanii Fa'ahsabanii, arti-Nya, "Dia memberiku dengan pemberian yang cukup banyak." Atau dengan kata lain bahwa memberikan pemberian yang banyak kepadaku sehingga aku mengatakan, "Cukuplah!".
Tafsir Surat An-Naba': 31-36
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta. Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan keadaan orang-orang yang berbahagia dan pahala apa yang telah disediakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi mereka berupa kehormatan dan kenikmatan yang abadi; untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (An-Naba: 31) Ibnu Abbas dan Adh-Dhahhak mengatakan, makna mafazan ialah tempat untuk berekreasi. Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa mereka beroleh kemenangan, maka mereka selamat dari neraka. Tetapi pendapat yang jelas dalam hal ini adalah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, karena dalam firman berikutnya disebutkan: (yaitu) kebun-kebun. (An-Naba: 32) Maksudnya, taman-taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon kurma dan lain-lainnya.
dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An-Naba: 32-33) Yaitu bidadari-bidadari yang sebaya usianya. Ibnu Abbas dan Mujahid serta selain keduanya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa makna kawa'ib ialah nawahid, yakni bidadari-bidadari yang dadanya montok lagi kencang tidak bergayut, karena mereka masih gadis Iagi berusia remaja semuanya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam surat Al-Waqi'ah. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Abdur Rahman Ad-Dustuki, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Abu Sufyan alias Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Tayyim, telah menceritakan kepada kami Atiyyah ibnu Sulaiman alias Abul Gais, dari Abu Abdur Rahman Al-Qasim ibnu Abul Qasim Ad-Dimasyqi, dari Abu Umamah, bahwa ia pernah mendengarnya menceritakan hadits berikut dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Sesungguhnya baju-baju gamis ahli surga benar-benar menampilkan keridaan Allah (kepada mereka), dan sesungguhnya awan benar-benar melewati mereka, lalu berseru kepada mereka, "Wahai Ahli Surga, apakah yang ingin aku turunkan kepada kalian? Sehingga sesungguhnya awan surga itu benar-benar menghujani mereka dengan gadis-gadis remaja yang sebaya usianya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). (An-Naba: 34) Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah yang penuh-penuh lagi berturut-turut. Menurut ikrimah, makna yang dimaksud ialah yang jernih minumannya. Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang penuh (berisi minuman). (An-Naba: 34) Yakni penuh berisi minuman lagi menyenangkan. Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair mengatakan berturut-turut. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta. (An-Naba: 35) Semakna dengan firman-Nya: Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. (Al-Waqi'ah: 25) Yaitu di dalam surga tidak terdapat perkataan yang sia-sia tiada faedahnya, tidak pula perkataan yang berdosa (yakni dusta), bahkan surga adalah negeri kesejahteraan, dan semua yang ada di dalamnya bebas dari segala bentuk kekurangan.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak. (An-Naba: 36) Semua yang telah disebutkan di atas merupakan balasan dari Allah yang diberikan-Nya kepada mereka sebagai karunia, kebaikan, dan rahmat-Nya kepada mereka. dan pemberian yang cukup banyak. (An-Naba: 36) Yakni yang cukup, sesuai, utuh, lagi banyak. Orang Arab mengatakan A'tanifa-ahsabani, yakni dia memberiku dengan pemberian yang cukup banyak. Dan termasuk ke dalam pengertian ini ucapan Hasbiyallah, yang artinya 'cukuplah Allah sebagai Pelindungku'."
Semua kenikmatan itu disediakan sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu yang telah menuntunmu menuju jalan ketakwaan. 37. Tuhan yang menganugerahkan semua itu adalah Tuhan Pemelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Mahakaya. Dia mempunyai rahmat yang sangat banyak. Mereka tidak mampu berbicara dengan Dia. Semua unduk dan patuh kepada-Nya, tidak ada yang mampu berbicara dengan-Nya kecuali atas seizin-Nya.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa kemenangan dan kebahagiaan yang besar itu adalah pemberian yang banyak dari Allah, sebagai rahmat dan karunia-Nya kepada hamba yang taat kepada-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
NIKMAT SURGA BAGI YANG BERTAKWA
Selalu Al-Qur'an mengadakan timbalan di antara ancaman dan bujukan, atau siksaan dengan karunia.
Ayat 31
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa ada tempat kemenangan." (ayat 31)
Ketakwaan, menyebabkan selamat perjalanan hidup itu sampai kepada akhir umur. Di akhirat kelak telah disediakan baginya Mafaza, tempat berdiam bagi orang- orang yang telah menang dalam menegakkan kebenaran.
Ayat 32
Tempat kemenangan itu ialah “Taman-taman dan anggun-anggun." (ayat 32)
Kebun-kebun yang subur, penuh dengan tumbuh-tumbuhan, kembang-kembang berbagai warna disertai buah-buahan yang lezat cita rasanya adalah tempat nikmat itu. Dan di antara buah-buahan yang banyak berbagai ragam, ada satu yang istimewa, yaitu anggur-anggur. Karena anggur itu kecil mungil dan bijinya tidak mengganggu.
Ayat 33
“Dan penawar-penawar muda yang sebaya." (ayat 33)
Taman-taman yang indah berwarna-warni, disertai buah-buahan yang lezat, lebih berarti sebagai tempat orang yang menang dalam perjuangan menantang hawa nafsu dalam hidup di dunia ini. Di dalamnya terdapat pula gadis-gadis perawan muda, yang di dalam bahasa Arab disebut Kawa'ib sebagai jamak dari Ka'ib, yang berarti gadis remaja yang susunya masih kencang. Dan mereka banyak, sebanyak diperlukan, dan usia mereka boleh dikatakan seumuran belaka.
Ayat 34
Ditambah lagi, “Dan piala-piala yang melimpah-limpah." (ayat 34)
Ayat 35
“Tidak akan mereka dengan padanya kata-kata yang sia-sia dan tidak pula kata-kata dusta." (ayat 35)
Jika di dunia ini taman-taman cinta birahi yang kaya dengan segala buah-buahan dan anggur, minuman berbagai rupa, perempuan cantik yang menggiurkan dan menimbulkan nafsu, barulah meriah bila orang telah mabuk-mabuk. Orang meminum tuak dan segala minuman keras ialah untuk menghilangkan rasa malu di dalam berbuat segala macam kecabulan. Keluarlah di sana segala perkataan kotor dan jijik. Maka suasana dalam surga bukanlah demikian. Bila disebutkan gadis-gadis remaja dan perawan-perawan sebaya itu, rasa seni dan keindahanlah yang tergetar, bukan hawa nafsu kelamin. Karena surga bukanlah semata menghidangkan pemuas kelamin. Yang ada dalam surga adalah kedamaian pikiran, ketenangan dan tenteram, tidak mendengar kata-kata sia-sia, seperti banyak terdengar di dunia ini dan tidak pula mendengar kata-kata bohong.
Ayat 36
Semuanya ini adalah “Ganjaran dari Tuhan engkau." Disebutkan ini agar kita dapat memperbedakannya dengan kepelisiran di dunia, yang sebagian besar bukan karena ganjaran Allah, melainkan ganjaran setan, yang akhirnya bukan nikmat, melainkan niqmat', alangkah jauh bedanya di antara nikmat dengan niqmat; “Pemberian yang cukup tersedia." (ujung ayat 36)
Allah menyatakan siapa diri-Nya dan bagaimana luas sifat Rububiyah-Nya. “Tuhan dari sekalian langit." As-Samawati adalah kata jamak dari as-Sama'. As-Sama' artinya satu langit. As- Samawati artinya beberapa langit. Karena telah tersebut di dalam Al-Qur'an sendiri bahwa langit itu sampai tujuh lapisan, lalu penafsir mengartikan dengan sekalian langit atau beberapa langit. Begitulah penerjemahan bahasa yang dapat dipakai oleh penafsir ini. Karena pemakaian kata jamak dari baitun yang berarti satu rumah, jamaknya ialah buyutun yang berarti banyak rumah. Dalam pemakaian kata sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, banyak rumah disebut rumah-rumah. Kitabun untuk satu buku. Kutubun untuk banyak buku, dalam bahasa kita disebut banyak buku-buku. Tetapi untuk langit kalau banyak tidak dapat disebut artinya menjadi langit-langit. Karena langit-langit artinya bu-kanlah langit yang banyak, melainkan di dalam mulut kita yang sebelah atas! Itu sebabnya maka Samawati selalu saya artikan sekalian langit. Supaya ahli-ahli terjemah lama maklum adanya.
Ayat 37
“Dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya." Artinya, bahwa Allah ﷻ adalah Tuhan dari semuanya; Dia yang mengatur. Dia yang mentadbirkan perjalanannya. Dan lagi, “Yang Maha Pemurah." Atau diartikan juga Maha Penyayang, yaitu arti yang kita ambil untuk nama ar-Rahman.
“Tidaklah mereka berkuasa berkata-kata kepada-Nya." (ujung ayat 37)
Artinya, akan dirasakanlah betapa hebat kebesaran dan keagungan Allah Tuhan Sarwa Sekalian Alam pada hari itu. Meskipun hari itu hari nikmat, hari orang yang bertakwa akan menerima ganjaran dan karunia Ilahi, meskipun bagaimana rasa gembira, namun kebesaran Ilahi itu menyebabkan tiada seorang jua pun yang sanggup bercakap. Mulut tertutup semuanya, ditambah lagi oleh rasa terharu setelah menerima nikmat karunia-Nya.