Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمَكَرُواْ
dan mereka membuat tipu daya
مَكۡرٗا
tipu daya
كُبَّارٗا
yang besar
وَمَكَرُواْ
dan mereka membuat tipu daya
مَكۡرٗا
tipu daya
كُبَّارٗا
yang besar
Terjemahan
Mereka pun melakukan tipu daya yang sangat besar.
Tafsir
(Dan mereka melakukan tipu daya) yaitu para pemimpin mereka (yang amat besar.") Tipu daya mereka sangat besar, yaitu mereka telah mendustakan Nabi Nuh dan menyakitinya serta menyakiti orang-orang yang beriman kepadanya.
Tafsir Surat Nuh: 21-24
Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat besar." Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa', yagus, ya'uq dan nasr." Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.
Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang Nuh a.s. bahwa dia telah menunaikan nahi munkar demi karena Allah; dan Dia Maha Mengetahui tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Bahwa meskipun dengan adanya semua keterangan yang telah disebutkan di atas dan seruan serta dakwah yang beraneka ragam, baik dengan cara targib maupun dengan cara tarhib, kaumnya tetap mendurhakainya dan menentangnya serta mendustakannya. Bahkan mereka lebih suka mengikuti para hartawan yang lupa kepada perintah Allah dan tenggelam ke dalam kesenangan duniawinya yang berlimpah, padahal kenyataannya apa yang mereka miliki itu merupakan istidraj dan penangguhan dari Allah buat mengazab mereka, bukan sebagai penghormatan atau kemuliaan.
Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. (Nuh: 21) Manurut suatu qiraat, ada yang membaca waladuhu dan ada pula yang membacanya wulduhu dalam qiraat yang lainnya, tetapi keduanya mempunyai makna yang berdekatan. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan melakukan tipu daya yang amat besar. (Nuh: 22) Mujahid mengatakan bahwa kubbar artinya amat besar, menurut Ibnu Zaid artinya besar.
Orang-orang Arab mengatakan amrun 'ajibun, ujaban, dan 'ujjabun (perkara yang mengagumkan). Dikatakan pula rajulun husanun dan hussanun (lelaki yang tampan), atau jumalun dan jummalun, mempunyai makna yang sama. Makna firman-Nya: Dan melakukan tipu daya yang amat besar. (Nuh: 22) Yakni dengan para pengikutnya melalui hasutan mereka terhadap para pengikutnya yang mengelabui mereka bahwa jalan yang mereka tempuh adalah benar dan berada pada petunjuk, sebagaimana yang dikatakan oleh para pengikut mereka terhadap pemimpin mereka di hari kiamat, yang hal ini disitir oleh firman-Nya: (Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya. (Saba': 33) Karena itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya: Dan melakukan tipu daya yang amat besar.
Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa', yagus, ya'uq dan nasr." (Nuh: 22-23) Ini adalah nama berhala-berhala sesembahan mereka selain Allah. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari ibnu Juraij dan ‘Atha’, dari Ibnu Abbas, bahwa berhala-berhala yang ada pada kaum Nuh itu kemudian menjadi sembahan orang-orang Arab di kemudian harinya.
Wadd sembahan Bani Kalb yang terletak di Daumatul Jandal, suwa' sembahan Huzail, yagus sembahan Murad, kemudian Bani Gatif di Al-Jirf di negeri Saba, sedangkan ya'uq adalah berhala sembahan Hamdan, dan nasr sembahan Himyar dan keluarga Zul Kala'. Pada mulanya nama-nama tersebut merupakan nama orang-orang saleh dari kalangan kaum Nabi Nuh a.s. Ketika mereka meninggal dunia, setan membisikkan kepada kaum mereka, "Buatkanlah tugu-tugu pada bekas tempat-tempat duduk mereka berupa patung-patung, lalu namailah dengan nama-nama mereka." Maka mereka melakukannya, dan pada mulanya tidak disembah.
Tetapi lama-kelamaan setelah ilmu diangkat dari mereka, maka mulailah patung-patung itu disembah dan dipuja. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan Ibnu Ishaq. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa berhala-berhala tersebut merupakan sembahan-sembahan di masaNabi Nuh a.s. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Mahran, dari Musa, dari Muhammad ibnu Qais sehubungan dengan makna firman-Nya: yagus, ya 'uq dan nasr. (Nuh: 23) Bahwa mereka adalah orang-orang yang saleh yang hidup di masa antara Adam dan Nuh a.s.; mereka mempunyai banyak pengikut yang mengikuti jejak mereka.
Dan ketika mereka telah meninggal dunia, para muridnya yang setia mengikuti jejaknya mengatakan, "Sebaiknya kita buatkan patung-patung mereka sebagai peringatan buat kita yang akan mendorong kepada kita untuk tetap giat beribadah." Lalu mereka membuat patung-patungnya, dan ketika generasi itu telah meninggal dunia, lalu datang generasi berikutnya iblis membisikkan kepada mereka dan mengatakan, "Sesungguhnya generasi terdahulu hanyalah menyembah berhala-berhala ini, dan karena berhala-berhala inilah mereka dahulu diberi hujan, maka kalian pun sebaiknya menyembahnya." Al-Hafidzh ibnu Asakir di dalam biografi Syis a.s.
telah meriwayatkan melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Juwaibir dan Muqatil, dari Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Adam a.s. mempunyai empat puluh orang putra; dua puluh orang laki-laki dan dua puluh orang perempuan.-Di antara mereka yang hidup ialah Habil, Qabil,Saleh, Abdur Rahman yang juga dinamai Abdul Haris, dan Wadd.
Nama lain dari Wadd ialah Syis, juga disebut dengan nama Hibatullah, dan saudara-saudaranya telah membuatnya menjadi hitam. Lalu Adam beranak lagi, yaitu Suwa', Yagus, Ya'uq, dan Nasr. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Wadd adalah putra Adam yang paling besar dan paling berbakti kepadanya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Amr Ad-Dauri, telah menceritakan kepadaku Abu Ismail Al-Mu'addib, dari Abdullah ibnu Muslim ibnu Hurmuz, dari Abu Hirzah, dari Urwah ibnuz Zubair yang mengatakan bahwa Adam a.s.
jatuh sakit, sedangkan di hadapannya terdapat semua anaknya, Wadd, Yagus, Ya'uq, Suwa', dan Nasr. Ibnuz Zubair mengatakan bahwa Wadd adalah yang paling besar dari mereka, dan dialah yang paling berbakti kepada ayahnya. Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mansur, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ya'qub, dari Abul Mutahhiryang telah mengatakan bahwa orang-orang memperbincangkan perihal Yazid ibnul Muhallab di tempat Abu Ja'far yang saat itu Abu Ja'far sedang mengerjakan shalat.
Setelah selesai dari salatnya, Abu Ja'far berkata, "Kalian telah membicarakan perihal Yazid ibnul Muhallab. Ketahuilah bahwa dia telah terbunuh di suatu tempat yang padanya mula-mula disembah selain Allah." Kemudian ia menyebutkan perihal seorang lelaki muslim yang dicintai di kalangan kaumnya. Ketika ia mati, mereka mendiami sekitar kuburnya. Hal ini terjadi di suatu tempat di negeri Babil, sikap demikian itu karena kedukaan mereka atas kepergiannya.
Ketika iblis melihat kedukaan mereka atas meninggalnya lelaki itu, maka ia mengubah dirinya menjadi seorang manusia, lalu berkata kepada mereka, "Sesungguhnya aku melihat duka cita kalian atas kepergian laki-laki ini, maka bolehkah aku membuat patung untuk kalian yang serupa dengan bentuk laki-laki ini di tempat perkumpulan kalian, sehingga kalian dapat mengingatnya?" Mereka menjawab, "Baiklah." Lalu iblis membuat patung lelaki itu, kemudian mereka meletakkan patung itu di tempat perkumpulan mereka, dan karenanya mereka selalu mengingatnya.
Ketika iblis melihat kerinduan mereka kepada laki-laki itu, ia berkata, "Bolehkah aku buat sebuah patung untuk tiap-tiap rumah seseorang dari kamu, sehingga di dalam rumahnya terdapat patungnya, dan ia dapat selalu mengingatnya?" Mereka menjawab, "Boleh." Maka setan membuat bagi tiap-tiap ahli bait sebuah patung yang mirip dengan lelaki muslim yang mereka cintai itu. Mereka menerimanya dan selalu mengingatnya dengan adanya patung itu di tiap-tiap rumah mereka.
Kemudian anak-anak mereka menjumpai apa yang diperbuat oleh orang tua-orang tua mereka, lalu mereka mengikuti jejaknya, kemudian mereka berkembang biak dan telah punah kisah mereka tentang patung lelaki muslim itu, pada akhirnya generasi-generasi berikutnya menjadikan patung itu sebagai sesembahan mereka selain Allah. Maka patung yang mula-mula disembah selain Allah adalah berhala yang mereka namai Wadd.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia). (Nuh: 24) Yakni berhala-berhala yang dijadikan sembahan oleh mereka itu telah menyesatkan banyak manusia, dan penyembahan terhadap berhala-berhala itu masih tetap berlangsung sampai zaman kita sekarang ini, baik di kalangan bangsa Arab, non-Arab, maupun bangsa Bahi Adam lainnya. Al-Khalil dalam doanya mengatakan: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala, Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia. (Ibrahim: 35-36) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. (Nuh: 24) Ini merupakan doa Nuh terhadap kaumnya karena ia melihat pembangkangan mereka, kekafiran, dan keingkaran mereka yang sangat parah.
Sebagaimana doa Musa terhadap Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, yang disitir oleh firman Allah subhanahu wa ta’ala: Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka; maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. (Yunus: 88) Allah subhanahu wa ta’ala telah memperkenankan doa masing-masing nabi terhadap kaumnya. Dan Allah menenggelamkan kaum Nuh disebabkan kedustaan mereka kepada apa yang disampaikan oleh Nuh kepada mereka."
22-23. Dan mereka para pemuka masyarakat itu melakukan tipu daya yang sangat besar untuk menghalangiku menyampaikan dakwah. Dan mere-ka memprovokasi masyarakat dengan berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan untuk menegaskan larangannya itu mereka menyebut satu demi satu tuhan-tuhan yang mereka sembah sambil lebih tegas lagi menyatakan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan Wadd, dan jangan pula Suwa', Yag'', Ya''q dan Nasr. Itu semua adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang saleh. 22-23. Dan mereka para pemuka masyarakat itu melakukan tipu daya yang sangat besar untuk menghalangiku menyampaikan dakwah. Dan mere-ka memprovokasi masyarakat dengan berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan untuk menegaskan larangannya itu mereka menyebut satu demi satu tuhan-tuhan yang mereka sembah sambil lebih tegas lagi menyatakan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan Wadd, dan jangan pula Suwa', Yag'', Ya''q dan Nasr. Itu semua adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang saleh.
Ayat ini menerangkan bahwa para pembesar dan pemimpin umat Nabi Nuh, melakukan segala macam tipu muslihat untuk menghambat dan menghancurkan agama yang dibawa Nabi Nuh. Di antaranya adalah dengan menghalangi dan mengancam orang-orang yang hendak mengikuti seruan Nuh, memperkuat kedudukan berhala, dan bahkan menghasut masyarakat untuk menganiaya Nabi Nuh.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Kemudian dikisahkan lagi betapa keluhan Nuh kepada Allah.
Ayat 21
“Berkata Nuh, “Ya Tuhanku! Sesungguhnya mereka telah mendurhakai aku."
Artinya bahwa seruan yang dibawa oleh Nabi Nuh tidaklah mereka acuhkan, bahkan mereka tantang terang-terangan.
“Dan mereka ikut orang-orang yang tidak akan menambah baginya pada harta dan anak-anaknya, kecuali kerugian jua."
Dalam ayat ini terang terbayang bahwa bagi manusia yang mendurhaka, mengikuti Nabi merasa berat dan mengikuti orang yang dapat memenuhi keinginan hawa nafsunya mereka suka sekali. Padahal dengan mengikut iorang yang demikian bukanlah keuntungan yang akan mereka dapati, melainkan kerugian juga. Harta benda akan licin tandas, habis musnah karena memperturutkan rayuan setan, misalnya berjudi dan bertaruh. Anak-anak akan kucar-kacir tidak berketentuan kalau harta benda telah musnah karena akal telah kabur karena pengaruh minuman keras. Orang yang mengajak mendurhakai Allah itu hanya pandai menyesatkan. Kalau sudah tersesat barulah teringat kembali kebenaran seruan nabi.
Ayat 22
“Dan mereka telah menipu dengan sebesar-besar tipu daya."
Artinya bahwa setan-setan penipu yang menyesatkan mereka itu dari kebenaran, baik setan halus atau setan kasar, yaitu manusia yang menjalankan lakon setan. Mereka itulah yang selalu membujuk, menipu, merayu membawa orang yang tidak mau mengikuti jalan nabi itu, supaya mereka tinggalkan jalan yang benar dan tempuh jalan yang sesat.
Ayat 23
“Dan mereka berkata,"
Yaitu orang-orang yang mengajak kepada jalan yang sesat itu dalam tipuan dan hasutannya kepada orang yang goyah pendirian itu, “Sekali-kali jangan kamu biarkan tuhan-tuhan kamu," atau dewa-dewa pujaan kamu, berhala yang kamu jadikan tempat memohon sesuatu yang kamu hajati.
“Dan sekali-kali jangan kamu biarkan waddan dan tidak pula sua'an dan tidak pula yaghuts dan ya'ug dan nasi."
Waddan, sua'an, ya'uq, yaghuts, dan nasr adalah nama dari lima buah berhala yang dijadikan persembahan oleh kaum Nabi Nuh itu, setan halus dan setan kasar itu menghasut kepada mereka supaya kelima berhala pujaan itu jangan dibiarkan dikritik orang atau hendak diruntuh orang. Bahkan wajiblah dipertahankan. Menurut suatu riwayat dari Imam Bukhari, kelima berhala pusaka kaum Nuh yang tersesat ini kemudiannya jadi waris turun-temurun pula bagi bangsa Arab yang jauh datang kemudian. Berhala Waddan dipuja oleh Bani Kalb di Daumatul Jandal, Sua'an berhala yang dipuja Hudzail, Yaghuts pujaan Bani Ghuthaif di Jarf dekat Saba', Ya'uq pujaan Bani Hamdan dan Nasr pujaan Himyar. Semuanya itu pada mulanya adalah nama-nama dari orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh. Mula-mulanya diperingati dan dihormati karena terkenang akan jasa beliau-beliau semasa hidup. Tetapi setelah beliau-beliau meninggal, ilmu agama telah mulai kabur, maka mulailah orang menyembah kepada berhala itu sendiri, bukan lagi memperingati jasa.
Dalam riwayat lain yang diterima dari Ibnu Asakir berhala yang lima ini pada mulanya adalah nama dari lima orang anak laki-laki Nabi Adam. Katanya Nabi Adam itu beranak, banyak anaknya 40 orang, laki-laki 20 orang dan perempuan 20 orang pula. Di antaranya tersebut Habil dan Qabil. Beliau kawinkan anak-anak itu dari yang atas kepada yang bawah, bukan adik beradik yang lama lahir. Di antara anak beliau yang akan mengalir darah nubuwwat ialah Syits. Kelima anak Nabi Adam itu orang baik-baik, orang taat dan banyak dikenangkan orang jasanya. Di masa hidupnya mereka dipuji orang karena kebaikannya. Tetapi setelah mereka meninggal dunia para pengikut mereka masih terkenang akan jasa mereka semasa hidup, lalu dipuja dan dipuji. Tetapi lama-lama pujian jadi pujaan, mengingat jasa bertukar jadi menyembah.
Ayat 24
“Dan sesungguhnya mereka telah menyesatkan banyak sekali."
Artinya banyak orang yang agamanya dangkal atau tidak mengetahui inti sari agama telah tersesat karena berhala-berhala itu lalu mereka berbondong-bondong menyembah berhala yang bukan menjadikan mereka, melainkan merekalah yang menyembah kepada barang-barang yang mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri.
“Dan tidak akan menambah bagi orang-orang yang aniaya itu selain kesesalan."
Artinya bertambah lama bertambah jauhlah mereka terpesona daripada ajaran yang benar, sudah sukar diharap untuk sembuh kembali.
Ayat 25
“Sesungguhnya darni sebab kesalahan-kesalahan mereka, mereka pun ditenggelamkan."
Artinya bahwa kesalahan itu sudah terlalu banyak. Ibarat bergantang, sudahlah penuh. Maka jika datang hukuman Allah sudah wajar. Mereka pun ditenggelamkan di dalam banjir besar yang telah meliputi bumi sehingga puncak-puncak gunung yang tinggi pun tidak kelihatan lagi, dari sangat naiknya air bah itu. “Lalu dimasukkanlah mereka ke dalam neraka", sehingga lanjutan daripada hukum dunia yang terakhir akan dimasukkanlah mereka ke dalam neraka pada waktu yang telah ditentukan Allah.
“Maka tidaklah mereka dapati untuk mereka dan selain Allah, akan jadi penolong."
Dan Allah tidaklah akan menolong mereka di hari itu, karena adzab ini sudah diperingatkan dari jauh-jauh hari, ketika mereka masih hidup di dunia oleh lidah rasul-rasul Allah.
Dan akan demikian jugalah jadinya tiap-tiap kedurhakaan manusia di dunia, tidaklah manusia yang bersalah langsung diadzab saja di akhirat, sebelum peringatan diberikan terlebih dahulu semasa di dunia ini.