Ayat
Terjemahan Per Kata
قُطُوفُهَا
buah-buahannya
دَانِيَةٞ
dekat
قُطُوفُهَا
buah-buahannya
دَانِيَةٞ
dekat
Terjemahan
yang buah-buahannya dekat.
Tafsir
(Buah-buahannya) buah-buahan yang dipetiknya (dekat) sangat dekat yaitu dapat dicapai oleh orang yang berdiri, orang yang duduk, dan malah orang yang berbaring.
Tafsir Surat Al-Haqqah: 19-24
Adapun orang-orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata.Ambillah, bacalah kitabku(ini).Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang menerima kitab catatan amalnya dari sebelah kanannya di hari kiamat dan kegembiraan mereka dengan hal tersebut.
Bahwa karena gembiranya ia mengatakan kepada tiap-tiap orang yang dijumpainya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: "Ambillah, bacalah kitabku (ini).(Al-Haqqah: 19) Yakni kemarilah dan bacalah kitabku ini. Ia mengatakan demikian karena mengetahui bahwa apa yang terdapat di dalamnya hanyalah kebaikan belaka, sebab dia termasuk orang-orang yang keburukannya telah diganti oleh Allah dengan kebaikan. Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt: Ambillah, bacalah kitabku (ini). (Al-Haqqah: 19) Maksudnya, inilah kitabku, bacalah ia.
Lafal umu adalah ziyadah; demikianlah menurutnya, tetapi yang jelas lafal haumu' ini bermakna hakum, yakni ambillah. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Matar Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami ‘Ashim Al-Ahwal, dari Abu Usman yang telah mengatakan bahwa orang mukmin diberikan kitab catatan amalnya dari sebelah kanannya dengan ditutupi oleh Allah.
Lalu ia membaca keburukan-keburukannya; dan manakala ia lewati suatu amal keburukan, berubahlah roman wajahnya. Hingga manakala sampai pada amal-amal kebaikannya dan ia membacanya, maka roman wajahnya kembali berseri. Lalu ia mengulangi bacaan kitab catatan amalnya, tiba-tiba ia melihat catatan keburukannya telah diganti dengan kebaikan. Maka saat itulah ia mengatakan, "Ambillah, bacalah kitabku ini." Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Walid ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ubaidah, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Abdullah alias Hanzalah yang dimandikan oleh malaikat.
Ia mengatakan, sesungguhnya Allah menghentikan hamba-Nya di hari kiamat, lalu menampakkan kepadanya keburukan-keburukannya yang tertulis di bagian luar catatan amal perbuatannya, lalu Allah berfirman kepadanya, "Engkau tentu mengetahui ini." Si hamba yang bersangkutan menjawab, "Ya, wahai Tuhanku." Lalu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepadanya, "Sesungguhnya Aku tidak akan mempermalukanmu dengannya, dan sesungguhnya sekarang Aku telah mengampunimu." Maka pada saat itulah si hamba yang bersangkutan mengatakan: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)." Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (Al-Haqqah: 19-20) karena yakin dirinya telah selamat dari hal yang mempermalukan dirinya di hari kiamat.
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan sebuah hadits shahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Umar ketika ditanya tentang pembicaraan rahasia. Lalu ia menjawab bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Allah subhanahu wa ta’ala mendekatkan hamba-Nya di hari kiamat, lalu membuatnya mengakui semua dosanya, hingga manakala hamba yang bersangkutan merasa bahwa dirinya akan binasa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Sesungguhnya Aku telah menutupinya terhadapmu ketika di dunia, dan pada hari ini Aku memaafkannya bagimu. Kemudian diberikan buku catatan amal kebaikannya dari sebelah kanannya. Adapun orang kafir dan orang munafik, maka para saksi mengatakan, "Mereka adalah orang-orang yang berdusta terhadap Tuhannya. Ingatlah, laknat Allah menimpa orang-orang yang zalim." Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya aku yakin bahwa Sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (Al-Haqqah: 20) Yakni sesungguhnya aku ketika di dunia meyakini bahwa hari ini pasti akan terjadi, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya. (Al-Baqarah: 46) Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya: Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai. (Al-Haqqah;21) Lafal radiyah bermakna mardiyyah, yakni diridai.
dalam surga yang tinggi. (Al-Haqqah: 22) Artinya, yang gedungnya tinggi-tinggi, bidadarinya cantik-cantik, tempat-tempat tinggal yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Atabah alias AL-Hasan ibnu Ali ibnu Muslim As-Sukuni, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ayyasy, dari Sa'id ibnu Yusuf. dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salam Al-Aswad yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Umamah menceritakan hadits berikut, bahwa pernah ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang keadaan ahli surga, apakah mereka saling berkunjung di antara sesamanya? Maka Rasulullah ﷺ menjawab: Benar, Sesungguhnya para penghuni derajat yang tertinggi benar-benar turun ke tempat para penghuni derajat yang di bawahnya, lalu mengucapkan salam penghormatan kepada mereka dan mereka menjawab salam penghormatannya.
Para penghuni derajat yang di bawah tidak mampu naik ke tempat para penghuni derajat yang tertinggi disebabkan kurangnya amal perbuatan mereka. Di dalam kitab shahih telah disebutkan sebuah hadits yang mengatakan: Sesungguhnya surga itu terdiri dari seratus tingkatan, dan jarak di antara satu tingkatan ke tingkatan yang lainnya sama dengan jarak antara langit dan bumi.
Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: Buah-buahannya dekat. (Al-Haqqah: 23) Menurut Al-Barra ibnu Azib, dekat artinya mudah dipetik oleh seseorang dari mereka, sekalipun ia berada di atas tempat tidurnya dalam keadaan berbaring. Hal yang sama telah dikatakan bukan hanya oleh seorang. : Imam Ath-Thabarani telah meriwayatkan dari Ad-Duburi, dari Sufyan Ats-Tsauri, dari Abdur Rahman ibnu Ziad ibnu An'am, dari ‘Atha’ ibnu Yasar. dari Salman Al-Farisi yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tiada seorang pun yang masuk surga kecuali dengan membawa jawaz (paspor), yaitu Bismillahir Rahmanir Rahim (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) ini adalah surat izin dari Allah buat si Fulan bin Fulan.
Masukkanlah dia ke dalam surga yang tinggi, yang buah-buahannya dekat! Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ad-Diya dalam Bab "Sifatul Jannah" melalui jalur Sa'dan ibnu Sa'id, dari Sulaiman At-Taimi, dari Abu Usman An-Nahdi, dari Salman, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: : Orang mukmin diberi izin lewat di Sirat, yaitu: "Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ini adalah izin masuk dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana buat si Fulan." Masukkanlah dia ke dalam surga yang tinggi yang buah-buahannya dekat.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: (kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu." (Al-Haqqah: 24) Yakni dikatakan kepada mereka hal tersebut sebagai anugerah buat mereka dan kebaikan serta kebajikan dari Tuhan mereka. Karena sesungguhnya telah disebutkan di dalam sebuah hadits shahih dari Rasulullah ﷺ yang menyebutkan bahwa beliau ﷺ telah bersabda: "Beramallah, luruslah dan dekatkanlah diri kalian (kepada Allah), dan ketahuilah bahwa seseorang dari kalian tidak akan dapat dimasukkan ke dalam surga oleh amal perbuatannya." Mereka bertanya, "Termasuk juga engkau, ya Rasulullah." Rasulullah ﷺ menjawab, "Dan tidak pula aku, kecuali bila Allah melimpahkan kepadaku rahmat dan karunia dari-Nya.""
21-24. Maka sebagai balasan atas amal salehnya ketika di dunia orang itu berada dalam kehidupan yang menyenangkan dan diridai, sehingga dia benar-benar merasa puas dengan anugerah Allah tersebut yaitu dalam surga yang tinggi tempat dan martabatnya. Di antara fasilitasnya adalah buah-buahannya dekat sehingga mudah untuk memetiknya. Kepada mereka dikatakan, 'Makan dan minumlah dengan nikmat apa saja yang kamu inginkan. ltu semua adalah ganjaran dari Allah karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu. ' Demikianlah ke-Mahaadilan Allah, Ia memberikan balasan yang sempurna bagi orang-orang yang bersabar untuk senantiasa taat kepada-Nya selama hidup di dunia. 21-24. Maka sebagai balasan atas amal salehnya ketika di dunia orang itu berada dalam kehidupan yang menyenangkan dan diridai, sehingga dia benar-benar merasa puas dengan anugerah Allah tersebut yaitu dalam surga yang tinggi tempat dan martabatnya. Di antara fasilitasnya adalah buah-buahannya dekat sehingga mudah untuk memetiknya. Kepada mereka dikatakan, 'Makan dan minumlah dengan nikmat apa saja yang kamu inginkan. ltu semua adalah ganjaran dari Allah karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu. ' Demikianlah ke-Mahaadilan Allah, Ia memberikan balasan yang sempurna bagi orang-orang yang bersabar untuk senantiasa taat kepada-Nya selama hidup di dunia.
Ayat ini menerangkan keadaan tempat yang disediakan bagi orang-orang yang beriman di akhirat nanti, yakni suatu tempat yang indah, dan nyaman dengan kebun-kebun dan taman-taman yang menyenangkan hati orang yang memandangnya, dan pohon-pohon yang berbuah rendah, mudah dipetik oleh siapa saja yang menghendakinya, baik sambil berdiri, sambil duduk maupun sambil berbaring.
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya. (al-Insan/76: 13-14).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KIAMAT DATANG
Ayat 13
“Maka apabila sangkakala telah ditiup kelak sekali tiup"
Menurut keterangan ar-Razi dalam tafsirnya tiupan sangkakala yang disebut di sini adalah tiupan yang pertama, karena sesudah ini akan ada tiupan lagi. Ibnu Katsir menjelaskan lagi bahwa tiupan yang pertama ini adalah tiupan yang mengejutkan, tiupan yang kedua ialah tiupan meruntuhkan, sehingga runtuhlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali yang dikehendaki Allah. Tiupan ketiga ialah berbangkit semuanya dari alam kuburnya, buat berdiri mempertanggungjawabkan hidupnya di dunia, di hadapan Allah Rabbul ‘Alamin.
Tiupan yang pertama itulah agaknya yang diisyaratkan pada ayat 1 dan 2 dari surah al-Hajj. Yaitu kegoncangan besar, sehingga anak yang sedang disusukan ibunya terlepas dari tangannya dan perempuan yang sedang mengandung, gugur kandungannya.
Ayat 14
“Lalu diangkatlah bumi dan gunung-gunung."
Kalau kita ketahui bahwa di dalam bumi ini tersimpan banyak sekali bahan-bahan yang dapat meledak dan meletus, dapatlah kita mengira-ngirakan bahwa suatu waktu tidak mustahil akan terjadi letusan besar sehingga gunung-gunung itu sendiri pun berserakan hancur.
“Lalu dibentukan sekali bentuk"
Hal-hal seperti ini dapat saja kejadian jika kita pikirkan berapa besarnya kekuasaan Ilahi. Bom atom yang sangat menakutkan yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada penutup Perang Dunia II masihlah seperseratus saja daripada bom-bom nuklir lain yang didapat di belakang. Maka kekuatan lain yang masih tersembunyi dalam ilmu Allah masihlah banyak lagi.
Ayat 15
“Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat itu."
Kalau sudah demikian yang terjadi, itulah tanda bahwa Kiamat telah datang. Yang ditunggu-tunggu dan yang ditakuti itu telah berlaku.
Ayat 16
“Dan terbelahlah langit."
Bagaimanakah caranya terbelah langit itu? Apakah karena bintang-bintang telah terlepas dan undang-undang daya tarik, yang selama ini menjadi dia kuat, tidak berkisar daripada ukuran tempatnya yang telah ditentukan?
“Maka jadilah dia di hari itu lemah sekali."
Yakni, kalau letak bintang-bintang telah kucar-kacir, niscaya pertahanan langit telah lemah. Alam seluruhnya telah menjadi kacau balau. Peraturan yang lama sudah berubah sama sekali. Menunggu datangnya susunan yang baru, mungkin berjuta tahun dalam kekacauan dan kelemahan.
Ayat 17
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjurunya."
Allah memerintahkan kepada malaikat-malaikat supaya mereka menjaga pada tiap- tiap penjuru menjaga supaya qudrat iradat Allah berjalan dengan langsung tidak tertahan- tahan.
“Dan di atas mereka di hari itu, Arsy Tuhan engkau akan dipikul oleh delapan malaikat."
Artinya, bahwa selain dari malaikat-malaikat yang berdiri pada tiap-tiap penjuru itu, adalah lagi delapan malaikat yang khusus pekerjaannya memikul Arsy Allah. Menurut Said bin Jubair ialah delapan shaf atau delapan baris dari malaikat.
Ayat 18
“Pada hari itu kamu akan dihadapkan."
Pada hari itulah atau pada masa itulah kelak manusia akan dihadapkan ke hadapan Mahkamah Allah. Untuk dipertimbangkan, diteliti, diperiksa sampai sehalus-halus dan sekecil-kecilnya amalan yang telah dikerjakan semasa di dunia, dan Allah sendiri yang menjadi hakimnya.
“Tidak ada yang tersembunyi tentang diri kamu sedikit jua pun."
Sebagaimana juga tersebut di dalam surah ath-Thariq ayat 9 dan 10 bahwa pada hari itu akan terbukalah segala rahasia, maka tidaklah ada padanya suatu kekuatan pun dan tidak pula ada yang akan menolong mempertahankan.
APABILA KITAB DATANG DARI KANAN!
Ayat 19
“Maka barangsiapa yang diberikan kitabnya dari kanannya."
Kitab keputusan untuk yang hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lebih banyak hidupnya mengerjakan amalan yang baik daripada amalan yang jahat, dari sebelah kananlah kitabnya akan diserahkan kepadanya. Niscaya gembiralah dia menerima kitab itu. Sebab sebelah kanan adalah tanda bahagia, bukti bahwa perjuangan hidupnya yang berat diterima oleh Allah.
Pemberian kitab dari kanan adalah lambang daripada penyerahan dengan hormat. Bahkan dalam kehidupan kita di dunia ini saja pun penyerahan suatu ijazah yang mulia dilakukan dengan upacara yang khidmat, apatah lagi penyerahan dari Allah kepada hamba-Nya yang dikasihinya. Sebab itu maka setelah surat itu diserahkan, orang yang bersangkutan akan sangat bergembira sehingga kepada orang- orang yang berada di kiri kanannya,
“Maka dia akan berkata, Ambillah ini! Bacalah kitabku ini!"
Ayat 20
“Sesungguhnya aku telah yakin bahwa aku akan menemui perhitunganku."
Artinya bahwa sejak semula, sebelum dilakukan penyelidikan yang mendalam tentang amalnya itu, dalam hatinya sudah ada juga keyakinan bahwa amalnya akan diterima oleh Allah. Sejak semula dia telah berbaik sangka. Itulah sebabnya maka Nabi ﷺ memesankan kepada umatnya bahwa jika dia telah merasa sakit akan mati, hendaklah dia berbaik sangka terhadap Allah.
Di dalam memberikan tafsir dan arti kita sebutkan “aku telah yakin" juga, padahal dalam ayat tersebut “inni zhanantu", yang kalau diartikan secara harfiyah tentunya “aku telah menyangka juga". Tetapi ahli-ahli tafsir telah memberikan arti zhann itu dengan yakin. Adh-Dhahhak berkata, “Tiap bertemu kalimat zhann di dalam Al-Qur'an dari orang Mukmin, artinya ialah yakin. Tetapi kalau timbul dari orang kafir artinya ialah syak atau ragu-ragu.
Di dalam surah al-Israa' ayat 101 dan 102 bertemu berturut-turut dua kali kalimat “La azhunnuka" Yang pertama diucapkan oleh Fir'aun terhadap Musa, yang berarti bahwa Fir'aun menyangka bahwa Musa itu adalah seorang yang kena sihir. Di ayat 102 bertemu “La azhunnu" yang diucapkan oleh Musa menangkis perkataan Fir'aun, yang artinya ialah Musa yakin sangat bahwa Fir'aun itu orang yang matsburun, yaitu dikutuk atau digagalkan Allah segala usahanya.
Mujahid memberi penjelasan, “Zhan di dunia berarti ragu. Zhan di akhirat berarti yakin."
Yang lebih menarik hati lagi ialah penafsiran dari Hasan al-Bishri, “Seorang yang beriman baik zhan-nya kepada Allah, sebab itu selalu dia menaikkan mutu amalannya. Tetapi orang yang munafik jahat zhan-nya kepada Allah, sebab itu amalnya tidak ada yang beres."
Ayat 21
“Maka dia ini akan berada dalam hidup yang diridhai."
Setelah orang yang menerima kitabnya dari jurusan sebelah kanan itu bergembira menerima suratnya maka akan diiringkanlah dia dengan serba-serbi kebesaran dan kemuliaan ke tempat yang disediakan buat dia dalam surga, menerima keridhaan Ilahi. Sebab ridha Ilahi itulah puncak tujuan yang hakiki dari setiap orang yang beriman.
Ayat 22
“Di dalam surga yang tinggi."
Yang disediakan buat orang-orang yang tinggi pula martabatnya dari nabi-nabi dan rasul-rasul, orang-orang yang meninggal sebagai syahid dan orang-orang yang hidup dalam kesalehan.
Ayat 23
“Petikan buah-buahannya adalah dekat."
Yaitu bahwa berbagai ragam buah-buahan di dalam surga atau taman Firdaus itu tidaklah tinggi hingga payah menjoloknya. Melainkan sangatlah dekatnya, hingga dapat dipegang dengan tangan, bahkan dapat dicapai dengan mulut saja saking dekatnya buah-buahan berbagai ragam itu.
Dan mereka dipersilakan oleh malaikat-malaikat Ridwan yang menjaga surga itu.
Ayat 24
“Makanlah dan minumlah dengan sedapnya."
Segala buah-buahan atau segala minuman yang selalu terhidang dan dihidangkan, oleh berbagai anak bidadari dan bidadara yang selalu siap sedia meladeni.
“sebab amal-amal yang telah kamu mulaikan pada hari-harimu yang telah berlalu."
Artinya bahwasanya nikmat karunia Ilahi yang kamu rasakan sekarang ini, tidak lain adalah hasil belaka daripada amal yang telah kamu kerjakan terlebih dahulu di masa hidupmu di dalam dunia dahulu.