Ayat
Terjemahan Per Kata
قَالَ
(Ibrahim)berkata
فَمَا
maka apakah
خَطۡبُكُمۡ
pembicaraanmu
أَيُّهَا
wahai
ٱلۡمُرۡسَلُونَ
para utusan
قَالَ
(Ibrahim)berkata
فَمَا
maka apakah
خَطۡبُكُمۡ
pembicaraanmu
أَيُّهَا
wahai
ٱلۡمُرۡسَلُونَ
para utusan
Terjemahan
Dia (Ibrahim) bertanya, “Apa urusan pentingmu, wahai para utusan?”
Tafsir
(Ibrahim bertanya, "Apakah urusan kalian) maksudnya, kepentingan kalian (hai para utusan?");.
Tafsir Surat Adz-Dzariyat: 31-37
Ibrahim bertanya, "Apakah urusanmu, wahai para utusan?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang (keras), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas. Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan perihal Nabi Ibrahim a.s.: Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi pengiba dan suka kembali kepada Allah. Wahai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak. (Hud: 74-76) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Ibrahim bertanya, 'Apakah urusanmu, wahai para utusan? (Adz-Dzariyat: 31) Yakni apakah urusanmu dan tugas apakah yang menyebabkan kamu datang kemari? Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa. (Adz-Dzariyat: 32) Yakni Kaum Luth.
agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas. (Adz-Dzariyat: 33-34) Musawwamatan yang diberi tanda masing-masing orang yang dikenainya; pada setiap batu terdapat nama orang yang akan dikenainya. Di dalam surat Al-'Ankabut disebutkan melalui firman-Nya: Berkata Ibrahim, "Sesungguhnya di kota itu ada Luth. Para malaikat berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya.
Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)." (Al-'Ankabut: 32) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (Adz-Dzariyat: 35) Mereka adalah Luth dan ahli baitnya (keluarganya) terkecuali istrinya. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. (Adz-Dzariyat: 36) Ayat ini dijadikan sebagai hujah oleh sebagian orang yang berpendapat senada dengan pendapat Mu'tazilah, yaitu mereka yang tidak membedakan antara orang yang menyandang iman dan orang yang menyandang Islam, dengan alasan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala dalam ayat ini menyebut mereka orang-orang mukmin dan juga orang-orang muslim.
Tetapi penyimpulan dalil seperti ini lemah, mengingat mereka (Luth dan keluarganya kecuali istrinya) adalah orang-orang mukmin. Dan menurut kita setiap orang mukmin itu pasti muslim, tetapi tidak sebaliknya. Adapun keterpaduan kedua nama (predikat) tersebut dalam ayat ini karena dalam kondisi yang tertentu, tetapi tidak dapat dijadikan sebagai kesimpulan bagi semua keadaan. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (Adz-Dzariyat: 37) Yakni Kami jadikan negeri itu sebagai pelajaran bagi yang lainnya tentang azab, pembalasan, dan batu dari tanah yang keras yang Kami timpakan kepada mereka; dan Kami jadikan bekas tempat mereka danau yang airnya berbau busuk lagi kotor.
Hal ini akan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (Adz-Dzariyat: 37)"
Usai menjelaskan kedatangan para malaikat pemberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim tentang akan lahirnya seorang anak yang alim, pada ayat berikut Allah menerangkan bahwa dengan pengetahuannya sebagai seorang rasul, Nabi Ibrahim menduga para malaikat itu datang dengan tujuan lain. Dia berkata, 'Apakah urusanmu yang penting, yang dengannya Allah menugaskanmu untuk datang ke wilayah ini, wahai para utusan yang mulia''32-34. Mendapat pertanyaan dari Nabi Ibrahim, mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Nabi Lut yang sebagian anggotanya adalah orang yang berdosa dan terang-terangan tanpa malu berbuat homoseksual. Kami datang agar kami menimpa mereka yang berdosa dengan batu-batu dari tanah yang keras, yang sudah ditandai dari Tuhanmu yang dipersiapkan untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas ajaran-ajaran Allah. '.
Nabi Ibrahim bertanya kepada para malaikat setelah menjamu mereka dengan makanan, akan tetapi makanan yang dihidangkan tidak mereka sentuh, sehingga mendebarkan hati Nabi Ibrahim, kemudian beliau bertanya, "Apakah ada firman Allah dalam hal ini hai para utusan?" Pada firman Allah yang lain digambarkan sebagai berikut:
Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bertanya jawab dengan (para malaikat) Kami tentang kaum Lut.Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali (kepada Allah). Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. (Hud/11: 74 - 76).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Rupanya malaikat bertiga itu hanya singgah di tempat Ibrahim buat menyampaikan kabar gembira kepadanya, suami-istri bahwa mereka akan dianugerahi putra. Sesudah selesai menyampaikan berita gembira itu, bertanyalah Ibrahim ke mana lagi maksud perjalanan mereka.
Ayat 31
“Berkata dia (yaitu ibnahim),'Apakah kesulitanmu wahai orang-orang yang diutus?"
Yang kita ambil pengajaran dari cara pertanyaan Nabi Ibrahim ini ialah apabila tetamu telah disambut dengan baik dan telah dimuliakan, kemudiannya barulah boleh ditanyakan oleh yang empunya rumah, apakah kesulitan yang tengah dia hadapi, hendak ke mana dia meneruskan perjalanan. Dalam agama Islam tentang menghormati tetamu itu, ditentukan tiga hari lamanya. Setelah tiga hari, barulah yang empunya rumah menanyakan ke mana maksud si tetamu itu selanjutnya, apa kesulitannya, supaya dapat ditolong.
Ayat 32
“Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang bendosa."
Kaum ini adalah kaum Nabi Luth. Di dalam sejarah disebutkan bahwa Nabi Luth itu adalah anak dari saudara perempuan Nabi Ibrahim. Penduduk negeri yang didatanginya sudah membuat dosa yang sangat keji, yaitu laki-laki
lebih suka bersetubuh dengan sesama laki-laki, tidak tertarik lagi kepada perempuan. Di zaman modern disebut homoseks.
Ayat 33
“Agar kami timpakan kepada mereka batu dari tanah."
Artinya ialah bahwa malaikat-malaikat itu diperintahkan oleh Allah buat mendatangkan adzab Allah kepada mereka. Di sini telah dijelaskan apa macam adzab itu. Malaikat itu membawa batu dari tanah. Yaitu, batu yang telah dimasak sehingga dia sudah sangat panas. Menjadi terbakar kelak barangsiapa yang terkena oleh batu itu.
Di dalam surah Huud ayat 82, dijelaskan bahwa adzab yang menimpa negeri itu ialah ditunggangbalikkan oleh Allah, yang di atas dibalikkan ke bawah, lalu ditimpakan kepada mereka tanah yang dibakar sehingga mana yang kena jadi hangus.
Ayat 34
“Yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk mereka yang melampaui batas."
Ayat 35
Disebutkan di dalam beberapa kitab tafsir bahwasanya batu itu berasal dari tanah, lalu dibakar, laksana batu tembok merah yang asalnya memang dari tanah. Lalu ditentukan dengan masing-masing batu itu orang yang akan diadzab. Ar-Razi mengatakan dalam tafsirnya bahwa pada tiap-tiap batu itu telah dituliskan nama orang yang akan diadzab."Maka kami ketuankan daripadanya barangsiapa yang ada padanya dari orang-orang yang beniman."
Maksudnya ialah orang-orang yang telah mengaku beriman kepada Allah diselamatkan lebih dahulu sebab nama-nama mereka tidak ada tertulis di dalam batu-batu yang dijadikan tembikar yang dibakar itu.
Ayat 36
“Maka tidaklah kami dapati padanya, selain sebuah numah dari orang-orang yang Islam."
Hanya sedikit bertemu orang-orang yang benar-benar telah mengakui beriman kepada Allah. Siapa orang-orang yang sedikit itu? Yaitu, orang-orang yang telah mengaku dirinya berserah diri kepada Allah, yaitu orang Islam. Karena arti Islam itu ialah orang-orang yang telah menyerahkan diri kepada Allah. Itu pun cuma sedikit pula, hanya isi dan sebuah rumah saja. Mungkin rumah Nabi Luth sendiri. Tidak pula seluruh isi rumah, sebab istri Nabi Luth sendiri termasuk orang yang durhaka itu. Maka, hancurlah seluruh kaum itu dalam adzab siksaan Allah. Dan, keadaan atau situasi di sana sudah diketahui oleh malaikat-malaikat itu sebelum mereka datang ke tempat, ketika Nabi Ibrahim bertanya.
Ayat 37
“Dan, kami tinggalkan padanya suatu tanda untuk orang-orang yang takut akan adzab yang pedih."
Ayat ini menjelaskan bahwa sampai kepada zaman Nabi kita ﷺ masih didapati tanda dan bekas dari negeri umat Nabi Luth itu, di dekat Laut Mati. Bahkan ahli-ahli purbakala zaman kita ini pun telah menyelidiki pula ke sana. Semuanya akan menjadi peringatan kesalahan dan kecabulan yang menjijikkan itu jangan terulang kembali.
Tetapi, jika dilihat bagaimana dahsyatnya keruntuhan akhlak manusia zaman sekarang, termenunglah kita memikirkannya. Di negeri-negeri Barat penyakit homoseks, yaitu laki-laki bersetubuh dengan laki-laki, dan penyakit lesbian, yaitu perempuan bermain laki-bini dengan sesama perempuan, semuanya sudah sangat memuncak. Di beberapa negeri mereka meminta supaya pemerintah mengakui orang laki-laki “hidup bersama dengan sesama laki-laki". Seorang laki-laki yang lebih tua dengan tidak malu-malu memperkenalkan teman laki-lakinya yang lebih muda. Mereka meminta agar hak demokrasi juga meliputi jurusan itu.
Adapun dalam pemerintahan Islam, kalau seorang laki-laki telah ditimpa penyakit
homoseks itu, hukumnya ialah dibakar sampai mati.