Ayat
Terjemahan Per Kata
حمٓ
Haa Miim.
حمٓ
Haa Miim.
Terjemahan
Ḥā Mīm.
Tafsir
Ad-Dukhaan (Asap)
(Ha Mim) hanya Allah sajalah yang mengetahui arti dan maksudnya.
Tafsir Surat Ad-Dukhan: 1-8
Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada Kami Sufyan ibnu Waki', telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, dari Amr ibnu Abu Khas'am, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang membaca surat Ha Mim Ad-Dukhan dalam suatu malam, maka pada pagi harinya ada tujuh puluh ribu malaikat yang memohonkan ampun baginya. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini gharib, kami tidak mengenalnya melainkan hanya melalui jalur ini.
Amr ibnu Abu Khas'am orangnya daif bahkan Imam Bukhari mengatakan bahwa hadisnya berpredikat munkar. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan: " ". telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Abdur Rahman Al-Kufi, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, dari Hisyam Abul Miqdam, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang membaca surat Ha Mim Ad-Dukhan dalam malam jumat, maka diberikan ampunan baginya. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini gharib, kami tidak mengenalnya kecuali melalui jalur ini. Hisyam Abul miqdam dinilai daif, dan Al-Hasan belum pernah mendengar dari Abu Hurairah r.a. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ayyub, Yunus ibnu Ubaid, dan Ali ibnu Zaid.
Di dalam Musnad Al-Bazzar disebutkan melalui riwayat Abut Tufail alias Amir ibnu Wasilah, ". dari Zaid ibnu Harisah, bahwa Rasulullah ﷺ berkata kepada Ibnu Sayyad, "Sesungguhnya aku telah meyembunyikan sesuatu, maka apakah itu?" Rasulullah ﷺ menyembunyikan terhadapnya surat Ad-Dukhan. Maka Ibnu Sayyad menjawab, "Ad-Dukh." Maka Rasulullah ﷺ berkata, "Terhinalah engkau, Masya Allah, lalu beliau berpaling (darinya). Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
H' M'm2. Allah bersumpah dalam ayat ini dengan kitab suci Al-Qur'an mengatakan, 'Demi Kitab, yaitu Al-Qur'an yang menjelaskan petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia agar senantiasa berada pada jalan yang benar.
Ayat ini terdiri dari huruf-huruf hijaiah, sebagaimana terdapat pada permulaan beberapa surah Al-Qur'an. Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud huruf-huruf itu. Selanjutnya dipersilahkan menelaah masalah ini pada "Al-Qur'an dan Tafsirnya" jilid I yaitu tafsir ayat pertama Surah al-Baqarah.".
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AD-DUKHAAN
(ASAP)
SURAH KE-44
59 AYAT, DITURUNKAN DI MEKAH
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih.
MALAM YANG BERKAH
Ayat 1
“Haa Miim"
Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu pasti arti dan maknanya.
Ayat 2
“Demi Kitab yang menerangkan."
Itulah persumpahan Allah menarik perhatian kepada Al-Qur'an, sebagai kitab yang memberi keterangan dan penjelasan kepada manusia.
Ayat 3
“Sesungguhnya telah Kami turunkan dia pada malam yang diberii berikah. Sesungguhnya adalah Kami mengancam."
Malam yang diberi berkah dan malam turunnya Al-Qur'an yang mula-mula itu ialah dalam bulan Ramadhan. Berbagai riwayat hadits dan pendapat ulama tentang malam yang ke berapa dari bulan Ramadhan turunnya yang mula-mula itu. Sejak dari sehari bulan Ramadhan sampai hari tiga puluh ada riwayatnya. Di antara kata yang banyak itu ada dua yang menjadi perhatian, yaitu Lailatul Qadar, dan 17 Ramadhan. Yang pertama tentang Lailatul Qadar, berarti malam yang amat berharga, cocok artinya dengan lailatin mubarakatin (malam yang diberi berkah), yang tertulis di ayat ini.
Bilakah malam Lailatul Qadar itu? Dalam hadits yang shahih dan dalam ayat kedua dari surah al-Fajr, disuruh pentingkan beribadah pada sepuluh hari yang akhir daripada bulan Ramadhan. Maka bertemu pulalah pada hadits-hadits bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada salah satu dari malam sepuluh yang akhir itu. Dan ada pula riwayat bahwa malam itu ialah malam ke-27. Pada maiam itu malaikat dan Ruh (Jibril), turun ke dunia memperingati turun Al-Qur'an pertama itu senap tahun.
Kemudian riwayat kedua turun yang dikuatkan oleh Imam as-Sayuti. maiam turun Al-Qur'an itu ialah pada 17 Ramadhan. Sebab ada ayat di surah kemenangan Rasulullah ﷺ dalam Peperangan Badar disebut Yaumal Jam'an (hari bertemuanya dua goiongan). yaitu golongan kaum yang beriman dengan kaum musyrikin di peperangan itu iaian 17 Ramadhan yang di ayat itu disebut juga namanya yang lain, yaitu Yaumal Furqan.
Pendapat as-Sayuti inilah yang dikuatkan oleh Syekh Ahmad al-Khudri dalam bukunya Tarikh Tasyri' al-Islami, yaitu 17 Ramadhan. Dan inilah yang diresmikan menjadi salah satu hari besar agama dalam Republik Indonesia.
Pada malam yang diberi berkah itulah Al-Qur'an diturunkan yang mula-mula di Gua Hira, atau boleh juga dikatakan bahwa malam itu diberi berkah karena pada malam itulah mula-mula Al-Qur'an turun. Dan salah satu isi Al-Qur'an ialah ancaman adzab bagi manusia yang tidak mau menyatukan kepercayaannya kepada Allah.
Ayat 4
“Padanyalah dipisahkan tiap-tiap perintah yang bijaksana."
Ayat 5
Sebagai perintah dari sisi Kami. Sesungguhnya Kamilah yang mengutus.
Ayat 6
Sebagai rahmat dari Tuhan engkau. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Ayat 7
Tuhan dari semua langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya, jika kamu yakin.
Tidak ada sebarang Tuhan pun selain Dia. Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Tuhan kamu dan Tuhan bapak-bapakmu yang dahulu.
Ayat 8
Demikianlah selalu diingatkan tentang hubungan hidupnya dengan Allah. Supaya akalnya dipergunakannya dan pikirannya dijalankannya. Tetapi apalah hendak dikata, ada juga manusia yang tidak genser (tidak tergerak) perasaannya lantaran peringatan-perintangan itu.
Ayat 9
‘Tetapi mereka di dalam keragu-raguannya bermain-main."
Mereka ragu-ragu. Terasa Allah itu ada, tetapi tidak tumbuh menjadi keyakinan. Hanya dalam taraf ragu-ragu, sebab hendak melihat Allah dengan mata, sebagai melihat berida. Dengan mata hendak mencari Allah, tentu tidak bertemu. Maka keraguan-keraguan itu tetap saja jadi keragu-raguan, sebab tempo hanya dihabiskan dalam bermain-main. Tidak pernah menghadapi soal dengan sungguh-sungguh.
Sebab turun ayat ialah kaum musyrikin Quraisy yang menghabiskan umur dalam main-main. Tetapi hidup seperti ini, bukankah terdapat pada manusia di segala zaman? Bukankah terdapat di zaman kita? Bukankah di zaman kita ini bermain-main itu menjadi rencana yang sungguh-sungguh? Bukankah misalnya ada film perbelanjaannya berjuta-juta dollar, supaya permainannya memuaskan?
Ayat 10
“Maka tunggulah suatu hari, yang langit akan mendatangkan asap yang nyata."
Ayat 11
“Yang akan metiputi manusia itu, inilah adzab yang pedih."
Beberapa penafsir mengatakan suatu masa memang datanglah adzab asap dari langit itu kepada kaum Quraisy, yaitu kelaparan karena rusaknya hasil pertanian karena kemarau. Dan banyak ternak yang mati. Ketika itu baru ada yang merasa bahwa murka Allah telah datang lalu menyeru memanggil Allah.
Ayat 12
“Wahai Tuhan kami! Lepaskan kiranya adzab itu dari kami. Sesungguhnya kami beriman."
Kebiasaan manusia di segala zaman! Ketika bahaya telah datang dan adzab tidak terderitakan lagi, baru mereka berkata,"Rab-bana! Wahai Tuhan kami!" Tidak ada lagi yang berkata,"Wahai berhala kami!" Ketika itu baru mereka berkata bahwa mereka beriman. Apakah artinya menyebut iman kalau keluarnya hanya ketika terdesak?
Sebab itu maka ayat selanjutnya berisi pertanyaan Allah,
Ayat 13
“Dari mana mereka mendapat peringatan?"
Mengapa baru sekarang menyebut iman? Dari Nabi yang mana dapat ajaran?
“Padahal sudah datang kepada mereka seorang Rasul yang menerangkan?"
Ayat 14
“Kemudian itu mereka pun berpaling daripadanya dan mereka katakan: diajar orang lagi dia seorang gila"
Dari mana sekarang mereka dapat ajaran menyebut iman itu? Padahal Kami tidak mengutus Nabi lain, selain Muhammad ﷺ? Dan ketika Rasul Kami Muhammad itu datang kepada mereka, mereka berpaling, malahan mereka katakan pula, dia itu mengakui dirinya jadi Nabi padahal ada orang yang mengajarkannya. Ada gurunya!
Dari mana asal tuduhan ini?
Pada suatu waktu Nabi pergi mengadakan dakwah ke Thaif. Hendak mengajar kaum Tsaqif menerima Islam. Dibawanya Zaid bin Haritsah menjadi teman. Jauh Thaif dari Mekah 50 mil. Beliau pergi berjalan kaki pergi dan pulang. Tetapi harapannya tidak terkabul. Usahkan diterima, malahan beliau dilempari batu oleh anak-anak karena disuruh oleh yang tua-tua. Zaid bin Haritsah yang menghalang-halangi batu itu dengan badannya sampai kena kepalanya. Dan beliau sendiri kena kakinya, sampai mengalir darah ke terompahnya. Beliau kembali ke Mekah dalam keadaan duka cita.
Sebelum pulang ke Mekah, beliau berhenti berteduh di bawah pohon kurma di kebun dua saudara Utbah dan Saibah anak Rabi'ah, yang ada juga hubungan keluarga dengan beliau, tetapi tidak mau menerima agamanya. Rupanya melihat beliau duduk kehausan dan kakinya luka itu, timbul juga kasihan Utbah dan Syaibah, lalu disuruh mereka khadamnya seorang pemuda Nasrani bernama Addas mengantarkan buah anggur kepada Nabi seraya berkata,"Antarkan buah anggur ini kepada orang itu!" (Tidak dibawa singgah ke rumah.)
Addas pun datang mengantarkan buah anggur itu. Karena Rasulullah memang haus dan lapar, diambilnya buah itu dan sebelum masuk ke mulutnya beliau baca,"Bismillahir-rahmanirrahim."
Tercengang Addas. Lalu dia berkata,"Tak ada hamba dengar orang membaca begitu di negeri ini."
Lalu Rasulullah bertanya kepadanya,"Engkau dari mana?" Addas menjawab,"Hamba seorang Nasrani dari negeri Ninewa."
Nabi ﷺ berkata, ‘Apakah dari negeri Rasul yang saleh Yunus bin Matta?"
Addas bertanya,"Apakah tuan hamba kenal Yunus itu?"
Kata Nabi,"Dia itu saudaraku. Dia Nabi dan aku pun Nabi." (Lalu Rasulullah membaca surah Yuunus).
Dengan sangat terharu Addas meniarap dan memeluk Rasulullah ﷺ. Diciuminya lengan dan kaki beliau. Addas menyatakan iman!
Hal itu kelihatan oleh Utbah dan Syaibah dari jauh. Lalu berkata yang seorang kepada seorang,"Sudah dirusaknya bujangmu!" Dan setelah Addas kembali kepada mereka, langsung ditegur,"Mengapa itu tadi?"
Dengan air muka berseri-seri Addas menjawab,"Tidak ada di dunia ini orang yang sebaik dia."
Addas telah Islam. Nabi pun pulang ke Mekah. Berita Addas tersiar tetapi diputarbalikkan. Dikatakan Nabi berguru kepada Addas.
Di samping itu dituduh pula beliau majnun, membawa ajaran gila!
Ayat 15
“Sesungguhnya akan Kami hindarkan adzab itu sedikit. Tetapi, sesungguhnya kamu akan kembali"
Adzab kelaparan itu akan dihindarkan oleh Allah. Tetapi Allah pun Mahatahu bahwa sebaik adzab terhindar, mereka akan kembali lagi ke dalam kekufuran.
Ayat 16
“Di hari yang akan Kami lakukan suatu perlakuan yang kenas. Sesungguhnya Kami akan membalas."