Ayat
Terjemahan Per Kata
وَقَالُواْ
dan mereka berkata
لِجُلُودِهِمۡ
kepada kulit-kulit mereka
لِمَ
mengapa
شَهِدتُّمۡ
kamu menjadi saksi
عَلَيۡنَاۖ
atas kami
قَالُوٓاْ
(kulit-kulit) berkata
أَنطَقَنَا
menjadikan kami berkata
ٱللَّهُ
Allah
ٱلَّذِيٓ
yang
أَنطَقَ
menjadikan berkata
كُلَّ
segala
شَيۡءٖۚ
sesuatu
وَهُوَ
dan Dia
خَلَقَكُمۡ
menciptakan kalian
أَوَّلَ
pertama
مَرَّةٖ
kali
وَإِلَيۡهِ
dan kepada-Nya
تُرۡجَعُونَ
kalian dikembalikan
وَقَالُواْ
dan mereka berkata
لِجُلُودِهِمۡ
kepada kulit-kulit mereka
لِمَ
mengapa
شَهِدتُّمۡ
kamu menjadi saksi
عَلَيۡنَاۖ
atas kami
قَالُوٓاْ
(kulit-kulit) berkata
أَنطَقَنَا
menjadikan kami berkata
ٱللَّهُ
Allah
ٱلَّذِيٓ
yang
أَنطَقَ
menjadikan berkata
كُلَّ
segala
شَيۡءٖۚ
sesuatu
وَهُوَ
dan Dia
خَلَقَكُمۡ
menciptakan kalian
أَوَّلَ
pertama
مَرَّةٖ
kali
وَإِلَيۡهِ
dan kepada-Nya
تُرۡجَعُونَ
kalian dikembalikan
Terjemahan
Mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” (Kulit) mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu dapat berbicara telah menjadikan kami dapat berbicara. Dialah yang menciptakan kamu pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Tafsir
(Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "Mengapa kalian menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab, "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai berkata) yakni segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dapat berbicara (dan Dialah Yang menciptakan kalian pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan") menurut suatu pendapat, dikatakan bahwa perkataan ini adalah perkataan kulit. Menurut pendapat yang lain, perkataan ini adalah firman Allah ﷻ sebagaimana hal yang telah diterangkan sebelumnya, dan hal ini mirip sekali dengannya, yaitu: Bahwasanya Tuhan Yang mampu menciptakan kalian pada kali yang pertama, lalu menghidupkan kalian kembali sesudah mati, Dia mampu pula untuk menjadikan kulit kalian dan anggota tubuh kalian lainnya untuk dapat berbicara.
Tafsir Surat Fussilat: 19-24
Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan (semuanya). Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka atas apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? Kulit mereka menjawab, "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada yang pertama kali dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Jika mereka bersabar (menderita azab), maka nerakalah tempat diam mereka; dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya.
Firman Allah ﷻ: Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan (semuanya). (Fushshilat: 19) Maksudnya, ceritakanlah kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah itu hari ketika mereka dikumpulkan di dalam neraka. Yakni Malaikat Zabaniyah (juru siksa) mengumpulkan mereka semuanya dari yang pertama hingga yang terakhir, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. (Maryam: 86) Yakni mereka digiring ke neraka dalam keadaan kehausan yang sangat. Firman Allah ﷻ: Sehingga apabila mereka sampai ke neraka. (Fushshilat: 20) Yaitu mereka telah sampai ke neraka dan berdiri di pinggirnya.
pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (Fushshilat: 20) Amal perbuatan yang telah mereka kerjakan di masa yang silam dan yang terkemudian, tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan Allah ﷻ Dan mereka berkata kepada kulit mereka,, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? (Fushshilat: 21) Mereka mencela anggota tubuh mereka dan kulit mereka sendiri karena semuanya bersaksi terhadap diri mereka. Maka pada saat itu semua anggota tubuh mereka menjawab: Kulit mereka menjawab, "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada yang pertama kali. (Fushshilat: 21) Yakni Dia tidak dapat ditentang, tidak dapat dicegah, dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan.
". ". Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahim, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Qadim, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Ubaid Al-Maktab, dari Asy-Sya'bi, dari Anas ibnu Malik r.a. yang menceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah ﷺ kelihatan tertawa dan tersenyum, lalu beliau ﷺ bersabda, "Tidakkah kalian menanyakan kepadaku mengapa aku tertawa?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tertawa?" Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Aku merasa heran dengan bantahan yang dilakukan oleh seseorang hamba terhadap Tuhannya di hari kiamat. Hamba itu berkata, "Ya Tuhanku, bukankah Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan aniaya terhadap diriku?-" Tuhan menjawab, "Benar. Hamba itu berkata, "Sesungguhnya aku tidak mau menerima saksi terhadap diriku kecuali dari pihakku.
Maka Allah ﷻ berkata, "Bukankah sudah cukup Aku sebagai Saksi (mu) dan para malaikat yang mulia juru tulis amal perbuatan? Ini diulangi berkali-kali. Kemudian dikuncilah mulut si hamba itu dan berkatalah semua anggota tubuhnya, menceritakan apa yang telah diperbuatnya (selama di dunia). Maka si hamba itu berkata (kepada semua anggota tubuhnya), "Celaka dan siallah kalian semua, dahulu aku membelamu." Al-Bazzar dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan pula hadis ini melalui Abu Amir Al-Asadi, dari Ats-Tsauri, dari Ubaid Al-Maktab, dari Fudail ibnu Amr, dari Asy-Sya'bi. Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa ia belum pernah mengetahui ada perawi yang meriwayatkan hadis ini dari Anas selain Asy-Sya'bi.
Imam Muslim dan Imam Nasai telah mengetengahkan hadis ini dari Abu Bakar ibnu Abun Nadr, dari Abun Nadr, dari Ubaidillah ibnu Abdur "Rahman Al-Asyja'i, dari Ats-Tsauri dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Nasai mengatakan bahwa ia tidak mengetahui ada seorang perawi meriwayatkan hadis ini dari Ats-Tsauri selain dari Al-Asyja'i, padahal kenyataannya tidaklah seperti apa yang dikatakannya, sebagaimana yang telah pembaca saksikan sendiri.
Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Aliyyah, dari Yunus ibnu Ubaid, dari Humaid ibnu Hilal yang mengatakan bahwa Abu Burdah telah menceritakan, "Abu Musa pernah mengatakan bahwa orang kafir dan orang munafik dipanggil untuk menjalani hisab (perhitungan amal perbuatan), lalu Allah ﷻ memperlihatkan kepadanya semua amal perbuatan yang telah dikerjakannya (semasa di dunia). Kemudian ia mengingkarinya seraya berkilah, 'Ya Tuhanku, demi Keagungan-Mu, sesungguhnya malaikat ini telah mencatat terhadapku hal-hal yang tidak pernah kulakukan." Malaikat pencatat amal perbuatan berkata kepadanya, 'Bukankah kamu telah melakukan anu dan anu di hari anu dan di tempat anu?' Ia menjawab, 'Tidak, demi Keagungan-Mu, ya Tuhanku, aku tidak pernah melakukannya.' Apabila si hamba itu berkata demikian, maka dikuncilah mulutnya (sehingga tidak dapat bicara, dan yang bicara adalah semua anggota tubuhnya)." Al-Asy'ari mengatakan, sesungguhnya ia menduga bahwa anggota tubuhnya yang mula-mula berbicara adalah paha kanannya.
[] (4) Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Hasan, dari Ibnu Lahi'ah yang mengatakan bahwa Darij telah meriwayatkan dari Abul Lais, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a., dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Apabila hari kiamat tiba, kepada orang kafir ditampakkan amal perbuatannya, lalu ia mengingkarinya dan membantahnya. Lalu Allah berkata, "Mereka itu adalah para tetanggamu yang bersaksi terhadapmu. Ia mengatakan, "Mereka dusta.Lalu Allah berkata, "Mereka adalah keluarga dan kaum kerabatmu.
Ia menjawab, "Mereka dusta. Allah berkata, "Bersumpahlah kamu, lalu mereka (orang-orang kafir) bersumpah, kemudian Allah ﷻ membungkam mulut mereka dan bersaksilah terhadap mereka anggota-anggota tubuhnya, lalu Allah memasukkan mereka ke dalam neraka. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad ibnu Abdul Waris yang mengatakan bahwa ayahnya pernah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid, dari Muslim ibnu Sabih Abud Duha, dari Ibnu Abbas r.a., bahwa ia berkata kepada Ibnul Azraq, "Sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan dialami oleh semua manusia suatu saat yang dalam waktu itu mereka tidak dapat berpikir, tidak dapat beralasan, dan tidak dapat berbicara sebelum mereka diberi izin.
Setelah diberi izin bagi mereka untuk bicara, maka mereka melakukan bantahan; orang yang mempersekutukan Allah mengingkari perbuatannya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian. Maka pada saat mereka mengingkari perbuatannya, Allah membangkitkan saksi-saksi dari diri mereka sendiri (untuk bersaksi terhadap mereka), yaitu kulit mereka, mata mereka, tangan, dan kaki mereka, sedangkan mulut mereka dikunci. Setelah itu dibukalah mulut mereka, maka mulut mereka membantah anggota tubuh lainnya, dan anggota tubuh lainnya berkata kepada mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: 'Allah yang telah menjadikan segala sesuatu pandai bicara telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada yang pertama kali dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.' (Fushshilat: 21) Maka lisan mereka pun mengakui perbuatannya yang pada sebelumnya mengingkarinya." Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr, dari Abdur Rahman ibnu Jubair Al-Hadrami, dari Rafi' Abul Hasan yang menceritakan tentang seseorang yang mengingkari amal perbuatannya.
Ia mengatakan bahwa lalu Allah ﷻ berisyarat kepada mulut lelaki itu, maka dengan serta merta mulutnya bungkam karena lidahnya membesar sehingga memenuhi rongga mulutnya, maka ia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Kemudian Allah ﷻ berkata kepada anggota tubuh lain lelaki itu, "Berbicaralah dan bersaksilah terhadapnya!" Maka bersaksilah terhadapnya pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, kemaluannya, kedua tangan dan kedua kakinya, menceritakan segala sesuatu yang telah dilakukannya (sewaktu di dunia). Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan banyak hadis dan atsar mengenai masalah ini, yaitu dalam tafsir firman-Nya: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Yasin: 65) sehingga tidak perlu lagi diulangi di sini.
-: [] ". Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Salim At-Ta'ifi, dari Abu Khaisam, dari Abuz Zubair, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang menceritakan bahwa ketika kami kembali bergabung dengan Rasulullah ﷺ seusai hijrah kami dari negeri seberang laut, maka beliau ﷺ bersabda, "Tidakkah kalian ceritakan kepadaku keajaiban-keajaiban yang pernah kalian lihat semasa di negeri Habsyah?" Lalu ada seorang pemuda dari kalangan mereka menjawab, "Baiklah, wahai Rasulullah. Ketika kami sedang duduk, tiba-tiba berlalulah pada kami seorang nenek-nenek dari kalangan para rahib mereka, yang di atas kepalanya terdapat sekulah air yang dibawanya.
Kemudian nenek-nenek itu bersua dengan seorang pemuda dari kalangan mereka, lalu pemuda itu mendorong nenek tersebut dari belakang sehingga nenek itu jatuh terjerembab ke depan di atas lututnya, dan pecahlah guci yang dibawanya. Setelah ia berdiri tegak, lalu ia menoleh ke belakang ke arah pemuda itu seraya berkata, 'Hai pengkhianat, engkau kelak akan mengetahui, bila Allah meletakkan Kursi dan menghimpun orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian; pada hari itu tangan dan kaki berbicara menceritakan apa yang dilakukan oleh mereka, kamu akan mengetahui bagaimanakah urusan diriku dan dirimu kelak di hadapan (peradilan)Nya'." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Dia benar dia (nenek-nenek itu) benar, Allah tidak akan menyucikan suatu kaum yang tidak membela orang lemah mereka dari kekejaman orang kuat mereka.
Hadis ini garib bila dipandang dari segi jalur periwayatannya. Ibnu Abud Dunia telah meriwayatkan hadis ini di dalam Kitabul Ahwal, bahwa telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Salim dengan sanad yang sama. Firman Allah ﷻ: Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) Yakni seluruh anggota tubuh mereka, juga kulit mereka, berkata kepada mereka saat mereka mencelanya karena telah bersaksi terhadap mereka, "Mengapa kalian menyembunyikan dari kami apa yang dahulu kalian telah perbuat.
Bahkan kalian berterus terang melakukan kekafiran dan durhaka kepada Allah, sedangkan kalian tidak mempedulikan-Nya, menurut dugaan kalian, mengingat kalian tidak meyakini bahwa Dia mengetahui semua perbuatan kalian." Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu. (Fushshilat: 22-23) Dugaan yang tidak benar ini adalah keyakinan kalian, karena kalian meyakini bahwa Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kalian perbuat.
Hal inilah yang merusak dan membinasakan diri kalian di hadapan Tuhan kalian. maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Fushshilat: 23) Yakni kelak di tempat pemberhentian di hari kiamat, kalian merugikan diri kalian sendiri dan keluarga kalian. -: Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ammar, dari Abdur Rahman ibnu Yazid, dari Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa pada suatu hari ia menutupi dirinya dengan kain kelambu Ka'bah di Ka'bah, lalu datanglah tiga orang lelaki, yaitu seorang Quraisy dan dua orang iparnya dari kabilah Saqif, atau seorang Saqif bersama dua orang Quraisy saudara iparnya.
Mereka berperut buncit semuanya, tetapi pengetahuan mereka minim sekali. Lalu mereka mengatakan suatu pembicaraan yang terdengar kurang jelas oleh Abdullah ibnu Mas'ud (yang sedang bersembunyi di balik kain kelambu Ka'bah). Salah seorang dari mereka mengatakan, "Bagaimanakah pendapat kalian, apakah Allah mendengar perkataan kita sekarang ini?" Yang lain menjawab, "Sesungguhnya bila kita keraskan suara kita, Dia mendengarnya. Tetapi bila kita tidak mengeraskannya, Dia tidak mendengarnya." Yang lainnya lagi mengatakan, "Bila Dia mendengar sesuatu dari pembicaraan kita, berarti Dia mendengar semuanya." Abdullah ibnu Mas'ud melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menceritakan peristiwa itu kepada Nabi ﷺ Maka Allah ﷻ menurunkan firman-Nya: Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) sampai dengan firman-Nya: termasuk orang-orang yang merugi. (Fushshilat: 23) Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dari Hannad, dari Abu Mu'awiyah dengan sanad yang semisal.
Imam Ahmad, Imam Muslim, dan Imam Turmuzi telah mengetengahkannya pula melalui hadis Sufyan Ats-Tsauri, dari Al-A'masy, dari Imarah ibnu Umair, dari Wahb ibnu Rabi'ah, dari Abdullah ibnu Mas'ud dengan lafaz yang semisal. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkannya pula melalui hadis kedua Sufyan (Sufyan Ats-Tsauri dan Sufyan ibnu Uyaynah), keduanya dari Mansur, dari Mujahid, dari Abu Ma'mar, dari Abdullah ibnu Sakhbarah, dari Ibnu Mas'ud r.a. ". Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Bahz ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi ﷺ sehubungan dengan makna firman-Nya: dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) Nabi ﷺ bersabda: Sesungguhnya kamu dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan mulut yang tersumbat dan mula-mula anggota tubuh seseorang dari kamu yang berbicara adalah paha (kaki) dan tangannya.
Ma'mar mengatakan bahwa lalu Al-Hasan membaca firman-Nya: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu. (Fushshilat: 23) Kemudian Al-Hasan mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Allah ﷻ telah berfirman, "Aku selalu bersama hamba-Ku menurut dugaannya terhadap-Ku, dan Aku selalu bersamanya bila dia menyeru-Ku. Kemudian Al-Hasan diam seraya merenungkannya, lalu mengatakan, "Ingatlah, sesungguhnya amal perbuatan manusia itu menurut prasangka mereka terhadap Tuhan mereka. Adapun orang mukmin, maka dia berbaik prasangka terhadap Tuhannya, karenanya ia beramal baik. Adapun orang kafir dan orang munafik, keduanya berburuk prasangka terhadap Allah, karena itu keduanya beramal buruk." Kemudian Al-Hasan mengatakan bahwa Allah ﷻ telah berfirman: Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) sampai dengan firman-Nya: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu. (Fushshilat: 23), hingga akhir ayat.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami An-Nadr ibnu Ismail Al-Qas alias Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila, dari Abu Zubair, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Jangan sekali-kali seseorang dari kalian mati, melainkan dalam keadaan berbaik prasangka kepada Allah. Karena sesungguhnya ada suatu kaum yang menjadi binasa karena buruk prasangka mereka kepada Allah. Allah ﷻ telah berfirman: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Fushshilat: 23) Adapun firman Allah ﷻ: Jika mereka bersabar (menderita azab), maka nerakalah tempat diam mereka; dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya. (Fushshilat: 24) Yakni sama saja bagi mereka apakah mereka tahan atau tidak tahan berada di dalam neraka, tiada jalan keluar bagi mereka darinya dan tiada pula jalan selamat bagi mereka darinya.
Jika mereka mengemukakan alasannya, maka tiada suatu alasan pun dari mereka yang diterima, dan tiada suatu hambatan pun yang dilenyapkan bagi mereka. Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan. (Fushshilat: 24) Yaitu mereka meminta agar dikembalikan ke dunia, maka tiada jawaban bagi permintaan mereka. Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan firman Allah ﷻ yang menceritakan keadaan mereka: Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.
Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.(Al-Muminun: 106-108)"
Ketika anggota tubuh mereka, seperti pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap perbuatan dosa yang mereka lakukan selama hidup di dunia, mereka pun mempertanyakan hal itu. Dan ingatlah ketika mereka para musuh Allah itu, berkata kepada kulit mereka sendiri, 'Mengapa kamu menjadi saksi yang memberatkan terhadap kami'' Kulit mereka menjawab, 'Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang juga menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah juga yang menciptakan kamu yang pertama kali serta menganugerahkan kemampuan berbicara, dan hanya kepada-Nya saja kamu dikembalikan. '22. Dan kamu benar-benar tidak dapat dan tidak mampu bersembunyi dari kesaksian yang diberikan oleh pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadap diri-mu sendiri. Bahkan kamu mengira bahwa Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat itu tidak mengetahui banyak tentang apa yaitu perbuatan jahat yang telah kamu lakukan itu.
Tatkala mendengar dan melihat bahwa kulitnya sendiri menjadi saksi atas perbuatan-perbuatannya, orang-orang kafir mencela kulit mereka itu dengan mengatakan, "Mengapa kamu menjadi saksi atas diri kami, padahal kamulah yang membantu dan mendorong kami berbuat maksiat selama hidup di dunia?" Kulit-kulit mereka menjawab, "Allah Yang Mahakuasa telah menjadikan kami pandai berbicara, sehingga kami dapat menerangkan dengan jelas dan lengkap segala yang pernah kamu perintahkan kepada kami untuk mengerjakannya." Firman Allah:
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Yasin/36: 65)
Mengenai pertanyaan dan persaksian di akhirat ini diterangkan dalam hadis Nabi ﷺ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata:
Ketika kami bersama Rasulullah saw, beliau tertawa lalu berkata, "Apakah kamu mengetahui kenapa aku tertawa?" Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau berkata, "Aku tertawa karena pembicaraan seorang hamba dengan Tuhan (di hari Kiamat). Hamba berkata, "Hai Tuhanku Apakah Engkau tidak melindungi aku dari kezaliman?" Rasulullah berkata, "Tuhan berkata, 'Benar." Rasulullah berkata, "Hamba itu mengatakan, 'Maka saya tidak mengizinkan diriku kecuali saksi dari diriku sendiri." Rasulullah ﷺ berkata, "Allah berfirman, 'Cukuplah diri engkau menjadi saksi atas perbuatanmu sendiri pada hari ini, dan persaksian malaikat yang mencatat." Rasulullah berkata, "Kemudian ditutuplah mulut orang itu dan dikatakan kepada anggota-anggota badannya, 'Berbicaralah, maka anggota-anggota badan itu menerangkan perbuatannya." Rasulullah berkata, "Kemudian dibiarkan orang itu berbicara terhadap anggota badan mereka." Nabi berkata, "Maka hamba itu berkata (kepada anggota badannya), 'Celaka dan hancurlah kamu semua. Aku ini berjuang untuk membela kamu."(Riwayat Muslim dan Ibnu hibban)
Allah menerangkan bahwa Dialah Yang menciptakan manusia pada kali yang pertama, dari tidak ada kepada ada, dan Dia pula yang menjadikan untuk mereka dalil-dalil yang nyata. Jika Allah sanggup menciptakan manusia pada kali yang pertama, tentu Dia sanggup pula mengulangi penciptaan itu pada kali yang kedua, dengan membangkitkan manusia sesudah matinya, kemudian Dia membalas semua perbuatan manusia dengan adil.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MUSUH-MUSUH ALLAH
Ayat 19
“Dan (ingatlah) di hati akan dihantarkan musuh-musuh Allah ke dalam neraka."
Orang-orang yang hidupnya penuh dengan sikap permusuhan terhadap Allah, tidak percaya disertai menghambat jalan Allah dan menentang seruan Rasul, bahwa mereka akan dihantarkan dengan serba kehinaan masuk neraka.
“Lalu mereka akan dikumpul-kumpulkan."
Dikumpul-kumpulkan di sana setumpuk, di situ setumpuk di bawah penjagaan malaikat penjaga neraka atau yang disebut Malaikat Zabaniyah, yang diperlakukan dengan hina.
Ayat 20
“Sehingga apabila mereka sudah sampai ke sana."
Mereka pun diperiksai kembali oleh ma-laikat-malaikat itu atas perintah Allah tentang sebab-sebab yang membawa mereka sampai masuk ke tempat adzab yang sakit ini.
“Menjadi saksilah atas mereka pendengaran mereka dan penglihatan mereka dan kulit-kulit mereka atas apa yang telah mereka amalkan."
Artinya bahwa dalam pemeriksaan itu tidaklah saat mereka akan memberikan keterangan yang dusta untuk melepaskan diri. Karena saksi bukan datang dari luar diri, bahkan bagian dari diri mereka.
Ayat 21
“Mereka berkata kepada kulit mereka."
Atau mereka dakwah kulit mereka sendiri."Mengapa kamu jadi saksi atas kami?" Mengapa kamu sampai hati membukakan rahasia kami di hadapan Allah? “Mereka" yaitu kulit mereka itu, menjawab, “Yang membuat kami bercakap ialah Allah yang membuat bercakap segala sesuatu." Maka bukanlah semata-mata lidah dan bibir manusia saja yang diberi Allah kesanggupan bercakap. Kulit manusia meskipun bisu, bisa juga bercakap. Misalnya kerling mata saat bercakap sambil diam bahwa mata itu tidak jujur. Pendengaran telinga bisa bercakap, meskipun dia diam, bahwa dia tidak tertarik mendengar ayat Al-Qur'an; yang lebih menariknya hanyalah cerita luncah dan cabul, musik yang merangsang selera rendah dan nafsu syahwat. Kulit pun, meskipun tidak bermulut, tetapi keseluruhannya bisa bercakap mengatakan bahwa waktu hidupnya dia adalah seorang pezina dan lain sebagainya.
“Dan Dialah Yang Menciptakan kamu sejak semula dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan"
Bahkan sejak manusia muncul ke permukaan dunia ini, dia pun telah mulai bercakap, meskipun mulutnya belum pandai bertutur. Dengan bahasa tangis, ibunya saat mengetahui apakah yang dikehendakinya, apakah dia lapar, apakah dia haus, apakah kain popoknya sudah basah, apakah dia kepanasan, apakah dia kedinginan.
Kadang-kadang dalam hidup ini pun sesama manusia tidak saat didustai. Mulut mengatakan lain, tetapi perangai, isyarat tangan, kerdip mata, liar mata, sikap langkah, semuanya itu bercakap menunjukkan hal yang sebenarnya. Manusia yang arif bijaksana, yang pandangannya menembus hati karena imannya, lagi tidak saat ditipu dengan susun kata, karena dia mempunyai firasat, karena dia memandang dengan nur Allah, kononlah Allah Ta'aala sendiri.
Itu sebabnya maka ayat yang selanjutnya memberikan lagi keterangan lebih tegas.
Ayat 22
“Dan tidaklah kamu saat benselindung bahwa jadi saksi atas kamu pendengaran kamu dan tidak pula penglihatan kamu dan tidak pula kulit-kulit kamu."
Ayat ini adalah peringatan kepada manusia yang hidupnya penuh dengan keraguan ketika masih hidup di dunia ini. Mentang-mentang dia bertindak seorang tidak ada manusia lain yang melihat dia berjalan pada gelap gulita malam, atau sedang dia berada jauh dari anak dan istrinya, dan orang sekampung yang mengenalnya, misalnya dalam mengembara berlepas lelah di negeri yang jauh, janganlah disangka bahwa tidak ada yang melihat. Pendengaran mendengar apa yang kita kerjakan, penglihatan melihat apa yang kita perbuat dan kulit-kulit manusia turut menyaksikan bahwa turut terlibat dalam perbuatan itu.
“Tetapi kamulah yang menyangka Allah tidak akan tahu yang terbanyak dari apa yang kamu amalkan."
Maka tersebutlah di dalam sebuah hadits yang diterima daripada Anas bin Malik (semoga ridha Allah atas diri beliau), khadam dan Rasulullah ﷺ bahwasanya beliau mengatakan bahwa pada suatu waktu Rasulullah ﷺ tergelak sendirian. Lalu beliau bertanya,
“Apakah kalian tidak hendak bertanya mengapa aku tertawa.'"
Lalu sahabat-sahabat yang hadir bertanya, “Mengapa engkau tertawa, ya Rasulullah?" Nabi menjawab,
“Aku tercengang dari sebab seorang hamba Allah mendebat Tuhannya di hari Kiamat. Dia berkata, ‘Ya Tuhanku! Bukankah Allah berjanji tidak akan menganiaya aku' Allah menjawab, ‘Memang Aku berjanji begitu.'"
Lalu hamba tadi berkata pula, ‘Sesungguhnya aku tidak mau menerima seorang saksi pun ke-cuali yang datang dari diriku sendiri!'
Maka berkatalah Allah Yang Mahamulia, lagi Mahatinggi, ‘Tidakkah sudah cukup Aku sendiri jadi saksi dan malaikat-malaikat yang mulia yang selalu menuliskan segala yang pernah kamu amalkanV Namun permohonan ini diulanginya juga berkali-kali.
Maka berkatalah Rasulullah ﷺ, “Lalu ditutup Allah mulutnya dan bercakaplah seluruh bagian tubuhnya menceritakan apa yang pernah diamalkannya. Akhirnya berkatalah si hamba Allah itu, ‘Jauhlah kamu (hai, bagian-bagian tubuhku) dan lumAllah kamu. Dan kamu semuanya aku telah didebat!'" (HR al-Bazzar)
Ayat 23
“Dan demikianlah persangkaan kamu yang kamu sangkakan terhadap Tuhan kamu."
Tersebut pulalah dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh Muslim dan Imam Ahmad dan Tirmidzi, yang berasal dan hadits Abdurrahman bin Yazid dan Abdullah bin Mas'ud (semoga ridha Allah atas diri beliau), bahwa pada suatu hari ketika Abdullah bin Mas'ud terselubung di bawah kiswah (selubung hitam Ka'bah) lalu datanglah tiga orang Quraisy dan dua orang kawannya dari Tsaqif, orangnya gendut, gendut perutnya, hati mereka tampaknya kurang paham tentang agama. Mereka berbisik-bisik, tidak aku dengar apa bisikannya itu. Lalu seorang di antara mereka berkata, “Bagaimana pensaatmu, apakah Allah mendengar percakapan ini?"
Kawannya menjawab, “Kalau kita bicara agak keras, tentu didengarnya. Tetapi kalau kita bercakap perlahan-lahan, tidaklah akan didengarnya." Yang seorang lagi menyela, dengan katanya, “Kalau sebagian telah didengarnya, niscaya semua didengarnya."
Abdullah berkata seterusnya, “Cerita ini aku sampaikan kepada Nabi ﷺ, maka turunlah ayat ini. ‘Dan tidaklah kamu saat berselindung bahwa jadi saksi atas kamu pendengaran kamu' dan seterusnya, sampai ‘dan demikianlah persangkaan kamu yang kamu sangkakan terhadap Allah kamu.'"
“Telah dibinasakannya kamu, maka jadilah kamu orang-orang yang rugi."
Menjadi rugilah mereka itu karena salah sangka terhadap Allah, disangka Allah tidak akan melihat, disangka Allah tidak akan menyaksikan apa yang mereka amalkan. Lalu mereka berbuat semau-maunya, memperturutkan hawa nafsu. Kesudahannya mereka dibinasakan Allah karena kesalahan tindakan dan rugilah hidupnya karena hidup tidak beriman dan beramal saleh maka tidaklah ada bekal yang akan dibawa menghadapi Allah di hari akhirat.
Maka berkatalah ulama yang terkenal, Imam Hasan al-Bishri,
“Ketahuilah olehmu bahwasanya amalan manusia adalah sekadar menurut sangkanya terhadap Allah mereka. Orang yang beriman, berbaik sangkalah dia kepada Allah maka dibuatnyalah
yang tidak mematuhinya pun akan mensaat adzab dan siksaan juga.
“Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang rugi."