Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَذَّبُواْ
mereka mendustakan
بِٱلۡكِتَٰبِ
dengan kitab
وَبِمَآ
dan dengan apa
أَرۡسَلۡنَا
Kami utus
بِهِۦ
dengannya
رُسُلَنَاۖ
rasul-rasul Kami
فَسَوۡفَ
maka kelak
يَعۡلَمُونَ
mereka mengetahui
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَذَّبُواْ
mereka mendustakan
بِٱلۡكِتَٰبِ
dengan kitab
وَبِمَآ
dan dengan apa
أَرۡسَلۡنَا
Kami utus
بِهِۦ
dengannya
رُسُلَنَاۖ
rasul-rasul Kami
فَسَوۡفَ
maka kelak
يَعۡلَمُونَ
mereka mengetahui
Terjemahan
(Mereka adalah) orang-orang yang mendustakan Kitab (Al-Qur’an) dan wahyu yang dengannya para rasul Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui
Tafsir
(Orang-orang yang mendustakan Alkitab) yakni Al-Qur'an (dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus) dengan membawa ajaran tauhid dan berita tentang adanya hari berbangkit; mereka adalah orang-orang kafir Mekah. (Kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kedustaan mereka.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 69-76
Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan? (Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api, kemudian dikatakan kepada mereka, "Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan (yang kamu sembah) selain Allah? Mereka menjawab, "Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkah kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu.
Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. Yang demikian itu disebabkan kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan). (Dikatakan kepada mereka), "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong. Allah ﷻ berfirman, "Tidakkah engkau merasa heran, hai Muhammad, terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mendebat perkara yang hak dengan batil, dipalingkan ke manakah akal sehat mereka sehingga menyimpang dari jalan petunjuk menuju ke jalan yang sesat?" (Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. (Al-Mumin: 70) Yaitu berupa petunjuk dan keterangan yang jelas.
Kelak mereka akan mengetahui. (Al-Mumin: 70) Ini merupakan ancaman yang keras dan kecaman yang kuat dari Allah ﷻ Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Murshalat: 15, 19, 24, 28, 34, 37, 40, 45, 47, 49, Al-Muthafifin: 10) Adapun firman Allah ﷻ: ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka. (Al-Mumin: 71) Maksudnya, rantai itu menyatu dengan belenggu dipegang di tangan Malaikat Zabaniyah yang menyeret mereka di atas muka mereka, lalu melemparkan mereka yang adakalanya ke dalam air yang sangat panas dan adakalanya ke dalam neraka Jahim.
Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api. (Al-Mumin: 71-72) Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang yang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. (Ar-Rahman: 43-44) Dan firman Allah ﷻ sesudah menceritakan makanan penduduk neraka itu zaqqum, dan minuman neraka adalah air yang sangat panas, yaitu: Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (Ash-Shaffat: 68) Dan firman Allah ﷻ: .
Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (Al-Waqi'ah: 41-44) sampai dengan firman Allah ﷻ: Kemudian sesungguhnya kamu, hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.
Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan. (Al-Waqi'ah: 51-56) Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas. Peganglah dia, kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu meragu-ragukannya. (Ad-Dukhan: 43-50) Hal ini dikatakan kepada mereka dengan nada mengecam, mencemoohkan, menghina, meremehkan, dan mengejek mereka.
-: ". Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mani', telah menceritakan kepada kami Mansur ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Basyir ibnu Talhah Al-Khuzami, dari Khalid ibnu Duraik, dari Ya'la ibnu Munabbih yang me-rafa'-kan hadis ini, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Allah ﷻ menciptakan awan buat ahli neraka yang tebal lagi gelap, lalu dikatakan, "Hai penduduk neraka, apakah yang kamu minta? Maka mereka teringat kepada awan di dunia saat melihatnya, lalu mereka menjawab, "Kami menginginkan minuman yang sejuk.
Maka awan itu menghujani mereka dengan belenggu-belenggu yang menambah belenggu mereka dan juga rantai-rantai yang menambah rantai mereka, dan juga bara api yang apinya membakar mereka. Hadis ini berpredikat garib. Firman Allah ﷻ: kemudian dikatakan kepada mereka, "Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan (yang kamu sembah) selain Allah? (Al-Mumin: 73-74) Yakni dikatakan kepada mereka, bahwa di manakah berhala-berhala yang dahulu kamu sembah selain Allah? apakah mereka dapat menolong kamu pada hari ini? Mereka menjawab, "Mereka telah hilang lenyap dari kami. (Al-Mumin: 74) Yaitu telah pergi dan lenyap, maka tidak dapat memberi manfaat kepada kami.
bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu. (Al-Mumin: 74) Saat itu mereka mengingkari penyembahan mereka kepada berhala-berhala itu. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan, "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.(Al-An'am: 23) Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya dalam surat ini: Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. (Al-Mumin: 74) Adapun firman Allah ﷻ: Yang demikian itu disebabkan kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersenang-senang (dalam kemaksiatan). (Al-Mumin: 75) Para malaikat berkata kepada mereka, "Inilah yang harus kamu terima sebagai pembalasan atas sikap kamu yang selalu bersuka ria di dunia tanpa alasan yang benar, dan kamu tenggelam dalam kesenangan, juga sikap kamu yang jahat lagi sombong." Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya.
Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong. (Al-Mumin: 76) Yakni seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat istirahat yang hina lagi penuh dengan azab yang keras adalah bagi orang yang sombong terhadap ayat-ayat Allah dan tidak mau mengikuti petunjuk dan alasan-alasan yang telah dikemukakan oleh Allah ﷻ hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Orang-orang yang mendebat dengan batil wahyu Allah itu adalah orang-orang yang mendustakan Kitab, yakni Al-Qur'an, dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus, yakni Zabur, Taurat, dan Injil. Kelak mereka akan mengetahui akibat dari sanggahan mereka itu. 71. Akibat dari sanggahan mereka terhadap kebenaran wahyu-wahyu Allah akan mereka rasakan ketika belenggu mengikat tangan mereka, dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret dengan tarikan yang sangat kuat.
Orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah itu ialah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepada Muhammad ﷺ dan mendustakan semua yang disampaikan rasul-rasul atas perintah-Nya.
Dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan apa yang disampaikan rasul-rasul itu terdapat perintah untuk menghambakan diri kepada Allah semata, tidak menyembah sesuatu pun selain Dia, meyakini adanya hari kebangkitan, dan hukum-hukum serta petunjuk untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Orang-orang yang ingkar itu kelak akan mengetahui akibat keingkaran mereka. Hal ini merupakan peringatan yang sangat keras, sebagaimana firman Allah:
Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan! (al-Muthaffifin/83: 10)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MEREKA YANG MENDUSTAKAN AL-KITAB
Ayat 69
“Tidakkah engkau lihat kepada orang-orang yang mendebat pada ayat Allah?"
Artinya, tidakkah engkau heran tercengang ya Rasulullah, melihat orang-orang yang masih saja mendebat, menentang atau bertengkar membantah ayat-ayat, atau bukti-bukti kebesaran Allah yang sudah nyata dan terang?
“Bagaimana mereka saat dipalingkan?"
Sudah nyata dan terang, sudah terbukti bahwa tidak ada lain yang kuasa melainkan Allah, tidak ada yang sanggup mengatur semuanya ini, sebagaimana ayat-ayat yang telah diterangkan terlebih dahulu tadi, pergantian malam dengan siang, penetapan bumi jadi tempat menetap manusia, keindahan bentuk manusia, kejadian manusia sejak dari masa masih tanah, sampai jadi darah dalam tubuh manusia, semuanya jelas sebagai ayat, sebagai tanda dari kekuasaan Allah mutlak semata-mata. Mengapa mereka masih berpaling lagi? Siapakah yang memalingkan mereka?
Dijelaskan lagi perpalingan mereka itu,
Ayat 70
“(Yaitu) orang-orang yang telah mendustakan terhadap al-Kitab."
Al-Kitab ialah Al-Qur'an. Mereka tidak mau percaya bahwa itu wahyu Ilahi. Bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa itu adalah rangkuman syair dari Muhammad saja. Padahal ketika ditantang oleh Nabi, diminta kalau ada di antara mereka yang sanggup membuat susun kata yang sama dengan Al-Qur'an, sama susun dan sama isi, tidak seorang pun di antara mereka yang sanggup."Dan terhadap apa yang Kami utus dengan dia rasul-rasul Kami." Al-Kitab adalah secara ijmal; Sunnah Rasul adalah secara tafshii. Perintah shalat ada dalam Al-Kitab (Al-Qur'an). Cara mengerjakan shalat itu dan berapa waktu sehari semalam adalah sunnah Rasul. Segala sunnah Rasul itu pun mereka bantah, mereka pun tidak mau percaya.
“Maka mereka akan mengetahui."
Ujung ayat ini adalah ancaman yang berat sekali. Bahwasanya karena keingkaran dan debatan mereka, mereka akan menerima akibat yang buruk di belakang hari. Mereka akan tahu sendiri nanti betapa akibat itu.
Ayat 71
“Ketika belenggu-belenggu di lehen-leher mereka dan rantai-rantai."
Inilah ancaman yang akan mereka ketahui sendiri kelak, yang akan mereka rasakan dan derita. Barang yang benar, yang tidak saat ditolak oleh akal mereka yang murni, namun mereka masih saja berpaling. Sampai dijadikan pertanyaan, “Apakah yang memalingkan mereka?" Apalagi kalau bukan keras kepala, sombong, angkuh, dan tidak mau mengubah perangai yang buruk. Sebab itu nerakalah yang akan jadi tempat mereka. Dalam neraka leher mereka akan dilekatkan belenggu dan tangan atau kaki mereka akan dipasangkan rantai.
“Mereka akan diseret"
Itulah hukuman sangat hina yang akan mereka derita di neraka kelak.
Ayat 72
“Dalam air yang amat panas."
Itulah air yang di dalam ayat disebut -al-Hamiim, yang bila diminum mengelupaslah isi perut dan hangus, dari sangat panasnya air.
“Kemudian itu mereka akan dibakai dalam api."
Dalam hadits-hadits diterangkan bahwa belenggu-belenggu yang diikatkan pada leher dan rantAl-rantai yang dibelitkan pada tangan atau pinggang itu akan diseret oleh Zabaniyah, malaikat yang bertugas melaksanakan hukum Allah atas penghuni neraka. Kadang-kadang mereka diseret ke dalam Hamiim, yaitu air panas yang menggelegak, lipat ganda panasnya dari air di dunia ini. Kemudian dia pun diseret ke dalam Jahiim, yaitu lubang neraka yang sangat panas, yang apinya bernyala-nyala.
Ayat 73
“Kemudian itu akan ditanyakan kepada mereka, ‘Mana dia apa yang telah kamu persekutukan.'"
Ayat 74
“Selain dari Allah itu?"
Ketika hidup di dunia mereka itu yang kalian sembah, kalian puja dan kepada mereka semuanya itu kamu minta tolong, minta pelindungan, minta jadi perantara. Sekarang mana mereka? Mengapa mereka tidak muncul? Bukankah di saat seperti ini mereka sangat
diperlukan, kalau mereka itu memang berkuasa pula di samping Allah? “Mereka berkata, ‘Mereka telah hilang lenyap dari kami.'" Tentu saja mereka itu hilang lenyap, sebab di hadapan Allah semuanya itu adalah makhluk belaka, tidak ada Allah. Tidak ada yang kuasa. Dalam kata kasarnya ialah “tidak kelihatan mata hidungnya" di hadapan Majelis Agung Ilahi itu. Adalah halnya seumpama seorang kolonel palsu (gadungan) yang memeras di kampung-kampung terhadap orang bodoh. Setelah orang kampung pergi ke kota dia bertanya adakah seorang kolonel bernama si Fulan, semua yang berjabatan dalam kalangan ketentaraan menggelengkan kepala, karena tidak ada yang tahu. Karena dia adalah kolonel palsu. Di waktu itu mereka mencoba mengelakkan diri yang sebenarnya tidak berguna, karena Allah telah tahu. Mereka berkata, “Bahkan kami dahulu tidaklah pernah menyembah sesuatu." Artinya ialah bahwa mereka mengaku bahwa yang mereka sembah tetap Allah juga, cuma ini sembah berhala sebagai yang akan menyampaikan permohonan kami kepada Allah saja.
“Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang kafir."
Artinya ialah bahwa setelah mereka kafir lebih dahulu maka Allah kian lama membuat mereka kian sesat, sehingga sudah sukar buat ditolong, sampai mereka bertemu dengan hari yang sangat rawan itu.
Apakah sebab sampai demikian? Ini dijawab oleh ayat selanjutnya.
Ayat 75
“Yang demikian itu adalah tersebab keadaan kamu bergembira-gembira di muka bumi dengan tidak benar."
Kamu lepaskan hawa nafsu yang tidak terkendali. Kamu berfoya-foya seakan-akan dunia ini akan kamu diami selamanya. Ketika kamu saat kekayaan, kamu musnahkan untuk maksiat. Ketika kamu berkuasa, kamu salah gunakan kekuasaan, itu. Kamu sangka kamu sendiri yang empunya harta yang diberi kesempatan oleh Allah kamu memakainya. Tidak kamu bersyukur dan tidak kamu berterima kasih. Kadang-kadang kamu hambur-hamburkan harta benda yang kamu kuasai, tetapi amanat Allah kepadamu.
“Dan dengan sebab kamu bersuka-ria."
Sehingga kamu lupa diri dan lupa bahwa hidup di sini pasti ada kesudahannya.
Maka datanglah keputusan Allah.
Ayat 76
“Masukilah olehmu pintu-pintu Jahannam, akan kekal semua di dalamnya."
Jika kita pertalikan ayat ini dengan ayat 71 di atas tadi bahwa mereka akan dibelenggu dan dirantai, lalu kita pertautkan pula dengan ayat 71 dari surah az-Zumar, bahwa mereka akan diiringkan berombong-rombongan menuju Jahannam dan yang mengiringkan itu ialah malaikat-malaikat Zabaniyah yang mukanya membuat seram, sikapnya menakutkan dan tidak pernah menunjukkan senyum, melainkan marah selalu, ingatlah kita khayatkan betapa hebatnya hari itu. Mereka diperintahkan masuk ke dalam; terpaksa takut meskipun takut Tiba di pintu-pintu itu malaikat-malaikat pengawal pintu neraka menyesali pula, mengapa anjuran Rasul tidak diacuhkan ketika di dunia.
“Maka amat buruklah tempat bagi orang-orang yang sombong."
Sombong karena merasa dirinya orang penting sehingga seruan Allah dan Rasul pun dipandangnya kecil saja, tidak sebesar dirinya. Dan orang yang mengajak kepada yang baik dimusuhinya.
Sesudah berfirman demikian, berfirman pulalah Allah kepada Rasul-Nya untuk menen-teramkan dan mengobati hati beliau yang mereka kecewakan.
Ayat 77
“Maka bersabarlah engkau, sesungguhnya janji Allah adalah benar."
Lambat atau cepat namun kemenangan kebenaran pasti terjadi."Maka baik pun Kami perlihatkan kepada engkau sebagian dari yang telah Kami ancamkan kepada mereka, ataupun Kami wafatkan engkau," sebelum kehancuran mereka tiba,
“Namun kepada Kami jualah mereka akan dikembalikan."