Ayat
Terjemahan Per Kata
لَأَمۡلَأَنَّ
sungguh akan Aku penuhi
جَهَنَّمَ
neraka jahannam
مِنكَ
dari kamu
وَمِمَّن
dan dari orang-orang
تَبِعَكَ
mengikuti kamu
مِنۡهُمۡ
diantara mereka
أَجۡمَعِينَ
semuanya
لَأَمۡلَأَنَّ
sungguh akan Aku penuhi
جَهَنَّمَ
neraka jahannam
مِنكَ
dari kamu
وَمِمَّن
dan dari orang-orang
تَبِعَكَ
mengikuti kamu
مِنۡهُمۡ
diantara mereka
أَجۡمَعِينَ
semuanya
Terjemahan
Aku pasti akan memenuhi (neraka) Jahanam denganmu dan orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya.”
Tafsir
(Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu) berikut keturunanmu (dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka) yakni umat manusia (semuanya.).
Tafsir Surat Sad: 71-85
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman, 'Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku.
Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi? Iblis berkata, "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. Allah berfirman, "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan. Iblis berkata, "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan. Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat).
Iblis menjawab, "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman, "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. Kisah ini telah disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, permulaan surat Al-A'raf, surat Al-Hijr, surat Al-Isra, dan surat Al-Kahfi serta dalam surat ini.
Allah ﷻ sebelum menciptakan Adam a.s. memberitahukan kepada malaikat-malaikat-Nya bahwa Dia akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Allah ﷻ memerintahkan kepada mereka bahwa apabila Adam telah diciptakan dan telah disempurnakan bentuknya, hendaklah mereka bersujud kepadanya sebagai penghormatan buat Adam, sekaligus sebagai pengamalan dari perintah Allah ﷻ Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat, dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah.
Dengan demikian, berarti iblis bersikap keliru dan menentang perintah Allah ﷻ yang menyebabkan dia kafir. Karena itulah maka Allah ﷻ menjauhkan iblis dari rahmat-Nya, menjauhkannya dari hadapan Allah ﷻ Yang Mahasuci, serta menjadikannya terhina. Allah ﷻ menamainya iblis karena dijauhkan dari rahmat-Nya, dan Allah mengusirnya dari langit dalam keadaan tercela lagi hina ke bumi. Maka iblis meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kiamat, dan Allah Yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya; Dia tidak segera menurunkan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepadaNya. Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka ia berlaku membangkang dan melampaui batas. Lalu ia mengatakan, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Muyang mukhlis di antara mereka. (Shad: 82-83) Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil. (Al-Isra: 62) Mereka yang berjumlah sedikit ini adalah orang-orang yang dikecualikan di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya: Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka.
Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga. (Al-Isra: 65) Adapun firman Allah ﷻ: Allah berfirman, "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. (Shad:84-85) Demikianlah menurut qiraat sejumlah ulama, antara lain Mujahid, yaitu dengan me-rafa '-kan lafaz al-haqqu yang pertama. Mujahid menafsirkan bahwa makna yang dimaksud ialah 'Akulah Yang Mahahak dan hanya kebenaran belakalah yang Kukatakan.' Menurut riwayat lain yang juga bersumber darinya, makna yang dimaksud ialah 'kebenaran itu datangnya dari-Ku dan hanya kebenaran belakalah yang Kukatakan.' Ulama lainnya me-nashab-kannya.
As-Saddi mengatakan bahwa ungkapan ini adalah ungkapan sumpah yang dinyatakan oleh Allah ﷻ Menurut hemat kami, ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.(As-Sajdah: 13) Dan firman-Nya: Tuhan berfirman, "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (Al-Isra: 63)"
Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu dan keturunanmu, wahai Iblis, dan dengan orang-orang yang mengikutimu dalam kesesatan di antara mereka semuanya, yakni anak cucu Adam. '86. Wahai Nabi Muhammad, katakanlah kepada orang-orang kafir, 'Aku diutus oleh Allah untuk mendakwahkan risalah dan aku tidak meminta imbalan atau upah sedikit pun kepadamu atasnya. Tugasku hanya-lah menyampaikan risalah dan Allah-lah yang akan memberiku upah atas tugas itu. Dan ketahuilah bahwa aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada dan suka membuat-buat.
Allah mengabulkan permintaan Iblis dan berkata, "Yang hak itu ada pada-Ku. Sungguh, yang hak itulah Aku katakan. Neraka Jahanam itu aku penuhi dengan engkau dan anak cucumu yang datang kemudian dan yang mengikuti engkau dalam kesesatan dari sebagian anak cucu Adam. Allah mengancam orang-orang yang menjadikan setan sebagai pemimpin-pemimpin mereka dan mengabaikan perintah Allah yang menghantarkan mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat, Allah berfirman:
dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.(an-Nisa'/4: 119).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
IBLIS DIBERI KESEMPATAN
Ayat 79
“Dia (Iblis) berkata, “Ya Tuhanku! Maka beri kesempatanlah aku “
Iblis mohon diberi kesempatan. Kesempatan apa? Apakah kesempatan akan berbuat baik? Akan bertobat atas kesalahannya membantah perintah Allah? Bukan! Dia memohon diberi kesempatan akan melepaskan dendamnya kepada manusia. Manusia yang tadinya dia pandang dengan penuh dengki, sekarang dipandangnya dengan penuh dendam.
“Sampai hari mereka akan dibangkitkan."
Hikmah tertinggi dari Allah menentukan bahwa permohonan si Iblis itu dikabulkan.
Ayat 80
“Tuhan berfinman, “Sesungguhnya engkau tenmasuk yang dibeli kesempatan."
Jelas! Allah ﷻ kabulkan permohonan Iblis itu. Dia diberi kesempatan sebagaimana yang dia mohonkan. Dimintanya agar dia diberi kesempatan memperdayakan musuh yang dibencinya itu, manusia, sampai manusia itu dibangkitkan kelak dan kuburnya, dari tidurnya yang lama.
Dalam luasnya permintaan Iblis dan jangka kekuatan yang dapat dijangkaunya sudah dapat kita lihat pada ayat yang melukiskan permintaannya itu. Dia memohon agar diberi kesempatan memperdayakan manusia sampai kepada hari manusia berbangkit, yaitu hari Kiamat, dalam kenyataan hanyalah terbatas sampai manusia mati saja. Sesudah manusia meninggal, taklifnya tidak ada lagi. Ruhnya sudah kembali ke dalam perlindungan Allah ﷻ dan Iblis tidak dapat menjangkau lagi sampai ke sana. Dan kebanyakan orang yang diperdayakannya itu banyak pula yang tercecer, karena banyak yang menyesal dan insaf, lalu tobat. Sedang Allah membukakan pintu tobat bagi barangsiapa yang bertobat. Dan lebih jelas lagi pada firman Allah yang selanjutnya hanya sehingga mana batas yang diberikan kepada Iblis untuk kesempatan itu.
Ayat 81
“Sampai kepada hari waktu yang telah ditentukan."
Kesempatan ini diberikan terbatas, yaitu sampai kepada waktu dan hari yang telah ditentukan. Hari itu tidaklah sampai kepada hari berbangkit di Padang Mahsyar kelak.
Ayat 82
“Dia (Iblis) benkata, “Demi Kemuliaan Engkau, Sungguh-sungguh akan aku sesalkan mereka semuanya."
Maka bersumpahlah dia, si Iblis. Dia bersumpah Demi Kebesaran dan Kekuasaan Allah SWT, yang si Iblis pun mengakui juga bahwa dia pun tidaklah sanggup melepaskan diri dari murka Allah ﷻ itu. Dia bersumpah bahwa dia akan mempergunakan segala tipu dan dayanya, segala akal liciknya, segala cerdik buruknya, bahkan segala maksud-maksud yang kelihatan pada kulitnya di luar seakan-akan baik, padahal isi atau akibatnya jahat, dimasukkan semuanya itu atau diracunkan ke dalam pikiran semua manusia.
Seorang ulama besar, yaitu al-Hafizh al-Imam Jamaluddin Abui Faraj Abdurrahman Ibnul Jauzi al-Baghdadi (meninggal tahun 597 Hijriyah) mengarang sebuah buku yang beliau beri nama Talbiis Iblis yang berarti Pengacauan Iblis. Di dalam 414 halaman ukuran sedang beliau menguraikan bagaimana Iblis berusaha memasukkan pengaruhnya dalam segala bidang. Baik bidang aqidah, sehingga kaum Muslimin terpecah-pecah menjadi beberapa firqah dan banyaklah timbul bid'ah dalam aqidah itu. Pengaruh kesesatan yang dia bawa sehingga orang menyembah kepada sesuatu selain Allah.
Dalam kitab tersebut Ibnul Jauzi pun menerangkan Iblis pun masuk ke dalam kalangan ulama, ke dalam kalangan ahli tasawuf, ke dalam kalangan ahli-ahli fiqih, sehingga ilmu-ilmu agama yang penting itu dapat digunakan orang untuk menuntut dunia. Diterangkan pula bagaimana Iblis memengaruhi penguasa-penguasa, raja-raja dan amir-amir. Bahkan Iblis menyebut juga pengaruh yang dibisikkan Iblis kepada orang-orang yang terkemuka, karena ingin terkenal, ingin popular.
Lalu beliau uraikan pula, bahwa Iblis pun berusaha pula memasukkan perdayaannya ke dalam orang beribadah, sampai orang diperdayakannya agar menyamakan saja suara membaca adzan menyeru orang shalat dengan suara orang bernyanyi asik. Sampai kepada was-was dalam shalat, sehingga ada orang yang berwaswas terus seketika memasangkan niat ke dalam takbir. Waswas yang dimasukkan dalam membaca Faatihah, dalam mengucapkan huruf-huruf. Yang sangat banyak dan panjang lebar pula beliau uraikan ialah perdayaan Iblis dalam lapangan ahli-ahli suluk dan tasawuf, sampai agak panjang beliau bukakan rahasia pergaulan orang-orang tasawuf yang lebih tua dengan pemuda-pemuda sesama laki-laki, sehingga beliau berani mengatakan bahwa pemuda-pemuda itu sama dengan “Habaail asysyaitan “ (tali-tali yang dipasang setan buat menjerat). Dan beliau uraikan juga perdayaan Iblis tentang pendakwaan adanya wali-wali keramat. Bab 12 dan 13 yaitu bab-bab penutup barulah beliau gunakan untuk menjelaskan perdayaan Iblis kepada orang awam.
Tetapi Iblis itu pun bersitinah juga, artinya tidak juga berani melangkah lebih maju meskipun dia telah menyebut dan meminta kesempatan buat memperdayakan semua orang. Dia berdatang sembah selanjutnya kepada Allah SWT,
Ayat 83
“Kecuali hamba-hamba Engkau, dari mereka-mereka yang telah disucikan."
Si Iblis mengakui terus terang bahwa ada pengecualiannya, atau karena dia merasa tidak berani mendekatinya. Yaitu hamba-hamba Allah yang telah disucikan. Karena walaupun dia coba bagaimanapun, dan tentu kadang-kadang dicobanya, tidaklah akan berhasil.
Permohonan kedua dari Iblis itu disambut oleh Allah ﷻ dengan tegas,
Ayat 84
Tuhan berfirman, “Maka kebenaran, dan kebenaran itulah yang akan Aku katakan."
Mujahid menafsirkannya, “Akulah kebenaran, maka kebenaran yang akan aku kata-kan." Dan riwayat bacaan yang lain, “Kebenaran adalah dariku, dan kebenaran itulah yang aku katakan."
Ayat 85
“Sesungguhnya pastilah akan Aku penuhkan nenaka jahannam itu dengan engkau dan dengan orang-orang yang menggikuti engkau di kalangan mereka, semua."
Dan firman Allah ﷻ seperti ini tampaklah suatu ketegasan hukum. Ancaman yang tidak mengenal ampun bagi yang bersalah. Si Iblis meminta diberi kesempatan, kesempatan itu diberikan. Si Iblis menegaskan bahwa akan menyesatkan semua orang. Allah ﷻ memberi ingat bahwa akibat perbuatanya yang merusak kelak kemudiannya tidak lain ialah api neraka, baik untuk si Iblis sebagai
penganjur kejahatan ataupun terhadap setiap orang yang mengikutinya. Menghukum yang bersalah adalah kebenaran. Karena kalau yang bersalah tidak dihukum kebenaran tidak tegak lagi. Sebab kebenaran adalah nama yang lain dari keadilan.
Di penutup ini Nabi kita Muhammad ﷺ diberi peringatan oleh Allah supaya beliau katakan,
Ayat 86
“Katakanlah."
Olehmu hai Rasul-Ku kepada kaummu Quraisy itu."Tidaklah aku meminta kepada kamu sebarang upah pun." Disuruh Allah ﷻ memperingatkan hal ini kepada mereka agar jangan mereka ukur perjuangan Nabi ﷺ ini dengan penilaian harga harta benda, uang atau emas dan perak. Aliah ﷻ menyuruhkan katakan begini niscaya telah ada pula di kalangan mereka itu yang mengukur kepribadian Utusan Allah dengan hawa nafsunya sendiri. Orang-orang terkemuka Quraisy kebanyakan adalah saudagar yang menghubungkan utara (Syam) dengan selatan (Yaman). Yaman pintu ke India terus ke Tiongkok. Syam pintu ke Laut Tengah lanjut ke Eropa. Sebab itu penghargaan atas seseorang ditentukan oleh kekayaannya atau hasil harta, gaji, upah dan nilai jerih payah yang didapatnya. Mungkin ada yang bertanya-tanya, “Dan mana dia dapat uang karena pekerjaan ini?" Atau mungkin ada yang berkata, “Kalau mulutnya disumbat dengan harta benda dia akan diam."
Maka disuruhlah Nabi ﷺ menjelaskan, bahwa dalam usahanya dan perjuangannya menyampaikan dakwah agama ini dia tidak mengharapkan upah dari mereka. Kalau kiranya diselidiki hidupnya masa di Mekah, waktu Surah Shaad ini turun, maka hidup di Mekah itu tidaklah pernah dia berkekurangan. Dia termasuk orang yang mampu karena jaminan harta benda istrinya, Khadijah, yang termasuk orang yang lebih dahulu menyatakan iman akan seruannya. Sebab itulah maka dalam surah-surah yang turun ke Mekah banyak kali diulang-ulangi oleh Rasulullah ﷺ bahwa dia tidak mengharapkan dibari upah. Upah apa yang akan beliau harapkan dari mereka, padahal perbaikan aqidah dari syirik kepada tauhid bukanlah hal yang mereka inginkan. Mereka tidak memerlukan Nabi, bahkan mereka menuduhnya tukang sihir pembohong.
Dan semua nabi-nabi dan rasul-rasul pun tidak ada yang minta upah.
Dan selanjutnya,
“Dan tidaklah aku termasuk orang yang mengada-ada."
Artinya bahwa segala yang beliau serukan, beliau rayukan, beliau ajakkan, tidak sepatah pun kata yang beliau ada-adakan sendiri, yang timbul dari kehendak beliau sendiri. Apa yang beliau sampaikan adalah wahyu Ilahi, yang mesti beliau sampaikan bagaimana adanya.
Ayat 87
“Dia ini tidak lain melainkan peringatan bagi seluruh isi alam."
Segala yang diucapkan oleh Rasul itu bukanlah kata yang beliau ada-adakan sendiri sekehendak hatinya. Dia adalah wahyu Ilahi
Ayat 88
“Dan sesungguhnya pastilah kamu akan mengetahui beritanya beberapa waktu lagi."
Selesai Tafsir Surah Shaad