Ayat
Terjemahan Per Kata
لَوۡ
kalau
أَنَّ
sekiranya
عِندَنَا
di sisi kami
ذِكۡرٗا
pengajaran
مِّنَ
dari
ٱلۡأَوَّلِينَ
orang-orang terdahulu
لَوۡ
kalau
أَنَّ
sekiranya
عِندَنَا
di sisi kami
ذِكۡرٗا
pengajaran
مِّنَ
dari
ٱلۡأَوَّلِينَ
orang-orang terdahulu
Terjemahan
“Seandainya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang terdahulu,
Tafsir
("Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah peringatan) maksudnya, sebuah kitab (dari orang-orang yang dahulu) yakni dari kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang yang dahulu.
Tafsir Surat As-Saffat: 161-170
Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala. Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (karena Allah). Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata, "Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab (dari kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu, benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Tetapi mereka mengingkarinya (Al-Qur'an), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). Allah ﷻ berfirman, ditujukan kepada orang-orang musyrik: Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala (Ash-Shaffat: 161 -163) Yakni sesungguhnya yang menuruti pendapat kalian dan kesesatan serta penyembahan batil yang dilakukan oleh kalian hanyalah orang yang lebih sesat daripada kalian, yaitu mereka yang diciptakan untuk menjadi penghuni neraka.
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179) Inilah predikat manusia yang mengikuti agama kemusyrikan, kesesatan, dan kekufuran. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya: sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan. (Az-Zariyat: 8-9) Yakni sesungguhnya orang yang sesat karenanya hanyalah orang yang ditakdirkan sesat dan batil.
Selanjutnya Allah ﷻ membersihkan para malaikat dari apa yang dinisbatkan kepada mereka berupa kekufuran dan kedustaan yang menyatakan bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah: Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan tertentu (Ash-Shaffat: 164) Yaitu kedudukan yang khusus di langit dan tugas-tugas ibadah yang mereka tidak dapat keluar jalur darinya. Ibnu Asakir di dalam biografi Muhammad ibnu Khalid berikut sanadnya sampai kepada Abdur Rahman ibnul Ala ibnu Sa'd, dari ayahnya, yang merupakan salah seorang yang berbaiat kepada Rasulullah ﷺ pada hari jatuhnya kota Mekah, menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ di suatu hari bersabda kepada orang-orang yang ada di dalam majelisnya: ". Langit berdetak, dan sudah sepantasnya baginya berdetak, karena tidak suatu tempat pun untuk meletakkan kaki darinya melainkan padanya ada malaikat yang sedang rukuk atau sedang sujud.
Kemudian Nabi ﷺ membaca firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah) (Ash-Shaffat: 164-166) Ad-Dahhak telah mengatakan dalam tafsirnya sehubungan dengan makna ayat berikut, yaitu: Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Ia mengatakan bahwa Masruq meriwayatkan dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: ". Tiada suatu tempat pun di langit terdekat ini melainkan terdapat padanya malaikat yang sedang sujud atau sedang berdiri. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya, "Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Masruq, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya di dalam langit itu benar-benar terdapat suatu langit yang di dalamnya tiada suatu jengkal tempat pun melainkan terdapat kening malaikat atau kedua telapak kakinya.
Kemudian Abdullah ibnu Abbas r.a. Membaca firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Hal yang sama telah dikatakan oleh Said ibnu Jubair. Qatadah mengatakan, bahwa dahulu kaum pria dan kaum wanita salat bersama-sama, sebelum turun firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Setelah itu kaum pria maju (berada di depan) dan kaum wanita di belakang. dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf. (Ash-Shaffat: 165) Yakni berdiri bersaf-saf dalam menunaikan perintah Allah, seperti pengertian yang telah dijelaskan di dalam firman-Nya: Demi (rombongan) yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya. (Ash-Shaffat: 1) Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Al-Walid ibnu Abdullah ibnu Abu Mugis yang mengatakan bahwa pada mulanya mereka tidak bersaf dalam mengerjakan salat, hingga turunlah firman-Nya: dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). (Ash-Shaffat: 165) lalu mereka pun membentuk saf-saf.
Abu Nadrah mengatakan bahwa dahulu Khalifah Umar r.a. apabila iqamah telah dikumandangkan, maka ia terlebih dahulu menghadapkan wajahnya kepada para makmum. Kemudian mereka berkata." Luruskanlah saf-saf kalian dan sejajarkanlah berdiri kalian, Allah menghendaki untuk kalian sikap yang dilakukan oleh para malaikat." Kemudian Khalifah Umar membaca firman-Nya: dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). (Ash-Shaffat: 165) Mundurlah engkau, hai Fulan. Dan majulah kamu, hai Fulan!" Kemudian Umar maju ke muka, lalu bertakbir. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Muzaifah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Kami diberi keutamaan di atas umat (lainnya) dengan tiga perkara; saf-saf kami dijadikan seperti saf-saf para malaikat; dan bumi ini dijadikan bagi kami masjid (tempat bersujud); dan tanahnya suci lagi menyucikan. Adapun firman Allah ﷻ: Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah). (Ash-Shaffat: 166) Yakni kami membentuk saf dan bertasbih seraya memuji dan menyucikan-Nya dari semua kekurangan, kami semua adalah hamba-hamba-Nya. berhajat kepada-Nya dan merendahkan diri dihadapan-Nya. Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami melainkan kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Yaitu para malaikat. dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). (Ash-Shaffat: 165) Maksudnya, kami para malaikat. Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah) (Ash-Shaffat: 166) Yakni para malaikat bertasbih kepada Allah ﷻ Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah) (Ash-Shaffat: 166) Yakni selalu tetap berada di tempat salatnya mengerjakan ibadah kepada Allah. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: .
Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak, "Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. (Al-Anbiya: 26-29) Adapun firman Allah ﷻ: .
Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata "Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu, benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)." (Ash-Shaffat: 167-169) Yakni dahulu mengharapkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sekiranya di kalangan mereka ada orang yang mengingatkan mereka kepada perintah Allah, dan mendapatkan apa yang telah didapat oleh umat-umat terdahulu, yaitu diberi Kitab dari sisi Allah. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman-Nya: Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain).
Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran). (Fatir: 42) Dan firman Allah ﷻ: . (Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca. Atau agar kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka. Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat.
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami. dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling (Al-An'am: 156-157) Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya: Tetapi mereka mengingkarinya (Al-Qur'an); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). (Ash-Shaffat: 170) Ini merupakan ancaman yang serius dan peringatan yang keras terhadap kekafiran mereka kepada Tuhannya dan kedustaan mereka kepada rasulNya."
167-170. Orang-orang kafir selalu mencari pembenaran atas keka-firan mereka, tidak terkecuali mereka yang hidup sebelum Nabi Muhammad. Dan sesungguhnya mereka benar-benar pernah berkata, 'Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari Allah yang dibawa oleh seorang rasul sebagaimana Taurat dan Injil yang diturunkan kepada orang-orang dahulu, tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan dari dosa. Kami akan beriman kepada Allah, beribadah dengan ikhlas, dan tidak akan mengingkari syariat yang diturunkan kepada kami. ' Tetapi, setelah Allah menurunkan Al-Qur'an kepada mereka sebagai pedoman untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, ternyata mereka mengingkarinya (Lihat pula: Surah F''ir/35: 42), maka kelak mereka akan mengetahui akibat keingkaran mereka itu. 167-170. Orang-orang kafir selalu mencari pembenaran atas keka-firan mereka, tidak terkecuali mereka yang hidup sebelum Nabi Muhammad. Dan sesungguhnya mereka benar-benar pernah berkata, 'Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari Allah yang dibawa oleh seorang rasul sebagaimana Taurat dan Injil yang diturunkan kepada orang-orang dahulu, tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan dari dosa. Kami akan beriman kepada Allah, beribadah dengan ikhlas, dan tidak akan mengingkari syariat yang diturunkan kepada kami. ' Tetapi, setelah Allah menurunkan Al-Qur'an kepada mereka sebagai pedoman untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, ternyata mereka mengingkarinya (Lihat pula: Surah F''ir/35: 42), maka kelak mereka akan mengetahui akibat keingkaran mereka itu.
Dijelaskan bahwa kaum kafir Mekah itu sebelum kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah berjanji bahwa seandainya mereka memiliki kitab suci yang berisi pedoman seperti yang dimiliki oleh kaum Yahudi dan Nasrani, mereka akan beriman dan melaksanakan perintah yang tertera dalam kitab suci itu dengan sepatuh-patuhnya. Mereka mengharapkan datangnya seorang rasul untuk membimbing mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti yang dipunyai mereka. Mereka ingin pula mengalami kejayaan seperti yang pernah dialami kedua kaum itu di bawah nabi mereka masing-masing, karena umat di bawah pimpinan nabi pastilah terjamin kebahagiaan dan kejayaannya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SUATU PERINGATAN KEPADA KAUM MUSYRIKIN
Kemudian dari itu diperingatkanlah oleh Allah ﷻ kepada kaum musyrikin itu.
Ayat 161
“Maka sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu."
Ayat 162
“Sekali-kali tidaklah dapat kamu terhadapnya akan menyesatkan orang."
Ayat 163
“Kecuali orang yang akan masuk neraka yang menyala jua."
Maksud ketiga ayat ini ialah memberikan penjelasan kepada kaum musyrikin itu bahwa usaha mereka hendak menarik orang lain supaya suka pula memuja dan menyembah kepada berhala-berhala itu, tidaklah akan berhasil. Usaha demikian hanyalah semata-mata membawa orang mundur ke belakang, bukan maju berpikir ke muka. Masakan berhala yang diperbuat dengan tangan sendiri, lalu dibesarkan, dituahkan, dikatakan bahwa dia adalah mahakuasa dan mahabesar sehingga manusia yang membuatnya yang mesti menyembah kepada barang buatan tangannya itu? Yang akan suka menuruti ajakan ini ialah orang yang telah tertentu akan menjadi isi neraka jua, sehingga dia sengsara dalam nyala api neraka itu. Adapun orang yang berakal cerdas, berpikiran teratur, tidaklah akan mau menurutinya.
Lalu pada ayat yang seterusnya dikisahkan perkataan-perkataan dari malaikat.
Ayat 164
“Dan tidak seorang pun di antara kami melainkan telah ada baginya tempat yang telah tertentu."
Ini adalah sanggahan dari malaikat-malaikat tentang kepercayaan kacau balau yang dianut kaum musyrikin itu, sebagaimana disebutkan pada ayat 150 yang telah lalu, yaitu mereka katakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak perempuan Allah, sampai ada yang mengatakan bahwa Allah kawin dengan gadis-gadis jin yang cantik-cantik, anaknya ialah malaikat.
Ayat 165
“Dan sesungguhnya kami, kamilah yang sebenar-benar bershaf-shaf."
Di sinilah malaikat menjelaskan, bahwa mereka pun bershaf berbaris rapat di hadapan Allah karena siap melaksanakan perintah.
Ayat 166
“Dan sesungguhnya kami, kamilah yang sebenar-benar bertasbih."
Banyak kita dapati surah-surah yang dimulai dengan keterangan dari Allah ﷻ sendiri bahwasanya segala yang di langit yang banyak itu dan segala yang di bumi meng-ucapkan tasbih, artinya mengucapkan kagum kepada kesucian Allah. Maka dengan ayat 166 ini, Allah ﷻ memberikan keterangan dalam wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad ﷺ pengakuan dari malaikat sendiri bahwa di antara isi langit dan bumi yang bertasbih memuji Allah ﷻ itu ialah para malaikat.
Itulah tiga penjelasan dari malaikat sendiri tentang tugas yang terletak di atas diri mereka sebagai makhluk Allah ﷻ Tidaklah ada sangkut pautnya dengan kepercayaan kaum musyrikin yang kacau itu, yang mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah dalam perkawinan Allah dengan gadis-gadis jin yang cantik-cantik. Dan bukanlah malaikat itu jenis laki-laki ataupun perempuan.
Ayat 167
“Dan meskipun mereka akan pasti mengatakan."
Ayat 168
“Kalau sekiranya ada di sisi kami peringatan dari orang yang dahulu-dahulu."
Ayat 169
“Niscaya sesungguhnya telah jadilah kami hamba-hamba Allah yang disucikan."
Ketiga ayat ini adalah melukiskan penyesalan mereka, karena mereka tidak mendapat peringatan sebagaimana yang diterima oleh orang zaman dahulu itu. Yang mereka mak-sudkan dengan peringatan ialah kitab suci. Mereka mengatakan kalau kiranya kami pun mendapat kitab peringatan sebagaimana umat-umat yang dahulu itu, sebagaimana umat Yahudi menerima Taurat dan umat Nasrani menerima Injil tentu dari dahulu kami telah menjadi hamba-hamba Allah yang suci, mendapat tuntunan.
Ayat 170
“Maka mereka ingkarilah dianya."
Peringatan yang mereka sebutkan itu sekarang telah datang, tetapi mereka ingkari mereka tolak, mereka tuduh sihir dan pembawa risalah itu sendiri, Muhammad ﷺ
“Maka akan tahulah mereka kelak."
Akan tahulah mereka kelak hukuman dan adzab siksaan apa yang akan mereka terima karena keingkaran dan kekufuran itu.