Ayat
Terjemahan Per Kata
وَإِذَا
dan apabila
ذُكِّرُواْ
mereka diberi peringatan
لَا
tidak
يَذۡكُرُونَ
mereka mau ingat/memperhatikan
وَإِذَا
dan apabila
ذُكِّرُواْ
mereka diberi peringatan
لَا
tidak
يَذۡكُرُونَ
mereka mau ingat/memperhatikan
Terjemahan
Apabila diberi peringatan, mereka tidak mengingat (mengindahkannya).
Tafsir
(Dan apabila mereka diberi pelajaran) maksudnya, dinasihati dengan ayat-ayat Al-Qur'an (mereka tiada mengingatinya) mereka tidak menjadikannya sebagai pelajaran.
Tafsir Surat As-Saffat: 11-19
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu? Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu. Dan apabila mereka diberi pelajaran,mereka tidak mengingatnya. Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan. Dan mereka berkata, "Ini tiada lain hanyalah sihir yang nyata.
Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)? Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)?" Katakanlah, "Ya, dan kamu akan terhina. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka melihatnya. Allah ﷻ berfirman, "Tanyakanlah kepada orang-orang yang ingkar kepada hari berbangkit itu, manakah yang lebih kuat kejadiannya, apakah diri mereka ataukah langit dan bumi beserta segala sesuatu yang ada pada keduanya, termasuk para malaikat, setan-setan, dan makhluk-makhluk yang besar-besar?" Ibnu Mas'ud r.a. membacanya dengan bacaan am man adadna, karena sesungguhnya mereka mengakui bahwa semuanya itu lebih kuat dan lebih kokoh kejadiannya dari pada diri mereka.
Apabila kenyataannya memang demikian, lalu mengapa mereka mengingkari adanya hari berbangkit? Padahal mereka menyaksikan hal-hal lainnya yang lebih besar daripada apa yang diingkari oleh mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar, daripada penciptaan manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Mu-min: 57) Kemudian Allah ﷻ menjelaskan bahwa mereka diciptakan dari sesuatu yang lemah. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari tanah liat. (Ash-Shaffat: 11) Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan Ad-Dahhak mengatakan, bahwa lazib ialah tanah liat yang bermutu baik yang sebagiannya dapat disatukan dengan sebagian yang lain.
Ibnu Abbas r.a. dan, Ikrimah mengatakan bahwa lazib adalah tanah liat yang bermutu baik lagi licin. Qatadah mengatakan bahwa lazib ialah tanah liat yang menempef di tangan bila dipegang. Firman Allah ﷻ: Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu. (Ash-Shaffat: 12) Yakni bahwa engkau Muhammad merasa heran terhadap kedustaan yang dilakukan oleh para pengingkar hari berbangkit itu, padahal engkau percaya dan membenarkan hal-hal menakjubkan yang diberitakan oleh Allah ﷻ, yaitu kembali hidupnya tubuh-tubuh sesudah matinya. Keadaan mereka berbeda dengan kami, mereka sangat mendustakan hal tersebut sehingga mereka memperolok-olokkan apa yang kamu beritakan kepada mereka tentang hari kebangkitan itu.
Qatadah mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ merasa heran dan orang-orang yang sesat menghinakannya. Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda. (Ash-Shaffat: 14) Yakni tanda yang jelas yang menunjukkan adanya hari berbangkit itu. mereka sangat menghinakan. (Ash-Shaffat: 14) Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa mereka memperolok-olokkannya. Dan mereka berkata, "Ini tiada lain adalah sihir yang nyata. (Ash-Shaffat: 15) Maksudnya, tiada lain yang engkau sampaikan ini hanyalah sihir yang nyata. "Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)? Dan apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (akan dibangkitkan pula)?" (Ash-Shaffat: 16-17) Mereka menganggap mustahil hal itu terjadi dan mendustakannya.
Katakanlah, "Ya, dan kamu akan terhina. (Ash-Shaffat: 18) Katakanlah kepada mereka, hai Muhammad, bahwa benar kalian akan dibangkitkan hidup kembali pada hari kiamat sesudah kalian menjadi tanah dan tulang belulang, sedangkan saat itu kalian dalam keadaan terhina di bawah kekuasaan Tuhan Yang Mahabesar. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (An-Naml: 87) Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mu-min: 60) Kemudian Allah ﷻ berfirman: Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka melihatnya. (Ash-Shaffat: 19) Yakni sesungguhnya untuk membangunkan mereka dari kuburnya, Allah hanya mengeluarkan cukup satu perintah saja.
Dia hanya menyeru mereka sekali seru, maka dengan, serta merta mereka berdiri di hadapan-Nya seraya melihat pemandangan-pemandangan yang mengerikan yang terjadi di hari kiamat; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Dan apabila mereka diberi peringatan sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, mereka tidak mengindahkannya, bahkan berpaling darinya. 14. Dan apabila mereka melihat suatu tanda kebesaran Allah berupa mukjizat yang diberikan kepada Nabi, seperti terbelahnya rembulan dan semisalnya, mereka memperolok-olokkan-nya.
Allah menegaskan bahwa karena kekerasan hati orang-orang yang ingkar tadi, maka tidak akan ada manfaatnya apabila mereka diberi nasihat. Karena jiwa mereka telah dikotori tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.
Bilamana diperlihatkan kepada mereka dalil-dalil dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran Nabi, mereka pun menertawakan dan memperolok-olokkannya serta menuduh Nabi sebagai seorang tukang sihir yang telah memperdaya pikiran mereka dan ingin menjauhkan mereka dari sembahan-sembahan nenek moyang mereka. Mereka juga mengatakan bahwa segala dalil-dalil kenabian yang beliau sampaikan dipandang sebagai permainan sihir. Mereka mengatakan bahwa semua bukti-bukti kebenaran yang dibawa Nabi itu tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu, mereka menghindari seruan Nabi dan tetap berpegang kepada agama nenek moyang yang sudah dianut berabad-abad.
(16-17) Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali. Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi ﷺ
(18-19) Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menjawab pertanyaan mereka secara tegas bahwa benar mereka dan nenek moyangnya akan dibangkitkan kembali sesudah menjadi tanah. Mereka yang ingkar itu menjadi hina di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Sebagaimana Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (al-Mu'min/40: 60)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (an-Naml/27: 87)
Terjadinya hari Kiamat sangatlah mudah bagi Allah. Dengan satu teriakan saja yang ditiupkan dari sangkakala manusia akan bangkit dari kubur dan hidup kembali. Pada waktu itu, mereka akan menyaksikan terlaksananya ancaman Allah.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KEJADIAN MALAIKAT
Ayat 11
“Maka tanyailah mereka, “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya, atau yang telah Kami ciptakan itu?"
Allah ﷻ telah menerangkan makhluk-Nya yang lain, sejak dari kejadian banyak langit, bintang-bintang perhiasan langit lalu kepada malaikat yang disebut Almalaul A'laa, yang berarti golongan tertinggi dari makhluk Allah ﷻ Cobalah tanyakan kepada mereka, apakah mereka sebagai manusia yang lebih kukuh kejadian, ataukah langit ke tujuh tingkatnya, atau bumi atau berjuta bintang, atau para malaikat sendiri?
Allah ﷻ sendiri di akhir ayat memberi peringatan bahwa kejadian dan ciptaan manusia tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kekukuhan kejadian segala ciptaan yang tersebut itu. Allah ﷻ berfirman,
“Sesungguhnya mereka telah Kami ciptakan dari tanah liat."
Maka tidaklah sebanding betapa kukuhnya makhluk Allah yang lain-lain itu dengan betapa rapuhnya kejadian manusia, yang hanya di-ciptakan dari tanah liat.
Artinya tidak mau insaf karena tidak memikirkan hakikat dari keadaan itu. Padahal baik dipandang dari sudut usia kehidupan, atau dipandang dari bahan yang diambil akan membentuk manusia, nyatalah sangat kecil manusia dibandingkan dengan alam kelilingnya. Alam seluruhnya sejak dari banyak langit sampai kepada bumi dan bintang-bintang telah ada berjuta-juta tahun sebelum manusia ada, baik makhluk yang bernama insan, atau pribadi dari masing-masing insan itu sendiri. Dan bila datang waktu panggilan Allah SWT, dia kembali hancur jadi tanah, dan alam kelilingnya tadi akan ada tetap beberapa waktu lagi yang Allah saja mengetahui bilakah waktu binasanya.
Ayat ini memberi ingat manusia agar jangan sombong, jangan kafir menolak seruan Allah SWT, tetapi menyerahlah dan tunduklah.
Ayat 12
“Bahkan engkau yang tercengang."
Bahkan engkaulah yang tercengang dan heran melihat bagaimana mereka begitu sombong, tidak mau mengakui bahwa tiap manusia akan mati, dari tanah pulang kepada tanah; padahal itu mereka lihat pada tiap hari.
“Sedang mereka itu merendahkan."
Mereka pandang rendah, mereka pandang hina seruan dan ajakan agar mereka insaf dan ingat akan kebangkitan kelak.
Ketercengangan Nabi ﷺ ini dirasakan juga setiap zaman oleh orang-orang yang berpikir jauh, orang yang percaya bahwa Allah selalu membalasi kejahatan dengan pukulan ngeri, yang kadang-kadang di dunia ini pun diterima panjarnya, atau pendahuluannya. Berapa banyaknya orang-orang yang sombong, merasa diri sangat berkuasa, sehingga lupa kepada Allah SWT, akhirnya jatuh, runtuh dan hancur kekuasaannya, tidak seorang pun yang dapat menolong. Telah banyak hal yang demikian bertemu dalam sejarah hidup manusia, di segala zaman, sejak dari Namrud dan Fir'aun atau penguasa-penguasa yang lain; orang tercengang melihat mereka tidak mau mengambil pelajaran dari kejatuhan orang lain, namun mereka sendiri merendahkan dan memandang hina orang yang memberi ingat.
Ayat 13
“Dan apabila mereka diberi peringatan “
Apabila diingatkan kepada mereka bahwa jalan yang mereka tempuh adalah tersesat dan langkah yang mereka langkahkan adalah salah, pendirian tidak sesuai dengan kebenaran, dan bahwa di belakang hidup yang sekarang ini akan ada lagi hidup yang kekal, yang di sana akan dihisab, dihitung dengan saksama baik dan buruk amalan manusia, sehingga lebih baiklah di waktu hidup ini juga mereka memperbaiki diri dan menempuh jalan yang benar.
“Tidaklah mereka mau ingat."
Sebab mereka telah menurutkan hawa nafsu belaka dan perdayaan setan.
Sa'id bin jubair menafsirkan, “Artinya ialah apabila diingatkan kepada mereka apa
kecelakaan yang telah menimpa kaum yang mendustakan petunjuk rasul-rasul dan nabi-nabi yang terdahulu, mereka palingkan muka, tidak mau mereka mendengarkannya."
Ayat 14
“Dan apabila mereka telah melihat tanda-tanda."
Yang dimaksud dengan tanda-tanda ialah tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, khususnya ialah mukjizat yang diperlihatkan Allah dengan perantaraan rasul.
“Mereka pun menghina."
Menurut Qatadah, “Mereka katakan bahwa mukjizat itu hanya semata-mata sihir saja." Tidak mereka mau memikirkan bagaimana dapat terjadi demikian. Nabi-nabi sejak dahulu diberi Allah berbagai mukjizat. Kadang-kadang karena kaum itu sendiri yang meminta supaya mukjizat itu dinyatakan. Setelah dikabulkan oleh Allah SWT, yang beriman juga yang beriman. Yang kafir bertambah kafir juga, sampai ada yang menghina atau merendahkan terhadap diri Nabi Allah.
Penghinaan itu dijelaskan dalam ayat berikutnya.
Ayat 15
“Dan mereka berkata. Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."
Tukang sihir dari dahulu kala, dari zaman Jahiliyyah sendiri, tidaklah termasuk orang yang terpuji. Mereka bantah pula keterangan Rasul, bahwa kelak kemudian hari manusia akan dibangkitkan kembali sehingga hidup pula pada masa yang bernama Kiamat. Mereka berkata,
Ayat 16
“Apakah bilamana kami telah mati dan , kami telah jadi tanah dan tulang-tulang, apakah kami akan dibangkitkan kembali?"
Mereka bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana demikian itu. Kalau kami telah mati, nyawa telah cerai dari badan, dan badan pun telah menjadi tanah, sehingga yang tinggal hanya tulang-tulang yang telah rapuh; itukah yang engkau katakan mau dihidupkan kembali?
Ayat 17
“Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu juga?"
Bahwa bapak-bapak atau nenek moyang yang telah meninggal, yang kami pun tidak mendapatinya lagi, kadang-kadang di mana kuburnya pun tidak diketahui lagi, mereka pun akan dibangkitkan juga?
Segala pertanyaan ini dipenuhi oleh rasa tidak percaya sambil mencemooh. Oleh sebab itu mereka bertanya bukanlah karena ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya, melainkan sebagai olok-olok. Orang mati yang telah hancur jadi tanah akan hidup kembali? Nenek moyang kami yang telah beratus tahun meninggal pun turut dihidupkan?
Maka Allah ﷻ memerintahkan kepada Rasul-Nya,
Ayat 18
“Katakanlah, ‘Ya."
Memang. Manusia yang telah meninggal, yang dagingnya telah kembali jadi tanah dan yang tinggal berserak-serak hanya tulangnya, demikian juga nenek moyang yang telah meninggal beratus tahun, bahkan beribu tahun yang telah lalu, semuanya itu kelak akan dibangkitkan kembali, akan dihidupkan kembali dalam keadaan yang sesuai pula dengan zamannya, zaman Kiamat;
“Dan kamu akan terhina."
(ujung avat 18)
Semua orang akan dibangkitkan, baik kami ataupun kamu, baik orang baik atau orang buruk. Sedang kamu ini akan dibangkitkan dalam keadaan terhina. Sebab kamu sejak semula tidak mau beriman, tidak mau percaya akan kebesaran dan kekuasaan Allah yang tidak terbatas, sehingga kehidupan kamu di dunia ini tidak mempunyai tujuan yang tertentu, datang seruan kebenaran kalian cemoohkan. Kalian akan hina!
Ayat 19
“Maka sesungguhnya hanya pekikan satu kali."
Pekikan satu kali di sini menurut tafsiran dari Hasan Bishri, ialah pekik panggilan bangun, panggilan yang kedua dengan terompet atau serunai sangkakala yang akan ditiup oleh Malaikat Israfil. Panggilan atau tiupan pertama ialah mematikan sisa-sisa dari orang yang masih hidup di akhir kehidupan dunia. Panggilan atau tiupan atau pekik kedua ini, yang hanya satu kali saja, ialah guna membangunkan segala yang bernyawa, terutama manusia untuk hidup akhirat itu.
“Maka tiba-tiba mereka akan melihat."
Artinya bahwa pada waktu itu mereka seumpama orang yang tersentak dari tidurnya yang nyenyak. Di waktu itulah mereka melihat dengan nyata Hari Kebangkitan itu, hari yang dinamai Kiamat (berarti bangun berdiri) atau ba'ats (berarti bangkit). Dari sesaat ke sesaat kehendak Allah berlaku, semua sudah sama bangun dan akan dimulai Mahkamah Ilahi untuk memperhitungkan (Hisaab), mempertimbangkan berat dan ringan (Mizaan), dan hari menerima keputusan (Jazaa'). Semua mereka lihat dengan nyata.