Ayat
Terjemahan Per Kata
ثُمَّ
kemudian
إِنَّكُم
sesungguhnya kalian
بَعۡدَ
sesudah
ذَٰلِكَ
demikian/itu
لَمَيِّتُونَ
pasti mati
ثُمَّ
kemudian
إِنَّكُم
sesungguhnya kalian
بَعۡدَ
sesudah
ذَٰلِكَ
demikian/itu
لَمَيِّتُونَ
pasti mati
Terjemahan
Kemudian, sesungguhnya kamu setelah itu benar-benar akan mati.
Tafsir
(Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati).
Tafsir Surat Al-Mu'minun: 12-16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. 23:12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (QS. 23:13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. 23:14) Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (QS. 23:15) Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat. (QS. 23:16) (al-Muminuun: 12-16) Allah Taala berfirman seraya memberitahukan mengenai permulaan penciptaan manusia dari saripati (berasal) dari tanah, yaitu Adam.
Allah Taala telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Mujahid mengemukakan: Min sulaalatin berarti dari mani anak cucu Adam. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi saw, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang digenggam-Nya dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah.
Di antara mereka ada yang merah, putih, hitam, dan di antara hal tersebut, juga ada yang jahat dan ada juga yang baik, serta di antara keduanya. Hadits tersebut telah diriwayatkan Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan shahih. Tsumma jaalnaaHu nuth-fatan (Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani.) Dhamir (kata ganti) di sini kembali kepada jenis manusia, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam ayat yang lain: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dart saripati air yang jijik (air mani). (QS. As-Sajdah: 7-8). Maksudnya, lemah dan berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lain dan dari satu sifat ke sifat yang lain. Oleh karena itu, di sini Allah Taala berfirman: tsumma jaalnan nuth-fata alaqatan (Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah.) Artinya, kemudian Kami jadikan nuthfah, yaitu air yang memancar yang keluar dari tulang rusuk yang berada di tulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita, yang berada di antara tulang selangka dan pusar, sehingga menjadi segumpal darah merah yang memanjang.
`Ikrimah mengatakan: Yaitu darah. Fakhalaqnal alaqata mudl-ghatan (Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,) yaitu segumpal daging yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan tidak bergaris-garis. Fakhalaqnal mudl-ghata idhaaman (Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang,) maksudnya, Kami (Allah) berikan bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki, dengan tulang-tulangnya, urat, dan otot-ototnya. Dalam hadits shahih dari Abuz Zinad, dari al-Araj, dari Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah ﷺ bersabda: Setiap jasad anak cucu Adam akan binasa, kecuali satu bagian pangkal ekor, darinya(lah) diciptakan dan padanya disusun.
Fa kasaunal idhaama lahman (Lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging.) Maksudnya, Kami jadikan daging yang dapat menutupi, mengokohkan, dan menguatkan. Tsumma ansyanaaHu khalqan aakhara (Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Yakni, kemudian Kami tiupkan ruh ke dalamnya, sehingga dia pun bergerak dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran, penglihatan, pengetahuan, gerakan, dan goncangan. fatabaarakallaaHu ahsanul khaaliqiin (Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.) Al-Aufi menceritakan dari Ibnu `Abbas: Tsumma ansyanaaHu khalqan aakhara (Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain.) yakni, Kami pindahkan dari satu keadaan menuju keadaan yang lain sehingga lahir sebagai seorang anak.
Setelah itu tumbuh sebagai anak kecil, lalu ia mengalami masa puber dan tumbuh menjadi remaja, selanjutnya tumbuh dewasa, kemudian menjadi tua, hingga akhirnya menjadi tua renta. Hal serupa juga diriwayatkan dari Qatadah dan adh-Dhahhak, dan tidak ada pertentangan, di mana dari permulaan peniupan ruh ke dalamnya ditetapkan pada berbagai proses dan keadaan. Wallahu alam. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah ibnu Masud, ia bercerita, Rasulullah ﷺ
memberitahu kami, yang beliau adalah selalu jujur dan dibenarkan: Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut (rahim) ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah (air mani), kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), lalu menjadi gumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya Malaikat, maka ia (Malaikat) meniupkan ruh padanya dan Malaikat itu diperintahkan untuk (menulis) empat perkara; rizkinya, ajal (umur)nya, amal perbuatannya, dan (apakah dia) sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada Ilah (yang haq) selain Dia, sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan amalan penghuni surga sehingga (jarak) antara dirinya dengan surga hanya satu hasta saja, namun dia didahului oleh ketetapan (takdir) Allah sehingga dia mengerjakan perbuatan penghuni neraka, hingga akhirnya dia masuk neraka.
Dan sesungguhnya salah seorang di antara kalian akan mengerjakan perbuatan penghuni neraka sehingga (jarak) antara dirinya dengan neraka tinggal satu hasta saja, namun ketetapan (takdir) Allah mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga akhirnya dia masuk surga. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Firman Allah Taala: fatabaarakallaaHu ahsanul khaaliqiin (Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.) Yakni, ketika Dia menyebutkan kekuasaan dan kelembutan-Nya dalam penciptaan nuthfah ini dari satu keadaan menjadi keadaan yang lain (proses), dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, sehingga menjadi satu bentuk, yaitu manusia yang mempunyai ciptaan yang normal lagi sempurna.
Wallahu aam. Firman-Nya: tsumma innakum bada dzaalika lamayyituun (Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.) Yakni, setelah penciptaan yang pertama dari ketiadaan, kalian kelak akan menemui kematian. Tsumma innakum yaumal qiyaamati tubatsuun (Kemudian, sesungguhnya kamu semua akan dibangkitkan [dari kuburmu] di hari Kiamat.) Yakni, penciptaan yang terakhir. tsummallaaHu yunsyi-un nasy-atal aakhirata (Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.) (QS. Al-`Ankabuut: 20). Yakni, pada hari kebangkitan, dan bangkitnya ruh-ruh menuju jasad masing-masing. Lalu semua makhluk dihisab dan setiap pelaku perbuatan akan diberikan balasan sesuai dengan perbuatannya. Jika baik maka dia akan mendapatkan kebaikan, dan jika buruk maka dia akan mendapatkan balasan keburukan pula.
15-16. Setelah manusia lahir dan mengalami pertumbuhan, kemudian setelah itu, yakni setelah melalui proses kehidupan di dunia, sesungguhnya kamu, wahai manusia, pasti mati. Kemudian, setelah kamu mati dan dikuburkan, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan dari kuburmu pada hari Kiamat untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu di dunia. 15-16. Setelah manusia lahir dan mengalami pertumbuhan, kemudian setelah itu, yakni setelah melalui proses kehidupan di dunia, sesungguhnya kamu, wahai manusia, pasti mati. Kemudian, setelah kamu mati dan dikuburkan, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan dari kuburmu pada hari Kiamat untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu di dunia.
.
Kemudian sesudah penciptaanmu yang pertama itu, kamu sekalian pasti akan menemui ajalmu yang telah ditentukan. Allah berfirman:
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (al-Anbiya`/21: 35).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 15
“Kemudian itu kamu semuanya akan menjadi bangkai." (ayat 15). Bersyukurlah kamu kepada Tuhan Dari air saringan tanah menjadi darah dan menjadi mani, dalam tempat terpelihara di rahim Ibu akhinya kamu diberi nyawa. Kamu diberi berakal, berfikir, tanggapan, ingatan, khayalan (fantasi) dan diberi tugas oleh Tuhan memikul amanatNya di muka bumi ini.
Kadang-kadang beroleh jayalah kamu dalam hidup. Karena berusaha memhariting tulang, kamu menjadi orang kaya-raya. Karena pintar dan cerdik, kamu menjadi manusia terkemuka. Dengan usaha akal dan fikiranmu, kamu telah membuat sejarah. Kamu telah membangun, kamu telah membuat kota besar. Timbullah rumahtangga, masyarakat dan negara.
Kepintaran manusia telah sangat maju, sehingga telah dapat membuat bom Nuklir dan dapat menembus ruang angkasa dan telah mendarat di bulan. Tetapi ingatlah asal kejadianmu dan ingat pula akhinya kamu akan mati. Kamu tidak akan lama dalam dunia ini. Sebab itu janganlah kamu hendak.menguasai dunia untuk dirimu seorang. Umur kita terlalu pendek jika dibanding dengan umur dunia. Dserah kita terlalu sempit jika dibandingkan dengan luasnya alam. Apa yang tinggal jika kita mati? Adakah hartabenda yang kita kumpulkan, dan pangkat tinggi yang kita capai dan bintang-bintang yang mengIbliss dada akan menolong kita jika Malaikat Maut datang?
Adakah hartabenda ini dibawa ke dalam kubur? Dan masih berharga semuanya itu kalau waktu itu datang?
Ayat 16
“Kemudian itu, tamu sesungguhnya di hari kiamat akan dibangkitkan kembali." (ayat 16).
Kepercayaan akan hidup yang kedua kali sesudah mati yang sekarang adalah dasar utama dari iman. Kalau di dalam pengajian disebut bahwa rukun iman 6 perkara, dia pun boleh disimpulkan menjadi dua. Pertama kepercayaan kepada Allah, kedua kepercayaan akan hari kemudian.
“Percaya kepada Allah dan hari kemudian."
kita selama hidup dalam alam dunia ini. Pada waktu itu tidak ada yang dapat diaembunyikan lagi.
Ada orang yang tidak mempunyai kepercayaan dan iman agama, hanya percaya bahwasanya kalau kita jujur, walaupun tidak percaya akan hari kiamat kita pun akan merasa puas juga bekerja, walaupun tidak dihargai manusia. Ada orang berkata bahwa “Sejarah tidak akan berdusta".
Kita ragu akan kebenaran harapan itu. Sebab sejarah itu bIsa diputarbalikkan oleh pencatat sejarah karena pengaruh politik. Dan kalau digantungkan ke sejarah maka malanglah nasib si kecil, karena “orang kecil" tidak tercatat dalam sejarah. Oleh sebab itu pengharapan kepada “catatan" sejarah tidaklah mengamankan hati. Sebab itu dalam ayat-ayat ini diberilah sesuatu yang harus -menjadi pegangan seorang Mu'min. Mula-mula sekali insafilah olehmu bahwa asal-usulmu ialah dari air saringan tanah. Kemudian kamu diguligakan dalam kandungan ibu, kemudian diberi nyawa, dan nyawa diIblissi dengan akal budi. Lalu hidup dalam berituk manusia, beramal dan berusaha, sehingga hilanglah pembicaraan tentang “air saringan tanah", berganti dengan hasil usaha dan amal selama hidup, lalu mati, lalu berbangkit kembali untuk mempertanggungjawabkan amal usaha selama hidup dalam dunia, hidup yang pertama. Dan pada hari itu tidak ada yang tersembunyi lagi. Tidak ada yang akan dikicuhkan lagi oleh sejarah.
Ayat 17
“Dan sesungguhnya Kami telah jadikan di atas kamu tujuh jalan. Dan tidaklah Kami sia-siakan (lalaikan) makhluk-makhluk Kami yang lain." (ayat 17).
Pada ayat-ayat di atas untuk memperteguh, lagi iman kita kepada Tuhan, ditarik perhatian kita tentang asal-usul kejadian manusia, dari air saringan tanah. Air saringan tanah jadi darah, darah dIsaring menjadi mani, mani disimpan di tempat yang terpelihara, menjadi segumpal darah pula, membeku menjadi tulang, lalu jadi tulang. Tulang diaelimuti dengan daging lain kembali. Itulah yang bila kita telah cukup waktunya, lalu diberi nyawa. Dan tumbuhlah akal, dan jadilah insan, yang menjadi Khatifatulish di atas bumi ini. Supaya jangan sombong di atas bumi Allah karena ketinggian pengetahuan dan pendapatan-pendapatan baru, diperingatkanlah bahwa selama hidup, akan mati dan berbangkit kembali. Jelaslah betapa kerasnya anjuran Tuhan supaya seorang Mu'min ini mencari dan memperdalam pengetahuan. Karena dengan pengetahuan, iman niscaya akan bertambah:
“Cuma orang-orang yang berpengetahuan sajalah yang akan sanggup
mencapai rasa insaf dan takut kepada Allah.
(Fathir: 28)