Al-Anfal: 37

Ayat

Terjemahan Per Kata
لِيَمِيزَ
karena hendak memisahkan
ٱللَّهُ
Allah
ٱلۡخَبِيثَ
yang buruk
مِنَ
dari
ٱلطَّيِّبِ
yang baik
وَيَجۡعَلَ
dan Dia menjadikan
ٱلۡخَبِيثَ
yang buruk
بَعۡضَهُۥ
sebagiannya
عَلَىٰ
atas
بَعۡضٖ
sebagian yang lain
فَيَرۡكُمَهُۥ
maka/lalu Dia menumpukkannya
جَمِيعٗا
semuanya
فَيَجۡعَلَهُۥ
maka Dia menjadikannya
فِي
dalam
جَهَنَّمَۚ
neraka jahanam
أُوْلَٰٓئِكَ
mereka itulah
هُمُ
mereka
ٱلۡخَٰسِرُونَ
orang-orang yang merugi

Terjemahan

agar Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas yang lain, lalu Dia menumpukkan semuanya. Kemudian, Dia menjadikannya ke dalam (neraka) Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

Tafsir

Tafsir Surat Al-Anfal: 36-37 Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menginfakkan harta mereka untuk menghalangi (orang dari) jalan Allah. Mereka akan menginfakkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. Ayat 36 Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Az-Zuhri dan Muhammad ibnu Yahya ibnu Hibban, ‘Ashim ibnu Umar ibnu Qatadah dan Al-Husain ibnu Abdur Rahman ibnu Amr ibnu Sa'id ibnu Mu'az. Semuanya mengatakan, "Ketika kabilah Quraisy mengalami kekalahan dalam perang Badar dan sisa-sisa laskar mereka kembali ke Mekah, dan kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan telah kembali pula, maka Abdullah ibnu Abu Rabi'ah, Ikrimah ibnu Abu Jahal, dan Safwan ibnu Umayyah berkumpul bersama sejumlah lelaki dari kalangan Quraisy yang orang-orang tua dan saudara-saudara mereka terbunuh dalam Perang Badar. Kemudian mereka berbicara kepada Abu Sufyan ibnu Harb dan orang-orang yang bersamanya yang tergabung dalam kafilah niaga itu, semuanya dari kalangan Quraisy pula. Mereka yang berbelasungkawa berkata, 'Wahai golongan orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad telah membuat kalian menyendiri karena dia telah membunuh orang-orang terpilih di antara kalian. Maka bantulah kami dengan harta hasil niaga ini sebagai bekal untuk memeranginya. Mudah-mudahan kita dapat membalas kematian orang-orang kita yang telah terbunuh olehnya. Akhirnya mereka melakukan rencana tersebut." Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, menurut riwayat yang bersumberkan dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa berkenaan dengan mereka itulah Allah ﷻ menurunkan firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menginfakkan harta mereka.” (Al-Anfal: 36) sampai dengan firman-Nya: “Mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Anfal: 37) Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Al-Hakam ibnu Uyaynah, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Abza, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Sufyan dan dana bantuan yang dibelanjakannya untuk keperluan memerangi Rasulullah ﷺ dalam Perang Uhud. Adh-Dhahhak mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang terlibat dalam Perang Badar (dari kalangan kaum Quraisy). Pada garis besarnya ayat ini mengandung makna yang umum, sekalipun penurunannya dilatarbelakangi oleh penyebab yang khusus. Allah ﷻ memberitahukan bahwa orang-orang kafir membelanjakan hartanya untuk menghalang-halangi (manusia) dari mengikuti jalan yang benar, mereka pasti melakukan hal tersebut. Kemudian lenyaplah harta benda mereka, dan pada akhirnya hal itu menjadi kekecewaan dan penyesalan bagi mereka karena mereka tidak dapat menemukan sesuatu pun dari upayanya. Mereka bermaksud memadamkan cahaya Allah dan bermaksud agar kalimat mereka menang di atas kalimat kebenaran; tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak suka. Dan Allah tetap menolong agama-Nya, menyerukan kalimat-Nya, dan memenangkan agama-Nya di atas agama lainnya. Hal tersebut merupakan kehinaan bagi mereka di dunia, sedangkan di akhirat nanti mereka mendapat siksa neraka. Barang siapa yang masih hidup dari kalangan mereka (kaum musyrik Quraisy), dia melihat dengan mata kepalanya sendiri dan mendengar dengan telinganya hal-hal yang menyakitkannya. Dan barang siapa dari kalangan mereka yang terbunuh dalam perang atau mati, maka tempat kembalinya adalah kehinaan yang abadi dan siksaan yang kekal. Karena itulah Allah ﷻ berfirman: “Mereka akan menginfakkan harta itu kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (Al-Anfal: 36) Ayat 37 Adapun firman Allah ﷻ: “Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik.” (Al-Anfal: 37) Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya dalam surat Al-Anfal ayat 37 tersebut, yakni supaya Allah memisahkan golongan yang berbahagia dari golongan yang celaka. Menurut As Suddi makna yang dimaksud ialah supaya Allah membedakan antara orang mukmin dengan orang kafir. Pemisahan atau perbedaan ini dapat ditafsirkan bahwa kejadiannya adalah di akhirat nanti, seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: “Kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), ‘Tetaplah kalian dan sekutu-sekutu kalian di tempat kalian itu’. Lalu Kami pisahkan mereka.” (Yunus: 28), hingga akhir ayat. Dalam ayat yang lain Allah ﷻ berfirman: “Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolongan-golongan.” (Ar-Rum: 14) “Pada hari itu mereka terpisah-pisah.” (Ar-Rum: 43) “Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), ‘Berpisahlah kalian (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang jahat’.” (Yasin: 59) Dapat pula ditafsirkan bahwa adanya pemisahan ini terjadi di dunia melalui apa yang tampak dari amal perbuatan mereka di mata orang-orang mukmin. Dengan demikian, berarti huruf lam-nya menjadi kausalita bagi harta benda yang dijadikan oleh Allah untuk orang-orang kafir, lalu mereka membelanjakannya untuk menghalang-halangi (manusia dari) jalan Allah. Dengan kata lain, secara singkat disebutkan bahwa sesungguhnya Kami tiada lain menguasakan hal itu kepada mereka hanyalah: “Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik.” (Al-Anfal: 37) Artinya, siapa yang taat kepada-Nya dengan memerangi musuh-musuh-Nya yang kafir, atau siapa yang durhaka kepada-Nya dengan membangkang tidak mau melakukan hal itu. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam firman-Nya: “Dan apa yang menimpa kalian pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah dan agar Allah mengetahui dengan nyata orang-orang yang beriman, dan supaya Allah mengetahui dengan nyata orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan, ‘Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (diri kalian).’ Mereka berkata, ‘Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kalian’.”(Ali Imran: 166-167), hingga akhir ayat. “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kalian sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian hal-hal yang gaib.” (Ali Imran: 179), hingga akhir ayat. “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Ali-Imran: 142) Ayat-ayat yang serupa terdapat pula di dalam surat At-Taubah. Makna ayat berdasarkan interpretasi ini ialah 'sesungguhnya Kami menguji kalian melalui orang-orang kafir yang memerangi kalian, dan kami jadikan mereka mempunyai kemampuan untuk membelanjakan harta bendanya dengan mengorbankannya untuk keperluan tersebut: “Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu semuanya ditumpukkan-Nya.” (Al-Anfal: 37) Yakni Allah mengumpulkan mereka semua. Makna ar-rakmu ialah menumpukkan sesuatu, sebagian darinya di atas sebagian yang lain. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya yang menerangkan tentang awan, yaitu: “Kemudian menjadikannya bertindih-tindih.” (An-Nur: 43) yaitu bertumpuk-tumpuk dan bertumpang-tindih, sebagian darinya di atas sebagian yang lain. “Dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Anfal: 37) Artinya, mereka adalah orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat.

Al-Anfal: 37

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat