Ad-Dzariyat: 43

Ayat

Terjemahan Per Kata
وَفِي
dan pada
ثَمُودَ
kaum Tsamud
إِذۡ
ketika
قِيلَ
dikatakan
لَهُمۡ
kepada mereka
تَمَتَّعُواْ
bersenang-senanglah
حَتَّىٰ
sehingga
حِينٖ
suatu waktu

Terjemahan

(Begitu pula Kami meninggalkan) pada (kaum) Samud (tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika dikatakan kepada mereka, “Bersenang-senanglah kamu sampai waktu yang ditentukan!”

Tafsir

Tafsir Surat Adz-Dzariyat: 38-46 Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Firaun dengan membawa mukjizat yang nyata. Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila. Maka Kami siksa dia dan tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedangkan dia melakukan pekerjaan yang tercela. Dan juga pada (kisah) Ad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka, "Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu. Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir, sedangkan mereka melihatnya. Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan, dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Firaun dengan membawa mukjizat yang nyata. (Adz-Dzariyat: 38) Yakni dengan membawa bukti yang jelas dan alasan yang akurat. Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat: 39) Fir'aun berpaling dari kebenaran yang disampaikan oleh Musa a.s., padahal kebenaran itu sudah jelas dan terang karena kesombongan dan keingkarannya. Mujahid mengatakan bahwa makna biruknihi artinya Fir'aun memperkuat dirinya dengan menggabungkan teman-temannya. Qatadah mengatakan bahwa Fir'aun musuh Allah ini mengalahkan kaumnya. Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat: 39) Yakni bersama golongan-golongannya. Kemudian Ibnu Zaid membacakan firman-Nya: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." (Hud: 80) Akan tetapi, makna yang pertamalah yang kuat. Ayat ini semakna dengan yang terdapat di dalam firman-Nya: dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. (Al-Hajj: 9) Artinya, berpaling dari kebenaran karena kesombongannya. dan berkata, "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila. (Adz-Dzariyat: 39) Yakni tiadalah engkau dengan urusan yang engkau datangkan itu, melainkan adakalanya engkau seorang penyihir atau seorang yang gila. Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Maka Kami siksa dia dan tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedangkan dia melakukan pekerjaan yang tercela. (Adz-Dzariyat: 40) Yaitu kafir, pengingkar kebenaran, pendurhaka, dan membangkang terhadap perkara yang hak. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan juga pada (kisah) 'Ad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Adz-Dzariyat: 41) Yakni angin yang merusak dan tidak membawa manfaat apa pun, menurut Qatadah, Adh-Dhahhak dan lain-lainnya. Karena itulah disebutkan dalam ayat berikutnya oleh firman-Nya: angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat: 42) Yaitu segala sesuatu yang dapat dirusak oleh angin yang sangat keras, semua yang dilandanya seperti sesuatu yang binasa lagi hancur menjadi serbuk. [] [] Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah keponakan Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku (yaitu Abdullah ibnu Wahb), telah menceritakan kepadaku Abdullah (yakni Ibnu Iyasy Al-Gassani), telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Sulaiman, dari Darij, dari Isa ibnu Hilal As-Sadfi, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: bahwa angin yang dahsyat itu bersumber dari bumi lapis yang kedua. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala hendak membinasakan kaum Ad, maka Dia memerintahkan kepada malaikat penjaga angin agar mengirimkan kepada mereka angin yang dahsyat yang dapat membinasakan mereka. Malaikat penjaga angin bertanya, "Ya Tuhanku, aku akan mengirimkan kepada mereka angin yang dahsyat sebesar lubang hidung banteng (sapi jantan)." Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepadanya, "Jangan, kalau begitu kamu akan membalikkan bumi beserta para penduduk yang ada di permukaannya. Tetapi kirimkanlah kepada mereka sebesar lubang cincin." Hal inilah yang dimaksudkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya; angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat: 42) Hadits ini predikat marfu'-nya munkar, dan yang paling mendekati kebenaran ialah bila dikatakan mauquf hanya sampai pada sahabat Abdullah ibnu Umar , dari kedua tawanan wanitanya yang diperoleh dari Perang Yarmuk; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Sa'id ibnul Musayyab dan lain-lainnya telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Adz-Dzariyat: 41) Mereka mengatakan bahwa angin tersebut dikenal dengan nama Janub (angin selatan). Telah disebutkan di dalam hadits shahih melalui riwayat Syu'bah, dari Al-Hakam, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Aku diberi pertolongan dengan angin saba (angin kencang yang dingin) dan kaum 'Ad dibinasakan dengan angin dabur (angin yang membinasakan). Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka, "Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu. (Adz-Dzariyat: 43) Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sampai waktu habisnya ajal kalian. Makna lahiriah ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya: Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan. (Fushshilat: 17) Hal yang senada disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya: Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka.Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu. Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir, sedangkan mereka melihatnya. (Adz-Dzariyat: 43-44) Demikian itu karena mereka menunggu-nunggu azab tersebut selama tiga hari, tetapi ternyata azab tersebut datang kepada mereka pada pagi hari yang keempatnya. Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan. (Adz-Dzariyat: 45) Yakni mereka tidak dapat melarikan diri dan tidak dapat pula bangun dari tempatnya, mereka pun tidak mampu menolong dirinya sendiri dari azab yang menimpa mereka. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. (Adz-Dzariyat: 46) Yaitu Kami binasakan kaum Nuh sebelum mereka. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (Adz-Dzariyat: 46) Semua kisah ini telah disebutkan di berbagai tafsir surat-surat Al-Qur'an; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."

Ad-Dzariyat: 43

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat