Al-Kahfi: 9

Ayat

Terjemahan Per Kata
أَمۡ
ataukah
حَسِبۡتَ
kamu mengira
أَنَّ
bahwasanya
أَصۡحَٰبَ
penghuni
ٱلۡكَهۡفِ
gua
وَٱلرَّقِيمِ
dan batu bertulis
كَانُواْ
adalah mereka
مِنۡ
dari
ءَايَٰتِنَا
ayat-ayat Kami
عَجَبًا
mengagumkan

Terjemahan

Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan (yang mempunyai) raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?

Tafsir

Tafsir Surat Al-Kahfi: 9-12 Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, "Wahai Tuhan kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui mana di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu). Ayat 9 Hal ini merupakan berita dari Allah ﷻ yang menceritakan tentang orang-orang yang menghuni gua secara singkat, kemudian diterangkan dengan panjang lebar sesudahnya. Allah ﷻ berfirman: “Apakah kamu mengira.” (Al-Kahfi: 9) hai Muhammad. “Bahwa orang-orang yang menghuni gua dan (yang mempunyai) raqim itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (Al-Kahfi: 9) Maksudnya tiadalah peristiwa yang mereka alami menakjubkan mengingat kekuasaan dan kemampuan Kami, karena sesungguhnya penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, peredaran matahari serta rembulan, bintang-bintang, dan lain-lain adalah tanda-tanda yang lebih besar yang menunjukkan akan kekuasaan Allah ﷻ. Dan bahwa Allah Maha Kuasa atas semua yang dikehendaki-Nya, tiada sesuatu pun yang dapat membuat-Nya tidak berdaya. Semuanya itu jauh lebih menakjubkan daripada peristiwa orang-orang yang menghuni gua itu. Ibnu Juraij meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: “Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (Al-Kahfi: 9) Maksudnya sesungguhnya pada sebagian tanda-tanda kekuasaan Kami terdapat banyak hal yang lebih menakjubkan dari itu. Al-’Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (Al-Kahfi: 9) Artinya, apa yang Aku berikan kepadamu berupa ilmu, sunnah, dan Al-Qur'an ini jauh lebih menakjubkan daripada kisah ashabul kahfi (orang-orang yang menghuni gua) yang mempunyai raqim itu. Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud seakan-akan mengatakan, "Hujah-hujah-Ku (argumentasi-Ku) yang jelas terhadap hamba-hamba-Ku jauh lebih menakjubkan daripada kisah para penghuni gua dan pemilik raqim itu." Al-Kahfi artinya gua yang terdapat di sebuah bukit yang dijadikan tempat bersembunyi oleh para pemuda yang disebutkan kisahnya dalam surat ini. Yang dimaksud dengan ar-raqim, menurut Al-Aufi dari Ibnu Abbas adalah sebuah lembah yang terletak di dekat kota Ailah (Yordania sekarang). Hal yang sama dikatakan oleh Atiyyah, Al-Aufi dan Qatadah. Ad-Dahhak mengatakan bahwa kahfi adalah sebuah gua yang ada di lembah itu, sedangkan ar-raqim adalah nama lembah tersebut. Mujahid mengatakan bahwa ar-raqim adalah nama sebuah kitab yang diletakkan di depan bangunan tempat mereka bersembunyi. Sebagian orang mengatakan bahwa raqim adalah nama sebuah lembah yang padanya terdapat gua tempat mereka bersembunyi. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ar-raqim, bahwa Ka'b menduga ar-raqim adalah nama sebuah kampung (kota). Ibnu Juraij meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ar-raqim adalah sebuah bukit yang di dalamnya terdapat gua tersebut. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Abdullah ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa nama bukit itu adalah Banglius. Ibnu Juraij mengatakan, telah menceritakan kepadaku Wahb ibnu Sulaiman, dari Syu'aib Al-Jiba-i, bahwa nama bukit tempat gua itu adalah Banglius, nama guanya adalah Haizam dan nama anjing mereka adalah Hamran. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Semua nama di dalam Al-Qur'an saya mengetahuinya kecuali Hannan, Awwah, dan Raqim". Ibnu Juraij mengatakan, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Dinar; ia mendengar Ikrimah berkata, "Ibnu Abbas pernah mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah ar-raqim itu nama sebuah prasasti atau bangunan." Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ar-raqim adalah sebuah prasasti. Sa'id ibnu Jubair mengatakan, raqim adalah sebuah prasasti yang tertulis pada sebuah batu; mereka menulis kisah ashabul kahfi padanya, kemudian meletakkannya di pintu gua itu. Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa ar-raqim artinya kitab, kemudian ia membacakan firman-Nya untuk menguatkan alasannya, yaitu: “(Ialah) kitab yang bertulis.” (Al-Muthaffifin: 9) Memang inilah yang dapat disimpulkan dari makna lahiriah ayat, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengatakan bahwa raqim ber-wazan fa'il yang maknanya marqum (tertulis). Sebagaimana dikatakan qatil terhadap si terbunuh, dan orang yang terluka disebut jarih. Ayat 10 Firman Allah ﷻ: (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berkata, "Wahai Tuhan kami,berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (Al-Kahfi: 10) Allah ﷻ menceritakan tentang para pemuda yang melarikan diri dengan membawa agamanya agar agama mereka selamat dari gangguan kaumnya yang pasti akan memfitnah mereka. Mereka lari memisahkan diri dari kaumnya, lalu berlindung di dalam sebuah gua yang berada di suatu bukit, sebagai tempat persembunyian mereka agar kaumnya tidak tahu keberadaan mereka. Ketika hendak memasuki gua itu, mereka memohon kepada Allah agar rahmat dan kelembutan-Nya dilimpahkan kepada diri mereka. Mereka berkata dalam doanya seperti yang disitir oleh firman-Nya: “Wahai Tuhan kami, berilah kami rahmat dari sisiMu.” (Al-Kahfi: 10) Yakni anugerahkanlah kepada kami dari sisi-Mu rahmat yang dengannya Engkau merahmati kami dan menyembunyikan kami dari kaum kami. “Dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (Al-Kahfi: 10) Maksudnya, berilah kami petunjuk ke jalan yang lurus dalam urusan kami ini. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa jadikanlah jalan yang lurus untuk urusan kami ini. Seperti pengertian yang terdapat di dalam sebuah hadits, yaitu: “Dan untuk segala apa yang Engkau putuskan bagi kami, kami mohon agar sudilah Engkau menjadikan jalan yang lurus bagi kami.” Di dalam kitab ‘Musnad’ disebutkan melalui hadits Busr ibnu Artah, dari Rasulullah ﷺ, bahwa beliau ﷺ berkata dalam doanya: “Ya Allah, berilah akhir yang baik bagi semua urusan kami, dan lindungilah kami dari kehinaan di dunia dan azab di akhirat.” Ayat 11 Firman Allah ﷻ : “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. (Al-Kahfi: 11) Yaitu Kami beri mereka rasa kantuk yang berat di saat mereka memasuki gua itu, lalu mereka tertidur selama bertahun-tahun. Ayat 12 “Kemudian Kami bangunkan mereka” (Al-Kahfi: 12) dari tidur mereka yang nyenyak itu. Kemudian salah seorang dari mereka keluar dari gua itu dengan membawa uang dirham perbekalan mereka untuk mereka tukarkan dengan makanan yang diperlukan. Perincian tentang hal tersebut akan diterangkan sesudah ini. Allah ﷻ berfirman: “Kemudian Kami bangunkan mereka agar Kami mengetahui mana di antara kedua golongan itu” (Al-Kahfi: 12) Yaitu di antara kedua kelompok yang berbeda pendapat tentang lamanya mereka tinggal di gua itu. “Yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)” (Al-Kahfi: 12). Menurut satu pendapat, makna yang dimaksud adalah bilangan mereka. Sedangkan menurut pendapat lain adalah lamanya mereka tinggal di dalam gua itu, seperti dalam pengertian kata-kata orang Arab 'sabaqal jawwadu', bilamana kuda tersebut telah mencapai garis finis. Kata al-amad ini menunjukkan tujuan dan makna yang dimaksud dalam ayat ini adalah lamanya waktu.

Al-Kahfi: 9

×
×
Bantu Learn Quran Tafsir
untuk
Terus Hidup Memberi Manfaat