• Ramadan
  • Al-Qur’an
  • Iman
  • Sejarah
  • Ilmu
Tafsir Quran dan TadabburTafsir Quran dan Tadabbur
  • Ramadan
  • Al-Qur’an
  • Iman
  • Sejarah
  • Ilmu

Al-Qur'an

TAFSIR IJMALI JUZ 8

  • Posted by Nur Fajri Romadhon
  • Categories Al-Qur'an, Ramadan, Tafsir
  • Date May 16, 2019
  • Comments 0 comment

Pada pembahasan kali ini akan memuat materi dari Juz delapan yakni dari Q.S. Al An’am ayat 111 sampai Q.S. Al A’raf ayat 87, yang berbunyi “Sudilah kalian beri kami sedikit air atau makanan yang telah Allah rezekikan kepada kalian…!” teriakan yang menyayat hati dari penduduk neraka itu terdengar sampai ke surga. Tetapi ia tidak beroleh jawaban melainkan, “Sungguh Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” Lantas putuslah harapan orang-orang yang terazab itu. Semakin dalamlah penyesalan mereka. Orang beriman yang dahulu mereka olok kini sedang menikmati janji Allah. Alangkah besar harapan warga neraka agar setidaknya sama keburukan dan kebaikan mereka seperti para penghuni A’raaf yang akhirnya pun dimasukkan ke surga. Sayangnya mereka dahulu kafir, maka tak ada harapan masuk surga bak mustahilnya unta masuk ke lubang jarum.

Demikian pulalah akhir kehidupan para musyrikin pesohor (akaabir) yang melakukan tipu daya di negerinya. “Takkan beriman kami, hingga kami pun mendapat wahyu,” seloroh mereka. Mereka tertipu Iblis beserta para setan manusia dan jin. Mereka enggan bertaubat dan justru makin pongah setelah jatuh dalam salah. Persis seperti Iblis yang menyalahkan Allah karena telah menyesatkannya, orang musyrikin pun gemar menyalahkan Allah dengan mengatakan: “Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak pula kami mengharamkan barang sesuatu apapun.” Berkebalikan 180 derajat dengan leluhur mereka, Nabi Adam ‘alaihissalam, yang dengan tawadhu’ segera mengakui kezaliman jiwa dan kerugian diri andai tak beroleh ampunan berselimut rahmat.

Adam memang telah bertaubat dan telah diampuni pula oleh Allah dengan doa yang melegenda itu. Tetapi permohonan Iblis untuk hidup lestari hingga hari kiamat pun telah dikabulkan Allah. la bersumpah di hadapan Allah, para malaikat, dan Nabi Adam, bahwa ia akan menyesatkan manusia. la akan goda anak cucu Nabi Adam dari segala arah. Iblis yang kelak dibantu para setan jin & manusia akan bahu membahu, bisik membisik, masuk dari pintu syubhat (kerancuan berpikir) dan dari sisi syahwat (hawa nafsu). Ia akan mendebat dengan zukhrufal qaul (argumentasi indah dan menipu) untuk mendebat logika beragama manusia. Ia akan menghiasi keburukan dan membuat jiwa manusia condong padanya. Ternyata berhasillah ia merayu banyak manusia untuk membuka aurat, sebagaimana Iblis dahulu berhasil merayu Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah terlarang hingga pakaian tersingkap. Para setan sukses menggoda mereka agar mengharamkan Bahirah,

Saibah, Washilah, dan Ham yang disebutkan di juz 7 sebelumnya untuk ditunggangi atau dikonsumsi dengan landasan keyakinan khurafat, melawan tujuan penciptaan Allah. Para setan juga berjaya mendorong mereka memberikan sesajian untuk berhala selain kepada Allah, tawaf mengelilingi Ka’bah tanpa busana, serta mengubur anak-anak perempuan. Mereka senang karena dosa-dosa tadi dibuat nampak indah oleh para setan, dan para setan pun senang karena ditaati lagi dipuja. Demikianlah kami kuasakan makhluk yang zalim atas sesama makhluk yang zalim.

Amat kontras kondisi mereka dengan keturunan Nabi Adam lainnya yang mengikuti tuntunan Al-Qur’an selaku pengingat (dzikra) penuh berkah. Mereka tidak menuruti setan jin & manusia yang terus menggoda dan mendebat demi kebatilan. Mereka begitu menjaga aurat. Menutupnya dengan pakaian takwa. Menghiasi diri mereka seindahnya kala mendatangi masjid. Mereka makan dan minum dengan tidak berlebihan.

Tidak mengharamkan apa yang Allah halalkan. Menunaikan zakat kala sawah dan kebun sedang musim panen. Mereka jauhi asusila, yang nampak dan yang tersembunyi. Mereka tinggalkan dosa besar kepada diri dan orang lain. Mereka pantang menyekutkan-Nya dalam ibadah apalagi berkata mengatasnamakan-Nya tanpa ilmu.

Dasatitah (10 commandments) Allah mereka jalankan dengan baik. Di mana Allah mewasiatkan larangan berbuat kemusyrikan, perintah berbakti pada orangtua, larangan membunuh anak apalagi karena faktor ekonomi, larangan membunuh jiwa, larangan menyalahgunakan harta anak yatim, perintah menyempurnakan timbangan, berbuat adil. Kemudian Allah pungkas dengan perintah meniti jalan-Nya itu lurus dan larangan mengikuti jalan-jalan lain yang akan mencerai beraikan dari jalanNya. Sungguh jika seseorang menuruti kebanyakan manusia yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkannya dari jalan Allah.

Masing-masing golongan musyrikin dan kaum mukminin akan mendapatkan balasan dan tingkat kedudukan sesuai amal mereka. Namun, tidakkah kaum musyrikin yang penuh keraguan akan Al-Qur’an lagi tertipu dengan dunia segera bertaubat kepada Allah yang tak pernah lengah? Sebelum Dia memusnahkan para pendurhaka dan mengganti mereka dengan umat lain. Sebelum datangnya ajal yang sudah pasti waktunya, maka tidak bisa dipercepat maupun ditunda. Sebelum malaikat di neraka menyiksa mereka. Sebelum menyesal di akhirat seraya berteriak, “Adakah bagi kami pemberi syafa’at? Dapatkah kami dikembalikan ke dunia sehingga kami dapat memperbaiki amal kami?” Segeralah iringi kedurhakaan dengan kebaikan. Bukankah kebaikan akan dibalas 10 kali lipat sementara dosa hanya dicatat satu?

Sengaja memang di surat Al- An’am dan surat Al-A’raf panjang dikupas tentang penyimpangan kaum musyrikin paganis, agar mereka tidak berkata, “Al-Qur’an hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami (Yahudi & Nasrani).” Agar mereka tidak menunda untuk memurnikan tauhid dengan hanya mempersembahkan sembahyang, penyembelihan, hidup dan mati hanya untuk Allah Tuhan semesta alam.

Tidak terlambat hingga kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa mereka, kedatangan Rabb untuk menghisab amal, atau terbitnya matahari dari barat. Pada hari itu tentulah tidak lagi bermanfaat lagi iman dan amal salih seseorang yang belum beriman atau beramal salih sebelumnya. Sesungguhnya Allah amat cepat siksaan-Nya, sekalipun Dia juga Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari sinilah seruan para nabi adalah sama: “Wahai kaumku sembahlah Allah saja. Sekali-kali tak ada yang berhak disembah oleh kalian selain-Nya.” Seruan tauhid yang membuat Nabi Nuh dijuluki sesat, Nabi Hud dituduh kurang akal nan pendusta, Nabi Shalih dilecehkan, Nabi Luth disebut sok suci, dan Nabi Syu’aib dimusuhi. Karena itulah wahai Nabi Muhammad, jika ada segolongan dari musyrikin Quraisy beriman kepada engkau dan ada segolongan lain, terlebih para pemuka kabilah, yang tidak beriman, maka bersabarlah sesabar para nabi tersebut. Setiap nabi memang memiliki musuh dari setan manusia & jin. Teruslah berdakwah hingga Allah menetapkan putusan-Nya. Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. Wallahu A’lam.


Untuk mendapatkan file dalam bentuk PDF silakan download di:

Penulis: Nur Fajri Romadhon

Last Updated on November 6, 2020 by admin

Tag:al-qur'an, Dakwah, Iman, Ka'bah, Kafir, Musyrik, Nasrani, Paganis, Sabar, Taubat, Yahudi, Zalim

  • Share:
Nur Fajri Romadhon

Previous post

TAFSIR IJMALI JUZ 7
May 16, 2019

Next post

TAFSIR IJMALI JUZ 9
May 16, 2019

You may also like

Jadual Imsakiah Ramadan 2020/1441H – Kuala Lumpur dan Putrajaya
23 April, 2020

Anda boleh menyimpan gambar ini (setelah memperbesar dengan mengklik/ketuk) untuk kemudahan akses. Last Updated on June 30, 2024 by Admin

Imsak and Iftar Timings Ramadan 2020/1441H – Washington DC and London
23 April, 2020

You can save this imsak and iftar timings (after click/tap to enlarge it) image according to your location for easy access. Last Updated on June 30, 2024 by Admin

Jadwal Imsakiah Ramadan 2020/1441H – Kota di Indonesia
23 April, 2020

Anda dapat menyimpan gambar jadwal imsakiah (dengan mengklik/melakukan tap pada gambar untuk memperbesar) sesuai domisili Anda agar jadwal lebih mudah diakses. Last Updated on June 30, 2024 by Admin

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *