Ayat
Terjemahan Per Kata
أَوَلَمۡ
ataukah tidak
يَرَوۡاْ
mereka memperhatikan
إِلَى
kepada
ٱلطَّيۡرِ
burung
فَوۡقَهُمۡ
di atas mereka
صَٰٓفَّـٰتٖ
mengembangkan sayap
وَيَقۡبِضۡنَۚ
dan ia mengatupkannya
مَا
tidak ada
يُمۡسِكُهُنَّ
yang menahan mereka
إِلَّا
kecuali
ٱلرَّحۡمَٰنُۚ
Maha Pengasih
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
بِكُلِّ
dengan segala
شَيۡءِ
sesuatu
بَصِيرٌ
Maha melihat
أَوَلَمۡ
ataukah tidak
يَرَوۡاْ
mereka memperhatikan
إِلَى
kepada
ٱلطَّيۡرِ
burung
فَوۡقَهُمۡ
di atas mereka
صَٰٓفَّـٰتٖ
mengembangkan sayap
وَيَقۡبِضۡنَۚ
dan ia mengatupkannya
مَا
tidak ada
يُمۡسِكُهُنَّ
yang menahan mereka
إِلَّا
kecuali
ٱلرَّحۡمَٰنُۚ
Maha Pengasih
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
بِكُلِّ
dengan segala
شَيۡءِ
sesuatu
بَصِيرٌ
Maha melihat
Terjemahan
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
Tafsir
(Apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan (burung-burung yang berada di atas mereka) yakni di udara (yang mengembangkan sayapnya) melebarkan sayapnya (dan mengatupkannya?) menutupkannya sesudah dikembangkan. (Tidak ada yang menahan mereka) agar jangan jatuh ke bumi sewaktu mengembangkan dan mengatupkan sayapnya (selain Yang Maha Penyayang) yakni dengan kekuasaan-Nya. (Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu) makna yang dimaksud, apakah mereka tidak menyimpulkan dengan tetapnya burung-burung di udara tentang kekuasaan Kami, bahwa Kami dapat menimpakan kepada mereka azab yang telah disebutkan di atas tadi dan azab lainnya.
Tafsir Surat Al-Mulk: 16-19
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. Ini pun termasuk di antara kasih sayang dan rahmat Allah kepada makhluk-Nya, padahal Dia mampu mengazab mereka disebabkan kekafiran sebagian dari mereka kepada-Nya karena mereka menyembah selain-Nya di samping Dia. Tetapi sekalipun demikian, Dia penyantun terhadap mereka dan memberi tangguh kepada mereka serta tidak menyegerakan azab-Nya terhadap mereka, sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)nya, sampai waktu yang sudah ditentukan.
Nanti apabila ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Fathir: 45) Dalam surat ini disebutkan pula oleh firman-Nya: Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? (Al-Mulk: 16) Yakni berguncang dengan hebatnya dan bergetar. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. (Al-Mulk: 17) Yaitu angin yang menerbangkan batu-batu yang menghantam kalian, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkirbalikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kamu. (Al-Isra: 68) Maka demikian pula dalam surat ini Allah mengancam mereka melalui firman-Nya: Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (Al-Mulk: 17) Yakni bagaimana keadaan peringatanku dan akibat yang menimpa orang yang menentang dan mendustakannya.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). (Al-Mulk: 18) Yakni umat-umat sebelum mereka dan generasi-generasi yang silam. Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. (Al-Mulk: 18) Maksudnya, keingkaran dan hukuman-Ku besar lagi memedihkan terhadap mereka. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? (Al-Mulk: 19) Maksudnya, adakalanya burung itu mengembangkan sayapnya di udara dan adakalanya mengatupkannya. Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Tuhan Yang Maha Pemurah. (Al-Mulk: 19) Yaitu melalui apa yang telah Dia tundukkan di udara bagi burung sebagai rahmat dan kelembutan-Nya.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Al-Mulk: 19) Yakni hal-hal yang bermaslahat bagi segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain dari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl: 79).
Pada bagian awal surah ini telah disinggung kuasa Allah di langit. Ayat ini menegaskan kembali hal tersebut: Tidakkah mereka yaitu kaum musyrik Mekah dan siapa saja yang meragukan kuasa Allah, memperhatikan burung-burung ketika terbang yang selalu mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka' Tidak ada yang menahannya burung-burung itu di udara selain Yang Maha Pengasih Tuhan Pelimpah rahmat bagi segala makhluk. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu dan Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu. 20. Kaum musyrik Mekah sering kali mengandalkan kekuatan material atau berhala-berhala yang mereka sembah sebagai pembela mereka. Ayat ini menampik klaim tersebut Atau siapakah yang akan kamu andalkan untuk menjadi bala tentara dan pembela bagimu yang dapat membelamu selain Allah Yang Maha Pengasih' Orang-orang kafir itu hanyalah dalam keadaan tertipu.
Allah menerangkan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala sesuatu. Sebagai salah satu buktinya ialah kekuasaan-Nya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi. Burung-burung yang sedang berada di angkasa kadang-kadang terbang melayang dengan mengembangkan sayapnya. Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan terhempas ke bumi. Kadang-kadang dia mengatupkan kedua sayapnya. Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan sayapnya? Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa barang yang berat itu akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik (gravitasi) bumi?
Hal yang senada juga dapat dilihat pada ayat di bawah ini.
Tidakkah mereka melihat burung-burung yang ditundukkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman. (an-Nahl/16: 79)
Secara saintifik dapat dijelaskan bahwa burung bisa terbang adalah keunikan. Untuk dapat terbang, burung seharusnya sangat ringan. Untuk dapat lepas landas dan terus terbang di udara, burung-burung semestinya harus cukup ringan. Pada saat yang sama, ia juga harus sangat kuat dan tangguh. Kekuatan diperlukan untuk dapat tetap terbang dalam waktu yang lama, dan bermanuver untuk menangkap mangsa atau saat turun ke tempat mereka hinggap.
Tulang leher burung harus kuat sekaligus lentur. Jumlah ruas tulang leher bervariasi, ada yang 11 ada yang lebih. Kelenturan leher diperoleh dari sekelompok otot yang bekerja dengan sangat efisien. Kelenturan diperlukan untuk berbagai keperluan. Seperti pada burung laut yang menyambar ikan dengan kecepatan sangat tinggi.
Tulang burung umumnya berlubang di tengahnya, dan berdinding tipis. Berat tubuh burung diletakkan di bagian tengah tubuh. Di bagian dada terdapat tulang dada yang besar yang melekat pada otot dada besar. Otot dada inilah yang menggerakkan sayap. Otot dada meliputi sekitar 25-30% dari keseluruhan berat badan burung.
Otot dada yang bekerja keras untuk menggerakkan sayap cukup mengganggu kerja paru-paru. Untuk menanggulanginya, burung mempunyai sistem pernapasan yang berbeda. Sistem pernapasan yang digunakan adalah dengan tersebarnya kantung-kantung udara di seluruh bagian tubuhnya. Kantung demikian ini juga dapat ditemui di tulang bagian tengah yang berlubang. Udara dialirkan ke semua bagian tubuh burung dan diserap darah dengan cepat. Penyerapan berjalan cepat karena denyut jantung yang sangat kuat.
Penglihatan yang tajam merupakan syarat utama. Burung merupakan binatang yang paling mengandalkan penglihatan dalam kehidupannya. Pada beberapa burung, bahkan besar matanya melebihi besar otaknya. Burung dapat melihat ke kejauhan delapan kali lebih jelas dari manusia. Matanya dapat beradaptasi dengan cepat untuk berpindah dari melihat dekat ke melihat jauh, begitu juga sebaliknya.
Hal terpenting agar burung dapat terbang adalah terdapatnya organ sayap dan bulu. Sayap adalah semacam tangan yang mempunyai sendi peluru yang besar dan kuat di bagian bahu. Sendi ini sangat khusus, dan digunakan untuk melakukan mobilitas yang sangat rumit. Kegunaannya adalah agar burung dapat bermanuver dengan baik di udara. Sendi peluru yang demikian ini dapat memposisikan sayap sehingga burung dapat berputar dengan cepat, berganti arah, memperlambat terbang, terbang ke belakang, menukik dengan kecepatan tinggi, dan mendarat dengan anggun.
Dengan gerakan mengembangkan dan mengatupkan sayapnya, maka sesungguhnya burung-burung itu sedang mengepakkan sayapnya untuk membangkitkan aerodynamic force (gaya aerodinamika), yaitu mengumpulkan tekanan udara yang cukup di bawah sayapnya, yang akan memberikan gaya angkat dan gaya dorong kepada burung-burung untuk dapat terbang. Gaya angkat ini untuk melawan berat burung, sedang gaya dorong untuk melawan hambatan udara. Kedua gaya ini dibangkitkan oleh gerakan kepakan sayap burung dengan siklus ke atas, ke bawah, dan ke belakang secara kontiniu dan periodik. Sungguh Maha Pemurah Allah. Jika Dia berkehendak menghilangkan udara, pasti burung-burung itu tidak mungkin dapat terbang.
Bulu sayap adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah. Ringan, namun kuat, lentur, serba guna, mudah dirawat, berfungsi sebagai penyekat panas, kedap air, dan dapat diganti. Warna bulu sangat penting bagi burung. Beberapa burung mempunyai warna yang sesuai dengan lingkungannya sehingga berfungsi untuk kamuflase. Jenis lainnya menggunakan warnanya untuk menarik lawan jenisnya.
Banyak jenis burung melakukan migrasi dan melakukan perjalanan yang sangat jauh. Dalam melakukan ini, mereka mempunyai berbagai cara untuk menyimpan tenaga dalam perjalanan jauh ini. Bentuk formasi terbang berkelompok yang menyerupai huruf V pada kebanyakan bebek atau belibis saat bermigrasi, ternyata mempunyai maksud tertentu. Formasi ini ternyata menghemat energi untuk seluruh kelompok. Hal ini disebabkan karena formasi V ini menghasilkan aliran udara yang menguntungkan. Pada posisi tertentu dalam formasi ini, individu burung dapat beristirahat karena ditopang oleh pola aliran udara yang memungkinkan untuk beristirahat. Siapakah yang mengajar mereka?
Sekarang kita tahu bahwa burung menghilang dari satu tempat karena mereka berpindah ke tempat lain. Kita tahu kapan mereka pergi, ke mana mereka menuju, dan rute mana yang mereka pilih.
Kadang-kadang perjalanan mereka sangat jauh, seperti burung sandpiper. Burung ini bermigrasi dari Canada (di utara benua Amerika) ke Tierro del-Fuego (di ujung selatan benua Amerika). Beberapa jenis walet terbang sejauh 10.000 km dari Alaska ke Patagonia, Cile. Burung-burung walet yang ada di Skandinavia (Eropa utara) terbang ke selatan Afrika di musim dingin. Burung warbler yang sangat kecil, beratnya kurang dari satu ons, terbang pada malam hari dari Jerman ke Afrika pada menjelang musim dingin. Uniknya, burung ini terbang secara individu. Tidak terbang berkelompok seperti jenis burung lainnya.
Burung tern artic adalah juara terbang jarak jauh. Mereka kawin dan membesarkan anaknya di Kutub Utara pada saat musim panas, dan menghabiskan musim dingin di Kutub Selatan. Allah berfirman:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (an-Nur/24: 41)
Kita tahu bahwa burung dapat terbang, karena Allah 'memegangnya di udara. Mereka melakukan migrasi sepanjang jalur yang misterius karena melaksanakan rencana Allah. Mereka terbang sebagai bagian dari tasbih kepada Allah Sang Pencipta. Burung perkutut tidak ingin menjadi burung elang. Burung gagak tidak peduli bahwa warna bulunya tidak seindah burung nuri. Burung pemakan madu tidak akan mencoba untuk menangkap ikan sebagai ganti madu. Itu adalah pelajaran bagi kita semua yang dapat berpikir.
Siapakah yang mengajar burung itu terbang mengembangkan sayapnya? Bahkan, siapakah yang menciptakan burung itu dengan bentuk tertentu, serta dilengkapi dengan organ-organ (alat-alat) sehingga ia mampu terbang dan tidak jatuh ke bumi? Kenapa kuda tidak dapat terbang seperti burung? Bila manusia mau memikirkan semua yang disebutkan itu akan yakinlah ia bahwa sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Mahakuasa, Maha Pemurah, dan Maha Mengetahui segala yang diciptakan-Nya.
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KEINDAHAN BURUNG-BURUNG TERBANG
Ayat 19
“Dan apakah mereka tidak melihat kepada burung-burung terbang berkawan-kawan dan mengatupkan sayapnya."
Burung-burung sebondong demi sebondong, berkawan-kawan, kadang-kadang berpuluh ekor, kadangbahkan beratus ekor. Burung pipit mencari makanan padi pada sawah yang padinya sedang terbit. Burung enggang yang terbang tinggi. Burung merpati, dan berbagai burung dalam dunianya sendiri. Ada kononnya burung yang pindah pada pergantian musim dari kutub utara ke kutub selatan. Jauh-jauh kadang-kadang penerbangan itu, entah di mana dia berhenti. Pada beberapa negeri ada burung yang hinggap pada kawat telepon pada senja hari menunggu malam, dan sepanjang malam bertengger di atas kawat yang terentang panjang itu. Dan di waktu Shubuh terbang kembali, sehingga tidak seekor jua pun kita melihatnya lagi, entah ke mana perginya. Allah menarik perhatian kita kepada burung-burung yang terbang berbondong berkawan-kawan itu. Kadang-kadang benar-benar sebagai mengatur suatu barisan ada komandannya sendiri, hinggap satu hinggap semua. Dikatakan dalam ayat bahwa kadang-kadang dalam penerbangan tinggi dan jauh itu burung tersebut mengatupkan sayapnya, tidak mengipaskannya sebagai suatu pengendalian diri, namun dia tidak jatuh. Diberilah ingat kepada kita manusia bahwa “Tidaklah ada yang menahan mereka," sampai tidak ada di antara burung-burung itu yang tiba-tiba jatuh ke bumi ketika dia mengatupkan sayapnya ataupun ketika dia terbang berbondong dalam jarak jauh, “Melainkan Tuhan Yang Maha Pengasih," Tuhan Yang Rahman.
“Sesungguhnya Dia, atas tiap-tiap sesuatu adalah memandang."
Di sinilah kita bertemu isi yang mendalam dari hikmah Ilahi. Kita boleh mencari sebab-sebab yang bersifat ilmiah, apakah gerangan sebabnya maka sang burung tidak jatuh dari udara, terutama seketika sayapnya dia katupkan? Allah dalam ayat ini lebih memberikan jawaban yang memuaskan. Yaitu bahwa kasih sayang Allah-lah yang menyebabkan burung itu tidak jatuh terkapar ke bumi.
Memang, Allah menentukan tubuh burung berbeda dengan tubuh makhluk yang lain. Dia diberi bulu yang ringan, yang akan meringankannya terbang tinggi. Tetapi selain bulu yang ringan itu, tulangnya pun dibuat ringan, sehingga mudah naik ke udara. Manusia telah mendapat ilham Ilahi dalam membuat kerangka kapal terbang agar dia dapat terbang ke udara. Tubuh kapal terbang pun diperbuat dari alumunium, yaitu logam yang ringan. Dengan imbangan berat dan ringan, daya tarik bumi dan kekuatan tekanan benzin, kapal terbang bisa naik. Namun kapal terbang tidaklah bisa terbang sendiri. Kapal terbang bukanlah “autonomi", yang bergerak sendiri kalau tidak digerakkan. Tetapi untuk burung Allah menganugerahkan kepadanya hidup, yang kalau dia ingin terbang, sebentar itu juga pun dia bisa terbang. Itulah kekuatan dalam nyawa burung itu sendiri, yang ditiupkan oleh Allah sebagai embusan dari Rahmaniyat-Nya. Dan dikatakan pula di ujung ayat bahwa Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah memandang. Kasih sayang Allah membagikan kemungkinan-kemungkinan bagi tiap-tiap makhluk yang sesuai dengan dirinya. Sehingga tidaklah akan berhenti-henti keajaiban ciptaan Ilahi itu dalam alam.
Ayat 20
“Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu, yang akan menolong kamu selain dari Tuhan Pengasih."
Maka setelah engkau lihat burung terbang tinggi berbaris-baris, kadang-kadang berpuluh ekor, kadang-kadang beratus sambil ada yang mengatupkan sayapnya sambil terbang, namun dia tidak terkapar jatuh ke bumi, Allah Yang Rahman yang menahannya maka dia tidak jatuh itu, bandingkanlah hal yang demikian kepada dirimu sendiri. Apakah kamu mempunyai tentara yang menjagamu daripada bahaya yang akan menimpa?
“Tidak ada orang-orang yang kafir itu melainkan dalam keadaan tertipu."
Artinya, bahwa orang-orang yang kafir, yang tidak memedulikan hubungan dengan Allah Yang Maha Pengasih, tidaklah mempunyai tujuan hidup. Dia tertipu oleh kesenangan dan keamanan sementara. Dia tertipu oleh benda dan kekayaan. Mereka tidak mempunyai rasa syukur dan terima kasih. Dengan tidak disadarinya hidupnya menjadi hambar. Hidup mereka kosong sebab tidak mempunyai kebahagiaan jiwa.
Selanjutnya Allah berfirman,
Ayat 21
“Atau siapakah yang memberikan rezeki kamu jika Dia menahan rezeki-Nya?`
Manusia merasa aman hidup di dunia ini, tetapi lupa bahwa yang menjaga dan mengawalnya ialah Allah sendiri. Bertambah lama dia bertambah jauh dari jalan Allah dan terperosok ke jalan hawa nafsu. Apatah lagi kalau Allah menumpahkan rezeki baginya agak banyak. Dia kaya, hidupnya mewah, rumahnya besar, dia disegani orang, kedudukannya tinggi. Apa saja yang dia ingini tercapai. Dia tidak berterima kasih kepada Allah yang memberikan rezeki. Dia lupa daratan.
“Bahkan mereka berlarut-larut dalam keadaan sombong dan menjauh."
Mereka tidak akan peduli kepada, kebenaran, walaupun bagaimana mereka diberi peringatan. Karena kekayaan dan kemewahan itu mereka terlonjak menjadi sombong. Enggan ditegur, enggan dinasihati, bahkan benci kepada orang yang menegur dan menasihati. Sebab mereka mempunyai persangkaan bahwa orang yang tidak kaya seperti mereka, tidak mewah seperti mereka bukanlah orang yang sempurna. Penilaian mereka bukanlah kepada kemurnian cita-cita dan kejujuran. Penilaian mereka adalah berapa banyak uang simpanan, berapa hektar tanah yang dikuasai, apa merek kendaraan yang dipakai. Malahan kadang-kadang mereka berani mengatakan bahwa kalau kita terlalu jujur memegang nilai-nilai budi yang mulia, kita akan kalah dalam percaturan hidup. Oleh sebab itu mereka kian lama kian menjauh. Jauh dari kebenaran, jauh dari pergaulan yang sehat dan jauh daripada jalan yang menuju kebahagiaan di akhirat.
Ayat 22
“Apakah orang yang benjolan terjungkir di atas mukanya yang benar-benar mendapat petunjuk ataukah orang yang berjolan tetap atas jalan yang lurus?"
Pertimbangkanlah dengan akal yang waras dan bandingkanlah kedua macam manusia itu. Orang yang lupa dari mana dia datang, di mana dia sekarang dan kemana perjalanan hidupnya ini akan diteruskannya samalah dengan orang yang berjalan di muka bumi sambil menjungkir balik, ataupun menelungkup, bersingsut, mukanya yang tercecah ke bumi, karena pikirannya hanya makan saja. Orang seperti ini meskipun mencoba berdiri, namun dia akan terjatuh kembali karena kakinya linglung, menggigil menginjak bumi, karena tidak tahu ke mana akan diarahkan. Timbullah pertanyaan, “Dapatkah orang seperti ini diberi petunjuk oleh Allah, padahal dia sendiri yang memilih hidup rendah? Mana yang akan diberi petunjuk oleh Allah? Orang semacam inikah atau orang yang berjalan tegak lurus, langkah tetap, mata memandang ke muka, memikirkan tujuan yang jauh tetapi pasti dan tidak pernah mengencong ke luar garis yang ditentukan?
Ayat 23
“Katakanlah"
Yaitu perintah Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad ﷺ supaya beliau menyampaikan peringatan kepada orangorang yang masih ragu-ragu itu. “Dialah yang telah memunculkan kamu." Menimbulkan daripada tidak ada kepada ada. Kata-kata ansya-akum yang kita artikan menimbulkan, ialah menimbulkan daripada tidak ada kepada ada. dari hanya segumpal mani pada asalnya, kemudian muncul menjadi manusia, berkaki, bertangan, berkepala, berbadan. “Dan menjadikan untuk kamu pendengaran, penglihatan dan hati." Dengan ketiga anugerah yang utama ini sangguplah engkau sebagai manusia lengkap hidup dalam alam ini.
“Sedikit saja kamu yang bersyukur."
Yang terbanyak hanyalah membuang umur, menghabiskan waktu kepada yang tidak berfaedah dan berjalan di permukaan bumi dengan tidak ada tujuan.
Ayat 24
“Katakanlah, “Dialah yang mengembangbiakkan kamu di muka bumi."
Di dalam kisah-kisah yang tersebut di dalam Al-Qur'an bahwa setelah keturunan Adam itu berkembang, lalu mereka mendurhaka kepada Allah, Maka di zaman Nabi Nuh dibinasakanlah mana yang tidak mau percaya akan seruan kebenaran, dan dimasukkanlah yang beriman ke dalam perahu nabi. Anak keturunan penumpang perahu itulah yang bertebaran di muka bumi ini, terpencar-pencar dibawa untung dan bertebaran ke seluruh benua yang ada. Yaitu benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Pengaruh dari iklim dan udara menyebabkan lama kelamaan menimbulkan perbedaan kulit. Ada yang putih, hitam, kuning, merah dan sawo matang. Menimbulkan pula beratus-ratus bahkan beribu-ribu bahasa yang tumbuh menurut kecerdasan masing-masing kelompok. Maka yang memperkembangkan itu ialah Allah sendiri. Allah-lah yang memberikan ilham bagi manusia bertebaran di muka bumi mencari kediaman yang cocok.
“Dan kepada-Nya toh kamu semua akan dikumpulkan."
Ayat ini hendaklah dipahamkan dengan mendalam, sebab dia memberikan kesadaran bagi seluruh manusia bahwa mereka itu pada hakikatnya adalah satu jenis belaka. Meskipun warna kulit berbeda, bahasa berlainan, tanah tempat hidup terpisah-pisah.