Ayat
Terjemahan Per Kata
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
ٱرۡكَعُواْ
ruku'lah kamu
وَٱسۡجُدُواْۤ
dan sujudlah kamu
وَٱعۡبُدُواْ
dan sembahlah
رَبَّكُمۡ
Tuhan kalian
وَٱفۡعَلُواْ
dan berbuatlah
ٱلۡخَيۡرَ
kebaikan
لَعَلَّكُمۡ
agar kalian
تُفۡلِحُونَ۩
kamu beruntung
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
ٱرۡكَعُواْ
ruku'lah kamu
وَٱسۡجُدُواْۤ
dan sujudlah kamu
وَٱعۡبُدُواْ
dan sembahlah
رَبَّكُمۡ
Tuhan kalian
وَٱفۡعَلُواْ
dan berbuatlah
ٱلۡخَيۡرَ
kebaikan
لَعَلَّكُمۡ
agar kalian
تُفۡلِحُونَ۩
kamu beruntung
Terjemahan
Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah kebaikan agar kamu beruntung.
Tafsir
(Hai orang-orang yang beriman! Rukuk dan sujudlah kalian) salatlah kalian (dan sembahlah Rabb kalian) tauhidkanlah Dia (dan perbuatlah kebaikan) seperti menghubungkan silaturahim dan melakukan akhlak-akhlak yang mulia (supaya kalian mendapat keberuntungan) kalian beruntung karena dapat hidup abadi di surga.
Tafsir Surat Al-Hajj: 77-78
Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kalian, sujudlah kalian, sembahlah Tuhan kalian dan perbuatlah kebajikan, supaya kalian mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kalian pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tua kalian Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia; maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kalian pada tali Allah.
Dia adalah Penolong kalian, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Para Imam berselisih pendapat dalam ayat ini sehubungan dengan sajdah kedua dalam surat Al-Hajj. Apakah disyariatkan sujud tilawah pada ayat ini ataukah tidak? Ada dua pendapat mengenainya. Dalam keterangan yang telah lalu yakni pada sujud tilawah yang pertama- telah disebutkan hadis Uqbah ibnu Amir, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: ". Surat Al-Hajj mempunyai kelebihan dengan dua sajdahnya. Maka barang siapa yang tidak melakukan sujud pada keduanya, janganlah membacanya.
Firman Allah ﷻ: Dan berjihadlah pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (Al-Hajj: 78) Yakni dengan harta benda, lisan, dan jiwa kalian. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya. (Ali Imran: 102) Firman Allah ﷻ: Dia telah memilih kalian. (Al-Hajj: 78) hai umat ini, Allah telah memilih kalian di atas semua umat, juga mengutamakan, serta memuliakan kalian, dan mengkhususkan kalian dengan rasul yang paling mulia dan syariat yang paling sempurna. dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Al-Hajj: 78) Yakni Dia tidak membebankan kepada kalian apa-apa yang tidak mampu kalian kerjakan; Dia pun tidak mengharuskan sesuatu yang sangat berat bagi kalian, melainkan Allah menjadikan bagi kalian jalan keluar yang menuntaskannya.
Salat yang merupakan rukun Islam yang terbesar sesudah membaca dua kalimah syahadat, wajib dilakukan empat rakaat dalam keadaan di tempat, tetapi dalam perjalanan diringkas menjadi dua rakaat. Dan dalam situasi khauf (perang), salat boleh dikerjakan hanya dengan satu rakaat (menurut sebagian imam), sesuai dengan keterangan yang terdapat di dalam sebuah hadis. Kemudian salat tersebut dalam situasi khauf dapat dikerjakan dengan jalan kaki dan berkendaraan; dan baik menghadap kiblat atau pun tidak, semuanya sah.
Hal yang sama dilakukan pula bagi salat sunat dalam perjalanan, boleh menghadap ke arah kiblat dan boleh tidak. Berdiri dalam salat merupakan suatu hal yang wajib, tetapi menjadi gugur bagi orang yang sakit. Karena itu, seorang yang sakit di perbolehkan mengerjakannya sambil duduk; jika duduk tidak mampu, maka sambil berbaring pada salah satu sisi lambung dan lain sebagainya yang termasuk rukhsah dan kemurahan serta keringanan dalam semua hal yang fardu dan yang wajib.
Karena itulah Nabi ﷺ pernah bersabda: Aku diutus dengan membawa agama Islam yang hanif lagi penuh toleransi. Rasulullah ﷺ bersabda kepada Mu'az dan Abu Musa, saat beliau mengutus keduanya menjadi amir di negeri Yaman: Sampaikanlah berita gembira dan janganlah kamu berdua membuat mereka lari (darimu); dan bersikap mudahlah kamu berdua, janganlah kamu berdua bersikap mempersulit. Hadis-hadis yang menerangkan hal ini cukup banyak, karena itulah sahabat Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Al-Hajj: 78) Al-haraj artinya kesempitan. Firman Allah ﷻ: (ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. (Al-Hajj: 78) Menurut Ibnu Jarir, lafaz millata menjadi keterangan dari firman-Nya: Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Al-Hajj: 78) Yakni suatu kesempitan pun, bahkan meluaskannya bagi kalian seperti agama orang tua kalian Ibrahim.
Ibnu Jarir selanjutnya mengatakan, bahwa dapat pula dikatakan millata di-nasab-kan karena menyimpan kata ilzamu, yang artinya ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Menurut saya, pengertian ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Katakanlah, "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. (Al-An'am: 16l), hingga akhir ayat. Adapun firman Allah ﷻ: Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu. (Al-Hajj: 78).
Imam Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya (Al-Hajj: 78) diatas, bahwa yang dimaksud dengan Dia adalah Allah ﷻ Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ata, Ad-Dahhak, As-Saddi, Muqatil ibnu Hayyan, dan Qatadah. Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dia telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu (Al-Hajj: 78) Bahwa yang dimaksud dengan Dia dalam ayat ini adalah Ibrahim. Demikian itu karena ada firman Allah ﷻ yang menyebutkan tentang doa Ibrahim, yaitu: Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau (umat muslimah). (Al-Baqarah: 128) Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat yang terakhir ini tidak beralasan, karena sudah dimaklumi bahwa Ibrahim a.s.
tidak menyebutkan dalam Al-Qur'an nama umat ini dengan sebutan muslimin (melainkan muslimah). Allah ﷻ telah berfirman: Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini. (Al-Hajj: 78) Mujahid mengatakan bahwa Allah menamai kalian muslimin dari dahulu di dalam kitab-kitab terdahulu, juga di dalam Az-Zikir (Al-Qur'an). Hal yang sama telah dikatakan oleh selain Ibnu Jarir. Menurut saya, pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Jarir benar, karena Allah ﷻ telah berfirman: Dia telah memilih kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Al-Hajj: 78) Kemudian Allah menggugah mereka dan membangkitkan semangat mereka untuk mengikuti apa yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ dengan menyebutkan bahwa agama Islam itu adalah agama orang tua mereka, yaitu Ibrahim Al-Khalil. Setelah itu Allah menyebutkan tentang karunia-Nyayang telah Dia limpahkan kepada umat ini, yang di dalamnya diisyaratkan pujian yang baik dan sebutan yang baik terhadap umat ini sejak zaman dahulu, yang tertera di dalam kitab-kitab para nabi dan dibaca oleh banyak rahib dan pendeta.
Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu. (Al-Hajj: 78) Yakni sebelum masa Al-Qur'an. dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini. (Al-Hajj: 78) Imam Nasai mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, bahwa: ". telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Syu'aib, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Salam, bahwa saudara lelakinya (yaitu Zaid ibnu Salam) pernah menceritakan kepadanya suatu berita dari Abu Salam, bahwa al-Haris Al-Asy'ari pernah menceritakan kepadanya dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Barang siapa yang berseru dengan seruan Jahiliah, maka sesungguhnya dia akan menjadi penghuni neraka Jahannam. Kemudian ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, sekalipun dia puasa dan salat? Rasulullah ﷺ menjawab, "Ya, sekalipun dia puasa dan salat. Karena itu, hai hamba-hamba Allah, berserulah kalian dengan seruan Allah yang telah menamakan kalian orang-orang muslim dan orang-orang mukmin dalam seruan itu.
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan hadis ini dengan panjang lebar, yaitu pada tafsir firman Allah ﷻ: Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. (Al-Baqarah: 21) Karena itulah maka disebutkan dalam firman selanjutnya: supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia. (Al-Hajj: 78) Yaitu sesungguhnya Kami jadikan kalian demikian sebagai umat yang pertengahan, adil lagi terpilih; dan keadilan kalian telah disaksikan oleh semua umat, agar kalian semua kelak di hari kiamat.
menjadi saksi atas segenap manusia. (Al-Hajj: 78) Karena di hari itu semua umat telah mengakui kepenghuluan umat Muhammad dan keutamaannya yang berada di atas semua umat lainnya. Maka kesaksian mereka atas segenap manusia di hari kiamat dapat diterima, yang isinya menyatakan bahwa para rasul itu telah menyampaikan risalah Tuhan mereka (kepada umatnya masing-masing); dan Rasul ﷺ menjadi saksi atas umatnya, bahwa dia telah menyampaikan risalah Tuhannya kepada mereka. Penjelasan mengenai hal ini telah kami sebutkan dalam tafsir firman-Nya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian. (Al-Baqarah: 143) Dalam pembahasan ini telah kami ketengahkan pula kisah Nabi Nuh dan umatnya, sehingga cukup jelas dan tidak perlu diulangi dalam tafsir ayat ini.
Firman Allah ﷻ: maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat. (Al-Hajj: 78) Yakni terimalah nikmat yang besar ini dengan menunaikan rasa syukurnya. Dan tunaikanlah hak Allah yang ada pada kalian, yaitu dengan mengerjakan semua yang difardukan-Nya, menaati segala yang diwajibkan-Nya, dan meninggalkan semua yang diharamkan-Nya. Di antaranya yang terpenting ialah mendirikan salat dan menunaikan zakat, yang pengertiannya sama saja dengan berbuat kebajikan kepada sesama makhluk Allah.
Yaitu sebagai hak orang fakir yang diambil dari sebagian kecil harta orang kaya setiap tahun sekali, kemudian diberikan kepada kaum fakir miskin, orang-orang lemah, dan orang-orang yang memerlukan pertolongan. Keterangan tentang masalah ini telah dirinci di dalam tafsir ayat zakat, bagian dari surat At-Taubah. Firman Allah ﷻ: dan berpeganglah kalian pada tali Allah. (Al-Hajj: 78) Maksudnya, berpegang eratlah kalian pada tali Allah; mintalah pertolongan kepada-Nya, bertakwalah kepada-Nya, serta mintalah dukungan dariNya.
Dia adalah Pelindung kalian. (Al-Hajj: 78) Yakni Pemelihara, Penolong, dan yang memenangkan kalian atas musuh-musuh kalian. maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (Al-Hajj: 78) Yaitu sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong terhadap musuh adalah Allah. Wuhaib ibnul Ward mengatakan bahwa Allah ﷻ telah berfirman: Hai anak Adam, ingatlah Aku jika engkau marah, niscaya Aku mengingatmu jika Aku marah, maka Aku tidak memasukkan ke dalam golongan orang-orang yang Aku binasakan. Dan apabila engkau dianiaya, bersabarlah dan relalah dengan pertolonganKu, karena sesungguhnya pertolongan-Ku kepadamu lebih baik daripada pertolonganmu kepada dirimu sendiri. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
[Berakhirlah juz 17]"
Orang beriman diperintahkan untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Mengetahui keadaan manusia. Wahai orang-orang yang beriman, karena kamu sudah membenarkan dan meyakini bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah, maka rukuklah, sujudlah, dan beribadahlah kepada Tuhanmu dengan melaksanakan salat wajib dan berbagai salat sunah, dan sebagai dampak ketekunan beribadah tersebut, maka berbuatlah kebaikan kepada sesama manusia agar kamu beruntung dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. 78. Setelah dijelaskan pada ayat di atas bahwa untuk meraih keberuntungan, orang beriman diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia, pada ayat ini dijelaskan bahwa untuk meraih keberuntungan, orang beriman diperintahkan untuk berjihad pada jalan Allah. Untuk meraih keberuntungan itu, beribadahlah kamu, wahai orang-orang yang beriman, dan berjihadlah kamu di jalan Allah, yakni mencurahkan seluruh potensi dan kemampuan untuk mengharumkan Islam dan kaum muslim dengan jihad yang sebenar-benarnya, perjuangan yang total dalam menggali seluruh potensi dan kemampuan. Dia telah memilih kamu, wahai Muhammad untuk menjadi nabi dan rasul pamungkas; dan Dia, Allah, tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama, yakni dalam melaksanakan ajaran Islam ini, karena Islam menekankan prinsip memudahkan, meminimalkan beban, dan bertahap dalam menetapkan syariah, hukum agama. Memeluk Islam dan menjadi muslim itu merupakan kelanjutan dari agama nenek mo-yangmu Ibrahim, yakni meyakini tidak ada tuhan selain Allah dan tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Dia (Allah) telah menamakan kamu, orang-orang yang meyakini prinsip tauhid itu, adalah orang-orang muslim, berserah diri kepada Allah, sejak dahulu, dan begitu pula kamu dinamakan muslim dalam Al-Qur'an ini, agar Rasul, Nabi Muhammad itu menjadi saksi atas diri kamu semua dalam mengamalkan ajaran Islam dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia dalam mewujudkan prinsip tidak ada tuhan selain Allah dan tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Maka, sejalan dengan prinsip tersebut, laksanakanlah salat dengan baik dan benar sesuai syarat dan rukunnya, serta tepat waktu; tunaikanlah zakat dengan sempurna, dan berpegangteguhlah kepada Allah dalam pikiran dan perasaan. Dialah Pelindungmu dari segala bencana dunia-akhirat; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong bagi manusia dan seluruh makhluk.
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar:
1. Mengerjakan salat pada waktu-waktu yang telah ditentukan, lengkap dengan syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Pada ayat ini salat disebut dengan "ruku`" dan "sujud", karena ruku` dan sujud itu merupakan ciri khas dari salat dan termasuk dalam rukun-rukunnya.
2. Menghambakan diri, bertobat kepada Allah, dan beribadah kepada-Nya merupakan perwujudan dari keimanan di hati sanubari yang telah merasakan kebesaran, kekuasaan dan keagungan Allah, karena diri manusia sangat tergantung kepada-Nya. Hanya Dialah yang menciptakan, memelihara kelangsungan hidup dan mengatur seluruh makhluk-Nya. Beribadah kepada Tuhan ada yang dilakukan secara langsung, seperti salat, puasa bulan Ramadan, menunaikan zakat dan menunaikan ibadah haji. Ada pula ibadah yang dilakukan tidak secara langsung, seperti berbuat baik kepada sesama manusia, tolong menolong, mengolah alam yang diciptakan Allah untuk kepentingan manusia.
3. Mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti memperkuat hubungan silaturrahmi, berbudi pekerti yang baik, hormat menghormati, kasih-mengasihi sesama manusia. Termasuk melaksanakan perintah Allah.
Jika manusia mengerjakan tiga macam perintah di atas, maka mereka akan berhasil dalam kehidupan memperoleh kebahagiaan ketentraman hidup, dan di akhirat mereka akan memperoleh surga yang penuh kenikmatan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 71
“Dan barang yang tidak ada ilmu mereka terhadapnya." Tiap-tiap ditanya orang yang menyembah atau memuja kepada .yang selain Allah itu, apa sebab berhala itu, atau pohon rindang itu, atau keria itu, atau lembu itu. atau kuburan si anu itu disembahnya. tidaklah seorang juga yang dapat memberi keterangan yang pasti dan ilmiah apa sebab itu dia sembah. Tidak ada pengetahuan yang dapat dipegang yang mereka kemukakan. Umumnya hanya dangeng atau memperbodoh diri sendiri atau diperbodoh oleh jurukunci. Atau mereka jawab kalau ditanyai bahwa sudah begitu diriapati diperbuat oleh nenek-moyang dahulukala. Kami hanya tinggal meniru saja."Dan tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun." (ujung ayat 71).
Tafsir dari ujung ayat ini boleh jadi dua. Pertama ialah bahwa menyembah kepada yang selain Allah tidaklah berdasar atas ilmu dan kebenaran. Sebab itu maka orang yang melakukannya adalah orang yang zalim, orang yang menganiaya. Karena dia memperkosa kebenaran itu. Maka orang yang berfikir sihal tidak seorang pun yang dapat menolong, membela dan memperhatikan kezaliman itu.
Kedua orang yang menyembah kepada yang selain Allah itu adalah berbuat dosa yang sangat besar, yang tidak dapat diampuni. Tidak seorang pun yang akan dapat membela dan membenarkan penyembah-penyembah kepada yang selain Allah itu.
Ayat 72
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, memberikan keterangan." (pangkal ayat 72). Bahwa menyembah kepada yang selain Allah itu adalah dosa yang paling besar, dengan keterangan-keterangan yang cukup, “Engkau ketahui poda wajah-wajah orang-orang yang kafir itu keingkaran." Artinya dapat saja engkau ketahui pada wajah mereka bahwa mereka tidak senang."Hampir saja mereka menyerbu orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka." Karena mereka sangat marah Mereka tidak mau disinggung kebiasaan mereka menyembah-nyembah yang selain Allah. Karena mereka tidak mempunyai kepandaian untuk membalas, atau karena memang tidak ada alasan yang masuk akal atas perbuatan mereka, mereka pun marah. Mereka mau saja main pukul atau sampai kepada menganiaya dan membunuh
.
kamu yang lebih buruk dari itu?" Dan kalau aku katakan apakah kamu akan marah juga? “Api neraka! Yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang tidak mau percaya."
Khabar ini sangat buruk bagimu. Api neraka tidak akan dapat kamu tolak atau kamu elakkan semata-mata dengan marah."Dan itu adalah seburuk-bunde tempat kembali." (ujung ayat 72).
Lebih baik dari waktu hidup di dunia sekarang Inilah seburuk-buruk tempat kembali itg kamu jauhi! Dan itulah sebabnya maka hal itu dIsampaikan sekarang. Tanda belas-kasihan Tuhan kepadamu.
Ayat 73
“Wahai orang-orang yang beriman! Diperbuat suatu perumpamaan, dengarkantah dia." (pangkal ayat 73). Orang yang beriman dapat mempertebal dan memperdalam imannya apabila dia mendengar perumpamaan itu. Dan suatu perumpamaan bagi orang yang berakal adalah mempercepat memahamkan sesuatu: “Sesungguhnya orang-orang yang menyeru kepada yang selain Allah itu, “ sebagaimana yang telah disebutkan di ayat 71, di atas tadi, menyembah berhala atau benda lain karena ilmu tidak ada: “Sekali-kali tidaklah sanggup membuat seekor lalat pun." Lalat atau langau yang begitu kecil tidaklah sanggup berhala itu memperbuatnya. Yang mereka berhalakan itu ialah orang-orang yang mereka anggap gagah, berkuasa, ditakuti dan diaegani di kala dia hidup, tidak juga dia sanggupi membuat seekor lalat."Walaupun mereka telah berkumpul untuk itu." Walaupun diadakan suatu mu'tamar dari sarjana-sarjana ilmu serangga dari seluruh dunia untuk memusyawaratkan membuat seekor lalat dan memberinya nyawa, mu'tamar itu akan gagal, karena tidak ada yang bIsa. Sedang lalat hanya satu macam di antara macam-macam serangga kecil.
“Dan Jika dirampas sesuatu dari mereka oleh lalat itu." Baik makannya dihinggapi lalat yang membawa penyakit, atau kesihalan mereka dirusakkan oleh lalat: “Tiada pula mereka akan dapat merebutnya daripadanyaInilah suatu wahyu Tuhan yang telah dapat dibuktikan oleh hasil penyelidikan ilmu pengetahuan moden. Di ayat ini hanya disebut lalat. Namun di samping lalat ada lagi bahaya nyamuk. Nyamuk malaria, nyamuk penyakit tidur. Pada lalat dan pada nyamuk “menumpang" hasil-hasil penyakit yang lebih halus lagi, sehingga benar-benar di zaman sekarang ahli-ahli kesihalan sedunia mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan segala pengetahuan dan pengalaman, untuk mengurangi bahaya lalat, nyamuk, agas dan kuman-kuman yang menumpang padanya."Amat lemah yang menuntut dan yang dituntut." (ujung ayat 73). Kata Ibnu Abbas: “Yang menuntut ialah berhala, yang dituntut lalat." Kata as-Suddi: “Yang menuntut ialah si penyembah berhala ttu sendiri, yang dituntut ialah berhala yang disembahnya itu." Si penyembah berhala pun dituntut (mathlub) juga. Sebagai dalam kedua Hadist Qudsi tadi. Mereka telah berani membuat bermacam berhala. Dari kayu, dari batu dan sebagainya. Sanggupkah mereka membuat lalat dan nyamuk? Sanggupkah mereka memberi nyawa? Sepatutnya berhala itulah yang menyembah kepada mereka, sebab mereka yang membuat berhala. Bukan mereka yang menyembah berhala. Tetapi semuanya lemah, yang menuntut lemah, yang dituntut lemah. Semua lemah, karena semua dari berlikir yang tidak beres.
Ayat 74
“Tidaklah mereka menilai Allah sebenar-benar penilaian." (pangkal ayat 74). Orang-orang yang menyembah kepada yang selain Allah itu percaya juga bahwa Allah ADA. Tetapi mereka tidak mau mengerti atau salah mengerti tentang Allah. Kadang-kadang ada di kalangan mereka menyembah berhala, katanya karena berhala itulah yang akan menyampaikan keinginannya kepada Allah. Katanya Allah ttu serupa dengan seorang raja besar; kita tidak dapat langsung saja datang menghadap, kalau tidak pakai perantaraan.
Yang lebih disayangkan lagi ialah kesalahan penilaian mereka tentang arti Wali Allah. Tuhan bersabda:
“Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak ada dukacita. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka adalah bertakwa." (Yunus: 61-62)
Dengan ayat ini Allah membuka pintu selebar-lebarnya bagi semua orang untuk menjadi wali Allah. Syarat yang mesti dipenuhi hanya dua saja, pertama iman kedua takwa. “Sesungguhnya Allah adalah Maha Kuat Maha Perkasa." (ujung ayat 74)
Ayat 75
“Allah telah memilih dari malaikat akan Rasul-rasul." (pangkal ayat 75). Maksudnya ialah bahwa di antara malaikat yang banyak itu ada yang dipilih Tuhan menjadi Rasul, artinya menjadi utusan-Nya. “Dan dari manusia". Di samping malaikat-malaikat terpilih, demikian pula dari kalangan manusia. Tuhan memilih orang yang akan jadi utusan-Nya.
“Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Maha Melihat." (ujung ayat 75).
Ayat 76
“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka." (pangkal ayat 76). Tuhan mengetahui apa yang membentang di hadapan manusia. “Dan apa yang di belakang mereka." Yaitu sejarah kemanusiaan sejak permulaan bumi ini didiami manusia.
"Dan kepada Allahlah akan dikembalikan segala urusan." (ujung ayat 76).
Pedoman Perjuangan Mu'min
Sesudah Allah menerangkan bahwa mempersekutukan yang lain dengan Allah tidak ada dasarnya dari Tuhan dan tidak ada alasannya yang ilmiah, sehingga membuat lalat mereka tidak akan sanggup, apatah lagi yang lain, dan dikatakan bahwa semua terjadi karena tidak menilai Tuhan menurut yang sewajarnya, sekarang Tuhan memberi peringatan kepada orang yang beriman supaya memperteguh imannya dan mendekatkan diri terus kepada Allah.
Ayat 77
“Wahai orang-orang yang beriman! Rukulah kamu dan sujudlah kamu dan sembahlah Tuhan kamu." (pangkal ayat 77). Maksud ketiga sembahyang. Karena di antara ibadat teguh hendaklah sembahyang, supaya serpbahyang bertambah khusyu' hendaklah iman. Iman adalah ketundukan akal. Sembahyang adalah memperdalam perasaan. Ruku' dan sujud itu adalah melatih rasa tunduk. Menyembah Tuhan ialah dengan tunduk akan segala perintah dan menghentikan apa yang dilarang."Dan perbuatlah kebajikan." Sembahyang sebagai ibadat guna menghubungkan diri dengan Tuhan. Berbuat kebajikan ialah meneguhkan hubungan dengan sesama manusia oengan menghubungkan silaturrahmi dan menegakkah budipekerti yang mulia."Supaya kamu mendapat kemenangan." (ujung ayat 77). Kemenangan yang dicapai dengan teguh beribadat kepada Allah yang berpangkal dengan ruku' dan sujud, tegasnya dengan sembahyang yang diimbangkan dengan kesukaan berbuat kebajikan, adalah dunia akhirat. Di dunia hati lapang, fikiran tidak tertumbuk, ilham Tuhan datang, pergaulan luas. Di akhirat ialah syurga yang dijanjikan Tuhan.
, Sampai di ujung ayat 77 ini sunnatullah melakukan sujud jika membacanya. Dengan ini terdapat 2 kali sujud di Surat al-Haj. Pertama di ujung ayat 18.
Ayat 78
“Dan berjiharilah kamu pada jalan Allah, sebenar-berianya jihari." (pangkal ayat 78). Berkata al-Qurthubi dalam Tafsirnya: “Setengah ahli tafsir berkata:
“Yaitu berjihari memerangi kafir," setengahnya lagi menafsirkan: “Ini adalah iayarat menyuruh kerja keras melaksanakan segala yang diperintah Allah, menghentikan segala larangannya." Artinya berjiharilah terhadap dirimu sendiri supaya hanya kepada Allah saja taat dan kekanglah nafsu bila hawanya telah mendorong, dan berjihari pulalah menentang syaitan yang mencoba memasukkan waswasnya. Berjiharilah membenciung orang zalim dari kezalimannya, dan orang yang kafir di dalam kamu menolak kekafirannya.
Terhadap diri sendiri kita melakukan jihari, Nabi bersabda menurut Hadist yang dirawikan Ibnu Syuraih:
“Orang yang mujahid ialah yang berjihari terhadap diri sendiri karena Allah Azzawalla."
Pernah pula ditanyakan orang kepada Rasulullah s.a.w.: Apakah jihari yang paling utama?
Beliau menjawab:
“Kata-kata yang benar di hadapan penguasa yang zalim."
Renungkanlah dan perhatikan pertalian ayat di atas (77) dengan pangkal ayat ini. Orang Mu'min diauruh meneguhkan ibadat, ruku* dan sujud dan sembahyang dan berbuat baik, ialah supaya jiwa kuat menghadapi jihari ini. Karena orang yang lemah jiwa tidaklah akan kuat menghadapi jihari yang berat itu.
“Dia telah memilih kamu." Ini adalah ucapan penghargaan tertinggi Tuhan kepada orang yang beriman, karena hanya mereka yang sanggup berjihari terus-menerus, hilang atau terbilang, menang atau syahid. Sesungguhnya deowkian."Dan tidaklah Dia menjadikan untuk kamu dalam agama ini suatu kesempitan." Sembahyang yang wajib hanya lima kali sehari semalam. Puasa hanya sebulan dalam setahun. Berzakat hanya kalau cukup niabah. Naik haji yang wajib hanya sekali seumur hidup. Bila sakit tidak kuat berdiri sembahyang, boleh duduk. Tidak kuat duduk, boleh tidur. Tidak ada air buat wudhu', boleh tayammum. Karena sakit atau musafir boleh mengganti puasa di hari
lain. Meskipun memulai puasa Ramatihan bergantung kepada terlihatnya awal bulan (hilal) tidak juga semua orang wajib pergi melihat bulan;
“Hari raya Fithrah di hari kamu bersama fithrah. Hari raya Adhha di hari kamu bersama berkurhari ."
Pendeknya tak ada yang sempit! Cuma yang bersalah, melanggar aturan agamalah yang sempit hidupnya."Agama nenek kamu Ibrahim." Meskipun Nabi Ibrahim nenek-moyang dari bangsa Arab saja, namun seluruh umat Muhammad telah laksana juga anak dari Ibrahim, anak Ruhaniah penyambut ajarannya."Dialah yang telah menamai kamu Muslimin sejak sebelum ini." Setengah ahli tafsir mengatakan maksud ayat ialah bahwa Nabi Ibrahim itulah yang telah memberi nama Muslimin atau umat yang mengaku percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Alasannya karena tersebutlah permohonan Ibrahim dalam Surat 2 al-Baqarah ayat 128. Tetapi penafsiran lain menyatakan bahwa yang menamai umat yang percaya kepada Allah yang satu dengan Muslimin ialah Allah sendiri, di dalam kitab-kitab yang telah terdahulu dari al-Qur'an. Ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas. Demikian juga kata Mujahid, ‘Atha', as-Suddi, adh-Dhahhak, Muqatil, dan Qatadah."Dan pada ini," yaitu pada al-Qur'an disebutlah bahwa agama yang benar di sisi Allah hanya Islam (Surat 3 Aali ‘Imran, ayat 19). Selain Islam tidak diterima (Aali ‘Imran, 85)."Supaya Rasul menjadi saksi atas kamu. * Artinya bahwa Rasul menjadi saksi bahwa segala yang diperintah Tuhan kepada kamu telah beliau sampaikan."Dan kamu pun jadi saksi-saksi pula atas manusia." Karena kamu dipandang sebagai manusia paling baik yang dikeluarkan di antara manusia (Aali ‘Imran, 110) sebab kamulah yang berani amar ma'ruf nahi munkar, sebab beriman kepada Allah. Oleh sebab itu, “Maka dirikanlah sembahyangagar tetap teguh hubungan dengan Tuhan."Dan berikanlah zakat," supaya tertolong yang susah dan miakin dan langsung terus berjihari."Dan berpegang teguhlah pada Allah, “ Sebab tidak ada lain; “Dialah Pelindungmu." Hingga terjamin keselamatanmu."Dialah yang sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong." (ujung ayat 78).
Berpegang teguhlah kepadaNya, memohonlah pertolongan kepada Allah dan bertawakkallah, mohonlah perlindungan. Karena dialah yang sebenar-benar pemimpin dan pelindungmu. Dialah yang semulia-mulia dan sebaik-baik pelindung dan semulia-mulia dan sebaik-baik penolong, ketika kamu menghadapi kesusahan atau ketika berhadapan dengan musuh.
Berkatalah Wuhaib bin al-Ward, bahwa ada sebuah Hadist Qudsi:
“Wahai anak Adam! Ingatlah kepadaKu apabila engkau sedang marah, supaya Aku ingat pula engkau apabila Aku marah. Maka tidaklah Aku patahkan engkau bersama orang yang Aku patahkan. Dan apab/ia engkau dianiaya orang maka sabarlah engkau! Dan terimalah dengan rela pertolonganKu. Karena pertolongan dari Aku adalah lebih baik bagi engkau daripada pertolongan engkau atas dirimu sendiri." (Riwayat Ibnu Abi Hatim)