Ayat
Terjemahan Per Kata
تَحِيَّتُهُمۡ
penghormatan mereka
يَوۡمَ
hari
يَلۡقَوۡنَهُۥ
mereka menemui-Nya
سَلَٰمٞۚ
salam/sejahtera
وَأَعَدَّ
dan Dia menyediakan
لَهُمۡ
bagi mereka
أَجۡرٗا
pahala
كَرِيمٗا
mulia
تَحِيَّتُهُمۡ
penghormatan mereka
يَوۡمَ
hari
يَلۡقَوۡنَهُۥ
mereka menemui-Nya
سَلَٰمٞۚ
salam/sejahtera
وَأَعَدَّ
dan Dia menyediakan
لَهُمۡ
bagi mereka
أَجۡرٗا
pahala
كَرِيمٗا
mulia
Terjemahan
Ucapan penghormatan (Allah kepada) mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari ketika mereka menemui-Nya ialah, “Salam,” dan Dia siapkan untuk mereka pahala yang mulia.
Tafsir
(Salam penghormatan kepada mereka) dari Allah ﷻ (pada hari mereka menemui-Nya ialah "Salaam") melalui lisan Malaikat (dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka) yaitu surga.
Tafsir Surat Al-Ahzab: 41-44
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: "Salam, dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. Allah Swt: berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar banyak menyebut nama Tuhan mereka yang telah melimpahkan nikmat kepada mereka berupa berbagai macam nikmat dan beraneka ragam anugerah.
Karena dalam melaksanakan hal tersebut terdapat pahala yang berlimpah bagi mereka dan tempat kembali yang sangat baik. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Abdullah ibnu Sa'id, telah menceritakan kepadaku maula ibnu Iyasy, dari Abu Bahriyyah, dari Abu Darda r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang terbaik bagi kalian dan tersuci di sisi Tuhan kalian serta menghantarkan kalian kepada kedudukan yang tertinggi, dan lebih baik bagi kalian daripada menyedekahkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada kalian berperang melawan musuh kalian, lalu kalian tebas batang leher mereka dan mereka menebas batang leher kalian? Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, amalan apakah itu?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Zikrullah (banyak menyebut nama Allah).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam ibnu Majah melalui hadis Abdullah ibnu Sa'id ibnu Abu Hindun, dari Ziad maula ibnu Iyasy, dari Abu Bahriyyah yang nama aslinya Abdullah ibnu Qais Al-Baragimi, dari Abu Darda r.a. Imam Turmuzi mengatakan bahwa sebagian dari para perawi meriwayatkannya dari Abu Bahriyyah secara mursal. Menurut hemat kami, dalam pembahasan yang lalu hadis ini telah dikemukakan, yaitu dalam tafsir firman Allah ﷻ: Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah. (Al-Ahzab: 35) Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad telah disebutkan hal yang semisal melalui hadis Ziyad ibnu Abu Ziyad maula Abdullah ibnu Iyasy, bahwa telah sampai kepadanya sebuah hadis dari Mu'az ibnu Jabal r.a., dari Rasulullah ﷺ, lalu disebutkan hal yang semisal, Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Fudalah, dari Abu Sa'id Al-Himsi yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa ada sebuah doa yang ia dengar dari Rasulullah ﷺ, selanjutnya tidak pernah ia tinggalkan, yaitu: Ya Allah, jadikanlah diriku orang yang banyak bersyukur kepada-Mu, dan orang yang paling mengikuti nasihat-Mu, dan orang yang paling banyak berzikir menyebut nama-Mu, dan orang yang paling memelihara wasiat-Mu.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui Yahya ibnu Musa, dari Waki', dari Abu Fudalah Al-Fajr ibnu Fudalah, dari Abu Sa'id Al-Himsi, dari Abu Hurairah r.a. Lalu disebutkan hal yang semisal, dan ia mengatakan bahwa hadis ini garib. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abun Nadr Hasyim ibnul Qasim, dari Farj ibnu Fudalah, dari Abu Sa'id Al-Murri, dari Abu Hurairah r.a., lalu disebutkan hal yang semisal. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Mu'awiyah ibnu Saleh, dari Amr ibnu Qais yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Bisyr menceritakan hadis berikut, bahwa pernah ada dua orang Badui datang menghadap kepada Rasulullah ﷺ salah seorangnya bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling baik itu?" Rasulullah ﷺ menjawab: Orang yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.
Lalu orang yang lainnya bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam itu banyak sekali bagi kami, maka perintahkanlah saya untuk melakukan suatu perkara yang akan saya pegang teguh." Rasulullah ﷺ menjawab: Biarkanlah lisanmu tetap basah karena terus-menerus berzikir menyebut nama Allah ﷻ Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah mengetengahkan bagian terakhir dari hadis ini melalui riwayat Mu'awiyah ibnu Saleh dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib." Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraij, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris yang menceritakan bahwa Darij alias Abus Samah pernah menceritakan hadis berikut dari Abul Haisam, dari Abu Said Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Berzikirlah menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya hingga mereka mengatakan bahwa (kalian) tergila-gila.
[] ." Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram yang tuna netra, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Safin Al-Juhdari, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Abu Ja'far, dari Uqbah ibnu Abu Syabib Ar-Rasi, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Berzikirlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya hingga orang-orang munafik mengatakan bahwa sesungguhnya kalian pamer." Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Syaddad Abu Talhah Ar-Rasi; ia pernah mendengar Abul Wazi' alias Jabir ibnu Amr menceritakan hadis berikut dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tidak sekali-kali suatu kaum duduk di suatu majelis tanpa berzikir menyebut nama Allah padanya, melainkan mereka akan menyaksikan majelis itu menjadi penyesalan kelak di hari kiamat.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman Allah ﷻ: berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (Al-Ahzab: 41) Sesungguhnya Allah ﷻ tidak sekali-kali menetapkan suatu kefarduan (kewajiban) atas hamba-hamba-Nya, melainkan menjadikan baginya batasan yang telah dimaklumi, kemudian pelakunya dimaafkan jika sedang uzur, terkecuali zikir. Karena sesungguhnya Allah ﷻ tidak pernah menjadikan baginya batasan yang mengakhirinya, tidak pernah pula memaafkan seseorang yang meninggalkannya, melainkan orang tersebut berada dalam keadaan yang terkalahkan karena meninggalkannya. Allah ﷻ telah berfirman: ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. (An-Nisa: 103) Yakni di malam hari dan di siang hari, di daratan maupun di lautan, dalam perjalanan maupun di tempat tinggal, dalam keadaan kaya maupun miskin, dalam keadaan sakit maupun sehat, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dan dalam semua keadaan. Firman Allah ﷻ: Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al-Ahzab: 42) Apabila kalian telah melakukan hal tersebut, tentulah Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian dan para malaikat-Nya akan memohonkan ampunan bagi kalian.
Hadis-hadis dan ayat-ayat serta asar-asar yang menganjurkan untuk banyak berzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya tidak terhitung jumlahnya; dan dalam ayat ini terkandung anjuran untuk memperbanyak berzikir. Sejumlah ulama telah menulis kitab-kitab yang berisikan tentang zikir-zikir yang diucapkan, baik di malam hari maupun di siang hari, antara lain Imam Nasai dan Al-Ma'mari serta selain keduanya. Dan termasuk kitab yang paling baik dalam subjek zikir ini ialah karya tulis Syekh Muhyid Din An-Nawawi rahimahullah, yang dikenal dengan judul Al-Azkar.
Firman Allah ﷻ: Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al-Ahzab: 42) Yaitu di waktu pagi dan petang hari, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu zuhur. (Ar-Rum: 17-18) Adapun firman Allah ﷻ: Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu). (Al-Ahzab: 43) Ayat ini menggugah untuk banyak berzikir.
Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa Allah ﷻ selalu ingat kepada kalian, maka ingatlah pula kalian kepada-Nya dengan banyak menyebut nama-Nya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (Al-Baqarah: 151-152) Nabi ﷺ pernah bersabda: Allah ﷻ berfirman, "Barang siapa yang menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku menyebutnya pula dalam diri-Ku. Dan barang siapa yang menyebut-Ku dalam suatu kumpulan orang, maka Aku menyebutnya pula dalam suatu golongan yang lebih baik daripada golongannya.
Salawat dari Allah ﷻ artinya pujian Allah kepada hamba-Nya di kalangan para malaikat. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Abul Aliyah. Abu Ja'far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi ibnu Anas hal yang sama. Selain Anas ibnur Rabi' mengatakan bahwa salawat dari Allah ﷻ artinya rahmat-Nya. Akan tetapi, dapat pula dikatakan bahwa di antara kedua pendapat tersebut tidak ada pertentangan; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Adapun salawat dari malaikat maksudnya mendoakan untuk kebaikan manusia yang bersangkutan dan memohonkan ampunan baginya, semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: "(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala.
Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. (Al-Mu-min: 7-9) Yakni berkat rahmat Allah kepada kalian, pujian-Nya terhadap kalian, dan doa malaikat bagi kalian, maka kalian dikeluarkan oleh Allah dari gelapnya kejahilan dan kesesatan menuju kepada terangnya hidayah dan keyakinan.
Firman Allah ﷻ: Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Al-Ahzab: 43) Yaitu di dunia dan di akhirat. Adapun rahmat Allah bagi mereka di dunia berupa petunjuk, Dia telah memberi mereka petunjuk kepada kebenaran, padahal selain mereka tidak mengetahuinya. Dan Allah menerangi jalan mereka, sedangkan selain mereka sesat dan menyimpang jauh darinya. Orang-orang selain mereka itu adalah para penyeru kekafiran atau perbuatan bid'ah, juga para pengikut mereka dari kalangan orang-orang yang berlaku sewenang-wenang.
Adapun rahmat Allah kepada mereka di akhirat ialah Dia menyelamatkan mereka dari keterkejutan yang besar (huru-hara hari kiamat), dan Dia memerintahkan kepada para malaikat-Nya agar menyambut mereka dengan menyampaikan berita gembira bahwa mereka beruntung mendapat surga dan diselamatkan dari neraka. Hal ini tiada lain menunjukkan akan kecintaan Allah dan belas kasihanNya kepada mereka. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi, dari Humaid, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersama sejumlah sahabatnya bersua dengan seorang anak kecil di tengah jalan. Ketika ibu si anak kecil itu melihat adanya sejumlah orang dewasa yang akan melewati jalan tersebut, maka timbullah rasa khawatirnya akan keselamatan anaknya; ia khawatir anaknya akan terinjak.
Lalu si ibu segera berlari memburu anaknya seraya berkata, "Hai anakku, hai anakku," lalu ia menggendong anaknya ke pinggir jalan. Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, wanita itu tidak akan mencampakkan anaknya ke dalam api." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah ﷺ menenangkan mereka supaya berjalan agak pelan dan bersabda: Benar tidak, dan Allah tidak akan melemparkan kekasih-Nya ke dalam neraka. Sanad hadis ini dengan syarat Sahihain, dan tidak ada seorang pun dari pemilik kitab Sittah yang mengetengahkannya.
Akan tetapi, di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui Amirul Mu-minin Umar ibnul Khattab r.a. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ melihat seorang wanita dari kalangan para tawanan yang menggendong anak kecilnya, lalu menempelkannya pada dadanya dan menyusuinya. Maka Rasulullah ﷺ bertanya, "Bagaimanakah pendapat kalian, apakah wanita ini tega mencampakkan bayinya ke dalam api, sedangkan ia mampu melakukannya?" Mereka menjawab, "Tidak." Rasulullah ﷺ bersabda: Maka Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya. Firman Allah ﷻ: Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah, "Salam." (Al-Ahzab: 44) Menurut makna lahiriahnya hanya Allah Yang Maha Mengetahui ialah salam penghormatan bagi mereka dari Allah pada hari mereka bersua dengan-Nya ialah, "Salam." Yakni pada hari Allah mengucapkan salam kepada mereka, semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: (Kepada mereka dikatakan), "Salam," sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yasin: 58) Qatadah menduga bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian dari mereka mengucapkan salam kepada sebagian yang lain pada hari mereka bersua dengan Allah di hari akhirat, lalu pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Menurut hemat saya, barangkali yang dijadikan pegangan dalil adalah firman Allah ﷻ yang menyebutkan: Doa mereka di dalamnya ialah, "Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya Allah) dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam. Dan penutup doa mereka ialah, "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamina" (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam). (Yunus: 10) Adapun firman Allah ﷻ: dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (Al-Ahzab: 44) Yakni surga dan semua makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, istri-istri, semua kelezatan, dan semua pemandangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, serta belum pernah terbayangkan di hati seorang manusia pun."
Curahan rahmat Allah kepada orang-orang beriman tidak pernah putus, bahkan pada hari Kiamat. Sambutan penghormatan yang ditujukan kepada mereka ketika mereka menemui-Nya ialah, 'Salam sejahtera bagi kamu dari segala bencana,' dan Dia menyediakan pahala yang mulia, berlimpah, dan abadi bagi mereka, yakni surga. Mereka kekal di dalamnya. (Lihat juga: Y'nus: 10: 10, ar-Ra'd/13: 24, dan Y's'n/36: 58). 45-46. Usai menjelaskan agungnya rahmat yang Allah berikan kepada orang beriman, Allah lalu menjelaskan fungsi pengutusan Nabi Muhammad. Wahai Nabi Muhammad! Sesungguhnya Kami mengutusmu kepada seluruh umat manusia untuk menjadi saksi kebenaran agama Islam dan agama yang dibawa para rasul sebelum kamu, pembawa kabar gembira bagi mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya serta beramal saleh, dan pemberi peringatan kepada orang-orang yang tidak menerima ajaran Allah, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya, agar manusia meninggalkan kebatilan, dan kami juga mengutusmu sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup manusia.
Apabila orang-orang mukmin masuk halaman surga, para malaikat memberi penghormatan kepada mereka dengan ucapan "salam" seperti dalam firman Allah:
Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu." Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (ar-Ra'd/13: 23-24)
Allah menyediakan pahala bagi mereka di akhirat yang datangnya tanpa diminta terlebih dahulu. Mereka merasakan nikmat dari kelezatan makanan, minuman, pakaian, dan tempat-tempat kediaman di dalam surga yang luas sekali. Kenikmatan surga itu belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, ataupun terlintas dalam hati.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 41
“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah akan Allah dengan ingatan yang banyak."
Dapatlah kita renungkan bahwa shalat pun adalah dzikir juga, sebagaimana bunyi ayat surah Thaahaa, perintah Allah ﷻ kepada Nabi Musa yang kita salinkan di atas. Maka bagi kita umat Muhammad ﷺ telah dijadikan rukun islam kedua, bahkan jadi tiang dari agama shalat wajib lima waktu. Sebab itu sekurangnya lima waktu sehari semalam sudah pasti kita wajib mengingat Allah ﷻ Lalu dibukakanlah pintu selebar-lebarnya mengerjakan shalat sunnah nawafil yang lain. Dianjurkan kita shalat tahiyatul masjid, shalat selesai berwudhu, shalat tobat, shalat sebelum atau sesudah waktu yang lima, shalat sunnah fajar, shalat sunnah Dhuha, qiyamul lail atau tahajud (shalat malam).
Duduk bersama-sama berlingkar mengelilingi seorang guru menerima pelajaran agama, mengaji perintah dan larangan Allah SWT, hikmah ajaran Rasul, itu pun dzikir.
Bersabda Rasulullah ﷺ,
“Tidaklah duduk sesuatu dari kaum dalam satu majelis, padahal di sana tidak diingat Allah ta'aala, melainkan akan mereka lihat majelis itu jadi penyesalan di hari Kiamat kelak." (HR Imam Ahmad)
Oleh sebab itu, bagi kaum Muslimin, majelis apa pun yang mereka adakan, baik pun majelis pengajian bahkan ataupun majelis jamuan, majelis musyawarah, majelis seminar dan diskusi, pesta perkawinan atau walimah, hendaklah di sana itu ditimbulkan suasana ingat akan Allah ﷻ Agar dia jangan menjadi majelis main-main dan membuang umur belaka.
Ali bin Thalhah menerima ajaran dari Ibnu Abbas tentang maksud dari ayat “Ingatlah akan Allah dengan ingatan yang banyak" bahwa Allah Ta'aala jika menurunkan suatu yang wajib kepada hamba-Nya selalu ada batas waktunya, dan diberi kelapangan seketika ada uzur yang menimpa. Tetapi dzikir tidak ada uzurnya, dzikir itu tidak diberi batas waktu. Tidak diberi uzur seseorang buat meninggalkan dzikir. Bahkan ada disebutkan (dalam akhir surah Ali ‘Imraan) tentang mengingat Allah ﷻ ketika berdiri, ketika duduk dan ketika berbaring, malam dan siang, pagi dan petang, di darat dan di laut, dalam perjalanan, dalam tetap di rumah, dalam keadaan kaya atau keadaan miskin, dalam keadaan sakit ataupun keadaan sehat, dalam rahasia ataupun dalam kenyataan dan dalam keadaan apa saja.
Diiringi lagi ayat itu dengan ayat selanjutnya,
Ayat 42
“Dan sucikanlah Dia pagi dan petang."
Sucikan Dia dengan mengucapkan “Subhanallah."
Di dalam shalat telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ sendiri bagaimana cara meng-ucapkan kesucian atau tasbih itu. Dalam ruku' kita baca,
“Amat Suci Tuhanku Yang Mahaagung."
Dalam sujud kita baca,
“Amat Suci Tuhanku Yang Malui luhuratau “Mahatinggi."
Boleh ditambah di belakang ke duanya. Atau kita baca,
“Amat Suci Engkau, ya Tuhanku, Tuhan kami, dan dengan segenap pujian kepada Engkau. Ya Tuhanku, ampunilah aku." Semata karunia harta benda, emas dan perak, melainkan yang lebih tinggi dari benda, yaitu kemurnian jiwa kita sendiri dan kebersihan perjalanan hidup karena dapat dilindungi Allah ﷻ Sehingga kalau kita mendapat rezeki ialah yang halal, jika mendapat keturunan ialah keturunan yang baik dan jika berumah tangga ialah rumah tangga bahagia. Jika beristri ialah istri yang salihah.
Dalam ayat ini disebutkan Allah ﷻ memberikan shalawat-Nva kepada kamu dan malaikat-malaikat pun memberikan shalawat.
Menurut suatu keterangan dari Imam Bukhari perawi hadits terkenal,
“Shalawat dari Allah kepada hamba-Nya ialah pujian Allah terhadap hamba-hamba itu di hadapan para malaikat."
Ahli yang lain memberi keterangan pula, “Shalawat dari Allah kepada hamba-Nya ialah rahmat yang Dia turunkan."
Ayat-ayat yang lain memperjelas bagaimana adanya hubungan timbal balik di antara hamba dengan Tuhannya. Di antaranya,
“Ingatlah akan Aku, niscaya Aku ingat pula akan kamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kafir." (aI-Baqarah: 152)
Sebagai akibat dari sikap yang selalu ingat kepada Allah SWT, yaitu diingat dalam hati disebut dengan mulut, dengan penuh kesadaran, Allah pun akan membalas dzikir kita kepada Allah ﷻ itu dengan shalawat Allah ﷻ terhadap kita.
Ayat 43
“Dialah yang melimpahkan karunia-Nya kepada kamu dan malaikat-malaikat-Nya."
Tegasnya ialah jika selalu kita ingat kepada Allah SWT, niscaya Allah pun akan menyambut baik ingatan kita itu dengan karunia bukan Ayat-ayat yang lain pun banyak lagi.
Adapun shalawat malaikat terhadap orang yang beriman, ialah malaikat itu selalu memohonkan kepada Allah ﷻ moga-moga kiranya Allah memberi ampun dan karunia kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Di dalam surah Ghaafir ayat 7 ada dijelaskan, bahwa malaikat-malaikat yang bertugas memikul Arsy dan malaikat-malaikat yang ada di keliling sana selalu mengucapkan tasbih untuk Allah ﷻ dan beriman pula kepada Allah dan selalu pula memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman. Bukan saja untuk mereka, bahkan juga untuk ayah atau nenek moyang mereka, istri-istri mereka dan anak keturunan mereka yang saleh.
“Karena hendak mengeluarkan kamu dari dalam gelap gulita kepada terang-benderang." Dengan sambungan ayat ini bertambah jelas lagi apa maksudnya memperbanyak dzikir mengingat Allah ﷻ Apabila kita lalai mengingat Allah ﷻ hidup kita bisa bertambah gelap. Bertambah lupa mengingat Allah ﷻ bertambah gelaplah hidup itu, karena tidak ingat lagi, bahwa Allah selalu menjaga kita. Kita tidak ingat lagi bahwa meskipun Allah ﷻ itu tidak kelihatan oleh mata, namun Dia selalu melihat kita. Dengan memperbanyak dzikir, jalan itu bertambah terbuka, ilham akan datang. Kalau wahyu tidak turun lagi, sebagaimana yang turun kepada nabi-nabi dan rasul, namun mubasysyirat akan datang juga, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ. Orang yang Allah ﷻ jadi ingatannya siang dan malam, dia akan diberi petunjuk oleh Allah ﷻ dalam berbagai hal, mungkin juga di dalam mimpi.
“Dan terhadap orang-orang yang beriman,
Dia adalah Maha Penyayang. ‘‘
Inilah dia inti sari dari ayat. Dengan selalu ingat dan menyebut nama-Nya, tiga ke-utamaan akan kita dapat. Pertama kita diberi-Nya anugerah atau karunia shalawat, yang ber-arti rahmat. Malaikat-malaikat pun menurut pula mengucapkan shalawat dengan arti me-mohonkan ampun.
Ayat 44
“Ucapan penghormatan di hari mereka akan menemui-Nya ialah salam."
Salam ialah damai, tenteram dan bahagia. Itulah surga. Ke sanalah kita dipanggil pulang.
“Dan Dia sediakan buat mereka pahala yang mulia."
Dan semuanya itu adalah faedah dan manfaat dan dzikir. Ingat akan Allah ﷻ