Ayat
Terjemahan Per Kata
قَالَ
(Yusuf) berkata
مَعَاذَ
mohon perlindungan/berlindung
ٱللَّهِ
Allah
أَن
bahwa
نَّأۡخُذَ
kami menahan/mengambil
إِلَّا
kecuali
مَن
orang
وَجَدۡنَا
kami dapati
مَتَٰعَنَا
harta benda kami
عِندَهُۥٓ
disisinya/padanya
إِنَّآ
sesungguhnya kami
إِذٗا
jika demikian
لَّظَٰلِمُونَ
tentu orang-orang yang zalim
قَالَ
(Yusuf) berkata
مَعَاذَ
mohon perlindungan/berlindung
ٱللَّهِ
Allah
أَن
bahwa
نَّأۡخُذَ
kami menahan/mengambil
إِلَّا
kecuali
مَن
orang
وَجَدۡنَا
kami dapati
مَتَٰعَنَا
harta benda kami
عِندَهُۥٓ
disisinya/padanya
إِنَّآ
sesungguhnya kami
إِذٗا
jika demikian
لَّظَٰلِمُونَ
tentu orang-orang yang zalim
Terjemahan
Dia (Yusuf) berkata, “Kami memohon pelindungan kepada Allah dari menahan (seseorang), kecuali siapa yang kami temukan harta kami padanya. Jika kami (berbuat) demikian, sesungguhnya kami benar-benar orang-orang zalim.”
Tafsir
(Berkata Yusuf, "Aku berlindung kepada Allah) lafal ini dinashabkan karena menjadi mashdar sedangkan fi`ilnya tidak disebutkan kemudian dimudhafkan kepada maf`ulnya; artinya aku mohon perlindungan kepada Allah (daripada menahan seorang kecuali orang yang kami temukan harta benda kami padanya) Nabi Yusuf dalam hal ini tidak memakai kata mencuri demi untuk memelihara diri daripada perkataan dusta (jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami) yaitu jika kami menghukum selainnya (orang-orang yang lalim.").
Tafsir Surat Yusuf: 78-79
Mereka berkata, "Wahai Al-Aziz, sesungguhnya ia mempunyai seorang ayah yang sudah lanjut usianya, karena itu ambillah salah seorang dari kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
Berkata Yusuf, "Aku mohon perlindungan kepada Allah dari menahan seseorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka sungguh kami orang-orang yang zalim."
Ayat 78
Setelah terbukti kesalahan Bunyamin dan telah ditetapkan ia harus ditinggalkan sama Yusuf sesuai dengan pengakuan mereka, maka mereka meminta belas kasihan kepada Yusuf agar Bunyamin dilepaskan.
Mereka berkata, "Wahai Al-Aziz, sesungguhnya ia mempunyai seorang ayah yang sudah lanjut usianya." (Yusuf: 78)
Mereka bermaksud mengatakan bahwa ayah mereka sangat mencintainya dan menjadikannya sebagai hiburannya dan pelampiasan kerinduannya terhadap anaknya yang lain yang hilang.
“Karena itu ambillah salah seorang dari kami sebagai gantinya.” (Yusuf: 78)
Yakni sebagai gantinya untuk ditahan olehmu.
“Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Yusuf: 78)
Yaitu orang yang adil, penyantun lagi menerima kebaikan.
Ayat 79
Berkata Yusuf, "Aku mohon perlindungan kepada Allah dari menahan seseorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya." (Yusuf: 79)
Seperti yang kalian katakan dan kalian akui sebelumnya.
“Jika kami berbuat demikian, maka sungguh kami termasuk orang-orang yang berbuat zalim." (Yusuf: 79)
Yakni jika kami mengambil orang yang tidak bersalah sebagai ganti dari orang yang bersalah, berarti kami benar-benar orang yang zalim.
Mendengar permohonan mereka, dia (Nabi Yusuf ) berkata, Kami
selalu memohon perlindungan kepada Allah dari menahan seseorang yang
tidak bersalah. Kami tidak menahan kecuali orang yang kami temukan harta kami padanya. Jika kami berbuat demikian, yakni menahan seseorang di antara kamu sebagai ganti Bunyamin, berarti kami orang yang zalim karena menahan orang yang tidak bersalah. Pupuslah harapan mereka begitu mendengar jawaban Nabi Yusuf.
Maka ketika mereka telah berputus asa darinya, yakni putusan Nabi Yusuf untuk membebaskan Bunyamin dan menahan salah seorang di
antara mereka sebagai gantinya, maka mereka pun menyendiri sambil
berunding dengan berbisik-bisik. Yang tertua usianya di antara mereka
berkata, Tidakkah kamu ketahui bahwa ayahmu telah mengambil janji dari
kamu dengan nama Allah untuk menjaga dan membawa pulang Bunyamin ke hadapannya, dan sebelum itu ingatkah kamu bahwa kita dulu
telah menyia-nyiakan Yusuf dengan melemparkannya ke dalam sumur'
Sebab itu, aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir ini. Aku akan tetap
tinggal di sini sampai ayahku mengizinkan aku untuk menghadapnya,
atau Allah memberi keputusan terhadapku; aku akan menerima apa pun
keputusan Allah. Dan Dia adalah hakim yang senantiasa memberi keputusan terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Lalu Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya bahwa dia melakukan tindakan salah jika melepaskan Bunyamin yang telah terbukti di dalam karungnya ditemukan barang yang hilang itu. Ia berlindung kepada Allah bahwa ia tak mungkin menangkap seseorang kecuali karena telah terbukti mencuri. Seandainya ia menerima usul saudara-saudaranya, berarti ia bertindak tidak adil karena telah menyalahi undang-undang atau peraturan yang berlaku di wilayah kerajaannya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SAUDARA-SAUDARA NABI YUSUF PULANG KEMBALI KEPADA AYAH MEREKA
Ayat 78
“Mereka berkala: “Wahai Yang Mulia! Sesungguhnya baginya ini ada ayah yang sudah tua sangat, maka ambillah kiranya salah seorang diantara kami akan ganti, sesungguhnya kami lihat engkau adalah dari orang-orang yang suka berbuat baik."
Rupanya setelah ada yang terlanjur di antara mereka bercakap demikian kasar mengatakan jika dia ini mencuri, maka saudaranya dahulu pun telah pernah mencuri pula, dan mendapat jawaban yang pedas dari Yusuf, disebut bahwa mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tempat yang paling buruk, karena tidak berusaha menolong saudara-saudaranya yang telah tertangkap, tetapi turut pula menghinakannya. Setelah mendengar sambutan Yusuf yang demikian, timbullah sesal di hati mereka, dan terasalah kepada mereka janji yang telah mereka perbuat dengan ayah mereka, bahwa kalau pulang Bunyamin mesti kembali bersama-sama, kecuali kalau mereka dikepung. Sebab teringat akan hal itu, mereka pun mengubah percakapan kasar seperti tadi, dan meminta dengan lemah-lembut agar Yang
Dipertuan Muda sudilah kiranya mengembalikan Bunyamin kepada mereka, dan mengambil salah seorang di antara mereka menjadi ganti, sebab bapaknya sudah sangat tua dan sangat kasih kepadanya. Maka demi belas kasihan kepada orang tua itu, sudi kiranya mengabul-kan permohonan mereka, dan mereka percaya bahwa Yang Mulia akan sudi mengabulkan permohonan mereka itu, menilik kepada kebaikan beliau menyelenggarakan mereka selama ini.
Tetapi Yusuf telah menolak permohonan mereka itu dengan jawaban yang halus pula, sehingga mereka tidak dapat melanjutkan permintaan lagi.
Ayat 79
“Dia jawab: “Kami berlindung kepada Allah dari menahan (barang), kecuali siapa yang kami dapati padanya barang kami"
Niscaya tidak adillah kami kalau si anu yang bersalah dan terbukti dia yang mencuri barang kami, lalu yang lain yang kami tahan.
“Sesungguhnya kalau begitu, niscaya kami orang-orang yang aniaya,"
Meskipun tuan-tuan telah memuji saya mengatakan bahwa saya orang yang sudi berbuat baik, maka menahan orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang terang bersalah, bukanlah itu suatu kebaikan, tetapi suatu penganiayaan. Mendengar jawab yang demikian, putuslah harapan mereka.
Ayat 80
“Maka tatkala mereka telah putus harapan darinya, mereka (pergi) mengasingkan diri berbisik-bisik."
Mereka pergi ke suatu tempat yang tidak jauh."Berkatalah yang tertua dari mereka." Mungkin Raubin atau Yahuda, sebab Ai-Qur'an tidak mementingkan menyebut nama mereka, hanya menerangkan kesimpulan kejadian, katanya,
“Tidakkah kamu ingat bahwasanya bapak kamu telah mengambil janji dari kamu atas nama Allah? Padahal sebelum ini telah kamu abaikan (janji) terhadap Yusuf. Maka aku tidaklah sekali-kali akan meninggalkan negeri ini, sampai diberi izin akan daku oleh bapakku, atau Allah menentukan hukum atas diniku dan Dia adalah yang sebaik-baik Penghukum."
Aku akan tetap di sini, karena ingat akan janji itu. Tidaklah aku sanggup melihat wajah bapak kita kembali karena Bunyamin tidak terbawa pulang. Baru aku akan pulang kalau beliau panggil aku puiang, dan kalau panggilan ayah tidak datang, aku serahkan nasib dan hukum atas diriku kepada Allah, niscaya keputusan Allah jualah yang lebih baik dan bijaksana. Kamu sajalah yang pulang bersama.
Ayat 81
“Kembalilah kamu kepada bapak kamu, dan katakanlah kepadanya: “Wahai bapak kami, sesungguhnya anakmu telah mencuri."
Dia telah ditawan oleh Yang Dipertuan Muda negeri Mesir itu, karena mencuri, kami tidak dapat berbuat apa-apa, telah kami usahakan memberikan diri salah seorang dari kami, tetapi Yang Dipertuan tidak mau menerima, karena katanya perbuatan demikian tidak adil, yang dihukum hanyalah yang salah."Dan tidaklah kami saksikan, melainkan apa yang ka' mi ketahui." Memang kami lihat sendiri piala itu beliau keluarkan dari dalam bungkusan Bunyamin.
“Dan tidaklah kami terhadap hal yang gaib dapat menjaga"
Oleh karena itu adalah suatu pencurian, tidaklah kami mengetahui bila Bunyamin mencuri, sebab itu tidaklah dapat kami mencegahnya berbuat demikian, setelah dia tertangkap tangan saja baru kami tahu.
Untuk meyakinkan dan meneguhkan kepercayaan bapak kita, hendaklah kamu suruh beliau bertanya sendiri kepada orang-orang yang mengetahui kejadian penangkapan itu.
Ayat 82
“Dan bertanyalah kepada kampung yang kami ada padanya."
Yaitu kampung tempat kami singgah dalam perjalanan yang jauh itu, sebab berita ini telah tersebar ke mana-mana."Dan kafilah yang kami jumpai di negeri itu" Yaitu kafilah yang sama-sama datang membeli gandum ke Mesir.
“Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar."
Mengatakan yang sebenarnya saja.
Pesan saudara mereka yang tertua ini, yang tidak mau pulang karena merasa amat malu kepada ayahnya karena tidak dapat mempertahankan janjinya, dari sebab kesalahan adiknya itu telah disampaikan oleh saudara-saudaranya kepada ayah mereka Nabi Ya'qub setelah mereka sampai di dusun mereka.
Setelah Nabi Ya'qub mendengar berita sedih yang dibawa anak-anaknya itu,
Ayat 83
“Dia berkata: “Bahkan, nafsu kamulah yang telah menggampangkan kamu mengerjakan suatu hal."
Oleh karena dahulu mereka juga, anak-anak itu juga dua puluh lima tahun yang telah lalu yang membawa Yusuf bermain-main, setelah berjanji akan menjaganya baik-baik, tetapi ke-mudian Yusuf mereka hilangkan, kata mereka dimakan serigala, maka kehilangan Bunyamin yang sekarang ini, meskipun agaknya lebih besar daripada yang dahulu, sampai anak-anak itu meminta ayahnya untuk menanyakan penduduk suatu kampung dan kafilah yang sama dengan mereka ke Mesir, untuk menyaksikan kebenaran perkataan mereka. Oleh karena telah kena pada yang pertama itu, maka pada yang kedua kali ini pandangan beliau tidak berubah, sehingga perkataan yang dikatakannya dua puluh lima tahun yang telah lalu itu juga yang beliau ulang,
“Nafsu kamulah yang menggampangkan kamu mengerjakan suatu hal."(ayat 83) Dan kesabaran hatinya yang dahulu juga yang diulangnya kembali. "Maka (bagiku hanya) kesabaran yang indah dan baik." Tidak ada lain jalan, selain dari sabar. Kemudian di-tumpahkannya perasaan halus hatinya bahwa anak-anak yang hilang itu semuanya, terutama Yusuf sendiri, masih hidup. Sebab itu dia berkata,
“Moga-moga Allah akan mendatangkan kepadaku mereka sekalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
Mereka sekalian, yaitu Yusuf yang telah hilang bertahun-tahun, sebab dia belum mati, dan Bunyamin yang kata mereka telah ditawan oleh Raja Muda dan Raubin atau yang lain yang kata mereka telah bertahan di Mesir, tidak mau pulang sebelum ayahnya mengizinkan, atau dihukum dia oleh Allah. Semua akan dipulangkan Allah kepadanya.
Dia yakin, anak-anak itu masih ada. Tetapi sedangkan 25 tahun yang lalu dia sudah tidak kuat meninggalkan kampung halaman buat mengembara mencari anaknya yang hilang apatah lagi sekarang, dia sudah bertambah tua juga, bertambah lemah badannya untuk keluar dari dusunnya. Anak-anak sendiri begitulah keadaan mereka. Apakah lagi yang lebih baik baginya daripada sabar?
“Shabrun Jamil" Sabar yang indah, yaitu sabar yang dapat menyelesaikan kekusutan hati dan menyerah diri kepada Allah dengan sepenuh-penuh kepercayaan, menghilangkan segala keluhan dan berperang dalam hati sanubari dengan segala kegelisahan. Sebab apabila kekacauan dan kesedihan hati diperturutkan, maka pengaruh hati yang iba akan besar kepada badan jasmani. Jadi teranglah bahwa Shabrun Jamil itu ialah kesabaran bahwa di balik pasang yang naik, kelaknya pasang akan turun. Sesudah panas yang amat terik, hujan pun akan datang juga. Kehidupan adakalanya mendaki, dan adakalanya menurun; kumpulan itulah yang bernama irama hidup. Dan kemenangan itulah hasil dari Shabrun Jamil. Itulah contoh yang diberikan Nabi Ya'qub, meskipun telah tiga cobaan besar datang bertimpa. Namun pendirian beliau tetap, “Shabrun Jamil", Sabar yang indah!
Dan dia tidak akan mengomel, menyesali, menyumpah dan mengutuk kepada anak-anak-nya yang dahulu di kala masih kecil-kecil telah bersalah demikian besar, dan sekarang setelah dewasa pun masih bersalah. Keadilannya akan tetap, cinta kasih kepada mereka akan tetap, dan penderitaannya akan dibenamnya dalam hatinya sendiri.
Anak nyamuk di dalam padi,
Cuka di dalam peberasan;
Sungguhpun beramuk dalam hati.
Di muka jangan kelihatan.
Memang Shabrun Jamil itu payah, tetapi indah! Dan dia pun semacam seni juga dari kehidupan.