Ayat
Terjemahan Per Kata
قَدۡ
sungguh
كَانَ
telah ada
لَكُمۡ
bagi kalian
ءَايَةٞ
tanda-tanda
فِي
pada
فِئَتَيۡنِ
dua golongan
ٱلۡتَقَتَاۖ
bertemu (berperang)
فِئَةٞ
segolongan
تُقَٰتِلُ
berperang
فِي
pada
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
وَأُخۡرَىٰ
dan yang lain
كَافِرَةٞ
kafir
يَرَوۡنَهُم
mereka melihat
مِّثۡلَيۡهِمۡ
dua kali sebanyak mereka
رَأۡيَ
pandangan
ٱلۡعَيۡنِۚ
mata
وَٱللَّهُ
dan Allah
يُؤَيِّدُ
Dia menguatkan
بِنَصۡرِهِۦ
dengan pertolonganNya
مَن
dari
يَشَآءُۚ
Dia kehendaki
إِنَّ
sesungguhnya
فِي
pada
ذَٰلِكَ
demikian
لَعِبۡرَةٗ
(terdapat) pelajaran
لِّأُوْلِي
bagi orang yang mempunyai
ٱلۡأَبۡصَٰرِ
penglihatan
قَدۡ
sungguh
كَانَ
telah ada
لَكُمۡ
bagi kalian
ءَايَةٞ
tanda-tanda
فِي
pada
فِئَتَيۡنِ
dua golongan
ٱلۡتَقَتَاۖ
bertemu (berperang)
فِئَةٞ
segolongan
تُقَٰتِلُ
berperang
فِي
pada
سَبِيلِ
jalan
ٱللَّهِ
Allah
وَأُخۡرَىٰ
dan yang lain
كَافِرَةٞ
kafir
يَرَوۡنَهُم
mereka melihat
مِّثۡلَيۡهِمۡ
dua kali sebanyak mereka
رَأۡيَ
pandangan
ٱلۡعَيۡنِۚ
mata
وَٱللَّهُ
dan Allah
يُؤَيِّدُ
Dia menguatkan
بِنَصۡرِهِۦ
dengan pertolonganNya
مَن
dari
يَشَآءُۚ
Dia kehendaki
إِنَّ
sesungguhnya
فِي
pada
ذَٰلِكَ
demikian
لَعِبۡرَةٗ
(terdapat) pelajaran
لِّأُوْلِي
bagi orang yang mempunyai
ٱلۡأَبۡصَٰرِ
penglihatan
Terjemahan
Sungguh, telah ada tanda (bukti) bagimu pada dua golongan yang bertemu (dalam pertempuran. Satu golongan berperang di jalan Allah dan (golongan) yang lain kafir yang melihat dengan mata kepala bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat jumlahnya. Allah menguatkan siapa yang Dia kehendaki dengan pertolongan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).
Tafsir
(Sesungguhnya bagi kamu ada tanda) atau pelajaran, lalu hal itu disebutkan untuk penjelasan (pada dua golongan) dua puak (yang bertemu) di hari Badar untuk berperang (segolongan bertempur di jalan Allah) untuk menaati perintah-Nya, yaitu Nabi ﷺ bersama para sahabat. Mereka berjumlah 313 orang laki-laki termasuk beberapa orang berkuda, enam buah ketopong besi dan delapan buah pedang, sedangkan kebanyakan mereka adalah berjalan kaki (dan yang lain kafir, yang melihat mereka) maksudnya kaum muslimin (dua kali lipat mereka) artinya jumlah mereka kaum muslimin kelihatan dua kali banyak dari jumlah mereka yang lebih kurang seribu orang, (yaitu penglihatan dengan mata kepala) artinya menurut pandangan lahir. Ini termasuk pertolongan Allah kepada kaum muslimin yang berjumlah sedikit. (Dan Allah menyokong) menguatkan (dengan pertolongan-Nya siapa yang disukai-Nya) untuk ditolong. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) maksudnya yang disebutkan tadi (menjadi pelajaran bagi orang yang mempunyai mata hati). Kenapa kamu tidak mengambil pelajaran pula lalu kamu beriman?.
Tafsir Surat Ali-'Imran: 12-13
Katakanlah kepada orang-orang kafir, "Kalian pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya."
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalian pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala mereka melihat (seakan-akan) orang-orang muslim dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.
Ayat 12
Allah berfirman: “Katakanlah.” (Ali Imran: 12)
Yakni kepada orang-orang kafir itu, wahai Muhammad.
“Kalian pasti akan dikalahkan.” (Ali Imran: 12)
Yaitu di dunia ini.
“Dan akan digiring.” (Ali Imran: 12)
Maksudnya, kalian kelak akan digiring pada hari kiamat.
“Ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya.” (Ali Imran: 12)
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar meriwayatkan dari ‘Ashim ibnu Amr ibnu Qatadah, bahwa Rasulullah ﷺ setelah memperoleh kemenangan dalam Perang Badar dengan kemenangan yang gemilang, lalu beliau kembali ke Madinah. Maka orang-orang Yahudi melakukan pertemuan di pasar Bani Qainuqa', lalu Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai orang-orang Yahudi, masuk Islamlah sebelum Allah menimpakan atas kalian apa yang telah menimpa orang-orang Quraisy.” Mereka menjawab, "Wahai Muhammad, janganlah engkau berbangga diri karena engkau telah mengalahkan segolongan kaum Quraisy; mereka adalah orang-orang yang tolol, tidak mengerti berperang. Sesungguhnya kamu, demi Allah, sekiranya kamu memerangi kami, niscaya kamu akan mengetahui bahwa kami adalah orang-orang yang ahli dalam berperang, dan kamu pasti belum pernah menjumpai lawan seperti kami."
Maka sehubungan dengan ucapan mereka itu Allah ﷻ menurunkan firman-Nya: “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang kafir, ‘Kalian pasti akan dikalahkan dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya’.” (Ali Imran: 12) sampai dengan firman-Nya: “Terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.” (Ali Imran: 13)
Ayat 13
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkannya pula melalui Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Sa'id dan Ikrimah, dari Ibnu Abbas dengan lafal yang serupa. Karena itulah disebutkan di dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalian.” (Ali Imran: 13)
Yakni telah ada bagi kalian, wahai orang-orang Yahudi yang berkata demikian, suatu tanda yang menunjukkan bahwa Allah pasti akan memenangkan agama-Nya, menolong Rasul-Nya, dan menonjolkan kalimat-Nya serta meninggikan perintah-Nya.
“Pada dua golongan yang telah bertemu (berperang). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir.” (Ali Imran: 13)
Mereka adalah kaum musyrik Quraisy dalam Perang Badar.
Firman Allah ﷻ: “Dengan mata kepala mereka melihat (seakan-akan) orang-orang muslim dua kali jumlah mereka.” (Ali Imran: 13)
Salah seorang ulama mengatakan berdasarkan kepada yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, bahwa orang-orang musyrik dalam Perang Badar melihat pasukan kaum muslim berjumlah dua kali lipat pasukan mereka menurut pandangan mata mereka. Dengan kata lain, Allah-lah yang menjadikan demikian, sehingga tampak di mata mereka jumlah pasukan kaum muslim dua kali lipat jumlah pasukan kaum musyrik.
Hal inilah yang menjadi penyebab bagi kemenangan pasukan kaum muslim atas mereka. Hal ini tidaklah aneh bila dipandang dari segi kenyataan. Kaum musyrik sebelum terjadi perang mengirimkan Umar ibnu Sa'id untuk memata-matai pasukan kaum muslim. Lalu Umar ibnu Sa'id kembali kepada mereka membawa berita bahwa jumlah pasukan kaum muslim terdiri atas kurang lebih tiga ratus orang; dan memang demikianlah kenyataannya, mereka berjumlah tiga ratus lebih belasan orang. Kemudian ketika perang terjadi, Allah membantu kaum muslim dengan seribu malaikat yang terdiri atas para penghulu dan pemimpin malaikat.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa makna yang terkandung di dalam firman-Nya: “Yang dengan mata kepala mereka melihat (seakan-akan) pasukan kaum musyrik dua kali jumlah mereka.” (Ali Imran: 13)
Yakni pasukan kaum muslim melihat jumlah pasukan kaum musyrik dua kali lipat jumlah mereka. Tetapi sekalipun demikian, Allah memenangkan pasukan kaum muslim atas pasukan kaum musyrik yang jumlahnya dua kali lipat itu.
Pengertian ini pun tidak aneh bila dipandang dari apa yang telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa kaum mukmin dalam Perang Badar berjumlah tiga ratus tiga belas orang, sedangkan pasukan kaum musyrik terdiri atas enam ratus dua puluh enam orang. Seakan-akan pendapat ini disimpulkan dari makna lahiriah ayat. Tetapi pendapat ini bertentangan dengan pendapat yang terkenal di kalangan ahli tarikh dan ahli sejarah, serta bertentangan dengan pendapat yang dikenal di kalangan jumhur ulama yang mengatakan bahwa kaum musyrik terdiri atas antara sembilan ratus sampai seribu orang, seperti yang diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ishaq dari Yazid ibnu Rauman, dari Urwah ibnuz Zubair: Bahwa Rasulullah ﷺ ketika menanyakan kepada seorang budak hitam milik Banil Hajaj tentang bilangan pasukan Quraisy, maka budak itu menjawab bahwa jumlah mereka banyak.
Nabi ﷺ bertanya, "Berapa ekor untakah yang mereka sembelih setiap harinya?" Budak itu menjawab, "Terkadang sembilan dan terkadang sepuluh ekor tiap harinya." Nabi ﷺ bersabda, "(Kalau demikian jumlah) mereka antara sembilan ratus sampai seribu orang personel."
Abu Ishaq As-Subai'i meriwayatkan dari seorang budak wanita, dari Ali yang mengatakan bahwa jumlah mereka seribu orang. Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Mas'ud. Menurut pendapat yang terkenal, jumlah pasukan kaum Quraisy adalah antara sembilan ratus sampai seribu orang. Pada garis besarnya jumlah pasukan kaum Quraisy tiga kali lipat jumlah pasukan kaum muslim. Atas dasar ini, maka pendapat mengenai masalah ini cukup sulit untuk dicerna.
Akan tetapi, Ibnu Jarir menguatkan pendapat ini (yang mengatakan seribu orang) dan menganggapnya sebagai pendapat yang shahih. Alasannya ialah seperti dikatakan, "Aku mempunyai seribu dinar dan aku memerlukan dua kali lipat." Dengan demikian, berarti ia memerlukan tiga ribu dinar. Demikianlah menurut alasan yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir; dan berdasarkan pengertian ini, maka mengenai masalah ini tidak ada kesulitan lagi. Akan tetapi, masih ada satu pertanyaan lagi yang jawabannya ada dua pendapat.
Yaitu bagaimanakah cara menggabungkan pengertian yang terkandung di dalam ayat ini dengan firman Allah ﷻ sehubungan dengan Perang Badar, yaitu: “Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian, ketika kalian berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan.” (Al-Anfal: 44), hingga akhir ayat. Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa hal yang disebutkan dalam ayat ini mengisahkan suatu keadaan, sedangkan yang ada di dalam ayat di atas menceritakan keadaan yang lain.
Seperti yang dikatakan oleh As-Suddi, dari At-Tayyib, dari Ibnu Mas'ud sehubungan dengan firman-Nya: “Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalian pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur).” (Ali Imran: 13), hingga akhir ayat. Ini adalah dalam Perang Badar.
Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan, "Kami pandang pasukan kaum musyrik dan ternyata kami lihat jumlah mereka berkali-kali lipat jumlah pasukan kami. Kemudian dalam kesempatan yang lain kami pandang mereka, maka ternyata kami melihat mereka tidak lebih banyak dari pasukan kami, sekalipun hanya seorang." Yang demikian itulah yang disebutkan di dalam firman-Nya: “Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian, ketika kalian berjumpa dengan mereka, berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mereka.” (Al-Anfal: 44), hingga akhir ayat.
Abu Ishaq meriwayatkan dari Abu Abdah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan, "Sesungguhnya mereka ditampakkan di mata kami berjumlah sedikit, sehingga aku berkata kepada seorang lelaki yang ada di sebelahku, 'Kamu lihat jumlah mereka ada tujuh puluh orang bukan?' Ia menjawab, 'Menurutku jumlah mereka ada seratus orang'." Ibnu Mas'ud melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menawan seorang dari mereka, kemudian ia menanyakan kepadanya, "Berapakah jumlah kalian?" Orang yang ditawan itu menjawabnya, "Seribu orang." Ketika masing-masing pihak berhadap-hadapan, maka pasukan kaum muslim melihat jumlah pasukan kaum musyrik dua kali lipat jumlah mereka.
Dijadikan demikian oleh Allah agar kaum muslim bertawakal, berserah diri, dan meminta pertolongan kepada Tuhan-nya. Sedangkan pasukan kaum musyrik melihat pasukan kaum muslim demikian pula, agar timbul rasa takut dan hati yang kecut di kalangan mereka, dan mental mereka serta semangat tempurnya jatuh. Setelah kedua pasukan terlibat di dalam pertempuran, maka Allah membuat pasukan kaum muslim memandang sedikit jumlah pasukan kaum musyrik.
Begitu pula sebaliknya, pasukan kaum musyrik memandang sedikit jumlah pasukan kaum muslim, agar masing-masing pihak maju dengan penuh semangat untuk menghancurkan pihak lainnya. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: “Karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan.” (Al-Anfal: 44) Yakni untuk membedakan antara yang hak dan yang batil, lalu menanglah kalimat iman atas kalimat kekufuran dan kezaliman. Allah memenangkan pasukan kaum muslim dan mengalahkan pasukan kaum kafir, seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ di dalam firman-Nya: “Sungguh Allah telah menolong kalian dalam perang Badar, sedangkan kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.” (Ali Imran: 123) Sedangkan dalam ayat ini Allah ﷻ menyebutkan melalui firman-Nya:
“Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.” (Ali Imran: 13)
Yakni sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terkandung pelajaran bagi orang yang mempunyai mata hati dan pemahaman, lalu hal ini ia jadikan sebagai petunjuk yang memperlihatkan kepadanya akan ketetapan Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya serta takdir-Nya yang berlangsung ketika Dia menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dalam kehidupan di dunia ini, juga pada hari di saat semua saksi bangkit mempersaksikan.
Kamu pasti akan dikalahkan! Salah satu buktinya adalah apa yang diuraikan oleh ayat ini, yaitu sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan, yakni bertempur di dalam Perang Badar pada tahun kedua Hijriah. Yang pertama, satu golongan mukmin berperang di jalan Allah, yaitu Nabi Muhammad dan para sahabatnya, dan yang lain golongan kafir yang berperang di jalan kebatilan yang melihat dengan mata kepala, bahwa jumlah pasukan mereka, yakni golongan muslim, dua kali lipat mereka, sehingga hati mereka menjadi gentar. Ini menjadi faktor penyebab kemenangan kaum muslim. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang berharga bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan mata hati yang dapat menangkap hikmah di balik setiap peristiwaAda beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang mengambil pelajaran dari peristiwa di atas, yaitu dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan dan sulit untuk dibendung, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan yang bagus dan terlatih, hewan ternak, dan sawah ladang, atau simbol-simbol kemewahan duniawi lainnya. Itulah kesenangan hidup di dunia yang bersifat sementara dan akan hilang cepat atau lambat, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik, yaitu surga dengan segala keindahan dan kenikmatannya.
Selanjutnya Allah memperingatkan agar mereka jangan merasa kuat dengan jumlah harta dan tenaga yang mereka miliki. Karena seharusnya mereka mengambil pelajaran dari peristiwa Perang Badar.
Jumlah dana dan tenaga yang besar dan banyaknya sekutu yang membantu, tidak akan menjamin kemenangan dalam peperangan. Sejarah peperangan di dunia ini membuktikan kekeliruan anggapan demikian. Apa yang terjadi pada Perang Badar, di mana dua pasukan saling berhadapan, pasukan dari kaum Muslimin yang berjumlah kecil yang berjuang di jalan Allah, ditakdirkan mendapat kemenangan atas pasukan kaum musyrikin yang jauh lebih besar jumlahnya. Mereka yang memiliki akal pikiran yang sehat dan mempergunakannya untuk merenungkan segala perkara yang terjadi, serta mengambil faedah daripadanya, tentulah akan banyak memperoleh pelajaran dari peristiwa Perang Badar. Ternyata ada suatu kekuatan lain di atas segala kekuatan yang tampak. Kekuatan itulah yang sering memperkuat pasukan yang lemah hingga dia dapat mengalahkan pasukan yang kuat lagi besar dengan izin Allah.
Berperang di jalan Allah adalah kunci kemenangan. Bila perjuangan dan peperangan tujuannya untuk membela kebenaran, melindungi agama dan pemeluknya, maka jiwa pejuang-pejuangnya akan mendapat ketenangan dalam menghadapi medan pertempuran dan dapat berkonsentrasi dengan sepenuh kekuatan yang dimilikinya. Karena mereka meyakini bahwa di belakang mereka ada kekuatan yang mendorong dan ada pertolongan dari Allah. Allah menegaskan bahwa pertolongan itu akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang berjihad di jalan-Nya, asal saja mereka itu tetap tabah dan sabar serta selalu ingat kepada Allah, dan patuh kepada pimpinan.
Pada Perang Badar kedua yang terjadi tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriah itu, kaum Muslimin berusaha mematuhi ketentuan-kekntuan Tuhan dan ketentuan Rasul-Nya dengan segala kemampuan yang ada, serta dengan tekad yang bulat. Mereka berperang dengan penuh keberanian, dan dengan pertolongan Allah mereka menang dalam peperangan itu.
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad/47: 7).
Menurut para ahli sejarah, tentara kaum Muslimin dalam Perang Badar berjumlah 313 orang. Terdiri dari 77 orang Muhajirin dan 236 orang Ansar. Yang memegang bendera dalam pasukan Muhajirin adalah Ali bin Abi thalib, sedang bendera pasukan Ansar dipegang oleh Sa'ad bin 'Ubadah. Dalam pasukan Muslimin itu terdapat 90 ekor unta dan 2 ekor kuda perang, masing-masing dikendarai oleh Miqdad bin al-Aswad dan Martsad bin Abi Martsad. Jumlah yang terbunuh dari pihak kaum Muslimin 14 orang laki-laki, terdiri dari 6 orang Muhajirin dan 8 orang Ansar. Jumlah tentara kaum musyrikin 950 orang, dipimpin oleh 'Utbah bin Rabi'ah, dan di antara mereka terdapat Abu Sufyan dan Abu Jahal. Dalam pasukan mereka terdapat seratus ekor kuda, 700 ekor unta, dan sejumlah senjata yang tidak terbilang banyaknya.
Dalam Perang Badar jumlah pasukan kaum Muslimin hanya 313 orang saja. Tetapi dalam penglihatan kaum musyrikin ketika perang telah berkecamuk jumlah tersebut menjadi berlipat ganda, sehingga hal itu menimbulkan rasa takut dalam hati mereka. Akhirnya mereka lari dari medan pertempuran. Demikian Allah menurunkan pertolongan kepada kaum Muslimin.
Sebelum perang berkecamuk, pasukan kaum Muslimin di mata orang musyrik kelihatan sangat kecil, karena itu mereka berani menghadapi dan menyerbu musuh, seperti yang terjadi dalam Perang Badar.
Dan ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu ketika kamu berjumpa, mereka berjumlah sedikit menurut penglihatan matamu dan kamu diperlihatkan-Nya berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka, itu karena Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. (al-Anfal/8: 44)
Dengan pertolongan inilah Allah memperkuat orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan sesungguhnya pada pertolongan yang demikian itu ada pelajaran bagi orang yang mempunyai akal dan pikiran.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 10
“Sesungguhnya, orang-orang yang kafir itu tidaklah akan dapat melepaskan mereka harta benda mereka dan tidak pula anak-anak mereka dari Allah sesuatu jua pun."
Apa yang akan dibawa ke sana? Hanyalah amal! Demikian Allah selalu menerangkan. Maka, kalau orang mati, satu sen pun harta yang dibanggakan di dunia itu tidak akan menolong apa-apa.
“Dan mereka itu semuanya adalah bakalan neraka"
Dengan ini, diperingatkanlah bahwa harta dan anak, kalau tidak hati-hati, adalah pintu kepada kufur. Harta benda dan anak-anak adalah barang yang tampak oleh mata. Inilah yang disebut “hidup kebenaran", sedangkan kepercayaan kepada Allah adalah hidup “keruhanian". Sedang hidup kebendaan ini tidaklah lama. Yang akan lama kita rasai ialah hidup keruhanian.
Ayat 11
“Sebagaimana halnya dengan keluarga Fir'aun dan orang-orang yang sebelum mereka."
Fir'aun dengan segala keluarga pengiring dan pembantu kekuasaannya, demikian juga umat-umatyangsebelum Fir'aun,sebagaimana umat Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Luth. Umat-umat itu sama saja dengan Fir'aun dan keluarganya atau rezimnya. Tujuan hidup mereka hanya berkisar di sekitar harta benda dan anak. Benda, sekali lagi benda. Yang bernama hidup bagi mereka hanya itu. Bangga dengan harta benda dan bangga dengan anak. Dengan harta benda, segala maksud akan tercapai, apatah lagi dengan adanya kekuasaan."Mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami" Seruan keruhanian tidak mereka pedulikan. Seruan yang disampaikan oleh rasul-rasul tidak mereka pedulikan, bahkan rasul-rasul itu mereka musuhi sebab mengganggu perhatian terhadap harta benda dan kemegahan keluarga."Maka Allah akan menyiksa mereka dengan sebab dosa mereka." Sebab orang-orang yang diperbudak oleh harta itu selalu akan berusaha menghasilkan harta agar terkumpul, biarpun dengan berbuat dosa, kezaliman, dan penganiayaan.
“Dan Allah sangat pedih siksaan-Nya."
Ayat-ayat seperti ini menginsafkan manusia dari ketakaburannya. Mentang-mentang kaya raya atau banyak anak keturunan yang akan dibanggakan, janganlah sampai lupa daratan. Sedangkan di dunia, hanyalah manusia yang berutang budi dan yang lemah hati yang dapat dipengaruhi. Kayatah engkau, tetapi aku tidaklah akan meminta kepada engkau. Banyak pun anak engkau, orang-orang yang terpandang dalam masyarakat, berjabatan, bertitel segala macam, tetapi aku bukan budak engkau. Sedangkan di dunia lagi begitu, apatah lagi di hadapan Allah di akhirat. Kecil dan hina orang yang kafir itu di hadapan Allah. Anak-anak pun tidak akan dapat dibanggakan di akhirat. Bahkan anak itu pun dapat membuat malu di hadapan Allah karena hidupnya yang maksiat. Tatkala ayahnya masih hidup, sebab ayahnya kaya, tujuannya hanya kesenangan diri dan kosong jiwanya dari iman. Di akhirat sama-sama menjadi alas neraka dengan ayah yang membanggakannya itu. Sebab itu, lanjutan ayat lebih tegas lagi,
Ayat 12
“Katakanlah kepada owng-orang yang kafir itu,'Kamu akan dikalahkan dan akan dikumpulkan kepada Jahannam, (yaitu) seburuk-buruk tempat persediaan."
“Kamu akan dikalahkan!' Akan datang masanya harta bendamu itu tidak dapat mempertahankan kamu. Kalah di dunia dan kalah di akhirat. Setinggi-tinggi melambung, kamu akan terhenyak ke tanah. Baik harta itu meninggalkan kamu maupun kamu meninggalkan harta. Anak-anak yang kamu manjakan dan kamu banggakan akan berserak-serak membawa lagaknya masing-masing untuk menghancurkan hatimu. Dan, kelak kamu akan dikumpulkan dan dihalau ke dalam neraka. Hanya dirumuskannya saja dengan satu kalimat, yaitu “seburuk-buruk tempat persediaan". Tukaran dari apa yang kamu rasa seindah-indah tempat kediaman di kala hidupmu.
Ayat 13
“Sesungguhnya, telah ada bagi kamu suatu tanda pada dua golongan yang bertemu,"
Dikatakan “suatu tanda" untuk menjadi perhatian dan perbandingan."Yang satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain adalah kafir!1 Nabi ﷺ Dan, umatnya disuruh memperhatikan perbandingan di antara kedua golongan itu apabila mereka berhadapan."Mereka (yang berperang karena Allah) melihat kepada mereka (yang kafir) dengan penglihatan mata dua kali sebanyak mereka." Jumlah yang kafir itu dua kali ganda banyaknya, lengkap dengan harta dan benda, ramai dengan anak dan keturunan, sedang bilangan yang beriman dan berjuang pada jalan Allah itu hanya sedikit, kurang harta, tidak ada yang akan dibanggakan selain dari iman kepada Allah."Padahal Allah menyokong dengan per-tolongan-Nya siapayang Dia kehendaki!' Hal ini telah kejadian ketika Peperangan Badar. Umat yang berjuang pada jalan Allah menghadapi umat yang kafir tiga kali lipat lebih banyak dari mereka. Allah menyokong dan memberikan kemenangan kepada yang berjuang pada jalan Allah sebab yang mereka perjuangkan bukan harta dan bukan anak, melainkan keyakinan kepada Allah. Lantaran ada sesuatu yang diperjuangkan, semangat pun bertambah dan tidak takut menghadapi maut. Padahal orang yang terikat oleh kebanggaan harta dan anak takut menghadapinya.
“Sesungguhnya, pada yang demikian itu adalah suatu ibarat bagi orang yang mempunyai pikiran."
(ujung ayat 13)