Ayat
Terjemahan Per Kata
هَٰذَانِ
inilah (dua) golongan
خَصۡمَانِ
keduanya saling bertengkar
ٱخۡتَصَمُواْ
mereka bertengkar
فِي
dalam/tentang
رَبِّهِمۡۖ
Tuhan mereka
فَٱلَّذِينَ
maka orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
قُطِّعَتۡ
dipotongkan/dibuatkan
لَهُمۡ
untuk mereka
ثِيَابٞ
pakaian
مِّن
dari
نَّارٖ
api neraka
يُصَبُّ
disiramkan
مِن
dari
فَوۡقِ
atas
رُءُوسِهِمُ
kepala mereka
ٱلۡحَمِيمُ
air mendidih
هَٰذَانِ
inilah (dua) golongan
خَصۡمَانِ
keduanya saling bertengkar
ٱخۡتَصَمُواْ
mereka bertengkar
فِي
dalam/tentang
رَبِّهِمۡۖ
Tuhan mereka
فَٱلَّذِينَ
maka orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
قُطِّعَتۡ
dipotongkan/dibuatkan
لَهُمۡ
untuk mereka
ثِيَابٞ
pakaian
مِّن
dari
نَّارٖ
api neraka
يُصَبُّ
disiramkan
مِن
dari
فَوۡقِ
atas
رُءُوسِهِمُ
kepala mereka
ٱلۡحَمِيمُ
air mendidih
Terjemahan
Inilah dua golongan (mukmin dan kafir) yang bertengkar. Mereka bertengkar tentang Tuhan mereka. Bagi orang-orang yang kufur dibuatkan pakaian dari api neraka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih.
Tafsir
(Inilah dua golongan yang bertengkar) yaitu golongan orang-orang Mukmin di satu pihak dan di pihak lain lima golongan orang-orang kafir yang disebutkan dalam ayat 17=Lafal Khashmun ini dapat diartikan untuk tunggal dan jamak (mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka) dalam urusan agama mereka. (Maka orang-orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka) yang kemudian mereka pakai, maksudnya mereka diliputi oleh api neraka. (Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka) yaitu air yang sangat panas.
Tafsir Surat Al-Hajj: 19-22
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini!" Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan melalui hadis Abu Mijlaz, dari Qais ibnu Abbad, dari Abu Zar, bahwa Abu Zar pernah bersumpah sehubungan dengan ayat ini, yaitu firman-Nya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (Al-Hajj: 19) Bahwa sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan Hamzah dan kedua temannya, serta Atabah dan kedua temannya (di pihak yang lain), saat mereka perang tanding dalam Perang Badar.
Lafaz Imam Bukhari disebutkan dalam tafsir ayat ini, kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj ibnul Minhal, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman; ia pernah mendengar ayahnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mijlaz, dari Qais ibnu Abbad, dari Ali ibnu Talib yang mengatakan, "Aku adalah orang yang mula-mula berlutut di hadapan Tuhan Yang Maha Pemurah kelak di hari kiamat untuk bertengkar (dengan orang-orang kafir)." Qais mengatakan bahwa berkenaan dengan merekalah ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (Al-Hajj: 19) Qais mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang perang tanding dalam Perang Badar, yaitu Ali, Hamzah, dan Ubaidah dari satu pihak; sedangkan dari pihak lain (kafir) ialah Syaibah ibnu Rabi'ah, Atabah ibnu Rabi'ah, dan Al-Walid ibnu Atabah.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini secara tunggal. Sa'id ibnu Abu Arubah telah mengatakan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (Al-Hajj: 19) Bahwa kaum muslim bertengkar dengan kaum Ahli Kitab. Ahli Kitab mengatakan, "Nabi kami sebelum nabi kalian, dan kitab kami sebelum kitab kalian, maka kami lebih utama kepada Allah daripada kalian." Kaum muslim berkata, "Kitab kami memutuskan terhadap kitab kalian semuanya, nabi kami adalah penutup para nabi, maka kami lebih utama kepada Allah daripada kalian." Kemudian Allah memenangkan agama Islam atas semua agama yang menentangnya.
Dan Allah menurunkan firman-Nya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (Al-Hajj: 19) Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas. Syu'bah telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (Al-Hajj: 19) Bahwa yang bertengkar itu adalah golongan yang membenarkan dan golongan yang mendustakan. Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan ayat ini, bahwa ayat ini merupakan tamsil yang mengumpamakan pertengkaran di antara orang kafir dan orang mukmin mengenai hari berbangkit.
Mujahid dalam riwayat lain juga Ata mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa kedua golongan yang bertengkar itu adalah orang-orang mukmin dan orang-orang kafir. Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (Al-Hajj: 19) Makna yang dimaksud adalah surga dan neraka. Neraka berkata, "Jadikanlah diriku untuk siksaan." Sedangkan surga mengatakan, "Jadikanlah aku untuk rahmat." Pendapat Mujahid dan Ata yang mengatakan bahwa sesungguhnya makna ayat ini berkenaan dengan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin merupakan pendapat yang mencakup pengertian semua pendapat lainnya.
Termasuk pula pendapat yang mengatakan bahwa kisah ini berkenaan dengan Perang Badar dan perang lainnya, karena sesungguhnya orang-orang mukmin bermaksud menolong agama Allah ﷻ, sedangkan orang-orang kafir bermaksud memadamkan cahaya iman, mengalahkan kebenaran, dan memenangkan kebatilan. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, dan ini merupakan pilihan yang baik. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. (Al-Hajj: 19) Maksudnya, dibuatkan bagi mereka pakaian yang terdiri atas lembaran-lembaran api neraka.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa pakaian itu terbuat dari tembaga, sebab tembaga adalah suatu benda yang menjadi sangat panas bila dipanaskan. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). (Al-Hajj: 19-20) Yakni bilamana disiramkan air yang amat panas ke atas kepala mereka (maka terbakarlah kulit mereka dan hancurlah segala isi perut mereka). Sa'id ibnu Jubair mengatakan, yang dimaksud dengan hamim ialah tembaga yang dileburkan, lalu leburan tembaga itu menghancurkan lemak dan isi perut mereka, begitu pula kulit mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan lain-lainnya. Ibnu Abbas dan Sa'id mengatakan bahwa semuanya jatuh berguguran. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan kepadaku Ibrahim Abu Ishaq At-Taliqani, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, dari Sa'id ibnu Yazid, dari Abus Samah, dari Ibnu Hujairah, dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Sesungguhnya air yang sangat panas benar-benar dituangkan di atas kepala mereka, lalu air panas itu menembus batok kepala mereka dan menembus sampai ke perutnya sehingga hancur luluhlah semua isi perutnya, lalu terus menembus sampai kepada kedua telapak kakinya; hamim itu adalah logam yang dilebur.
Kemudian diulangi lagi seperti semula. Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Ibnul Mubarak, dan ia mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari ayahnya, dari Abu Na'im, dari Ibnul Mubarak dengan sanad yang sama. Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Abul Hawari yang mengatakan, ia pernah mendengar Abdullah ibnus Sirri mengatakan bahwa orang kafir itu didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah wadah dengan memakai dua pengait karena panasnya yang sangat.
Bila wadah itu telah didekatkan ke kepala si kafir, maka si kafir itu dipaksa dan malaikat mengangkat cambuknya, lalu dipukulkan ke kepala si kafir tersebut sehingga otaknya berantakan. Kemudian air panas itu dituangkan ke kepalanya, lalu menembus sampai ke perutnya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). (Al-Hajj: 20) Adapun firman Allah ﷻ: Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. (Al-Hajj: 21) Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Diraj, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Seandainya cambuk besi itu diletakkan di bumi, lalu jin dan manusia dikumpulkan untuk mengangkatnya, tentulah mereka tidak dapat mengangkatnya dari tanah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Diraj, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Seandainya gunung dipukul dengan cambuk besi itu, tentulah akan hancur luluh, kemudian dikembalikan menjadi utuh seperti semula. Dan seandainya sebuah timba yang berisikan gassaq (nanah) ditumpahkan ke bumi, tentulah seluruh dunia berbau busuk. Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. (Al-Hajj: 21) Yang digunakan untuk memukuli mereka, sehingga setiap anggota tubuhnya bercerai berai, dan mereka akan meneriakkan kata-kata, "Celakalah kami." Firman Allah ﷻ: Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Al-Hajj: 22) Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Zabyan, dari Salman yang mengatakan bahwa neraka itu hitam lagi gelap, nyala apinya tidak bersinar, begitu pula baranya.
Kemudian Salman membaca firman-Nya: Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Al-Hajj: 22) Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Al-Hajj: 22) Bahwa telah sampai suatu berita kepadanya yang mengatakan bahwa ahli neraka tidak dapat bernapas di dalam neraka. Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan, "Demi Allah, mereka tidak mempunyai harapan untuk dapat keluar dari neraka.
Sesungguhnya kaki-kaki mereka terbelenggu dan tangan-tangan mereka terikat rantai, tetapi mereka terangkat oleh luapan nyala apinya, lalu mereka dikembalikan ke dalam neraka oleh cambuk-cambuknya." Firman Allah ﷻ: Rasailah azab yang membakar ini. (Al-Hajj: 22) Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kalian mendustakannya." (As-Sajdah: 20) Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka (ahli neraka) diazab dengan siksaan dan caci maki."
Pada ayat 17 Surah al-'ajj disebutkan enam golongan manusia, orang beriman, Yahudi, Nasrani, Sabiin, Majusi, dan orang-orang musyrik. Mereka sebenarnya terbagi dua. Inilah dua golongan, mukmin dan kafir, yang bertengkar tentang keyakinan. Mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka bagi orang kafir yang menolak prinsip tauhid dari lima golongan di atas, akan dibuatkan untuk mereka di akhirat pa-kaian-pakaian dari api neraka yang membalut tubuh mereka. Selain itu, ke atas kepala mereka di dalam neraka itu akan disiramkan air yang mendidih hingga tubuh mereka terkelupas. 20-21. Dengan air mendidih yang disiramkan ke atas kepala orang-orang kafir itu akan dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka; kemudian setiap kulit mereka hancur, maka Allah memperbaruinya agar mereka terus merasakan azab Allah. Dan juga azab untuk mereka adalah cambuk-cambuk dari besi untuk memukuli mereka hingga hancur luluh.
Ayat ini menerangkan bahwa enam golongan manusia tersebut di atas dapat dibagi kepada dua golongan saja, yaitu golongan kafir dan golongan mukmin. Yang termasuk golongan kafir ialah orang-orang Yahudi, orang-orang shabi`in, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang yang mempersekutukan Allah. Kelima golongan ini mempunyai asas-asas kepercayaan yang berbeda, golongan yang satu tidak mengakui bahkan mengingkari pokok-pokok kepercayaan golongan yang lain, sehingga antara mereka terjadi pertikaian pendapat yang kadang-kadang meningkat menjadi permusuhan. Golongan kedua ialah golongan mukmin yaitu golongan yang taat kepada Allah. Antara golongan pertama dan golongan kedua sering terjadi perdebatan dan permusuhan, sebagaimana yang dilukiskan dan sabab nuzul ayat di atas.
Dalam ayat ini dan ayat berikutnya akan digambarkan bentuk-bentuk hukuman dan azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir serta bentuk-bentuk nikmat yang akan diterima oleh orang-orang mukmin kelak.
Azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir diterangkan Allah sebagai berikut:
1. Orang-orang kafir itu akan dimasukkan ke dalam api neraka yang panas menyala-nyala, sehingga api itu meliputi seluruh badan mereka, seperti pakaian yang membungkus dan meliputi seluruh badan orang yang memakainya.
Pada ayat lain diterangkan pula keadaan orang-orang kafir di dalam neraka; mereka diliputi api neraka sampai meliputi seluruh badan mereka. Allah berfirman:
Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (al-A'raf/7: 41)
Sebagian ulama berpendapat bahwa pakaian yang menutupi seluruh badan mereka itu, terbuat dari cairan aspal sangat panas, sebagaimana firman Allah:
Pakaian mereka dari cairan aspal, dan wajah mereka ditutup oleh api neraka. (Ibrahim/14: 50)
2. Dituangkan ke atas kepala mereka air yang mendidih yang sangat panas. Hadis Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan pula hal ini
Dari Abi Hurairah, sesungguhnya dia membaca ayat ini, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw, bersabda, "Sesungguhnya air panas mendidih dituangkan ke atas kepala mereka (orang-orang kafir), lalu air panas itu menembus ubun-ubunnya sampai ke rongga perutnya, maka dihancurkannya apa yang berada dalam rongga perut itu, hingga sampailah air panas itu ke tumitnya dan dalam keadaan cair, kemudian (tubuh orang itu) kembali seperti semula. (Riwayat at-Tirmidzi)
3. Mereka dicambuk dengan cemeti-cemeti yang terbuat dari besi, hingga mengenai muka, kepala dan seluruh tubuhnya. Dari Abi Sa'id al-Khudriy, dari Rasulullah bersabda, "Seandainya cambuk dan besi diletakkan di bumi kemudian berkumpul manusia dan jin, mereka tidak bisa mengangkatnya dari bumi. (Riwayat Ahmad)
4. Setiap mereka mencoba lari keluar dari neraka, mereka dihalau dan dicambuk dengan cemeti itu, seraya dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah olehmu azab ini, sebagai balasan bagi keingkaran dan kedurhakaan."
Inilah gambaran azab ukhrawi yang diterangkan Allah kepada manusia. Dengan keterangan itu manusia dapat membayangkan bagaimana hebat dan pedihnya azab yang diterima orang-orang kafir di hari Kiamat, sehingga gambaran itu merupakan kabar yang menakutkan baginya. Hal ini sebagai salah satu cara Al-Qur'an meyakinkan manusia dan menyadarkannya dari keingkaran dan kedurhakaan yang telah diperbuatnya. Bagaimana hakekat yang sebenarnya dari azab ukhrawi itu, adalah termasuk pengetahuan yang gaib, hanya Allah sajalah yang Maha Mengetahui, mungkin sesuai dengan yang dilukiskan itu yang berupa azab jasmani atau mungkin pula berupa azab jasmani dan azab rohani.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Dua Golongan yang Berselisih
Ayat 19
“Inilah dua golongan yang berselisih." (pangkal ayat 19). Timbul selisih karena tidak kecocokan fikiran. "Mereka berselisih tentang Tuhan mereka." Satu golongan yang percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan itu Esa adanya, mutlak dalam kesaluannya. Tiada Ia bersekutu dengan yang lain. Tiada Tuhan melainkan Allah. Satu golongan lagi percaya juga akan adanya Tuhan. Tetapi dipersekutukannya yang lain dengan Tuhan, diperbuatnya berhala lalu disembahnya. "Maka orang-orang yang kafir akan dipotongkan buat mereka pakaian dari api," sebagai azhab siksaan atau kesalahan yang sangat besar itu. "Akan disiramkan dari atas kepala mereka air menggelegak." (ujung ayat 19). Apabila dibayangkan pakaian api yang akan digunlingkan atau air panas menggelegak yang akan disiramkan ke atas kepala, pastilah terasa kengerian di dalam hati bagi barangsiapa yang mempersekutukan Tuhan itu.
Ayat 20
Apalah lagi setelah diiringkan oleh ayat yang seterusnya: “Dihancur-leburkan dengan dia." (pangkal ayat 20). Yaitu dengan segala azhab siksaan itu: “Apa yang ada dalam perut mereka." Yaitu isi perut, pencemaan atau fikiran-fikiran jahat yang tersimpan di dalam: “Dan kulit-kulit mereka." (ujung ayat 20). Kalau kita perhatikan pakaian yang akan dipotongkan buat mereka pakai, yaitu semua dari api, niscaya dapat kita maklumi bahwa kulit-kulit itu akan hancur terbakar dan isi perut pun akan meletus keluar.
Di sinilah ahli-ahli falsafah, iman akan al-Qur'an dengan tidak banyak ta'wil menguatkan kepercayaan bahwa baik nikmat syurga atau azhab neraka akan dirasakan oleh manusia bukan saja bersifat rohaniah, bahkan juga bersifat jasmaniah.
Ayat 21
“Dan untuk mereka." (pangkal ayat 21). Yaitu untuk melengkapi azhab siksaan itu untuk mereka: “Disediakan cemeti dari besi." (ujung ayat 21).
Kita maklum bahwasanya tatkala hidup di dunia ini kalau kita mendapat satu malapetaka besar, mIsalnya diri kita tersiram berisin lalu terbakar, atau kepala tersiram air pangs hingga kulit mengelupas, berhentilah malapetaka itu dengan datangnya maut. Tetapi azhab dalam neraka tidaklah berhenti dengan maut. Karena mati tidak akan ada lagi. Sebab itu penderitaan neraka itu tidaklah putus-putus. Bila hancur kulit lama, segeralah diganti dengan kulit baru untuk dihancurkan pula, sehingga pergantian itu sendiri telah dirasakan sebagai azhab juga.
Ayat 22
“Tiap-tiap mereka hendak keluar daripadanya dari sangat sengsoro." (pangkal ayat 22). Dari sangat tidak terderitakan lagi azhab itu, timbul harapan hendak keluar, timbul harapan hendak bebas; “Mereka dikembalikan ke dalamnya." Artinya bahwa azhab itu diperbarui terus. Sehingga mereka tidak akan lepas-lepas dari belenggu. "Dan rasakanlah olehmu azhab pembakaran." (ujung ayat 22). Rasakanlah benar olehmu adalah tambahan siksaan dengan kemurkaan, karena semua yang kamu derita sekarang ini tidak lain adalah akibat dari kesalahanmu sendiri: mempersekutukan Tuhan.
Sesudah menerangkan azhab siksaan yang amat ngeri, kejam dan seram itu, Tuhan pun menunjukkan jalan keluar. Bahwa azhab semacam itu tidak akan menimpa kepada diri orang yang beriman.
Ayat 23
“Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal yang shalih-shalih ke dalam syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (pangkal ayat 23). Iman dan amal shalih atau kepercayaan kepada Tuhan yang disertai oleh perbuatan baik, akan dirasakan sendiri oleh yang bersangkutan. satu kebahagiaan dalam hati, karena dia telah merasakan harga diri sebagai manusia. Dia telah mengisi tugasnya mengisi jiwa dengan iman. Alangkah sengsaranya orang yang kosong jiwa akidah. Dan amal shalih pun membuat hidup ini bemas. Demikianlah sampai ke akhirat. Dia pun dapat sambutan rahmat nikmat dari Tuhan, vaitu syurga. Bukan satu syurga, bahkan banyak syurga: “Diberi perhiasan mereka di dalamnya dengan berbagai gelang dari emas dan mutiara." Yang ini adalah termasuk perhiasan. Tentu bukan gelang saja, sebab di dalam ayat yang lain telah dijelaskan bahwa di sana disediakan apa saja yang kamu inginkan: “Dan pakaian mereka di sana iolah sutera." (ujung ayat 23). Sebab di segala masa pakaian dari sutera itulah yang dipandang pakaian paling mewah, maka sutera itu pulalah yang dijanjikan atau disebut namanya dalam ayat.
Di ayat selanjutnya diterangkan tuntunan, dan bimbingan buat mencapai tempat yang mulia itu
Ayat 24
“Dan mereka telah dipimpin kepada perkataan yang baik." (pangkal ayat 24). Perkataan yang baik, niscaya timbul daripada budi yang baik dan sopansantun. Orang yang beriman kepada Allah dan beramal yang shalih-shalih niscaya perkataannya yang keluar adalah baik. Tidak kasar mulut “Dan mereka telah dipimpin kepada jalan yang terpuji." (ujung ayat 24). Dan yang memberikan pimpinan itu, tidak lain ialah utusan-utusan Allah sendiri,
Memang! Di ayat 19 dikatakan di antara dua golongan selalu timbul selisih, yaitu golongan yang mempersekutukan Tuhan dengan golongan yang teguh pendiriannya beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa! Dalam perselisihan ini golongan yang percaya keesaan Tuhan jualah yang mencapai bahagia!