Ayat
Terjemahan Per Kata
أَفَمَن
apakah maka orang
كَانَ
adalah dia
مُؤۡمِنٗا
orang yang beriman
كَمَن
seperti orang
كَانَ
adalah dia
فَاسِقٗاۚ
orang yang fasik
لَّا
tidak
يَسۡتَوُۥنَ
mereka sama
أَفَمَن
apakah maka orang
كَانَ
adalah dia
مُؤۡمِنٗا
orang yang beriman
كَمَن
seperti orang
كَانَ
adalah dia
فَاسِقٗاۚ
orang yang fasik
لَّا
tidak
يَسۡتَوُۥنَ
mereka sama
Terjemahan
Apakah orang mukmin sama dengan orang fasik (kafir)? (Pastilah) mereka tidak sama.
Tafsir
(Maka apakah orang-orang yang beriman sama seperti orang yang fasik? Mereka tidak sama) maksudnya orang-orang mukmin dan orang-orang fasik atau kafir itu tidak sama.
Tafsir Surat As-Sajdah: 18-22
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya. Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (AS-Sajdah: 18-22)
Ayat 18
Allah subhaanahu wa ta’aalaa menceritakan tentang keadilan dan kemuliaan-Nya, bahwa di hari kiamat kelak Dia tidak akan menyamakan keputusan hukum-Nya antara orang yang beriman kepada ayat-ayat-Nya lagi mengikuti rasul-rasul-Nya dan orang yang fasik. Yang dimaksud dengan orang fasik ialah orang yang keluar dari jalan ketaatan kepada Tuhannya lagi mendustakan rasul-rasul Allah yang diutus kepadanya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-Jasiyah: 21) Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? (Sad: 28) Dan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga. (Al-Hasyr: 20), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama. (As-Sajdah: 18) Artinya, mereka tidak sama kelak di sisi Allah pada hari kiamat. ‘Atha’ibnu Yasar dan As-Suddi serta selain keduanya telah menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ali ibnu Abu Talib dan Uqbah ibnu Abu Mu'it.
Ayat 19
Karena itulah maka diputuskan perkara mereka melalui firman-Nya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih. (As-Sajdah: 19) Hatinya membenarkan ayat-ayat Allah dan mengamalkan sesuai dengan petunjuknya, yaitu amal-amal yang shalih.
Maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman. (As-Sajdah: 19) Yakni surga-surga yang di dalamnya terdapat tempat-tempat tinggal, gedung-gedung, dan rumah-rumah yang tinggi-tinggi.
Sebagai pahala. (As-Sajdah: 19) Maksudnya, sebagai sajian dan kehormatan. Terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-Sajdah: 19)
Ayat 20
Dan adapun orang-orang yang fasik. (As-Sajdah: 20) Yaitu orang-orang yang keluar dari jalan ketaatan. tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya. (As-Sajdah: 20) Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Al-Hajj: 22), hingga akhir ayat.
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan, "Demi Allah, sesungguhnya tangan-tangan mereka benar-benar terikat dan kaki-kaki mereka benar-benar terbelenggu, dan sesungguhnya luapan api neraka mengangkat mereka dan para malaikat memukuli mereka dengan pemukul." dan dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya. (As-Sajdah: 20) Dikatakan hal itu kepada mereka dengan nada kecaman dan celaan.
Ayat 21
Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat). (As-Sajdah: 21) Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan azab yang dekat ialah musibah-musibah di dunia, segala macam penyakit dan malapetakanya, serta semua cobaan yang menimpa keluarganya, berupa cobaan yang biasa Allah ujikan kepada hamba-hamba-Nya agar mereka bertobat kepada-Nya.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ubay ibnu Ka'b, Abul Aliyah, Al-Hasan, Ibrahim An-Nakha'i, Adh-Dhahhak, Alqamah, Atiyyah, Mujahid, Qatadah, Abdul Karim Al-Jazari, dan Khasif. Ibnu Abbas mengatakan menurut suatu riwayat yang bersumber darinya, bahwa yang dimaksud dengan azab yang dekat ialah ditegakkannya hukuman-hukuman had atas mereka. Al-Barra ibnu Azib, Mujahid, dan Abu Ubaidah mengatakan, yang dimaksud ialah azab kubur.
Imam An-Nasai mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas dan Abu Ubaidah, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat). (As-Sajdah: 21) Yang dimaksud dengan azab ialah paceklik yang melanda mereka.
Abdullah putra Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Abdullah ibnu Umar Al-Qawariri, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Syu'bah, dari Qatadah, dari Urwah, dari Al-Hasan Al-'Aufi, dari Yahya ibnul Jazzar dari Ibnu Abi Laila, dari Ubay ibnu Ka'b sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat). (As-Sajdah: 21) Rembulan dan asap telah berlalu? dan pukulan serta azab yang pasti. Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah dengan sanad yang mauquf dan lafal yang semisal. Pada Imam Al-Bukhari disebutkan melalui Ibnu Mas'ud hal yang semisal. Abdullah ibnu Mas'ud telah mengatakan pula menurut suatu riwayat yang bersumber darinya, bahwa azab yang dekat ialah musibah yang menimpa mereka dalam Perang Badar, yaitu ada yang terbunuh dan ada yang ditawan.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Malik, dari Zaid ibnu Aslam. As-Suddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa tiada suatu rumah pun di Mekah melainkan tertimpa kesedihan karena kematian atau tertawannya orang-orang mereka. Maka mereka tertimpa musibah kematian atau musibah menebus tawanan mereka, dan sebagian dari mereka ada yang tertimpa kedua musibah tersebut.
Ayat 22
Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling darinya? (As-Sajdah: 22) Yakni tidak ada orang yang lebih aniaya daripada orang yang diperingati oleh ayat-ayat Allah, dan dijelaskan dengan terang ayat-ayat itu kepadanya, kemudian ia berpaling darinya dan meninggalkannya serta mengingkarinya dan berpura-pura melupakannya seakan-akan ia tidak mengenalnya.
Qatadah mengatakan bahwa jangan sekali-kali kamu berpaling dari zikrullah, karena sesungguhnya barang siapa yang berpaling dari berzikir kepada-Nya, sesungguhnya dia telah terpedaya sangat parah, sangat memerlukan pertolongan, dan melakukan dosa yang besar. Karena itulah maka Allah subhaanahu wa ta’aalaa mengancam orang yang berbuat demikian melalui firman-Nya: Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (As-Sajdah: 22) Maksudnya, Aku akan membalas orang yang berbuat demikian dengan pembalasan yang keras. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Imran ibnu Bakkar Al-Kala'i, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Ibnu Iyasy, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abdullah, dari Ubadah ibnu Nasiya, dari Junadah ibnu Umayyah, dari Mu’adz ibnu Jabal yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ada tiga macam perbuatan, barang siapa yang melakukannya berarti dia telah melakukan dosa, yaitu barang siapa yang membentuk suatu panji tanpa hak, atau menyakiti kedua orang tuanya atau berjalan bersama orang zalim membantuinya, maka sesungguhnya dia telah berdosa.
Allah subhaanahu wa ta’aalaa telah berfirman, "Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (As-Sajdah: 22) Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya melalui hadis Ismail ibnu Iyasy dengan sanad yang gharib sekali.
Jika orang kafir dijerumuskan ke Jahanam dan orang yang beriman berbahagia dalam surga, maka apakah keadaan orang yang beriman itu di akhirat kelak sama halnya seperti orang yang fasik dan kafir' Tentu mereka tidak sama. 19. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka sebagai balasannya mereka akan mendapat surga-surga tempat kediaman. Di sana mereka menetap dan bersenang-senang selamanya sebagai pahala atas apa yang telah mereka kerjakan.
Pada ayat ini diterangkan bahwa setelah menerangkan sifat-sifat orang kafir dan sifat-sifat orang-orang mukmin, Allah menyuruh membandingkan kedua sifat itu, apakah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, tidak percaya kepada janji dan ancaman-Nya, mengingkari perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya itu sama dengan orang-orang yang mengikuti ayat-ayat Allah, mengakui kebenaran janji dan ancaman-Nya mengikuti perintah-perintah-Nya dan menghentikan larangan-larangan-Nya? Allah menegaskan bahwa kedua golongan itu sama sekali tidak sama, amat besar perbedaannya di sisi-Nya. Orang yang tidak berpengetahuan dan tidak mempunyai pandangan yang tajam saja dapat membedakan kedua macam golongan itu. Firman Allah yang lain yang sama isinya dengan ayat ini, ialah:
Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu. (al-Jasiyah/45: 21)
Firman Allah:
Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang jahat? (sad/38: 28).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 18
“Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik?"
Jelas tidak sama! Tidak sama orang yang beriman dengan orang yang fasik, orang yang telah membuang jauh segala nilai-nilai kesucian.
“Tidaklah mereka itu sama!"
Ayat 19
“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal yang saleh-saleh."
Jiwanya telah penuh dengan kepercayaan kepada Allah ﷻ dan sikap hidupnya telah menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebab amal adalah hasil dari niat dan yang membentuk niat ialah hati yang ikhlas karena
Ayat 20
“Dan adapun orang-orang yang fasik."
Pengaruh dari pemakaian kata fasik lebih lagi sengitnya daripada kata-kata kafir. Karena kata-kata kafir dipakai semata-mata untuk orang yang tidak mau percaya. Tetapi fasik ialah tidak mau percaya dan menantang, seakan-akan dia bersedia berkelahi dengan Allah ﷻ Seakan-akan agama itu hendak diludahinya. “Maka tempat tinggal mereka adalah api neraka." Itulah yang sepadan dengan kejahatan mereka.
“Tiap kali mereka ingin hendak keluar darinya, dikembalikantah mereka kepadanya, dan dikatakan, “Rasakanlah adzab neraka yang telah pernah kamu dustakan itu."
Ke mana akan lari? Dicoba hendak keluar. Baru melangkah beberapa langkah, tali sudah ditarik kembali, sehingga kembali juga ke tempat pertama.
Ayat 21
“Dan sesungguhnya akan Kami rasakan kepada mereka dari adzab yang dekat, belum adzab yang lebih besar."
Sewaktu-waktu Allah ﷻ akan menimpakan kepada mereka siksaan dunia, yang masih kecil dan belum berarti dengan adzab akhirat yang lebih-lebih sangat besarnya.
“Supaya mereka kembali."
Yaitu supaya adzab yang kecil di dunia itu mudah-mudahan menimbulkan keinsafan mereka sehingga mereka segera kembali kepada jalan yang benar. Pintu masih terbuka buat menerima tobat mereka.
Ayat 22
“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya?"
Pangkal ayat bersifat pertanyaan, namun isi maksudnya ialah memberi peringatan, bahwa tidak ada aniaya yang sebesar itu. Diberi peringatan dengan ayat-ayat Allah SWT, lalu peringatan itu tidak dipedulikan, bahkan berpaling, membelakang, acuh tak acuh. Pada-hal peringatan dari ayat-ayat Allah ﷻ itu bukanlah untuk kepentingan orang lain, me-lainkan untuk kebahagiaan dan keselamatan orang itu sendiri.
“Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang mendurhaka."
Ini adalah ancaman kepada orang yang berpaling ketika diperingatkan dengan ayat-ayat Allah ﷻ itu. Memberikan pembalasan yang setimpal bagi orang yang memalingkan muka ke jihat lain ketika peringatan diberikan adalah salah satu sifat Allah dan salah satu dari asma-Nya, al-Muntaqim.