Ayat
Terjemahan Per Kata
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
مِنۡهُمۡ
diantara mereka
لَفَرِيقٗا
ada segolongan
يَلۡوُۥنَ
(mereka) memutar-mutar
أَلۡسِنَتَهُم
lidah mereka
بِٱلۡكِتَٰبِ
dengan (membaca) Al Kitab
لِتَحۡسَبُوهُ
supaya kamu menyangkanya
مِنَ
dari
ٱلۡكِتَٰبِ
Al Kitab
وَمَا
dan tidak/bukan
هُوَ
dia
مِنَ
dari
ٱلۡكِتَٰبِ
Al Kitab
وَيَقُولُونَ
dan mereka mengatakan
هُوَ
dia
مِنۡ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِ
Allah
وَمَا
dan bukan
هُوَ
dia
مِنۡ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِۖ
Allah
وَيَقُولُونَ
dan mereka berkata
عَلَى
atas/terhadap
ٱللَّهِ
Allah
ٱلۡكَذِبَ
dusta
وَهُمۡ
dan/sedang mereka
يَعۡلَمُونَ
(mereka) mengetahui
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
مِنۡهُمۡ
diantara mereka
لَفَرِيقٗا
ada segolongan
يَلۡوُۥنَ
(mereka) memutar-mutar
أَلۡسِنَتَهُم
lidah mereka
بِٱلۡكِتَٰبِ
dengan (membaca) Al Kitab
لِتَحۡسَبُوهُ
supaya kamu menyangkanya
مِنَ
dari
ٱلۡكِتَٰبِ
Al Kitab
وَمَا
dan tidak/bukan
هُوَ
dia
مِنَ
dari
ٱلۡكِتَٰبِ
Al Kitab
وَيَقُولُونَ
dan mereka mengatakan
هُوَ
dia
مِنۡ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِ
Allah
وَمَا
dan bukan
هُوَ
dia
مِنۡ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِۖ
Allah
وَيَقُولُونَ
dan mereka berkata
عَلَى
atas/terhadap
ٱللَّهِ
Allah
ٱلۡكَذِبَ
dusta
وَهُمۡ
dan/sedang mereka
يَعۡلَمُونَ
(mereka) mengetahui
Terjemahan
Sesungguhnya di antara mereka (Bani Israil) ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya (ketika membaca) Alkitab agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Alkitab. Padahal, itu bukan dari Alkitab. Mereka berkata, “Itu dari Allah.” Padahal, itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.
Tafsir
(Sesungguhnya di antara mereka) maksudnya Ahli kitab (ada segolongan) misalnya Kaab bin Asyraf (yang memutar-mutar lidah mereka membaca Alkitab) artinya membelokkannya dari bacaan yang diturunkan kepada yang telah mereka ubah, seperti ciri-ciri Nabi ﷺ dsb. (supaya kamu menyangkanya) maksudnya yang telah diubah itu (sebagian dari Alkitab) yang diturunkan Allah ﷻ (padahal hal itu bukan dari Alkitab dan mereka mengatakan, "Hal itu datang dari sisi Allah, padahal hal itu bukan dari sisi Allah, dan mereka berkata dusta terhadap Allah sedangkan mereka mengetahui") bahwa mereka memang berdusta. Tatkala orang-orang Nasrani Najran mengatakan bahwa Isa menyuruh mereka untuk menjadikannya sebagai Tuhan dan tatkala sebagian kaum muslimin meminta agar dibolehkan bersujud kepada Nabi Muhammad ﷺ turunlah ayat:.
Tafsir Surat Ali-'Imran: 78
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kalian menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab, dan mereka mengatakan, "Ia (yang dibacanya itu datang) dari sisi Allah," padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.
Ayat 78
Allah ﷻ memberitakan perihal sepak terjang orang-orang Yahudi, semoga laknat Allah menimpa mereka, bahwa segolongan dari mereka ada yang mengubah-ubah banyak kalimat Al-Kitab dari tempatnya masing-masing dan mengganti Kalamullah serta menyelewengkannya dari makna yang dimaksud.
Tujuan mereka adalah untuk mengelabui orang-orang bodoh hingga orang-orang yang tidak mengerti menduga bahwa itu adalah isi Kitabullah, lalu menisbatkannya kepada Allah, padahal hal itu dusta terhadap Allah. Mereka melakukan demikian dengan penuh kesadaran bahwa mereka telah berdusta serta semua yang ia bacakan itu hanyalah buat-buatan mereka sendiri. Karena itulah disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: “Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.” (Ali Imran: 78)
Mujahid, Asy-Sya'bi, Al-Hasan, Qatadah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
“Yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab.” (Ali Imran: 78)
Menurut mereka, yang dimaksud dengan memutar-mutar lidahnya ialah mengubah-ubah isi Al-Kitab.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, dari Ibnu Abbas, bahwa mereka mengubah-ubah Al-Kitab dan menghapusnya (lalu menggantinya dengan yang lain), padahal tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang berani menghapus suatu lafal dari Kitabullah. Dengan demikian, berarti makna yang dimaksud ialah mereka menyelewengkan artinya dan menakwilkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya. Wahb ibnu Munabbih mengatakan, sesungguhnya kitab Taurat dan Injil utuh seperti ketika diturunkan oleh Allah; tiada suatu huruf pun yang diubah, tetapi mereka menyesatkan dengan menyelewengkan makna dan takwilnya.
Tetapi ada juga kitab-kitab yang mereka tulis hasil karangan mereka sendiri, lalu mereka mengatakan seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: “Dan mereka mengatakan bahwa ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah.” (Ali Imran: 78)
Adapun kitab-kitab Allah, sesungguhnya semuanya dalam keadaan terpelihara, tidak ada yang diubah. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim. Jika Wahb bermaksud apa yang ada di tangan mereka dari Kitabullah, maka tidak diragukan lagi sudah kemasukan penggantian, perubahan, penambahan, dan pengurangan.
Adapun mengenai penerjemahan kitab aslinya ke dalam bahasa Arab, mengandung kekeliruan yang besar, di dalamnya banyak tambahan dan pengurangan serta pemahaman yang menyimpang. Hal ini dibahas di dalam Bab "Tafsir bahasa Ibrani yang di-Arab-kan kebanyakan dari mereka bahkan semuanya mempunyai pemahaman yang rusak (tidak benar).” Tetapi jika yang dimaksud oleh Wahb adalah kitab-kitab Allah yang asli dari sisi-Nya, memang seperti apa yang dikatakannya, yaitu dalam keadaan utuh terpelihara dan tiada sesuatu pun yang mencampurinya.
Ayat ini bahkan secara khusus menerangkan perilaku buruk kaum Yahudi, terutama tokoh-tokohnya. Sungguh, di antara mereka ada segolongan, di antaranya ada tokoh-tokoh agama, yang memutarbalikkan lidahnya membaca Kitab Taurat, yakni dengan cara menyembunyikan informasi yang benar, mengubah maksud yang sebenarnya, atau menggantinya dengan redaksi lain lalu membacanya layaknya mereka membaca Taurat, agar kalian menyangka yang mereka baca itu benarbenar sebagian dari Kitab Taurat, padahal itu bukan dari Kitab Taurat, tetapi rekayasa semata. Dan untuk menguatkan kebohongannya mereka berkata, Itu dari Allah, padahal itu bukan dari Allah. Mereka benarbenar tidak punya rasa malu bahkan berani mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui secara pasti kalau hal itu dusta. Ayat ini juga menjadi bukti adanya tahrif (perubahan) dalam kitab Taurat. Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang upaya tahraf (perubahan) Ahli Kitab terhadap kitab suci mereka, ayat ini kembali menginformasikan keburukan mereka, yakni dengan cara menuduh bahwa rasul menginginkan agar disembah oleh para pengikutnya. Tidak mungkin bagi seseorang yakni seorang rasul yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah, yaitu pemahaman terhadap agama serta pengetahuan tentang rahasia-rahasia syariat, dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah. Tuduhan syirik ini jelas tidak benar dan tidak mungkin dilakukan oleh seorang rasul. Tetapi, yang benar, rasul itu berkata, Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah yang istikamah. Demikian ini, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya, sehingga kamu bisa menunjukkan sikap ketaatan yang sempurna dan menjauhi sikap syirik!
Ayat ini menerangkan keadaan sekelompok Ahli Kitab yang lain, yaitu segolongan dari pendeta-pendeta mereka yang mengubah ayat-ayat Kitab (Taurat) dengan menambah lafaz-lafaznya atau menukar letak dan menghapus sebagian dari lafaz-lafaz itu, sehingga berubahlah pengertiannya yang asli. Mereka baca ayat-ayat yang telah diubah-ubahnya itu sebagai pembacaan ayat al-Kitab, agar pendengarnya mengira bahwa yang dibaca itu benar-benar ayat al-Kitab, padahal yang dibaca itu sebenarnya bukan datang dari Allah, tetapi buatan mereka sendiri.
Mereka mengetahui bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu adalah perbuatan yang salah, tetapi tetap juga mereka lakukan. Yang demikian itu disebabkan karena sifat ketakwaan mereka kepada Allah telah lenyap, dan mereka percaya bahwa Allah akan mengampuni apa saja dosa yang mereka kerjakan karena mereka orang yang beragama.
Perbuatan orang Yahudi yang sangat keji itu, menjadi pelajaran bagi umat Islam agar jangan sampai ada di antara umat Islam yang berkelakuan demikian, jangan sampai ada yang beritikad bahwa orang Islam itu pasti mendapat ampunan dari Allah betapa pun besarnya dosa yang mereka lakukan. Jangan pula ada di antara orang yang mengaku beragama Islam tetapi perbuatannya perbuatan orang kafir dan munafik, tidak mau mengerjakan ajaran Al-Qur'an dan sunah Rasul, dan tidak pula berkeyakinan sesuai dengan kepercayaan Muslimin.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 78
“Dan sesungguhnya di antara mereka ada sebagian yang memutar-mutar lidah mereka pada Kitab, supaya kamu sangka dia memang dari Kitab, padahal tidaklah dia dari Kitab"
Menurut satu riwayat dari Ibnu Abbas bahwa asal mula hal ini ialah kelakuan seorang pemuka Yahudi di Madinah yang amat terkenal benci dan membuat berbagai fitnah dan kecurangan kepada Nabi ﷺ bernama Ka'ab bin Asyraf. Dikarangkannya beberapa kata-kata menurut susunan bunyi kitab Taurat, padahal bukan Taurat, yang isinya mengimbangi bunyi kitab Taurat yang asli yang menerangkan sifat-sifat Nabi akhir zaman, yaitu Rasulullah ﷺ yang kedatangannya di-tunggu-tunggu. Kemudian karangannya ini disuruhkannya siarkan dan bacakan dengan dilagu-lagukan pula sebagaimana melagukan kitab Taurat, kepada kaumnya Bani Quraizhah, sehingga orang yang tidak tahu menyangka kitab Taurat juga yang mereka baca.
“Dan mereka katakan bahwa dia itu dari sisi Allah, padahal tidaklah dia dari sisi Allah, dan mereka katakan atas nama Allah suatu kedustaan, padahal meneka mengetahui."
Padahal mereka dalam hati kecilnya mengetahui bahwa perbuatan mereka itu sangat merusak dan melanggar kesucian agama mereka sendiri. Akan tetapi, oleh karena dasar pendirian yang tadi, tidak mengapa berlaku curang kepada orang yang dipandang bodoh. Mereka telah sampai hati berbuat yang lebih hebat, yaitu merusakkan bacaan mereka sendiri.
Bertalian dengan itu jugalah pernah mereka mengucapkan assamu'alaikum kepada Rasulullah ﷺ, bukan assalaamu'alaikum; sedangkan arti sam ialah mati atau racun; assamu'alaikum ‘matilah kamu' atau ‘celakalah kamu' Diubahnya assalaamu yang berarti selamat dengan sam yang berarti mati atau racun. Atau kata raa'ina yang bisa berarti peliharalah kami, atau diartikan, yang buruk tukang gembala kami atau jadi isim fa'il yang berarti orang yang kacau pikiran.