Ayat

Terjemahan Per Kata
فَلَمَّآ
maka setelah
ءَاتَىٰهُمَا
(Allah) memberikan kepada keduanya
صَٰلِحٗا
anak saleh
جَعَلَا
keduanya menjadikan
لَهُۥ
bagiNya
شُرَكَآءَ
sekutu-sekutu
فِيمَآ
terhadap apa
ءَاتَىٰهُمَاۚ
Dia berikan kepada keduanya
فَتَعَٰلَى
maka Maha Tinggi
ٱللَّهُ
Allah
عَمَّا
dari apa
يُشۡرِكُونَ
mereka sekutukan
فَلَمَّآ
maka setelah
ءَاتَىٰهُمَا
(Allah) memberikan kepada keduanya
صَٰلِحٗا
anak saleh
جَعَلَا
keduanya menjadikan
لَهُۥ
bagiNya
شُرَكَآءَ
sekutu-sekutu
فِيمَآ
terhadap apa
ءَاتَىٰهُمَاۚ
Dia berikan kepada keduanya
فَتَعَٰلَى
maka Maha Tinggi
ٱللَّهُ
Allah
عَمَّا
dari apa
يُشۡرِكُونَ
mereka sekutukan

Terjemahan

Kemudian, setelah Dia memberi keduanya seorang anak yang saleh, mereka menjadikan sekutu bagi Allah dalam (penciptaan) anak yang telah Dia anugerahkan kepada mereka. Maka, Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Tafsir

(Tatkala Allah memberi kepada keduanya) seorang anak (yang saleh, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah) dalam suatu qiraat dibaca dengan dikasrahkan syinnya dan tanwin pada huruf akhirnya; yakni sekutu (tentang anak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka berdua) dengan menamakannya Abdul Harits, sedangkan tidak boleh seorang hamba menjadi hamba selain kepada Allah. Yang dimaksud dalam penyekutuan di sini bukanlah dalam masalah ubudiah/ibadah, karena Nabi Adam telah dimaksum dari hal semacam itu. Samurah telah meriwayatkan dari Nabi ﷺ yang pernah bersabda bahwa ketika Hawa melahirkan seorang anak, iblis bertawaf mengelilingi Siti Hawa; sebelumnya anak Siti Hawa belum pernah ada yang hidup, kemudian iblis berkata kepadanya, "Namakanlah dia anakmu yang baru lahir itu Abdul Harits, maka ia kelak akan hidup." Anak itu ternyata dapat hidup, hal itu terjadi karena ada saran dari setan dan perintah darinya, demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al-Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih; Tirmizi mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan gharib (Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan) yakni penduduk Mekah dengan menjadikan berhala-berhala sebagai sesembahan mereka. Jumlah ayat ini merupakan musabbab atau penyebab, dan diathafkan kepada lafal khalaqakum, dan di antara sabab dengan musababnya terhadap jumlah mu`taridhah.

Topik