Ayat
Terjemahan Per Kata
لِّسَعۡيِهَا
karena usahanya
رَاضِيَةٞ
merasa senang
لِّسَعۡيِهَا
karena usahanya
رَاضِيَةٞ
merasa senang
Terjemahan
merasa puas karena usahanya.
Tafsir
(Karena usahanya) sewaktu di dunia yaitu karena ketaatannya (mereka merasa senang) di alam akhirat, yaitu sewaktu mereka melihat pahalanya.
Tafsir Surat Al-Ghashiyah: 8-16
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar. Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang celaka, lalu diiringi dengan penyebutan keadaan orang-orang yang berbahagia; untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Banyak muka pada hari itu. (Al-Ghasyiyah: 8) Yakni di hari kiamat.
berseri-seri. (Al-Ghasyiyah: 8) Maksudnya, diketahui kehidupannya yang senang melalui wajah mereka, ian sesungguhnya hal itu diperoleh mereka tiada lain berkat usaha mereka di masa lalu. Sufyan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: merasa senang karena usahanya. (Al-Ghasyiyah: 9) Yaitu merasa puas dengan amal perbuatannya di masa lalu. Firman Allah dalam surga yang tinggi. (Al-Ghasyiyah: 10) Yakni yang tinggi lagi mewah berada di gedung-gedung yang megah dalam keadaan aman sentosa dan sejahtera.
tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. (Al-Ghasyiyah: 11) Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Al-Waqi'ah: 25-26) Adapun firman Allah Swt: Di dalamnya ada mata air yang mengalir. (Al-Ghasyiyah: 12) Maksudnya, yang mengalir dengan bebas. Ini merupakan ungkapan nakirah dalam konteks isbat, dan makna yang dimaksud bukanlah satu mata air, melainkan ini adalah isim jinis yang artinya di dalam surga-surga itu terdapat banyak mata air yang mengalir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa dibacakan kepada Ar-Rabi' ibnu Sulaiman, bahwa telah menceritakan kepada kami Asad ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Sauban, dari ‘Atha’ ibnu Qurrah, dari Abdullah ibnu Damrah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sungai-sungai di surga bersumber dari bawah jurang, atau dari bawah gunung-gunung kesturi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. (Al-Ghasyiyah: 13) Yang tinggi lagi empuk, banyak hamparannya dan tebal-tebal, di atasnya terdapat banyak bidadari yang bermata jeli. Para ulama mengatakan bahwa apabila kekasih Allah hendak duduk di atas tahta yang tinggi-tinggi itu, maka tahta-tahta itu merendah untuknya.
dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya). (Al-Ghasyiyah: 14) Yakni gelas-gelas minum yang disediakan bagi para pemiliknya yang hendak minum dengannya. dan bantal-bantal sandaran yang tersusun. (Al-Ghasyiyah: 15) Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah bantal-bantal; hal yang sama dikatakan pula oleh Ikrimah, Qatadah, Adh-Dhahhak,. As-Suddi, Ats-Tsauri dan lain-lainnya. Firman Allah Swt: dan permadani-permadani yang terhampar. (Al-Ghasyiyah: 16) Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah permadani-permadani. Hal yang sama dikatakan oleh Adh-Dhahhak dan selainnya yang bukan hanya seorang.
Makna mabsusah ialah yang digelar di mana-mana bagi orang yang hendak duduk di mana pun yang dikehendakinya. Sehubungan dengan hal ini sebaiknya diketengahkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Abu Dawud yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Muhammad ibnu Muhajir, dari Adh-Dhahhak Al-Mu'afiri, dari Sulaiman ibnu Musa, telah menceritakan kepadaku Kuraib; ia pernah mendengar Usamah ibnu Zaid mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Ingatlah, adakah orang yang mau berupaya keras meraih surga, karena sesungguhnya surga itu keindahannya tidak tergambarkan.
Surga itu, demi Tuhan Yang memillki Ka'bah, merupakan nur yang berkilauan. keharumannya semerbak menggugah hati, gedung-gedungnya kokoh lagi tinggi-tinggi, sungai-sungainya mengalir, buah-buahnya masak-masak, istri-istrinya cantik-cantik lagi jelita, pakaian-pakaiannya banyak berlimpah, tempat tinggal yang abadi di negeri yang sejahtera. dipenuhi dengan buah-buahan dan hijau-hijauan, pakaian-pakaian sutra yang mewah lagi lembut di gedun-gedung yang tinggi lagi megah? Para sahabat berkata, "Benar, wahai Rasulullah, kamilah orang-orang yang berupaya keras untuk meraihnya." Rasulullah ﷺ bersabda.Katakanlah olehmu, 'Insya Allah'.'" Maka mereka mengucapkan, "Insya Allah' Ibnu Majah meriwayatkan hadits ini dari Al-Abbas ibnu Usman Ad-Dimasyqi, dari Al-Walid ibnu Muslim ibnu Muhammad ibnu Muhajir dengan sanad yang sama."
Mereka merasa senang dan puas karena usahanya sendiri di dunia. Mereka beriman, beramal saleh, dan bermanfaat bagi orang lain. Hidup mereka penuh nilai ibadah. Usaha mereka ini tidak akan sia-sia. 10. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang tinggi, istana yang sangat indah, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dengan jenis air yang bermacam-macam.
Allah menerangkan bahwa di dalam surga, muka orang mukmin berseri penuh kegembiraan. Mereka merasa senang melihat hasil usaha mereka yang mendapat keridaan Allah yang kemudian mendapat imbalan surga yang diidam-idamkan.
(10-16) Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga:
1. Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain.
2. Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah.
3. Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya.
4. Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi.
5. Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum.
6. Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya.
7. Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat.
8. Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
WAJAH YANG BERSERI-SERI
Ketika Sayyidina Abu Bakar Shiddiq telah merasa dekat ajalnya, berwasiatlah beliau kepada para sahabat-sahabat Rasulullah, supaya mereka mengangkat Sayyidina Umar bin Khaththab untuk menggantikan jabatan beliau sebagai Khalifah. Setelah orang banyak ridha menerima wasiat itu dan Umar sendiri pun menerimanya pula dengan rasa prihatin; beliau panggillah orang yang beliau cadangkan jadi penggantinya itu, lalu beliau berwasiat khusus kepadanya. Setengah dari wasiatnya sebagai berikut.
“Hai Umar! Inilah pesan terakhirku kepadamu, di saat langkah kakiku yang terakhir akan meninggalkan dunia ini dan langkah kaki pertama akan menuju akhirat.
Ingatlah olehmu, hai Umar, bagaimana Allah memberi tuntunan dan peringatan bagi kita dengan perantaraan Rasul-Nya. Tidak ada satu pun rangkaian ancaman kepada kita, melainkan selalu diiringi dengan ayat-ayat yang mengandung janji mulia dan gembira. Demikian juga sebaliknya, tidak ada ayat-ayat yang dimulai dengan janji gembira, melainkan diiringi di belakangnya dengan janji ancaman bagi yang durhaka. Demikian itu ialah supaya kita selalu ada pengharapan kepada Allah, di samping takut akan adzab-Nya; atau agar kita selalu takut akan adzab- Nya di samping kita menaruh harapan kepada-Nya." Demikianlah yang selalu kita temui dalam rentetan ayat Allah, seperti yang kita dapati pada surah al-Ghaasyiyah ini
Ayat 8
“Beberapa wajah di hari itu akan merasakan nikmat." (ayat 8)
Muka yang dimaksud di sini tentu jiwa atau hati kita. Karena raut muka menunjukkan takut, ataupun menunjukkan gembira bahagia; adalah gambaran dari perasaan jiwa sendiri.
Ayat 9
“Yang lantaran usahanya sendiri, dia merasa sentosa." (ayat 9)
Nyatalah bahwa nikmat berganda yang dirasai kelak di akhirat itu tidak lain karena melihat bekas usaha, bekal amal yang diperbuat semasa hidup di dunia dulu.
Ayat 10
“Di dalam surga yang amat tinggi." (ayat 10)
Baik disebut tinggi karena tempatnya, ataupun tinggi karena yang duduk di sana hanyalah orang-orang yang ditinggikan kedudukannya oleh Allah karena amalnya,
Ayat 11
“Tidak akan mereka dengan di dalamnya hal-hal yang sia-sia." (ayat 11)
Suatu tempat yang penuh dengan per-kataan sia-sia, caci-maki, bergunjing, melampiaskan rasa dengki dan hasad, membicarakan keburukan orang lain dan memfitnah; adalah salah satu yang menyebabkan kehidupan dunia ini jadi terasa seperti neraka. Maka dalam surga itu kelak kata-kata demikian tidak akan kita dengar lagi. Yang akan kita dengar hanyalah ucapan tasbih dan tahmid, sanjung dan puji kepada Allah. Bersihnya suasana surga itu dari kata sia-sia, itulah keistimewaan surga, yang tidak akan didapat dalam dunia ini. Bandingkanlah itu dengan suasana dalam istana raja-raja yang indah permai, cukup lengkap inang pengasuh, beti-beti prawara, pembawa panji. Kelihatan dari luar istana itu sangat gemilang, namun suasana di dalamnya seperti neraka. Karena di sanalah berlaku segala macam iri-hati, fitnah-memfitnah, mengambil muka, dan rasa takut akan tersingkir dari kedudukan.
Ayat 12
“Di dalamnya ada mata air yang selalu mengalir." (ayat 12)
Tempat yang tidak mengenal kepanasan musim panas (summer) dan kedinginan musim dingin (winter), seperti yang kita rasakan di dunia ini.
Ayat 13
“Di dalamnya ada tempat-tempat peraduan yang ditinggikan." (ayat 13)
Mereka duduk berbaring berlepas-lelah dari kepayahan hidup di waktu di dunia.
Ayat 14
“Dan piala-piala yang sedia terletak." (ayat 14) sehingga tinggal meminum saja.
Ayat 15
“Dan bantal-bantal sandaran yang teratur berbaris." (ayat 15)
Ayat 16
“Dan permadani hamparan yang selalu terbentang." (ayat 16)
Bantal tersusun, permadani terbentang, piala beredar, peraduan tertinggi, alangkah nikmatnya.