Ayat
Terjemahan Per Kata
تَصۡلَىٰ
ia memasuki
نَارًا
api/neraka
حَامِيَةٗ
sangat panas
تَصۡلَىٰ
ia memasuki
نَارًا
api/neraka
حَامِيَةٗ
sangat panas
Terjemahan
Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.
Tafsir
(Memasuki) dapat dibaca Tashlaa dan Tushlaa, jika dibaca Tushlaa artinya dimasukkan ke dalam (api yang sangat panas.).
Tafsir Surat Al-Ghashiyah: 1-7
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. Al-Ghasyiyah salah satu nama lain dari hari kiamat menurut Ibnu Abbas, Qatadah, dan Ibnu Zaid karena hari kiamat menutupi semua manusia dan meliputi mereka semuanya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, bahwa Nabi ﷺ melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya: Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? (Al-Ghasyiyah: 1) Maka beliau bangkit dan mendengarkannya serta menjawab: Benar, telah datang kepadaku (beritanya). Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: Banyak muka pada hari itu tunduk terhina. (Al-Ghasyiyah: 2) Yang dimaksud dengan khusuk di sini adalah terhina, menurut Qatadah. Juga dikatakan oleh Ibnu Abbas, bahwa wajah-wajah tersebut tunduk terhina karena amal perbuatannya tidak bermanfaat bagi dirinya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: bekerja keras lagi kepayahan. (Al-Ghasyiyah: 3) Yakni mereka telah banyak melakukan kerja keras yang memayahkan diri mereka, tetapi pada akhirnya di hari kiamat mereka dimasukkan ke dalam neraka yang amat panas. Al-Hafidzh Abu Bakar Al-Barqani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad Al-Muzakki, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq As-Siraj, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sayyar, telah menceritakan kepada kami Ja'far; ia pernah mendengar Abu Imran Al-Juni mengatakan bahwa Umar ibnul Khattab melewati sebuah gerejayangdihuni oleh seorang rahib, maka Umar memanggilnya, "Wahai rahib!" Lalu si rahib muncul; maka Umar memandangnya dan menangis.
Kemudian ditanyakan kepada Umar, "Mengapa engkau menangis, wahai Amirul Muminin?" Umar menjawab, bahwa ia teringat akan firman Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatakan: bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas. (Al-Ghasyiyah: 3-4) Itulah yang menyebabkan aku menangis. Imam Bukhari mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bekerja keras lagi kepayahan. (Al-Ghasyiyah: 3) Bahwa mereka adalah orang-orang Nasrani. Telah diriwayatkan dari Ikrimah dan As-Suddi, bahwa makna yang dimaksud ialah bekerja keras di dunia melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, dan kepayahan di dalam neraka karena azab dan siksaan yang membinasakan.
Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: memasuki api yang sangat panas (neraka). (Al-Ghasyiyah: 4) Artinya, yang panasnya tak terperikan. diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. (Al-Ghasyiyah: 5) yang panasnya tak terkira dan titik didihnya melebihi puncaknya sampai tingkatan yang tak terbatas; demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan As-Suddi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. (Al-Ghasyiyah: 6) Ali ibnu abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa dari' artinya sebuah pohon dari api.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwaia adalah nama lain dari Zaqqum (sebuah pohon yang ada di dalam neraka); tetapi menurut riwayat lain yang juga bersumber darinya, dari' adalah batu yang ada di dalam neraka. Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Abul Jauza, dan Qatadah mengatakan bahwa dari' adalah sejenis pohon yang disebut syabraq. Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy menamakannya syabraq bila musim semi, dan bila musim panas menamainya dari', pohonnya banyak durinya.
Ikrimah mengatakan bahwa dari' adalah sebuah pohon yang banyak durinya, yang tidak tinggi, melainkan menempel di tanah. Imam Bukhari mengatakan, Mujahid telah mengatakan bahwa dari' adalah nama tumbuhan yang dikenal dengan nama lain syabraq, orang-orang Hijaz menamainya dari' bila kering, pohon ini mengandung racun. Ma'mar telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman Allah subhanahu wa ta’ala: Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. (Al-Ghasyiyah: 6) Yakni tumbuhan syabraq yang bila kering dinamakan dari'.
Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. (Al-Ghasyiyah: 6) Ini merupakan makanan yang paling buruk, paling kotor, dan paling menjijikkan. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (Al-Ghasyiyah: 7) Yaitu tidak dapat memenuhi tujuan dan tidak dapat pula menolak hal yang tidak diinginkan."
Wajah-wajah dan tubuh-tubuh mereka akan memasuki api neraka yang sangat panas. Kadar panasnya tidak tergambarkan, jauh melebihi panas api dunia. 5. Panas api neraka membuat mereka haus. Saat itulah mereka diberi minum dengan air dari sumber mata air yang sangat panas, membuat kerongkongan dan organ pencernaan mereka lebur.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka. Bila mereka meminta air karena haus, maka mereka diberi air bersumber dari mata air yang sangat panas. Bila mereka meminta makan, maka diberi makanan yang jelek, yang tidak ada artinya. Allah berfirman:
Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. (al-haqqah/69: 36)
Dan firman Allah:
Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! pasti akan memakan pohon zaqqum. (al-Waqi'ah/56: 51-52)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AL-GHAASYIYAH
(YANG MENGERIKAN)
SURAH KE-88, 26 AYAT, DITURUNKAN DI MEKAH
Dengan nama Allah Yang Pemurah lagi Pengasih.
Surah ini menerangkan lagi dari hal huru-hara Hari Kiamat.
Ayat 1
Ayatnya yang pertama bersifat sebagai pertanyaan, untuk menambah keyakinan dan perhatian.
“Sudahkah datang kepada engkau berita kejadian yang ngeri itu?" (ayat 1)
Yang dimaksud dengan al-Ghasyiyah ialah betapa hebatnya Hari Kiamat itu kelak. A. Hassan dalam Tafsir aI-Furqan mengartikannya, dengan dahsyat. H. Zainuddin Hamidi dan Fakhruddin H.S. memberinya arti, yang menyelubungi karena semua orang di hari itu diselubungi oleh rasa ketakutan dan kengerian menunggu keputusan nasibnya. Penyusun tafsir ini memberinya arti, yang mengerikan. Lalu diuraikanlah di ayat selanjutnya keadaan yang mengerikan itu.
Ayat 2
“Beberapa wajah di hari itu tunduk terhina." (ayat 2)
Merasa bersalah di masa hidupnya yang lampau. Muka waktu itu tak dapat diangkat, malahan tunduk merasa hina.
Ayat 3
“Yang bekerja, yang berpayah lelah." (ayat 3)
Orang-orang ini di kala hidupnya di dunia dahulu, bekerja keras siang dari malam, berpayah lelah menghabiskan tenaga mengejar kemewahan dunia.mengumpul harta, mengumpul uang, mengumpul kekayaan; namun faedah yang didapatnya untuk akhirat tidak ada sama sekali. Amal tak ada, jasa tak ada, bekal pun tidak.
Ayat 4
“yang terbakar dalam api yang amat panas." (ayat 4)
Lain tidak hanyalah seperti pepatah terkenal, “Di laut ranjau dihamburi." Segala kerja keras berpenat berpayah lelah itu hanyalah menyalakan api neraka yang akan membakar diri.
Ayat 5
“Diberi minum dari mata air yang menggelegak." (ayat 5)
Ayat 6
“Tidaklah ada untuk mereka makanan, kecuali dari duri." (ayat 6) yang menyangkut dalam kerongkongan, dikeluarkan kembali susah, ditelan ke dalam tak mau turun ke perut.
Ayat 7
“Yang tidak menggemukkan dan tidak mengenyangkan dari kelaparan." (ayat 7)