Ayat
Terjemahan Per Kata
فِرۡعَوۡنَ
Fir'aun
وَثَمُودَ
dan Samud
فِرۡعَوۡنَ
Fir'aun
وَثَمُودَ
dan Samud
Terjemahan
(yaitu bala tentara) Fir‘aun dan Samud?
Tafsir
(Yaitu kaum Fir'aun dan kaum Tsamud) kedua lafal ini menjadi Badal dari lafal Al-Junuud; dan di sini cukup hanya dengan menyebut nama Firaun saja tanpa menyebut bala tentaranya; adapun Tsamud adalah nama suatu kaum. Kisahnya ialah bahwasanya mereka dibinasakan karena kekafiran mereka. Hal ini merupakan peringatan bagi orang-orang yang ingkar kepada Nabi ﷺ dan Al-Qur'an, dimaksud supaya mereka mengambil pelajaran dari kisah tersebut.
Tafsir Surat Al-Buruj: 11-22
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkan-Nya (kembali). Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang mempunyai 'Arasy lagi Mahamulia, Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Firaun dan (kaum) Samud? Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan, padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka.
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa: bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Buruj: 11) Berbeda dengan apa yang disediakan-Nya bagi musuh-musuh-Nya, yaitu api yang membakar dan neraka Jahim; karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: itulah keberuntungan yang besar. (Al-Buruj: 11) Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Buruj: 12) Sesungguhnya azab dan pembalasan Allah terhadap musuh-musuh-Nya yang telah mendustakan rasul-rasul-Nya dan menentang perintah-Nya benar-benar keras, besar. lagi kuat. Karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memiliki kekuatan Yang Mahakokoh, yang segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi menurut apa yang dikehendaki-Nya dalam sekejap atau lebih cepat dari itu. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: Sesungguhnya Dialah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). (Al-Buruj: 13) Yakni kekuatan dan kekuasaan-Nya yang sempurna dapat menciptakan makhluk dan menghidupkannya kembali seperti semula.
tanpa ada yang dapat menghalang-halangi atau mencegah-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (Al-Buruj:14) Dia memberi ampun dosa orang yang bertobat kepada-Nya dan tunduk patuh pada-Nya betapapun besarnya dosa yang bersangkutan. Makna al-wadud menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya ialah Maha Pengasih. Yang mempunyai 'Arasy. (Al-Buruj:15) Yaitu yang memiliki 'Arasy yang besar lagi tinggi di atas semua makhluk. Lafal al-majid ada dua qiraat mengenainya, ada yang membacanya rafa karena menganggapnya menjadi sifat dari Ar-Rabb; sedangkan bacaan lainnya ialah jar karena menganggapnya menjadi sifat dari 'Arasy.
Kedua-duanya dibenarkan. Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Buruj:16) Artinya, apa pun yang hendak dilakukan-Nya tiada hambatan bagi keputusan-Nya; dan tiada yang menanyakan apa yang dikerjakan-Nya karena kebesaran, keperkasaan, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya. Sebagaimana yang diriwayatkan kepada kami dari Abu Bakar As-Siddiq ketika dikatakan kepadanya saat ia menjelang ajalnya, "Apakah tabib telah memeriksamu?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Mereka bertanya, '"Apakah yang dikatakan olehnya?" Abu Bakar menjawab, ''Dia berkata kepadaku Sesungguhnya Aku Mahakuasa berbuat apa yang Kukehendaki'." Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Fira'un dan (kaum) Samud? (Al-Buruj: 17-18) Yakni apakah pernah kamu dengar pembalasan yang ditimpakan oleh Allah kepada mereka dan azab yang diturunkan-Nya kepada mereka tanpa ada seorang pun yang dapat menolaknya dari mereka? Hal ini merupakan penegasan dari makna yang terkandung di dalam firman-Nya: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Buruj: 12) Apabila Dia menghukum orang zalim, maka Dia menghukumnya dengan hukuman yang keras, sebagaimana layaknya hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, bahwaNabi ﷺ melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya: Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang? (Al-Buruj: 17) Maka Nabi ﷺ bangkit dan mendengarkan seraya bersabda: Ya benar, telah datang kepadaku kisah mereka. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan. (Al-Buruj: 19) Mereka selalu berada dalam keraguan, kebimbangan, kekufuran, dan keingkaran. padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. (Al-Buruj:20) Yakni Dia berkuasa atas mereka lagi mengalahkan, mereka tidak dapat luput dari-Nya dan tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan-Nya.
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia. (Al-Buruj:21) Yaitu Al-Qur'an yang agung lagi mulia. yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 22) Maksudnya, Al-Qur'an itu di kalangan para malaikat terpelihara dari segala bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan penyimpangan. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Qurrah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Harb ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas ibnu Malik sehubungan dengan makna firman Allah Swt: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) Bahwa sesungguhnya Lauh Mahfuz yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-Nya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) berada di kening Malaikat Israfil.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Saleh, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Saleh, bahwa Abul A'bas alias Abdur Rahman ibnu Salman telah mengatakan, "Tiada sesuatu pun yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa Al-Qur'an, dan yang sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauh Mahfuz (lembaran yang terpelihara). Dan Lauh Mahfuz ini berada di antara kedua mata Malaikat Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya." Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini berada di sisi Allah di Lauh Mahfuz, Dia menurunkan sebagian darinya menurut apa yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya.
Al-Bagawi telah meriwayatkan melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr, bahwa telah menceritakan kepadaku Muqatil dan Ibnu Juraij, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya di tengah Lauh terdapattulisan, "Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan Muhammad adalah hambadan rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya serta mengikuti rasul-rasul-Nya. maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga." Ibnu Abbas melanjutkan, bahwa Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih, panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit.
dan lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan magrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut. dan sampulnya dari yaqut merah. qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah tertulis di 'Arasy dan pokok-nya berada di pangkuan seorang malaikat. Muqatil mengatakan bahwa Lauh Mahfuz berada di sebelah kanan 'Arasy. Imam Ath-Thabarani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris.
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Ziyad ibnu Abdullah, dari Lais, dari Abdul Malik ibnu Sa'id ibnu Jubair, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas. bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya. "" Demikianlah akhir tafsir surat Al-Buruj dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah atas segala karunia-Nya."
Yaitu Fir'aun, penguasa Mesir penindas Bani Israil pada masanya, dan kaum Samud, para pendurhaka terhadap Nabi Saleh' Fir'aun dan tentaranya ditenggelamkan di Laut Merah, sedangkan kaum Samud dihancurkan dengan sambaran petir. 19. Wahai Nabi Muhammad, bersabarlah engkau atas keingkaran kaummu sebagaimana Nabi Musa dan Nabi Saleh. Memang, orang-orang kafir dari kaummu itu keras kepala dan selalu mendustakan kebenaran yang kamu tunjukkan kepada mereka.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan dalam bentuk pertanyaan kepada Nabi Muhammad bahwa apakah telah sampai kepadanya tentang kisah Fir'aun dan kaumnya yang telah mendustakan kenabian Nabi Musa, kisah tentang kesombongan Fir'aun, dan kekufuran kaumnya, serta akibat dari perbuatan mereka, yaitu ditenggelamkan ke dalam laut.
Demikian pula dengan kaum Samud yang telah mendustakan Nabi Saleh sebagai utusan Allah. Mereka telah menyembelih unta yang menjadi tanda kenabiannya. Sebagai akibatnya, Allah menurunkan siksaan-Nya kepada mereka dengan menghancurkan negeri mereka serta memusnahkan semua yang ada.
Ringkasnya, orang-orang kafir itu sejak dahulu tidak berubah. Mereka selalu mengingkari kebenaran agama yang dibawa oleh para nabi utusan Allah. Mereka tentu akan menerima balasannya sebagaimana kaum-kaum sebelum mereka, bila mereka tidak bertobat dan kembali kepada jalan yang diridai Allah.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
TENTARA-TENTARA
Ayat 17
“Adakah sudah datang kepada engkau berita tentara-tentara?" (ayat 17)
Ayat 18
“Fir'aun dan Tsamud?" (ayat 18)
Ayat-ayat ini berupa pertanyaan. Kita pun sudah tahu bahwa sebelum surah al-Buruuj ini sudah banyak ayat menerangkan tentang Fir'aun dan Tsamud, dan setelah ini akan datang lagi ayat yang lain. Ayat dimulai dengan pertanyaan adalah semata untuk mengingatkan kejadian itu. Kita pun tahu bahwasanya yang dimaksud dengan tentara ialah kekuatan tersusun, atau organisasi yang teratur. Dengan tentara teratur, secara perlambang ataupun secara kenyataan, mereka semua mencoba menantang kebenaran yang dibawa oleh nabi-nabi Allah.
Ayat 19
“Bahkan orang-orang yang kafir itu dalam keadaan mendustakan." (ayat 19)
Dimulai dengan kata Bal, yang berarti bahkan! Untuk menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu selama-lamanya akan tetap mendustakan, baik dia di zaman Fir'aun, atau di zaman Tsamud, ataupun di zaman Muhammad ﷺ
Ayat 20
“Padahal Allah dari belakang mereka, selalu mengepung." (ayat 20)
Satu di antara alat pengepung kepunyaan Allah itu ialah maut! Adakah pada mereka kekuatan buat menantang maut?
Ayat 21
“Bahkan ia adalah Al-Qur'an yang tinggi mulia." (ayat 21)
Sebab kata-kata yang termaktub di dalamnya adalah firman Ilahi. Sebab itu sucilah sifatnya. Mengatasi undang-undang dan percikan perenungan manusia.
Ayat 22
“Di dalam Lauh yang terpelihana." (ayat 22)
Lauh yang terpelihara, atau Lauh Mahfuzh. Di sanalah kata asli atau original Al-Qur'an itu tersimpan. Qaul itu sendiri qadim sifatnya, kekal selama ada alam semesta. Karena kebenaran itu tidaklah dapat dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Asal arti kata Lauh ialah batu picak tipis, laksana batu tulis anak sekolah atau batu lain yang di sana dapat dipahatkan suatu tulisan. Apakah sifat Lauh Mahfuzh yang dalam ayat ini sebagai batu tulis pula? Itu pun tak usah mengganggu pikiran kita. Jangan bertengkar lagi antara Mu'tazilah modern dengan Ahlussunnah modern. Yang terang ialah bahwa kebenaran itu tetap terlukis dan terpahat di dalam alam cakrawala ini. Dan Al-Qur'an sendiri sebagai wahyu Ilahi tidaklah pernah berubah; terpelihara ia daripada tahrif yaitu tidak diubah-ubah titik atau barisnya, atau kalimatnya, oleh tangan manusia, sehingga tidak pula berubah artinya. Tidaklah akan dapat meruntuhkannya usaha dari orang-orang yang kafir itu. Malahan merekalah yang selalu dalam terkepung oleh kebesaran Allah.