Ayat
Terjemahan Per Kata
فَعَّالٞ
berbuat
لِّمَا
terhadap apa
يُرِيدُ
yang dikehendaki
فَعَّالٞ
berbuat
لِّمَا
terhadap apa
يُرِيدُ
yang dikehendaki
Terjemahan
Mahakuasa berbuat apa saja yang Dia kehendaki.
Tafsir
(Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya) artinya tiada sesuatu pun yang dapat menghalang-halangi kehendak-Nya.
Tafsir Surat Al-Buruj: 11-22
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkan-Nya (kembali). Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang mempunyai 'Arasy lagi Mahamulia, Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Firaun dan (kaum) Samud? Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan, padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka.
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa: bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Buruj: 11) Berbeda dengan apa yang disediakan-Nya bagi musuh-musuh-Nya, yaitu api yang membakar dan neraka Jahim; karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: itulah keberuntungan yang besar. (Al-Buruj: 11) Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Buruj: 12) Sesungguhnya azab dan pembalasan Allah terhadap musuh-musuh-Nya yang telah mendustakan rasul-rasul-Nya dan menentang perintah-Nya benar-benar keras, besar. lagi kuat. Karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memiliki kekuatan Yang Mahakokoh, yang segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi menurut apa yang dikehendaki-Nya dalam sekejap atau lebih cepat dari itu. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: Sesungguhnya Dialah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). (Al-Buruj: 13) Yakni kekuatan dan kekuasaan-Nya yang sempurna dapat menciptakan makhluk dan menghidupkannya kembali seperti semula.
tanpa ada yang dapat menghalang-halangi atau mencegah-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (Al-Buruj:14) Dia memberi ampun dosa orang yang bertobat kepada-Nya dan tunduk patuh pada-Nya betapapun besarnya dosa yang bersangkutan. Makna al-wadud menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya ialah Maha Pengasih. Yang mempunyai 'Arasy. (Al-Buruj:15) Yaitu yang memiliki 'Arasy yang besar lagi tinggi di atas semua makhluk. Lafal al-majid ada dua qiraat mengenainya, ada yang membacanya rafa karena menganggapnya menjadi sifat dari Ar-Rabb; sedangkan bacaan lainnya ialah jar karena menganggapnya menjadi sifat dari 'Arasy.
Kedua-duanya dibenarkan. Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Buruj:16) Artinya, apa pun yang hendak dilakukan-Nya tiada hambatan bagi keputusan-Nya; dan tiada yang menanyakan apa yang dikerjakan-Nya karena kebesaran, keperkasaan, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya. Sebagaimana yang diriwayatkan kepada kami dari Abu Bakar As-Siddiq ketika dikatakan kepadanya saat ia menjelang ajalnya, "Apakah tabib telah memeriksamu?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Mereka bertanya, '"Apakah yang dikatakan olehnya?" Abu Bakar menjawab, ''Dia berkata kepadaku Sesungguhnya Aku Mahakuasa berbuat apa yang Kukehendaki'." Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Fira'un dan (kaum) Samud? (Al-Buruj: 17-18) Yakni apakah pernah kamu dengar pembalasan yang ditimpakan oleh Allah kepada mereka dan azab yang diturunkan-Nya kepada mereka tanpa ada seorang pun yang dapat menolaknya dari mereka? Hal ini merupakan penegasan dari makna yang terkandung di dalam firman-Nya: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Buruj: 12) Apabila Dia menghukum orang zalim, maka Dia menghukumnya dengan hukuman yang keras, sebagaimana layaknya hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, bahwaNabi ﷺ melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya: Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang? (Al-Buruj: 17) Maka Nabi ﷺ bangkit dan mendengarkan seraya bersabda: Ya benar, telah datang kepadaku kisah mereka. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan. (Al-Buruj: 19) Mereka selalu berada dalam keraguan, kebimbangan, kekufuran, dan keingkaran. padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. (Al-Buruj:20) Yakni Dia berkuasa atas mereka lagi mengalahkan, mereka tidak dapat luput dari-Nya dan tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan-Nya.
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia. (Al-Buruj:21) Yaitu Al-Qur'an yang agung lagi mulia. yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 22) Maksudnya, Al-Qur'an itu di kalangan para malaikat terpelihara dari segala bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan penyimpangan. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Qurrah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Harb ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas ibnu Malik sehubungan dengan makna firman Allah Swt: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) Bahwa sesungguhnya Lauh Mahfuz yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-Nya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) berada di kening Malaikat Israfil.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Saleh, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Saleh, bahwa Abul A'bas alias Abdur Rahman ibnu Salman telah mengatakan, "Tiada sesuatu pun yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa Al-Qur'an, dan yang sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauh Mahfuz (lembaran yang terpelihara). Dan Lauh Mahfuz ini berada di antara kedua mata Malaikat Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya." Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini berada di sisi Allah di Lauh Mahfuz, Dia menurunkan sebagian darinya menurut apa yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya.
Al-Bagawi telah meriwayatkan melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr, bahwa telah menceritakan kepadaku Muqatil dan Ibnu Juraij, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya di tengah Lauh terdapattulisan, "Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan Muhammad adalah hambadan rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya serta mengikuti rasul-rasul-Nya. maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga." Ibnu Abbas melanjutkan, bahwa Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih, panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit.
dan lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan magrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut. dan sampulnya dari yaqut merah. qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah tertulis di 'Arasy dan pokok-nya berada di pangkuan seorang malaikat. Muqatil mengatakan bahwa Lauh Mahfuz berada di sebelah kanan 'Arasy. Imam Ath-Thabarani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris.
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Ziyad ibnu Abdullah, dari Lais, dari Abdul Malik ibnu Sa'id ibnu Jubair, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas. bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya. "" Demikianlah akhir tafsir surat Al-Buruj dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah atas segala karunia-Nya."
Dia Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki. Jika Dia berkehendak mengazab orang kafir atau menganugerahkan nikmat kepada orang beriman, tidak ada yang mampu menahan kehendak-Nya tersebut. 17. Allah menceritakan kisah Fir'aun dan kaum Samud untuk menenteramkan hati Nabi yang mengalami tekanan hebat dari kaum kafir Mekah. Wahai Nabi Muhammad, sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara penentang,.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan bertobat, Maha Pengasih bagi mereka yang sungguh-sungguh dan dengan ikhlas mencintai-Nya. Allah juga mempunyai kekuasaan yang mesti berlaku, perintah-Nya tidak dapat dibantah, dan Ia berbuat apa yang Ia kehendaki. Apabila Allah menghendaki kebinasaan bagi mereka yang ingkar dan durhaka, tidak ada suatu kekuasaan pun yang dapat menghalangi-Nya. .
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 10
Setelah Allah memberi pujian-Nya kepada orang-orang yang teguh pada pendirian dan iman, yaitu mereka disiksa dan dibakar dalam lubang yang disediakan buat menyiksa mereka, maka ayat selanjutnya menerangkan akibat yang akan diterima orang-orang kafir yang telah menindas dan memfitnah kaum yang beriman itu.
“Sesungguhnya orang-orang yang melakukan penindasan kepada orang Mukmin dan Mukminat."
Memfitnah, menyiksa, menindas, dan menimpakan berbagai ragam kesusahan kepada orang yang beriman, baik laki-laki ataupun perempuan,
“Kemudian tidak mereka tobat;"
tidak sedikit pun ada penyesalan dalam hatinya atas perbuatannya yang kejam itu.
“Maka bagi mereka adalah Jahannam, dan bagi mereka adalah siksa bakaran." (ayat 10)
Jika dahulu mereka telah menggali lubang untuk menyiksa orang yang beriman, lalu membakar; maka dalam neraka Jahannam itu siksa yang akan mereka dapatkan pun pembakaran jua adanya.
Orang yang goyang imannya oleh propaganda agama lain, yaitu para misionaris Nasrani (Zending), ada yang mengatakan, bahwa ancaman Allah kepada orang yang salah yang tersebut dalam Al-Qur'an adalah sangat kejam, seakan-akan tidak mengandung belas kasihan. Padahal kalau diperhatikan ayat ini dengan saksama akan kelihatan nyata sekali kasih sayang Allah. Yaitu sesudah mereka itu berlaku kejam, menindas dan menganiaya, padahal yang ditindas dianiaya itu ialah orang yang beriman, bagi mereka masih dibukakan pintu untuk tobat. Tepat sekali apa yang dikatakan oleh Imam Hasan al-Bishri, “Alangkah Pemurah-nya Allah Ta'aala itu, sesudah mereka bunuhi, mereka galikan lubang dan mereka bakar orang-orang yang dikasihi oleh Allah, namun mereka masih diseru buat tobat. Dan bila bertobat, kesalahan besar itu diampuni."
Ayat 11
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (ayat 11)
Meskipun di dunia ini orang-orang Mukminin dan Mukminat mungkin saja dianiaya dan disiksa, disakiti dan ditindas, karena teguhnya mereka dengan iman dan diiringi lagi oleh amal yang saleh; bagi mereka telah disediakan surga-surga, sehingga kesakitan yang diderita sementara waktu di dunia itu telah mendapat balasan yang mulia di sisi Allah. Itulah dia kemenangan yang besar. Menang jiwa Mukminin dan Mukminat mengatasi cobaan di kala hidup.
Ayat 12
Lalu Allah memberi peringatan. “Sesungguhnya pembalasan Tuhan engkau itu adalah amat sangat." (ayat 12)
Inilah peringatan Allah yang selalu mesti diperhatikan oleh orang yang berlaku zalim; sebab pembalasan yang sangat dahsyat dari Allah itu adalah tersebab salah orang itu sendiri.
Ayat 13
“Sesungguhnya Dialah yang memulai dan Dia yang mengulang kembali." (ayat 13)
Misalnya Allah menciptakan dari buah-buahan, seumpama mangga dan durian dari bijinya sebuah, dilemparkan dengan tak sengaja ke bumi atau ditanam dan dipupuk dengan sesungguh-sungguh. Lalu tumbuhlah dia; mulanya berdaun dua helai saja, lama-lama tumbuh dengan suburnya sejak dari daun dua helai, lalu rimbun rampak berdahan, bercabang dan beranting, berdaun dan berbunga, berputik dan berbuah. Begitulah keadaannya dimulai sejak dari sebuah biji mangga sampai kelaknya berbuah beribu-ribu pada tiap musim. Maka tiap-tiap biji dari buahnya tadi, bila datang waktunya, dia pun akan mengulang lagi tugas yang telah diterimanya sebagai lanjutan daripada tugas yang mula ditanamkan dahulu; mulai lagi dan ulang lagi. Demikianlah segala-galanya ini, bermulai dan berulang dalam keadaan yang baru pula.
Ayat 14
“Dan Dia adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (ayat 14)
Maha Pengampun atas dosa dan kesalahan yang kita perbuat di dalam hidup kita. Allah itu Penyayang, Pengasih, dan sangat cinta kepada hamba-Nya. Diperingatkan-Nya dengan wahyu-wahyu berulang-ulang agar manusia jangan menempuh jalan yang salah.
Ayat 15
“Yang empunya Arsy." Arsy berarti Mahligai, atau takhta, atau singgasana tempat duduk bersemayam. Dia adalah perlambang daripada kekuasaan yang mutlak. Apakah Arsy Allah itu sesuatu benda, atau diartikan perlambang semata-mata; tidaklah perlu kita perbincangkan.
“Yang Maha Terpuji." (ujung ayat 15)
Bertambah halus perasaan manusia, bertambah tajam daya pengenalan pancaindra terhadap keindahan alam ini, bertambah terlompatlah dari dalam lubuk hati sanubari puji dan puja kepada Allah Mahakuasa.
Ayat 16
“Yang berbuat apa yang Dia kehendaki." (ayat 16)
Apabila Dia berkehendak sesuatu diperbuat-Nya sesuatu sekehendak-Nya. Tak ada yang dapat menghalangi.