Ayat

Terjemahan Per Kata
وَإِذۡ
dan ketika
يُرِيكُمُوهُمۡ
(Allah) menampakkan mereka kepadamu
إِذِ
ketika
ٱلۡتَقَيۡتُمۡ
perjumpaanmu
فِيٓ
dalam
أَعۡيُنِكُمۡ
penglihatan matamu
قَلِيلٗا
sedikit
وَيُقَلِّلُكُمۡ
dan Dia menjadikan kamu sedikit
فِيٓ
dalam
أَعۡيُنِهِمۡ
penglihatan mereka
لِيَقۡضِيَ
karena hendak menetapkan
ٱللَّهُ
Allah
أَمۡرٗا
suatu urusan
كَانَ
adalah ia
مَفۡعُولٗاۗ
dilaksanakan
وَإِلَى
dan kepada
ٱللَّهِ
Allah
تُرۡجَعُ
dikembalikan
ٱلۡأُمُورُ
segala urusan
وَإِذۡ
dan ketika
يُرِيكُمُوهُمۡ
(Allah) menampakkan mereka kepadamu
إِذِ
ketika
ٱلۡتَقَيۡتُمۡ
perjumpaanmu
فِيٓ
dalam
أَعۡيُنِكُمۡ
penglihatan matamu
قَلِيلٗا
sedikit
وَيُقَلِّلُكُمۡ
dan Dia menjadikan kamu sedikit
فِيٓ
dalam
أَعۡيُنِهِمۡ
penglihatan mereka
لِيَقۡضِيَ
karena hendak menetapkan
ٱللَّهُ
Allah
أَمۡرٗا
suatu urusan
كَانَ
adalah ia
مَفۡعُولٗاۗ
dilaksanakan
وَإِلَى
dan kepada
ٱللَّهِ
Allah
تُرۡجَعُ
dikembalikan
ٱلۡأُمُورُ
segala urusan
Terjemahan

(Ingatlah) ketika Dia memperlihatkan mereka kepada kamu (orang-orang beriman), ketika kamu berjumpa dengan mereka (berjumlah) sedikit menurut penglihatan matamu dan Dia memperlihatkan kamu (berjumlah) sedikit dalam penglihatan mereka supaya Allah melaksanakan suatu urusan yang harus terjadi. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.
Tafsir

(Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian) wahai orang-orang mukmin (ketika kalian berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian) sekitar tujuh puluh atau seratus orang padahal kenyataannya jumlah mereka ada seribu orang, dimaksud supaya kalian mau maju menghadapi mereka (dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mereka) supaya mereka mau maju menghadapi kalian dan mereka tidak mundur untuk memerangi kalian, hal ini berlangsung sebelum perang berkecamuk. Maka tatkala perang telah berkecamuk lalu Allah memperlihatkan kepada mereka jumlah kalian yang lebih besar dua kali lipat daripada jumlah mereka sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam surah Ali Imran (karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan).
Tafsir Surat Al-Anfal: 43-44
(Ingatlah) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kalian (berjumlah) banyak, tentu kalian akan menjadi gentar dan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
Dan (ingatlah) ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian ketika kalian berjumpa dengan mereka bahwa mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.
Ayat 43
Mujahid mengatakan bahwa Allah memperlihatkan kepada Nabi-Nya di dalam mimpinya jumlah mereka (kaum musyrik) sedikit, lalu Nabi ﷺ menceritakan hal itu kepada para sahabatnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk menguatkan hati mereka. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Ishaq dan lain-lainnya yang tidak hanya seorang. Ibnu Jarir meriwayatkan dari sebagian mereka, bahwa Nabi ﷺ melihat jumlah mereka dengan matanya sendiri, yakni dengan mata kepalanya sendiri.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim: Telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yusuf ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah, dari Sahi As-Siraj, dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya: “(Ingatlah) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit.” (Al-Anfal: 43) Makna yang dimaksud ialah dengan kedua matanya.
Tetapi tafsir ini berpredikat gharib (asing), karena dalam ayat ini disebutkan dengan jelas kata 'dalam tidur', sehingga tidak memerlukan adanya takwil yang tidak ada dalilnya.
Firman Allah ﷻ: Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kalian (berjumlah) banyak, tentu kalian akan menjadi gentar.” (Al-Anfal: 43)
Maksudnya, niscaya kalian akan menjadi kecut dalam menghadapi mereka, dan kalian akan berselisih pendapat di antara sesama kalian.
“Tetapi Allah telah menyelamatkan (kalian).” (Al-Anfal: 43)
Yakni dari hal tersebut dengan memperlihatkan mereka kepada kalian dalam jumlah yang sedikit.
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (Al-Anfal: 43)
Yaitu Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersimpan di dalam perasaan dan semua yang tersembunyi di dalam hati. Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain, yaitu: “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Al-Mumin: 19)
Ayat 44
Adapun firman Allah ﷻ: “Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian, ketika kalian berjumpa dengan mereka, berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian.” (Al Anfal 44) Hal ini pun termasuk belas kasihan Allah kepada mereka, karena Allah memperlihatkan musuh mereka di mata mereka seakan-akan berjumlah sedikit, sehingga akan mendorong mereka untuk berani melawan dan maju menghantam musuh.
Ibnu Ishaq As-Subai meriwayatkan dari Abu Ubaidah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan, "Mereka tampak berjumlah sedikit di mata kami dalam Perang Badar, sehingga aku berkata kepada seorang lelaki yang ada disampingku, 'Apakah jumlah mereka menurutmu ada tujuh puluh orang?' Dia menjawab, 'Tidak, bahkan jumlah mereka ada seratus orang.' Tetapi ketika kami menangkap seseorang dari mereka. lalu kami tanyai, 'Berapakah jumlah kalian?' Dia menjawab, 'Kami berjumlah seribu orang'." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Firman Allah ﷻ: “Dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mereka.” (Al-Anfal: 44)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Az-Zubair ibnul Haris, dari Ikrimah sehubungan dengan makna firman-Nya: “Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian ketika kalian berjumpa dengan mereka.” (Al-Anfal: 44), hingga akhir ayat. Yakni sebagian dari mereka bersemangat untuk memerangi sebagian yang lainnya. Sanad atsar ini shahih.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari ayahnya sehubungan dengan makna firman-Nya: “Karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan.” (Al Anfal 44) Yakni agar Allah menimpakan peperangan di antara mereka untuk membalas orang-orang yang hendak ditimpakan pembalasan azab kepada mereka, dan untuk melimpahkan nikmat kepada orang-orang yang Dia kehendaki beroleh nikmat-Nya dari kalangan orang-orang yang berhak menerimanya.
Makna yang dimaksud adalah Allah membujuk masing-masing dari kedua belah pihak untuk berperang, dan masing-masing pihak memandang sedikit jumlah lawannya di saat kedua belah pihak berhadap-hadapan. Ketika pertempuran berkecamuk, Allah membantu pasukan kaum mukmin dengan seribu malaikat yang datang bergantian. Maka saat itulah pasukan orang-orang kafir melihat pasukan kaum mukmin seakan-akan berjumlah lebih banyak dua kali lipat daripada jumlah mereka sendiri.
Hal ini disebutkan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya: “Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalian pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir, yang dengan mata kepala mereka melihat (seakan-akan) orang-orang muslim berjumlah dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan hati.” (Ali Imran: 13) Demikianlah pengertian gabungan di antara kedua ayat tersebut, masing-masing darinya benar.
Setelah menjelaskan apa yang dilihat oleh Nabi dalam mimpi, maka pada ayat ini dijelaskan apa yang dilihat kaum muslim dengan mata kepala sendiri di medan perang. Ingatlah ketika Allah memperlihatkan mereka, orang-orang kafir, kepada kalian ketika kalian berjumpa dengan mereka seakan-akan berjumlah sedikit menurut penglihatan mata kalian di medan perang; dan kalian, wahai orang-orang mukmin, diperlihatkanNya seakan-akan berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka sebelum bertemu di medan pertempuran. Demikian itu karena Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan, sehingga tidak ada satu pun yang terlepas dari kehendak-Nya. Peristiwa Perang Badar seharusnya menguatkan mental dan keyakinan setiap orang mukmin bahwa Allah pasti menolong hamba-Nya yang memiliki keimanan yang benar, meski pertolongan itu datang dengan cara yang unik dan tidak masuk akalUsai memaparkan kenikmatan yang Allah karuniakan kepada umat Islam pada Perang Badar, seperti kemenangan dan ganimah, pada ayat ini Allah mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin saat menghadapi musuh. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan musuh, maka berteguh hatilah dengan tetap menunjukkan keberanian setelah melakukan persiapan yang matang dan janganlah gentar apalagi melemah dalam membela kebenaran, dan sebutlah nama Allah banyak-banyak, yakni berzikir dan berdoalah semoga Allah memberikan kemenangan agar kamu beruntung.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi agar mensyukuri nikmat-Nya, ketika Dia menampakkan musuh dalam jumlah yang sedikit pada penglihatan Nabi dan para sahabat, demikian pula Allah menampakkan jumlah tentara kaum Muslimin sedikit pada penglihatan mata musuhnya, agar kedua belah pihak maju perang dengan harapan dapat mencapai kemenangan. Kaum Muslimin berperang dengan penuh semangat karena hatinya penuh dengan keimanan dan kepercayaan atas janji Allah bahwa mereka akan mencapai kemenangan dan akan dibantu oleh malaikat. Orang-orang kafir maju ke depan karena terdorong oleh perasaan sombong dan menipu diri sendiri, sehingga Abu Jahal berkata, "Jumlah tentara Muhammad sedikit, cukup diberi makan dengan seekor unta saja." Karena masing-masing golongan mempunyai harapan untuk menang, maka terjadilah pertempuran sengit yang berakhir sesuai dengan ketentuan Allah yaitu kemenangan di pihak kaum Muslimin.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 42
“Tatkala kamu di pinggir gunung yang dekat."
Yaitu gunung yang terdapat ke sebelah Madinah, dan di sana dapat kamu menampung air hujan dan pasir jadi ketat kamu pijakkan: Sedang mereka di pinggir gunung yang jauh" jurusan Mekah, yang di sana tidak dapat menampung air dan hujan yang turun ke bumi menyebabkan tanah jadi becek, “Dan kafilah itu di bawah kamu," yaitu kafilah perniagaan yang pulang dari Syam di bawah pimpinan Abu Sufyan itu ada di bawah kamu, yaitu berjalan di tepi laut daerah yang kerendahan. Disebutkan hal ini karena maksud mereka semula ialah hendak memerangi Abu Sufyan dan merampas harta benda yang dia bawa dari Syam itu. Kalau sekiranya mereka tahu bahwa jelas Abu Sufyan akan melalui daerah tepi laut, tentu akan mereka kejar ke sana sehingga tidak jadi bertemu seribu lebih Quraisy yang telah sengaja pergi menyerbu mereka. Maka pertemuan dengan seribu lebih kafir yang sekarang ini, bukanlah hal yang mereka sengaja bermula, sebagaimana yang telah kita ketahui pada penafsiran yang lalu: “Padahal jikalau kamu berjanji-janjian, niscaya berselisihanlah kamu dengan perjanjian itu." Artinya, kalau sejak semula mereka telah tahu bahwa yang akan dihadapi bukan kafilah Abu Sufyan, melainkan angkatan perang Quraisy yang besar bilangannya itu, lalu berjanji hendak berperang dengan mereka, tentu akan ada yang melanggar janji itu, karena memikirkan bi-langan yang tidak seimbang, yaitu tiga lawan sepuluh. Apalagi ketika turun dari Madinah, maksud semula hanya hendak pergi mencegat kafilah Abu Sufyan: “Tetapi Allah hendak menetapkan sesuatu hal yang telah ditentukan." Artinya, Allah hendak menghadapkan kamu dengan suatu kenyataan, mesti berperang dengan inti kekuatan kaum kafir, yang kamu tidak diberi peluang lagi untuk mengundurkan diri, melainkan terus maju untuk “Esa bilang dua terbilang" Supaya binasalah orang yang binasa sesudah ada kejelasan, dan supaya hidup orang yang hidup sesudah ada kejelasan." Artinya, supaya binasalah orang-orang kafir itu karena pendirian mereka yang salah, dan mereka saksikan sendiri kebesaran dan kekuatan Islam. Dan orang yang beriman pun supaya nyata benar dan jelas pendirian mereka dan mendapat hidup yang bahagia dengan kemenangan yang gemilang. Sebagaimana pepatah Melayu: “Asal batu terbenam, asal sabut terapung."
“Dan sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar, lagi Mengetahui."
Didengar oleh Allah baik suara mulut ataupun suara hati dari kedua belah pihak yang berhadap-hadapan, baik yang beriman atau yang kafir, atau kalangan beriman sendiri yang hatinya masih ragu. Dan, Allah pun mengetahui hakikat dan tujuan perang masing-masing pihak. Pihak mana yang berperang dengan cita-cita kebenaran dan pihak mana pula yang berperang karena mempertahankan yang batil.
Ayat 43
“(Ingatlah) tatkala Allah memperlihatkan mereka kepada engkau, di dalam mimpi engkau, (bahwa mereka) sedikit."
Rupanya bermimpilah Rasulullah ﷺ seketika dekat akan berhadapan dengan mu-suh itu bahwa bilangan mereka hanya sedikit, dan isi mimpi itu beliau sampaikan kepada sahabat-sahabat beliau bahwa musuh itu tidak banyak, sebab itu tidak usah takut; “Sedang kalau Dia memperlihatkan kepada engkau dalam keadaan banyak, niscaya patah semangatlah kamu dan tentu kamu akan berselisihan dalam perkara itu."
Tentang hal mimpi Rasulullah ﷺ ini ada pula perbincangan ahli tafsir, kalau timbul pertanyaan orang, bukankah mimpi rasul-rasul dan nabi-nabi itu selalu mimpi yang benar? Mengapa dalam hal ini Nabi Muhammad ﷺ telah diberi mimpi yang tidak benar oleh Allah sehingga musuh yang banyak, kelihatan dalam mimpi hanya sedikit? Apakah tidak akan menimbulkan salah paham bagi orang bahwa Nabi ﷺ telah diperdayakan Allah? Maka ahli-ahli tafsir itu telah menghilangkan keragu-raguan ini, yakni bahwa mimpi itu pun adalah mimpi yang benar. Karena ruh Rasul adalah ruh yang besar, berapa pun banyak musuh yang akan dihadapi, namun mereka itu tetap hanya sedikit. Oleh karena keyakinan yang ada dalam jiwa Rasul akan kekuatan iman umatnya, kalau musuh hanya seribu orang saja, masihlah mereka itu sedikit kalau dibandingkan dengan umatnya hanya 300 orang. 1.000 orang yang berperangnya tidak mempunyai kekuatan iman, karena tidak jelas apa yang diperjuangkan, hanyalah sedikit bila dihadapi oleh 300 orang yang semuanya bersedia mati untuk Allah. Itulah sebabnya maka setelah benar-benar berhadapan, beliau berdoa ke hadirat Allah agar umatnya dimenangkan dalam peperangan itu sehingga sesuai dengan keyakinannya dalam mimpi, bahwa musuh itu hanya sedikit sampai saking tekunnya berdoa, terjatuh selendang sorbannya dari bahunya dan dipungut Abu Bakar. Maka, kalau sekiranya Nabi menampak dalam mimpi bahwa musuh itu sangat banyak, tidak seimbang dengan sedikitnya umatnya dan sedikit pula persediaan senjatanya, lalu basil mimpi itu yang beliau terangkan kepada umatnya, mungkin mereka patah semangat timbul takut, dan akan timbul selisih sama sendiri, ada yang berani meneruskan perang dan ada yang ingin pulang saja."Tetapi Allah telah menyelamatkan." Artinya, sebab Nabi menerangkan isi mimpinya bahwa dia melihat musuh itu hanya sedikit, tidaklah ada semangat yang patah dan tidakiah ada yang takut dan tidaklah timbul perselisihan di antara yang berani meneruskan perang dengan yang ingin pulang saja, bahkan semangat menjadi bersatu padu:
“Sesungguhnya Dia adalah Amat Mengetahui apa yang ada dalam sekalian dada"
Kesatupaduan semangat dalam perang adalah syarat mutlak. Itulah yang dinamai se-mangat massa dalam istilah kita sekarang. Kalau dalam saat itu ada saja sedikit berita yang menggemparkan, dalam sebentar waktu saja semangat massa (orang banyak) itu akan lebur, sebab tiap-tiap hati manusia itu mempunyai kelemahannya sendiri-sendiri. Allah amat mengetahui kelemahan manusia itu.
Kemudian, terjadilah hal yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak dengan dada berdebar, yaitu kedua pelah pihak telah berhadap-hadapan.
Ayat 44
“Dan (ingatlah) tatkala Dia memperlihatkan mereka kepada kamu di kala kamu telah berhadap-hadapan bahwa mereka itu sedikit pada pandangan mata kamu."
Setelah berhadap-hadapan, karena tinggi semangat imannya kaum Muslimin yang hanya 300 orang itu sehingga musuh yang lebih 1.000 itu mereka pandang hanya sedikit saja. Yakni sesuai dengan yang kelihatan oleh Rasulullah ﷺ dalam mimpi. Menurut suatu riwayat dari Ibnu Abu Syaibah dan Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syekh dan Ibnu Mardawaihi, yang diterima dari sahabat Rasulullah ﷺ Abdullah bin Mas'ud, bahwa beliau Abdullah bin Mas'ud berkata, “Sedikit saja mereka itu dalam pandangan kami dalam perang Badar itu sehingga aku berkata kepada seorang teman yang berdiri di sisiku, Tampaknya hanya 70 orang.' Kawanku itu menjawab, ‘Tidak tujuh puluh, tetapi seratus!' Setelah habis perang, seseorang di antara mereka kami tawan lalu kami tanyai berapa banyak kalian, dia menjawab: 1.000!"
“Dan Dia perlihatkan (pula) bahwa kamu sedikit pula pada pandangan mata mereka." Artinya, sebaliknya Allah memperlihatkan kepada orang-orang kafir itu bahwa kaum Muslimin itu hanya sedikit, sebab itu mereka menyombong dan telah merasa yakin saja bahwa Muslimin itu mudah dikalahkan. Sampai Abu Jahal setelah melihat kaum Muslimin hanya 300 orang berkata dengan sombongnya, “Ini hanya binatang-binatang yang akan kita bantai!" Sebab mereka membantai binatang, sekali pagi dan sekali petang. Di sini terdapat perbedaan penilaian yang jelas sekali. Kaum Muslimin memandang musuhnya sedikit karena tawakal mereka kepada Allah: “Kita pasti menang!" Sedangkan Musyrikin mengandalkan kemenangan kepada banyak bilangan mereka sehingga timbul sombong yang akan jadi pintu dari kekalahan mereka: “Karena Allah hendak menetapkan suatu hal yang telah ditentukan." Yaitu kebangkitan sinar Islam dan permulaan kejatuhan kafir;
“Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala perkara."
(ujung ayat 44)