Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱذۡهَبۡ
pergilah kamu
إِلَىٰ
kepada
فِرۡعَوۡنَ
Fir'aun
إِنَّهُۥ
sesungguhnya dia
طَغَىٰ
melampui batas
ٱذۡهَبۡ
pergilah kamu
إِلَىٰ
kepada
فِرۡعَوۡنَ
Fir'aun
إِنَّهُۥ
sesungguhnya dia
طَغَىٰ
melampui batas
Terjemahan
“Pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas.
Tafsir
("Pergilah kamu kepada Firaun sesungguhnya dia telah melampaui batas) kekafirannya telah melampaui batas.
Tafsir Surat An-Nazi'at: 15-26
Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Tuwa, "Pergilah kamu kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)? Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya? Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.” Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menentang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata, "Akulah Tuhan kalian yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.”
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan kepada Rasul-NyaNabi Muhammad ﷺ tentang hamba dan rasul-Nya Musa a.s. Bahwa Dia telah mengutusnya kepada Fir'aun dan Allah mengukuhkannya dengan mukjizat-mukjizat. Tetapi Fir'aun dengan adanya semua bukti itu tetap pada kekafiran dan tindakan sewenang-wenangnya, hingga Allah mengazabnya dengan azab dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Demikian pula akibat yang akan dialami oleh orang-orang yang menentangmu dan mendustakan apa yang engkau sampaikan. Karena itu, maka di akhirat kisah ini disebutkan oleh firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 26) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) berita Musa. (An-Nazi'at: 15) Yakni apakah engkau sudah mendengar kisahnya.
Tatkala Tuhannya memanggilnya. (An-Nazi'at: 16) Yaitu Tuhan berbicara kepadanya dengan melalui seruan. di lembah suci ialah Lembah Tuwa. (An-Nazi'at: 16) Tuwa adalah nama lembah menurut pendapat yang shahih, seperti yang telah disebutkan dalam tafsir surat Taha. Lalu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepadanya: Pergilah kamu kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. (An-Nazi'at: 17) Yakni bertindak sewenang-wenang, jahat, dan zalim. Dan katakanlah (kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)? (An-Nazi'at: 18) Maksudnya, katakanlah kepadanya bahwa maukah engkau kuajak untuk menempuh jalan yang akan membawamu untuk dapat menyucikan diri, yakni berserah diri dan taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu. (An-Nazi'at: 19) Yaitu akan kutunjukkan kepadamu cara menyembah Tuhanmu. supaya kamu takut kepadanya. (An-Nazi'at: 19) Yakni kelak hatimu akan menjadi tunduk patuh kepada-Nya dan khusyuk, yang sebelumnya hatimu keras, jahat, dan jauh dari kebaikan.
Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. (An-Nazi'at: 20) Musa menampakkan kepadanya selain dari seruan yang benar ini hujah (bukti) yang kuat dan dalil yang jelas yang membuktikan kebenaran apa yang disampaikannya, bahwa itu adalah dari sisi Allah. Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai. (An-Nazi'at: 21) Fir'aun mendustakan kebenaran itu dan menentang ketaatan yang diperintahkan kepadanya. Kesimpulannya ialah hati Fir'aun mendustakanya dan batinnya tidak mau menerima apa yang disampaikan oleh Musa, begitu pula lahiriahnya dia tidak mau mengamalkanya.
Padahal dia mengetahui bahwa apa yang disampaikan oleh Musa kepadanya adalah perkara yang hak (benar), tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang yang beriman kepada Musa. Karena pengetahuan itu merupakan pekerjaan hati, sedangkan iman itu adalah pengamalannya, yaitu patuh kepada perkara yang hak dan taat kepadanya. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Kemudian dia berpaling seraya berusaha menentang (Musa). (An-Nazi'at: 22) Yakni sebagai reaksinya terhadap perkara yang hak, dia menentangnya dengan kebatilan, yang hal ini ia realisasikan dengan mengumpulkan para akhli sihir untuk menentang mukjizat yang jelas yang disampaikan oleh Musa a.s.
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya. (An-Nazi'at: 23) Fir'aun menyeru mereka semuanya untuk berkumpul kepadanya. (Seraya) berkata, "Akulah Tuhan kalian yang paling tinggi. (An-Nazi'at: 24) Ibnu Abbas dan Mujahid mengatakan bahwa kalimat ini dikatakan oleh Fir'aun setelah selang empat puluh tahun. Dia mengatakan, "Aku tidak mengetahui adanya tuhan bagi kalian selain dari aku sendiri." Maka disebutkan oleh firman berikutnya: Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (An-Nazi'at: 25) Allah menghukumnya dengan hukuman yang membuatnya menjadi pelajaran bagi orang lain yang membangkang terhadap perkara hak seperti dia di dunia ini.
dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud: 99) Hal yang senada disebutkan dalam firman-Nya: Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan di tolong. (Al-Qashash: 41) Hal inilah yang shahih sehubungan dengan makna ayat, bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (An-Nazi'at: 25) Yaitu azab di dunia dan azab di akhirat nanti. Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah kalimat yang diucapkan oleh Fir'aun pada yang pertama kali dan kalimatnya pada yang kedua kali.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, kekufuran dan kedurhakaannya. Tetapi pendapat yang shahih dan tidak diragukan lagi adalah yang pertama tadi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (An-Nazi'at: 26) Yakni bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan menyadarinya."
Di lembah itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa dan membekalinya dengan dua mukjizat: tongkat yang berubah menjadi ular dan telapak tangan yang bercahaya. Wahai Nabi Musa, pergilah engkau kepada Fir'aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas, memperbudak bangsa Israel, membunuhi anak lelaki mereka, dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. 18-19. Maka nasihati dan katakanlah kepada Fir'aun dengan sopan dan lemah lembut, 'Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri dari kesesatan dan dosa' Dan engkau akan kupimpin dan kubimbing ke jalan Tuhanmu yang benar dan lurus agar engkau takut kepada-Nya dengan menyembah-Nya dan berbuat baik''.
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SEDIKIT PERINGATAN TENTANG MUSA
Hanya sampai sekian saja ihwal Kiamat atau ihwal maut digambarkan dalam surah ini. Kemudian kita pun dibawa ke dalam kehidupan nyata, yaitu perjuangan Nabi Musa melawan kezaliman Fir'aun.
Ayat 15
“Adakah sudah datang kepada engkau berita (tentang) Musa?" (ayat 15) Pertanyaan seperti ini adalah bermaksud taqrir, yaitu memperdalam ingatan atas kejadian itu.
Ayat 16
“Ketika menyeru akan dia Tuhannya di lembah suci Thuwa." (ujung ayat 16)
Yaitu ketika Nabi Musa telah membawa anak istrinya meninggalkan Madyan menuju Mesir; di tengah jalan beliau melihat api di Lereng Thursina, lalu dia pergi melihat api itu, dengan maksud hendak mengambil api itu untuk suatu manfaat bagi anak istrinya. Tiba-tiba di lereng itulah, di satu lembah yang bernama Thuwa, dia men-dengar namanya dipanggil oleh Allah. Dan Allah berfirman bahwa “Akulah Tuhanmu!"
Ayat 17
Setelah Allah memperlihatkan mukjizat yang akan dibawanya pulang ke Mesir, maka Dia pun memerintahkan kepadanya,
“Pengilah engkau kepada Fir'aun, kanena dia telah terlampau sangat." (ayat 17)
Artinya, sampaikanlah peringatan-Ku kepada Fir'aun, karena dia sudah melampaui batas sebagai manusia, dia terlalu sombong, dan berbuat semaunya.
Ayat 18
“Maka katakanlah, ‘Maukah engkau menjadi orang yang bersih?'" (ayat 18)
Maukah engkau hai Fir'aun, menjadi orang yang bersih? Yaitu bersih jiwamu daripada kesombongan? Bersih pikiranmu dari pengaruh orang-orang yang selalu mengelilingi engkau dari kiri-kanan setiap hari? Yang selalu menyembah berjongkok di hadapanmu, tidak pernah menegur mengatakan yang salah? Sehingga dengan tidak engkau sadari, engkau merasa pikiranmu masih bersih juga, padahal telah kotor?
Benar-benarlah ia satu dakwah yang ingin menyadarkan, yang timbul daripada rasa kasih. Dan ini dapat dimaklumi jika kita ingat bahwa Musa itu dibesarkan dalam istana Fir'aun.
Ayat 19
“Dan aku tunjuki engkau (jalan) kepada Tuhan engkau."
Jalan yang benar dan lurus sebab Allahlah Tuhan yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Kalau engkau telah sadar akan hal itu, bersihlah jiwamu dari penyakit congkak dan sombong. Pengakuan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, adalah pengakuan yang dinamai ikhlas, yang suci lagi bersih, tiada kotor dan berselubung dengan yang lain. Dan diingatkan kepadanya bahwa Allah itu bukanlah Tuhanku saja, tetapi Tuhan engkau juga.
“Sehingga engkau jadi orang yang takut kepada-Nya?" (ujung ayat 19)
Dengan bertutur hormat itu, Fir'aun tidak akan begitu merasakan dirinya dihinakan, sehingga mudah dimasukkan pengajaran. Tetapi kalau dimulai dengan keras, dia tidak akan beranjak dari kesombongannya. Satu pengajaran bagi kita yang berjuang di bidang dakwah.
Ayat 20
“Lalu diperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar." (ayat 20)
Sebagaimana telah tersebut di dalam surah yang lain-lain, seruan itu telah disampaikan oleh Musa kepada Fir'aun sebagaimana dititahkan oleh Allah; Dia datang berdua dengan Harun ke istana dan sampai di sana mereka perlihatkan mukjizat itu, tongkat beliau menjelma menjadi ular besar dan tangan beliau dimasukkan ke dalam ketiak dan setelah dikeluarkan memancar dari tangan itu cahaya terang.
Ayat 21
“Tetapi dia mendustakannya."
Tetapi dia tidak mau percaya bahwa itu adalah mukjizat yang ditakdirkan Allah untuk menolong dakwah Rasul-Nya, bahkan dituduhnya bahwa yang demikian itu adalah sihir belaka.
Sampai dikumpulkannya tukang sihir untuk menandingi mukjizat itu, namun sihir tukang-tukang sihir itu kalah oleh mukjizat Musa. Namun Fir'aun bertambah tidak mau percaya.
“Dan dia mendurhaka." (ujung ayat 21)
Dia masih terus mendurhaka kepada Allah yang menurunkan mukjizat itu. Sampai-sampai tukang sihir yang telah takluk kepada agama Nabi Musa itu dihukumnya, dipotong badan mereka, dan digantung.
Ayat 22
“Kemudian itu dia pun berpaling, lalu berusaha." (ayat 22)
Artinya, bertambahlah tidak dipedulikannya seruan Nabi Musa itu, bahkan dia berpaling, langsung berusaha menyusun rencana sendiri untuk meneguhkan kekuasaannya, supaya kepercayaan rakyatnya kepada kekuasaannya tidak goyah akibat seruan dakwah Nabi Musa ini.
Ayat 23
“Maka dikumpulkannya (rakyatnya) dan dia pun berseru" (ujung ayat 23)
Ayat 24
“Lain dia pun berkata."
Yaitu sebagai yang jadi inti sari dari seruan dan perintahnya yang panjang lebar itu,
“Akulah tuhan kamu yang paling tinggi!" (ujung ayat 24)
Kekuasaan membuat manusia jadi sombong dan lupa daratan!
Ayat 25
“Maka disiksalah dia oleh Allah."
Dikejarnya Musa dan Bani lsrail yang hendak meninggalkan Mesir dan terganah di tepi Lautan Qulzum, lalu Allah menolong dan membebaskan mereka, lautan terbelah dan Bani lsrail menyeberang dengan selamat. Dengan sombong Fir'aun mengejar dari belakang dan dicobanya pula menyeberangi laut yang terbelah, yang bukan disediakan buat dia, melainkan disediakan buat Musa, maka bertautlah laut itu sedang dia di tengah, yang rupanya disediakan memang buat menunggu dia. Dan tenggelamlah dia ke dalam dasar lautan itu.
“Akan jadi pengajaran di hari nanti,"
yaitu di akhirat kelak kemudian hari bahwa dalam nerakalah tempat bagi tiap-tiap manusia yang sombong dengan kekuasaan yang hanya dipinjamkan belaka buat sementara oleh Allah.
“Dan di permulaan." (ujung ayat 25)
Artinya di atas dunia ini bahwasanya siapa yang dapat kekuasaan, baik karena kekayaan, ataupun karena pangkat dan jabatan, menjadi raja atau kepala negara, dan apa saja; janganlah sampai tercuri jiwanya oleh kekuasaan itu, janganlah sampai kotor, jagalah kebersihan jiwa dari pengaruh lingkungan, pengaruh Bithaanatis Suu', pembantu-pembantu busuk yang mengelilingi dan puji-pujian yang mengangkat-angkat setinggi langit, sehingga si penguasa pun lupa berpijak di bumi.
Ayat 26
“Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah menjadi ibarat bagi orang-orang yang ada rasa takut." (ayat 26)