Ayat
Terjemahan Per Kata
وَيۡلٞ
kecelakaan
يَوۡمَئِذٖ
pada hari itu
لِّلۡمُكَذِّبِينَ
bagi orang-orang yang mendustakan
وَيۡلٞ
kecelakaan
يَوۡمَئِذٖ
pada hari itu
لِّلۡمُكَذِّبِينَ
bagi orang-orang yang mendustakan
Terjemahan
Celakalah pada hari itu para pendusta (kebenaran).
Tafsir
(Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.).
Tafsir Surat Al-Mursalat: 41-50
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata air-mata air. Dan (mendapat) bnah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan." Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa." Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Dan apabila dikatakan kepada mereka.Rukuklah.
niscaya mereka tidak mau rukuk. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur'an) ini mereka akan beriman? Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yaitu mereka yang menyembah-Nya, menunaikan semua yang diwajibkan oleh-Nya, serta meninggalkan semua yang diharamkan-Nya. Bahwa sesungguhnya mereka di hari kiamat berada di dalam surga-surga yang banyak mata airnya. Berbeda dengan keadaan orang-orang yang celaka, mereka di hari kiamat berada di dalam naungan yahmum, yaitu asap hitam yang busuk baunya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Al-Mursalat: 42) Yakni berbagai macam buah-buahan; apa pun yang mereka ingini, pasti mereka dapati. (Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan." (Al-Mursalat: 43) Dikatakan hal ini kepada mereka sebagai penghormatan dan perlakuan yang baik kepada mereka. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala dalam ayat berikutnya yang merupakan kalimat baru menyebutkan: Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Mursalat: 44) Maksudnya, inilah balasan Kami terhadap orang-orang yang telah berbuat baik. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 45) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: (Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Mursalat: 46) Khitab atau pembicaraan ini ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan hari kiamat dan perintah ini adalah perintah yang mengandung arti peringatan dan ancaman.
Karena itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: (Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek " (Al-Mursalat: 46) Yaitu dalam masa yang pendek, tidak lama. Betapa pun panjangnya usia di dunia, bila dibandingkan dengan akhirat, amatlah pendek dan bukan apa-apa. sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Mursalat: 46) Kemudian kalian akan digiring ke dalam neraka Jahanam, yang telah disebutkan di atas. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 47) Semakna dengan firman-Nya: Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung." (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kamilah mereka kembali.
kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat disebabkan kekafiran mereka. (Yunus: 69-70) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah. niscaya mereka tidak mau rukuk. (Al-Mursalat: 48) Yakni apabila mereka yang bodoh dari kalangan orang-orang kafir itu diperintahkan agar menjadi orang-orang yang shalat bersama jamaah, mereka menolak dan bersikap sombong. Karena itulah maka disebutkan oleh firman selanjutnya: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 49) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur'an) ini mereka akan beriman? (Al-Mursalat: 50) Yaitu bilamana mereka tidak mau beriman kepada Al-Qur'an ini, maka perkataan apakah yang mereka imani? Semakna dengan firman-Nya: maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya? (Al-Jatsiyah: 6) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ismail ibnu Umayyah; ia pernah mendengar seorang lelaki Badui mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah apabila membaca surat Al-Mursalat, lalu bacaannya sampai pada firman Allah subhanahu wa ta’ala: Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur'an) ini mereka akan beriman? (Al-Mursalat: 50) Selanjutnya lelaki Badui yang meriwayatkan hadits ini kepada Ismail ibnu Umayyah mengatakan.Bila bacaanmu sampai kepada ayat tersebut, hendaklah kamu ucapkan.Aku beriman kepada Allah dan juga kepada Al-Qur'an yang diturunkan oleh-Nya'." Hadits ini telah kami kemukakan dalam tafsir surat Al-Qiyamah.
Demikianlah akhir tafsir surat Al-Mursalat. Segala puji dan karunia hanyalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya kami memohon taufik dan pemeliharaan. Ini adalah akhir dari juz ke-29."
43-45. Dikatakan kepada mereka, 'Makan dan minumlah dengan rasa nikmat, lezat dan menyenangkan tanpa khawatir ada dampak negatifnya. Itu semua sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan ketika di dunia. ' Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan istikamah, kebaikan tersebut telah menjadi karakter hidupnya. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran. 46-47. Bagi para pendurhaka, janji kenikmatan surga nampaknya tidak menjadikan mereka tertarik, karena merasa sudah meraihnya itu semua di dunia. Katakan kepada orang-orang kafir, 'Makan dan bersenang-senanglah kamu di dunia sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang durhaka dan di akhirat pasti akan mendapat siksa!' Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan kebenaran.
Dalam ayat ini sekali lagi Allah mengutuk orang-orang yang mendustakan-Nya, "Kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan (Kami) pada hari itu." Kecelakaan bagi mereka karena mendustakan apa yang telah diberikan Allah, yaitu kemuliaan orang bertakwa dan dengan kehinaan mereka pada hari Kiamat. Sungguh sial nasib orang yang mendustakan itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 41
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa adalah di bawah perlindungan dan mata-mata air."
Sebagaimana telah banyak diterangkan pada kesempatan-kesempatan yang lain. Sejak surah al-Baqarah, orang yang bertakwa artinya ialah orang yang selalu memelihara hubungannya yang baik dengan Allah. Dia beribadah dengan melakukan kewajiban, dengan penuh kesadaran. Dia meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah dengan penuh kepatuhan. Karena hubungannya yang selalu baik dengan Allah, baik dalam ibadah ataupun dalam muamalah maka hatinya selalu dipenuhi oleh ketenangan dan terang. Dia selalu mendapat perlindungan sebagai kebalikan daripada perlindungan awan gelap dan asap mengepul yang bercabang tiga, yang telah diterangkan pada ayat 30 di atas tadi. Boleh dikatakan bahwa dia dapat perlindungan daripada pohon-pohon yang subur atau gedung istana yang indah-indah. Dan boleh dikatakan pula bahwa perlindungan itu langsung diterimanya dari Allah sendiri. Dan untuknya disediakan mata-mata air yang selalu mengalirkan kesejukan, sehingga perlindungan yang diberikan Allah sesuai dengan cerahnya udara dari sebab adanya aliran air yang jernih.
Ayat 42
“Dan buah-buahan dari apa pun yang mereka inginkan."
Sedangkan di atas dunia ini saja, kalau kita seorang yang berperasaan halus dan mendekati Allah, akan merasa kagumlah kita dengan aneka warnanya buah-buahan yang disediakan Allah buat kita, kononlah jika disediakan pula buah-buahan surga.
Ingatlah macam-macamnya buah-buahan dan berbagai ragam pula rasanya. Semuanya menakjubkan dari sebab manis atau enaknya, jangankan misalnya perbedaan rasa enak di antara buah apel dengan buah anggur, atau buah salak dengan buah rambutan, atau durian dengan cempedak atau nangka, sedangkan
buah mangga saja terdapat beraneka ragam rasa. Sedangkan pisang tidaklah satu macam saja; bahkan ada berbagai rasa enaknya pisang. Demikian juga jeruk dan limau. Padahal di dunia ini tidaklah lengkap buah-buahan ada dalam satu negeri. Ada buah-buahan yang dapat tumbuh subur di satu daerah, tidak hidup atau tidak subur di daerah lain, Sekarang di dalam surga semua disediakan menurut keinginan masing-masing.
Ayat 43
“Makanlah dan minumlah kamu dengan enak."
Makanlah dan minumlah dengan enak. Tidak usah ragu-ragu lagi. Karena semuanya sudah disediakan buat kamu orang yang bertakwa. Semuanya itu adalah
“Dan sebab apa yang telah kamu usahakan."
Di ujung ayat ini diperingatkan bahwa tempat tinggal dalam surga yang seenak itu, buah-buahan yang dapat memenuhi segala keinginan dengan tidak menghitung musim dan tidak usah cemas tidak akan ada yang diingini karena tidak ada di tempat itu, semuanya itu adalah bekas dari usaha sendiri.
Sedangkan di dalam dunia fana ini bukan main enaknya memakan hasil tangan sendiri. Seumpama memakan nasi hasil sawah yang mulai dituai, atau menghuni sebuah rumah yang baru selesai dibangun atas usaha sendiri dengan susah, apatah lagi hasil dari amal dan ketaatan kepada Allah di kala hidup di dunia. Tentu lebih mengesankan. Lalu Allah berfirman lagi,
Ayat 44
“Sesungguhnya Kamil, demikianlah Kami memberi ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik.`
Inilah janji yang telah diikrarkan Allah dari sekarang kepada manusia.
Yaitu bahwasanya usaha dari tiap-tiap orang yang berbuat baik tidaklah akan hilang
Ayat 41
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa adalah di bawah perlindungan dan mata-mata air"
Sebagaimana telah banyak diterangkan pada kesempatan-kesempatan yang lain. Sejak surah al-Baqarah, orang yang bertakwa artinya ialah orang yang selalu memelihara hubungannya yang baik dengan Allah. Dia beribadah dengan melakukan kewajiban, dengan penuh kesadaran. Dia meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah dengan penuh kepatuhan. Karena hubungannya yang selalu baik dengan Allah, baik dalam ibadah ataupun dalam muamalah maka hatinya selalu dipenuhi oleh ketenangan dan terang. Dia selalu mendapat perlindungan sebagai kebalikan daripada perlindungan awan gelap dan asap mengepul yang bercabang tiga, yang telah diterangkan pada ayat 30 di atas tadi. Boleh dikatakan bahwa dia dapat perlindungan daripada pohon-pohon yang subur atau gedung istana yang indah-indah. Dan boleh dikatakan pula bahwa perlindungan itu langsung diterimanya dari Allah sendiri. Dan untuknya disediakan mata-mata air yang selalu mengalirkan kesejukan, sehingga perlindungan yang diberikan Allah sesuai dengan cerahnya udara dari sebab adanya aliran air yang jernih.
Ayat 42
“Dan buah-buahan dani apa pun yang mereka inginkan."
Sedangkan di atas dunia ini saja, kalau kita seorang yang berperasaan halus dan mendekati Allah, akan merasa kagumlah kita dengan aneka warnanya buah-buahan yang disediakan Allah buat kita, kononlah jika disediakan pula buah-buahan surga.
Ingatlah macam-macamnya buah-buahan dan berbagai ragam pula rasanya. Semuanya menakjubkan dari sebab manis atau enaknya. Jangankan misalnya perbedaan rasa enak di antara buah apel dengan buah anggur, atau buah salak dengan buah rambutan, atau durian dengan cempedak atau nangka, sedangkan buah mangga saja terdapat beraneka ragam rasa. Sedangkan pisang tidaklah satu macam saja; bahkan ada berbagai rasa enaknya pisang. Demikian juga jeruk dan limau. Padahal di dunia ini tidaklah lengkap buah-buahan ada dalam satu negeri. Ada buah-buahan yang dapat tumbuh subur di satu daerah, tidak hidup atau tidak subur di daerah lain. Sekarang di dalam surga semua disediakan menurut keinginan masing-masing.
Ayat 43
“Makanlah dan minumlah kamu dengan enak."
Makanlah dan minumlah dengan enak. Tidak usah ragu-ragu lagi. Karena semuanya sudah disediakan buat kamu orang yang bertakwa. Semuanya itu adalah
“Dan sebab apa yang telah kamu usahakan."
Di ujung ayat ini diperingatkan bahwa tempat tinggal dalam surga yang seenak itu, buah-buahan yang dapat memenuhi segala keinginan dengan tidak menghitung musim dan tidak usah cemas tidak akan ada yang diingini karena tidak ada di tempat itu, semuanya itu adalah bekas dari usaha sendiri.
Sedangkan di dalam dunia fana ini bukan main enaknya memakan hasil tangan sendiri. Seumpama memakan nasi hasil sawah yang mulai dituai, atau menghuni sebuah rumah yang baru selesai dibangun atas usaha sendiri dengan susah, apatah lagi hasil dari amal dan ketaatan kepada Allah di kala hidup di dunia. Tentu lebih mengesankan. Lalu Allah berfirman lagi,
Ayat 44
“Sesungguhnya Kami, demikianlah Kami memberi ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik."
Inilah janji yang telah diikrarkan Allah dari sekarang kepada manusia.
Yaitu bahwasanya usaha dari tiap-tiap orang yang berbuat baik tidaklah akan hilang percuma di sisi Allah, melainkan diberi tempat yang mulia di akhirat.
Ayat 45
“Celaka besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. "
Yaitu ganjaran sebaliknya yang akan diderita oleh orang yang memandang dusta janji Allah dan selama hidup di dunia ini tidak mempunyai rencana-rencana yang baik dan mulia untuk kebahagiaan di akhirat itu.