Ayat
Terjemahan Per Kata
مِّمَّا
dari apa/disebabkan
خَطِيٓـَٰٔتِهِمۡ
kesalahan-kesalahan mereka
أُغۡرِقُواْ
mereka ditenggelamkan
فَأُدۡخِلُواْ
lalu mereka dimasukkan
نَارٗا
api/neraka
فَلَمۡ
maka
يَجِدُواْ
mereka tidak mendapatkan
لَهُم
bagi mereka
مِّن
dari
دُونِ
selain
ٱللَّهِ
Allah
أَنصَارٗا
penolong
مِّمَّا
dari apa/disebabkan
خَطِيٓـَٰٔتِهِمۡ
kesalahan-kesalahan mereka
أُغۡرِقُواْ
mereka ditenggelamkan
فَأُدۡخِلُواْ
lalu mereka dimasukkan
نَارٗا
api/neraka
فَلَمۡ
maka
يَجِدُواْ
mereka tidak mendapatkan
لَهُم
bagi mereka
مِّن
dari
دُونِ
selain
ٱللَّهِ
Allah
أَنصَارٗا
penolong
Terjemahan
Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka. Mereka tidak mendapat penolong selain Allah.
Tafsir
(Disebabkan) huruf maa di sini adalah huruf shilah atau penghubung (kesalahan-kesalahan mereka) menurut suatu qiraat dibaca khathii'aatihim dengan memakai huruf hamzah sesudah huruf ya (mereka ditenggelamkan) oleh banjir besar (lalu dimasukkan ke dalam neraka) yaitu mereka diazab sesudah mereka ditenggelamkan di bawah air (maka mereka tidak dapat menemukan selain) selain daripada (Allah, seseorang pun yang menolong mereka) yang dapat melindungi mereka dari azab.
Tafsir Surat Nuh: 25-28
Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di anta orang-orang kafir tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan. Firman Allah Swt: Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka. (Nuh: 25) Menurut qiraat lain dibaca khatayahum. mereka ditenggelamkan. (Nuh: 25) Yakni karena dosa-dosa mereka yang terlalu banyak dan pembangkangan serta tekad mereka yang tetap pada kekafiran mereka dan menentang rasul mereka.
Mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke dalam neraka. (Nuh: 25) Mereka dipindahkan dari arus air banjir besar ke panasnya api neraka. maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. (Nuh: 25) Yaitu tiada bagi mereka seorang penolong pun, tiada penyelamat, tiada peiindung bagi mereka dari azab Allah subhanahu wa ta’ala Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman Allah subhanahu wa ta’ala: Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang. (Hud: 43) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (Nuh: 26) Maksudnya, janganlah Engkau biarkan di muka bumi ini seorang pun dari mereka dan jangan pula suatu tempat tinggal pun bagi mereka.
Lafal dayyaran termasuk ungkapan yang mengukuhkan nafi, menurut Adh-Dhahhak artinya sebuah tempat tinggal pun (bagi mereka). As-Suddi mengatakan bahwa ad-dayyar artinya orang yang menghuni rumah. Maka Allah memperkenankan doanya dan membinasakan semua manusia yang ada di muka bumi dari kalangan orang-orang kafir hingga anak Nuh sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya dalam kekafiran. Anaknya itu mengatakan seperti yang diceritakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-Nya: Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah.
Nuh berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (Hud: 43) Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Yunus ibnu Abdul A'la membacakan kepadaku bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Syabib ibnu Sa'id, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Seandainya Allah mengasihani seseorang dari kaum Nuh, tentulah Allah mengasihani seorang wanita yang ketika melihat air bah datang ia menggendong anaknya dan menaiki bukit.
Dan setelah air bah mencapai bukit, ia naikkan anaknya ke pundaknya. Dan ketika air mencapai pundaknya, ia letakkan anaknya di atas kepalanya. Dan ketika air mencapai kepalanya, ia mengangkat anaknya dengan kedua tangannya. Seandainya Allah mengasihani seseorang dari mereka, tentulah Dia mengasihani wanita ini. Hadits ini gharib, tetapi semua perawinya berpredikat tsiqat. Akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam bahtera bersama Nuh a.s., yaitu mereka yang beriman kepadanya, dan Allah telah memerintahkan kepada Nuh a.s.
sebelumnya untuk menaikkan mereka ke dalam bahteranya. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu. (Nuh: 27) Yakni sesungguhnya jika Engkau membiarkan seseorang dari mereka tetap hidup, niscaya dia akan menyesatkan hamba-hamba-Mu yang Engkau ciptakan sesudah mereka. dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (Nuh: 27) Yaitu durhaka dalam sepak terjangnya lagi kafir hatinya.
Demikian itu dikatakan oleh Nuh a.s. atas dasar pengalamannya dengan mereka dan dia tinggal bersama mereka dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu sembilan ratus lima puluh tahun. Kemudian Nabi Nuh a.s. menutup doanya dengan memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala: Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman. (Nuh: 28) Menurut Adh-Dhahhak, yang dimaksud dengan rumahku ialah masjidku.
Akan tetapi, tidak mengapa jika ayat ditakwilkan sesuai dengan makna lahiriahnya. Yaitu bahwa dia mendoakan bagi setiap orang yang masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan beriman. -: :- ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Haiwah, telah menceritakan kepada kami Salim ibnu Gailan, bahwa Al-Walid ibnu Qais At-Tajibi pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abu Sa'id Al-Khudri atau dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id, bahwa Abu Sa'id pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah makan makananmu kecuali orang yang bertakwa.
Imam Abu Dawud dan, Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits ini melalui Abdullah ibnul Mubarak, dari Haiwah ibnu Syuraih dengan sanad yang sama. Kemudian Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa sesungguhnya kami mengenal hadits ini hanya melalui jalur ini saja. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. (Nuh: 28) Ini merupakan doa untuk segenap orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, yang hal ini mencakup orang yang masih hidup dari kalangan mereka dan juga orang yang sudah mati.
Karena itulah maka disunatkan membaca doa seperti ini karena mengikut kepada jejak Nabi Nuh a.s. dan mengamalkan apa yang disebutkan di dalam atsar-atsar dan doa-doa yang terkenal lagi dianjurkan oleh syariat. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan. (Nuh: 28) As-Suddi mengatakan bahwa makna tabaran ialah kebinasaan. Sedangkan menurut Mujahid, artinya kerugian, yakni di dunia dan akhirat."
Allah menyambut doa Nabi Nuh dan menjelaskan mengapa mereka disiksa. Disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mereka, maka mereka ditenggelamkan oleh banjir besar yang dikirim Allah kepada para pendurhaka itu, lalu segera setelah Kiamat datang mereka dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah. 26. Ayat ini merekam kembali doa Nabi Nuh. Dan Nuh berkata, 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan, seorang pun di antara orang-orang kafir yang sudah mendarah daging dan mantap kekafirannya itu tinggal di atas bumi.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menenggelamkan umat Nabi Nuh yang zalim itu dengan banjir yang luar biasa besarnya. Semua itu disebabkan keingkaran dan dosa mereka kepada Allah. Dalam keadaan demikian, tidak seorang pun yang dapat menghindarkan mereka dari azab Allah. Bahkan berhala yang mereka sembah itu tidak dapat menolong diri dari kehancuran, apalagi menolong orang lain. Di akhirat nanti, mereka akan dijebloskan ke dalam neraka Jahanam.
Dalam ayat-ayat yang sebelumnya, seperti dalam Surah Hud, telah diterangkan bahwa setelah Nabi Nuh berpendapat bahwa kaumnya tidak mungkin memperkenankan seruannya, maka atas wahyu Allah, beliau mulai membuat kapal. Setelah kapal selesai, banjir pun datang, sehingga Nuh dan keluarganya beserta orang-orang yang beriman dengannya dapat diselamatkan dengan kapal itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Kemudian dikisahkan lagi betapa keluhan Nuh kepada Allah.
Ayat 21
“Berkata Nuh, “Ya Tuhanku! Sesungguhnya mereka telah mendurhakai aku."
Artinya bahwa seruan yang dibawa oleh Nabi Nuh tidaklah mereka acuhkan, bahkan mereka tantang terang-terangan.
“Dan mereka ikut orang-orang yang tidak akan menambah baginya pada harta dan anak-anaknya, kecuali kerugian jua."
Dalam ayat ini terang terbayang bahwa bagi manusia yang mendurhaka, mengikuti Nabi merasa berat dan mengikuti orang yang dapat memenuhi keinginan hawa nafsunya mereka suka sekali. Padahal dengan mengikut iorang yang demikian bukanlah keuntungan yang akan mereka dapati, melainkan kerugian juga. Harta benda akan licin tandas, habis musnah karena memperturutkan rayuan setan, misalnya berjudi dan bertaruh. Anak-anak akan kucar-kacir tidak berketentuan kalau harta benda telah musnah karena akal telah kabur karena pengaruh minuman keras. Orang yang mengajak mendurhakai Allah itu hanya pandai menyesatkan. Kalau sudah tersesat barulah teringat kembali kebenaran seruan nabi.
Ayat 22
“Dan mereka telah menipu dengan sebesar-besar tipu daya."
Artinya bahwa setan-setan penipu yang menyesatkan mereka itu dari kebenaran, baik setan halus atau setan kasar, yaitu manusia yang menjalankan lakon setan. Mereka itulah yang selalu membujuk, menipu, merayu membawa orang yang tidak mau mengikuti jalan nabi itu, supaya mereka tinggalkan jalan yang benar dan tempuh jalan yang sesat.
Ayat 23
“Dan mereka berkata,"
Yaitu orang-orang yang mengajak kepada jalan yang sesat itu dalam tipuan dan hasutannya kepada orang yang goyah pendirian itu, “Sekali-kali jangan kamu biarkan tuhan-tuhan kamu," atau dewa-dewa pujaan kamu, berhala yang kamu jadikan tempat memohon sesuatu yang kamu hajati.
“Dan sekali-kali jangan kamu biarkan waddan dan tidak pula sua'an dan tidak pula yaghuts dan ya'ug dan nasi."
Waddan, sua'an, ya'uq, yaghuts, dan nasr adalah nama dari lima buah berhala yang dijadikan persembahan oleh kaum Nabi Nuh itu, setan halus dan setan kasar itu menghasut kepada mereka supaya kelima berhala pujaan itu jangan dibiarkan dikritik orang atau hendak diruntuh orang. Bahkan wajiblah dipertahankan. Menurut suatu riwayat dari Imam Bukhari, kelima berhala pusaka kaum Nuh yang tersesat ini kemudiannya jadi waris turun-temurun pula bagi bangsa Arab yang jauh datang kemudian. Berhala Waddan dipuja oleh Bani Kalb di Daumatul Jandal, Sua'an berhala yang dipuja Hudzail, Yaghuts pujaan Bani Ghuthaif di Jarf dekat Saba', Ya'uq pujaan Bani Hamdan dan Nasr pujaan Himyar. Semuanya itu pada mulanya adalah nama-nama dari orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh. Mula-mulanya diperingati dan dihormati karena terkenang akan jasa beliau-beliau semasa hidup. Tetapi setelah beliau-beliau meninggal, ilmu agama telah mulai kabur, maka mulailah orang menyembah kepada berhala itu sendiri, bukan lagi memperingati jasa.
Dalam riwayat lain yang diterima dari Ibnu Asakir berhala yang lima ini pada mulanya adalah nama dari lima orang anak laki-laki Nabi Adam. Katanya Nabi Adam itu beranak, banyak anaknya 40 orang, laki-laki 20 orang dan perempuan 20 orang pula. Di antaranya tersebut Habil dan Qabil. Beliau kawinkan anak-anak itu dari yang atas kepada yang bawah, bukan adik beradik yang lama lahir. Di antara anak beliau yang akan mengalir darah nubuwwat ialah Syits. Kelima anak Nabi Adam itu orang baik-baik, orang taat dan banyak dikenangkan orang jasanya. Di masa hidupnya mereka dipuji orang karena kebaikannya. Tetapi setelah mereka meninggal dunia para pengikut mereka masih terkenang akan jasa mereka semasa hidup, lalu dipuja dan dipuji. Tetapi lama-lama pujian jadi pujaan, mengingat jasa bertukar jadi menyembah.
Ayat 24
“Dan sesungguhnya mereka telah menyesatkan banyak sekali."
Artinya banyak orang yang agamanya dangkal atau tidak mengetahui inti sari agama telah tersesat karena berhala-berhala itu lalu mereka berbondong-bondong menyembah berhala yang bukan menjadikan mereka, melainkan merekalah yang menyembah kepada barang-barang yang mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri.
“Dan tidak akan menambah bagi orang-orang yang aniaya itu selain kesesalan."
Artinya bertambah lama bertambah jauhlah mereka terpesona daripada ajaran yang benar, sudah sukar diharap untuk sembuh kembali.
Ayat 25
“Sesungguhnya darni sebab kesalahan-kesalahan mereka, mereka pun ditenggelamkan."
Artinya bahwa kesalahan itu sudah terlalu banyak. Ibarat bergantang, sudahlah penuh. Maka jika datang hukuman Allah sudah wajar. Mereka pun ditenggelamkan di dalam banjir besar yang telah meliputi bumi sehingga puncak-puncak gunung yang tinggi pun tidak kelihatan lagi, dari sangat naiknya air bah itu. “Lalu dimasukkanlah mereka ke dalam neraka", sehingga lanjutan daripada hukum dunia yang terakhir akan dimasukkanlah mereka ke dalam neraka pada waktu yang telah ditentukan Allah.
“Maka tidaklah mereka dapati untuk mereka dan selain Allah, akan jadi penolong."
Dan Allah tidaklah akan menolong mereka di hari itu, karena adzab ini sudah diperingatkan dari jauh-jauh hari, ketika mereka masih hidup di dunia oleh lidah rasul-rasul Allah.
Dan akan demikian jugalah jadinya tiap-tiap kedurhakaan manusia di dunia, tidaklah manusia yang bersalah langsung diadzab saja di akhirat, sebelum peringatan diberikan terlebih dahulu semasa di dunia ini.